• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Kualitas Pelayanan

1. Pengertian Kualitas Pelayanan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa arti kata layan adalah membantu mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang, meladeni. Sedangkan pelayanan adalah cara melayani.25 Pelayanan dapat didefinisikan sebagai aktivitas seseorang, sekelompok dan atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan. Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung.26 Standar dalam pelayanan adalah ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu pembukuan pelayanan yang baik. Dalam standar pelayanan ini juga terdapat buku mutu pelayanan. Adapun mutu merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang menginginkan.27

Standar pelayanan ditetapkan sesuai keinginan dan harapan konsumennya sehingga tidak terjadi kesenjangan antara pelayanan yang diberikan dengan harapan konsumen.28 Adapun prinsip umum yang harus diperhatikan dalam bidang pelayanan adalah:

a. Merumuskan strategi pelayanan. Strategi pelayanan dimulai dengan perumusan suatu tingkat keunggulan yang dijanjikan kepada konsumen.

b. Mengkomunikasikan kualitas kepada konsumen. Hal ini membantu konsumen agar tidak salah menafsirkan tingkat kepentingan yang akan

25 EM Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Edisi Revisi,

(Semarang: Difa Publisher, 2008), cet. Ke-3, h. 520.

26

Arosmiati, Analisis Kualitas pelayanan Kesehatan Bagi Narapidana di Lembaga Permasyarakatan Kelas II A Wanita Tangerang, (Disertasi Program Pasca Sarjanan Universitas Indonesia, Jakarta, 2007), h. 16.

27 M. Nur Rianto, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.

211-212.

diperolehnya. Konsumen perlu mengetahui dengan jelas mengenai macam dan tingkat pelayanan yang akan diperolehnya.

c. Menerapkan standar kualitas dengan jelas. Hal ini perlu diketahui agar setiap orang mengetahui secara jelas tingkat kualitas yang harus dicapai.

d. Menerapkan sistem pelayanan yang baik. Menghadapai persaingan tidak hanya cukup dengan senyuman dan sikap yang ramah, tetapi perlu yang lebih dari itu, yaitu suatu sistem yang terdiri dari metode dan prosedur untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara tepat. e. Karyawan yang berorientasi pada kualitas pelayanan.

f. Survei tentang kepuasan dan kebutuhan konsumen.29

Sedangkan menurut Kasmir, adapun ciri – ciri pelayanan yang baik, diantaranya yaitu :

a. Tersediannya sarana dan prasarana yang baik. b. Tersediannya karyawan/petugas yang baik. c. Bertanggung jawab kepada setiap konsumen d. Mampu melayani secara cepat dan tepat. e. Mampu berkomunikasi.

f. Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang baik. g. Berusaha memahami kebutuhan konsumen.

h. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi. i. Mampu memberikan kepercayaan kepada konsumen.30

Pada umumnya dalam mengkonsumsi barang atau jasa, para konsumen sangat memperhatikan kualitas pelayanan. Konsumen cenderung lebih suka dengan pelayanan yang memiliki kualitas yang baik. Agar perusahaan dapat mempertahankan para konsumen, maka perusahaan hendaknya meningkatkan kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan adalah strategi dasar dalam bisnis atau usaha yang menghasilkan produk (barang atau jasa). Strategi yang dilakukan

29 Freddy Rangkuti, Measuring Customer Satisfaction: Gaining Relationship Strategy,

(Jakarta: Gramedia, 2006), h. 20.

berupa memberikan pelayanan yang lebih, yang membuat para konsumen merasa kepentingannya terpenuhi dan keinginannya terpuaskan.

Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh. Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen.31

Islam mengajarkan apabila ingin memberikan hasil usaha baik berupa barang maupun pelayanan jasa hendaknya memberikan pelayanan yang berkualitas kepada orang lain jangan memberikan yang tidak berkualitas. Hal ini seperti dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah [2] ayat 267 :





























































Artinya : Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.32

Selain QS. Al-Baqarah [2] ayat 267 di atas, ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu expected service (pelayanan yang diharapkan) dan perceived service (kenyataan yang diperoleh). Allah SWT juga berfirman dalam QS. Al-An‟am [6] ayat 160 sebagai berikut:

31 J. Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan pelanggan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011),

h. 228.

32

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung : PT. Mizan Bunaya Kreativa, 2011), h. 48.



































Artinya : Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan Barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka Dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).33 Menurut Parasuraman, keberhasilan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dapat ditentukan dengan pendekatan service quality yang telah dikembangan.34 Service quality adalah perbandingan antara kenyataan dan harapan konsumen, jika kenyataannya ternyata yang diterima lebih dari yang diinginkan maka pelayanan yang diberikan dapat dikatakan bermutu dan konsumen akan merasa puas, dan sebaliknya jika kenyataan ternyata kurang dari yang diharapkan maka layanan dinyatakan tidak bermutu. Maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan konsumen merupakan aktivitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen, baik sebelum transaksi, saat transaksi, dan sesudah transaksi.35 Adapun jenis pelayanan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu:

a. Core service, adalah pelayananan yang ditawarkan kepada konsumen yang merupakan produk utamanya.

b. Facilitating service, adalah fasilitas pelayanan tambahan kepada konsumen.

c. Supporting service, merupakan pelayanna tambahan (pendukung) untuk meningkatkan nilai pelayanan atau untuk membedakan dengan pelayanan-pelayanan dari pihak pesaingnya.36

33

Ibid., h. 151

34

Rambat Lupiyodi, Manajemen Perusahaan Jasa, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h. 140

35 M. Nur Rianto, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.

211-212.

Sedangkan dalam proses pelayanan ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:24

a. Penyedia layanan. Penyedia layanan adalah pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu kepada konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan dan penyerahan barang dan jasa. b. Penerima layanan. Penerima layanan adalah meraka yang disebut

sebagai konsumen atau pasien yang menerima layanan dari para penyedia layanan.

c. Jenis dan bentuk layanan. Jenis layanan yang dapat diberikan oleh penyedia layanan kepada pihak yang membutuhkan layanan yang terdiri berbagai macam, antara lain berupa layanan yang berkaitan dengan: pemberian jasa-jasa, layanan yang berkaitan dengan penyediaan dan distribusi barang- barang, dan layanan yang berkaitan dengan kedua-duanya.

Berdasarkan pemaparan di atas, pengertian kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta bertepatan penyampaiannya untuk mengimbangi keinginan konsumen. Ada banyak penafsiran lain tentang kualitas pelayanan yang memiliki berbagai definisi yang berbeda, dan bervariasi dari konvensional sampai yang lebih strategi. Kualitas meupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Kualitas adalah sesuatu yang diputuskan oleh konsumen. Artinya, kualitas didasarkan pada pengalaman aktual konsumen atau konsumen terhadap produk atau jasa yang diukur berdasarkan persyaratan persyaratan tersebut.37 Dikatakan kualitas adalah tingkat mutu yang diharapkan, dan pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun, produksinya dapat dikaitkan atau tidak pada

37

Fandy Tjiptono, Prinsip-Prinsip Total Quality Service, (Yogyakarta, Andi, 2005), h. 132

suatu produk fisik.38 Sedangkan pelayanan menurut Moenir adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung.39

Dari pengertian diatas, maka kualitas pelayanan merupakan suatu keharusan yang harus dimiliki oleh perusahaan baik yang memproduksi barang maupun jasa. Selain itu, kualitas pelayanan merupakan perbandingan antara kenyataan dan harapan konsumen, jika kenyataan ternyata yang diterima lebih dari yang diinginkan maka pelayanan yang diberikan dapat dikatakan bermutu dan konsumen akan merasa puas, dan sebaliknya jika kenyataan ternyata kurang dari apa yang diharapkan maka pelayanan dikatakan tidak bermutu.

Dokumen terkait