• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.3 Konsep Dir

2.3.1 Pengertian Konsep Dir

Untuk membahas pengertian konsep diri secara lebih jelas, terlebih dahulu akan dibahas pengertian diri. Hal ini dikarenakan, konsep diri merupakan salah satu aspek dari diri.

Calhoun dan Acocella (1990) menyatakan : diri dapat didefinisikan sebagai suatu susunan konsep hipotesis yang merujuk pada perangkat kompleks dari karakteristik proses fisik, perilaku, dan kejiwaan dari seseorang. Diri sebagai sebuah konstruk hipotetik diartikan tidak dapat dibuktikan keberadaannya melalui panca indera, tetapi ia ada karena dibutuhkan sebagai suatu kesatuan istilah untuk menggambarkan segala sesuatu yang lain, yang dapat dialami manusia melalui panca

inderanya. Manusia memberi sebutan “diri” adalah untuk apa yang diyakininya merupakan kesatuan dari prinsip, yang mempersatukan banyak aspek kepribadiannya. Banyak aspek yang terdapat pada diri merupakan hal yang biasa dalam psikologi. Calhoun dan Acocella (1990) mengemukakan ada 5 aspek dari diri, yaitu :

1. Fisik diri merupakan tubuh dan semua aktifitas biologis yang berlangsung di dalamnya. Meskipun banyak orang mengidentifikasikan diri mereka lebih pada akal pikiran daripada dengan fisik mereka sendiri, tidak dapat disangkal bahwa manakala fisik terancam bahaya atau cedera, maka pengertian diri menjadi terganggu;

2. Diri sebagai proses merupakan suatu aliran akal pikiran, emosi, dan perilaku manusia yang konstan. Apabila manusia mendapat suatu masalah yang membutuhkan tanggapan respon secara emosional, maka manusia membuat suatu perencanaan, seperti misalnya : bagaimana memecahkannya dan melakukan tindakan apa. Semua peristiwa tersebut adalah bagian dari diri sebagai proses;

3. Diri sosial dari akal pikiran dan perilaku yang dilakukan manusia sebagai respon secara umum terhadap orang lain dan masyarakat (Gergen, 1972 dalam Calhoun dan Acocella, 1990). Dalam masyarakatnya, manusia memainkan peran-peran tertentu, misalnya peran ayah, anak, guru, murid, dan sebagainya, dimana manusia mengidentifikasikan dirinya dengan peran-peran tersebut secara kuat.

Dengan perkataan lain, satu aspek dari diri dirancang untuk kebutuhan sosial atau umum;

4. Konsep diri merupakan suatu pandangan pribadi yang dimiliki manusia tentang dirinya masing-masing. Masing-masing manusia melukis sebuah gambaran mental tentang dirinya sendiri, dan meskipun gambaran ini mungkin sangat tidak realistis, semua hal tersebut tetap miliknya dan berpengaruh besar pada pemikiran dan perilakunya. Dengan perkataan lain, konsep diri manusia adalah apa yang terlintas dalam pikirannya saat dia

berpikir tentang “dirinya”;

5. Cita diri merupakan apa yang manusia inginkan. Aspek cita diri berkaitan dengan aspek konsep diri, dimana cita diri seorang manusia akan menentukan konsep dirinya atau dengan perkataan lain cita diri merupakan faktor penting dari perilaku manusia.

Berbagai aspek tentang diri yang telah dikemukakan saling tergantung satu dengan yang lain. Secara bersama mereka menampilkan suatu kesatuan yang utuh dari pegertian diri, dan meski manusia berubah dari situasi yang satu ke situasi yang lain, diri juga memiliki kontinuitas dan kedinamisan.

Banyak pengertian yang diberikan oleh para ahli mengenai konsep diri. Agustiani (2006) menjelaskan bahwa konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang mengenai dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang dia peroleh dari interaksi dengan lingkungan. Penjelasan tersebut sejalan dengan pendapat Stuart dan Sundeen (dalam Keliat, 1992), bahwa konsep diri

adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Hal ini termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya.

Berzonsky (1981), mengemukakan bahwa konsep diri adalah gambaran mengenai diri seseorang, baik persepsi terhadap diri nyatanya maupun penilaian berdasarkan harapannya yang merupakan gabungan dari aspek-aspek fisik, psikis, sosial, dan moral. Sejalan dengan definisi tersebut Burn (1993) mendefinisikan konsep diri sebagai suatu kesatuan psikologis yang meliputi perasaan-perasaan, evaluasi-evaluasi, dan sikap-sikap kita yang dapat mendeskripsikan diri kita. Demikian juga Arini (2006) menjelaskan konsep diri sebagai sekumpulan keyakinan-keyakinan yang kita miliki mengenai diri kita sendiri dan hubungannya dengan perilaku dalam situasi-situasi tertentu.

Konsep diri juga dapat diartikan sebagai penilaian keseluruhan terhadap penampilan, perilaku, perasaan, sikap-sikap, kemampuan serta sumber daya yang dimiliki seseorang (Sunaryo, 2004). Konsep diri sebagai suatu penilaian terhadap diri juga dijelaskan dalam definisi konsep diri yang dikemukakan oleh Suryabrata (2005) yaitu bahwa konsep diri adalah cara bagaimana individu menilai diri sendiri, bagaimana penerimaannya terhadap diri sendiri sebagaimana yang dirasakan, diyakini, dan dilakukan, baik ditinjau dari segi fisik, moral, keluarga, personal, dan sosial.

Konsep sikap diri, dari definisi-definisi yang ada, menurut Mar’at (1984)

adalah : “terdapat 4 (empat) komponen yang harus dimasukkan, yaitu (1) adanya

suatu keyakinan atau pengetahuan atau komponen kognitif; (2) suatu komponen yang afektif atau emosional; (3) adanya suatu evaluasi; dan (4) suatu kecenderungan untuk merespon (konatif)”.

Pengertian konsep diri yang dikemukakan oleh Calhoun dan Acocella (1990), yaitu bahwa konsep diri adalah pandangan pribadi yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri. Potret mental ini memiliki 3 dimensi yaitu (1) pengetahuan individu tentang dirinya sendiri, (2) pengharapan individu terhadap dirinya sendiri, dan (3) penilaian individu tentang dirinya sendiri.

Konsep Fitts tentang konsep diri yang digunakan sebagai patokan pengertian konsep diri dalam penelitian ini, mengatakan bahwa : konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam ia berinteraksi degan lingkungannya. Konsep diri adalah yang dilihat, dihayati, dan dialami seorang individu. Konsep diri mempunyai pengaruh yang kuat terhadap tingkah laku seseorang. Mengetahui konsep diri seorang akan lebih memudahkan untuk meramalkan dan memahami tingkah lakunya. Individu dalam mempersepsikan dirinya, berreaksi terhadap dirinya, memberikan arti dan penilaian serta membentuk abstraksi pada dirinya, menunjukkan pada suatu kesadaran diri (self a wa reness) dan kemampuan untuk keluar dari dirinya sendiri untuk melihat dirinya sebagaimana ia lakukan terhadap obyek-obyek lain yang ada di

dalam kehidupannya. Jadi, diri yang dilihat, dihayati, dan dialami seseorang itu disebut konsep diri.

Dokumen terkait