Kepribadian orang kreatif dapat diketahui ari sifat-sifat yang muncul atau tampak pada tindakan dan pekerjaan. Kekreatifan dapat diterapkan dalam kegiatan
2.2.1 Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah rancangan dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sedangkan Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.
Bedanya dengan kurikulum lain, kurikulum 2013 lebih fokus dan berangkat dari karakter serta kompetensi yang akan dibentuk, baru memikirkan untuk mengembangkan tujuan yang akan dicapai. Semua komponen lebih diarahkan pada pembentukan karakter dan kompetensi peserta didik yang diharapkan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, baik dalam real curriculum, maupun dalam hidden curriculum. Dalam hal ini, semakin banyak pihak yang terlibat dalam pembentukan karakter dan kompetensi, akan semakin efektif hasil yang diperoleh (Mulyasa E. 2013:76).
Tema kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif inovatif, afektif, melalui sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, menurut Loeloek E P. (2013:85), seorang guru harus professional dalam hal sebagai berikut.
Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik . hal tersebut menentukan keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah di programkan. Saylor (198:35) dalam Mulyasa (2002:53) mengatakan bahwa” instruction is this the implementations of curriculum plan, usually, but not necessarily, involving teaching in the sense of student,teacher interaction inan educational setting”. Dalam hal ini, guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika peserta didik belum dapat membentuk kompetensi dasar, apakah kegiatan pembelajaran di hentikan, di ubah metodenya, atau mengulang dulu pembelajaran yang lalu. Guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, ketrampilan menilai hasil-hasil belajar peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran. Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan bagian integral bagi seorang guru sebagai tenaga professional, yang hanya dapat di kuasai dengan dengan baik melalui pengalaman praktik yang intensif.
Pembelajaran menyenangkan, efektif dan bermakna dapat dirancang oleh setiap guru, dengan prosedur sebagai berikut.
a) Pemanasan dan apersepsi
Pemanasan dan apersepsi perlu dilakukan untuk menjajaki pengetahuan peserta didik, memotivasi peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik dan
mendorong mereka untuk mengetahui hal baru. Pemanasan dan apersepsi ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.
• Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami peserta didik; • Peserta didik dimotivasi dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi
kehidupan mereka;
• Peserta didik digerakkan agar tertarik dan bernafsu untuk mengetahui hal-hal yang baru.
b) Eksplorasi
Eksplorasi merupakan tahap kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah dimilik peserta didik. Hal tersebut dapat ditempuh dengan prosedur sebagai berikut.
• Perkenalan materi standar dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik;
• Kaitkan materi standar dan kompetensi dasar yang baru dengan pengetahuan dan kompetensi yang sudah dimiliki oleh peserta didik;
• Pilihlah metode yang paling tepat dan gunakan secara bervariasi untuk meningkatkan penerimaan peserta didik terhadap materi standar kompetensi baru. c) Konsolidasi pembelajaran
Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembentukan kompetensi dan karakter, serta menghubungkannya dengan kehidupan peserta didik. Konsolidasi pembelajaran ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.
• Libatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi dan kompetensi baru
• Libatkan peserta didik secara aktif dalam proses pemecahan masalah (problem solving), terutama dalam masalah-masalah aktual
• Letakkan penekanan pada kaitan structural, yaitu kaitan antara materi standar dan kompetensi baru dengan berbagai aspek kegiatan dan kehidupan dalam lingkungan masyarakat
• Pilihlah metode yang paling tepat sehingga materi standar dapat di proses menjadi kompetensi dan karakter peserta didik
d) Pembentukan sikap, kompetensi dan karakter
Pembentukan sikap, kompetensi dan karakter peserta didik dapat dilakukan dengan prosedur sebagi berikut.
• Dorong peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, kompetensi dan karakter yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari
• Praktekan pembelajaran secara langsung agar peserta didik dapat membangun sikap, kompetensi dan karakter baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari
• Gunakan metode yang paling tepat agar terjadi perubahan sikap, kompetensi dan karakter peserta didik secara nyata.
e) Penilaian formatif
Penilaian formatif perlu dilakukan untuk perbaikan, yang pelaksanaannya dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran poeserta didik. Gunakan hasil penilaian tersebut untuk menganalisis kelemahan atau
kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam membentuk karakter dan kompetensi peserta didik.
Pilih metodologi yang paling tepat sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai.
2. Mengorganisasikan pembelajaran
Implementasi kurikulum 2013 menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Sedikitnya terdapat empat hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pengorganisasian pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013 yaitu pelaksanaan pembelajaran, pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan lingkungan dan sumber daya masyarakat, serta pengembangan dan penataan kebijakan, yang dijabarkan sebagai berikut.
a) Pelaksanaan pembelajaran
Pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi hendaknya dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta kompetensi dasar pada umumnya.
b) Pengadaan dan pembinaan tenaga ahli
Dalam implementasi kurikulum 2013 diperlukan pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, yang memiliki sikap, pribadi, kompetensi dan keterampilan yang berkaitan
dengan pembelajaran berbasis kompetensi dan karakter. Hal ini sangat penting dilaksanakan, karena berkaitan dengan deskripsi kerja yang akan dilakukan oleh masing-masing tenaga kependidikan.
c) Pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar
Dalam rangka mensukseskan implementasi kurikulum perlu didayagunakan lingkungan sebagi sumber belajar secara optimal. Untuk kepentingan tersebut para guru, fasilitator dituntut untuk pendayagunaan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social serta menjalin kerjasama dengan unsur-unsur terkait yang dipandang dapat menunjang upaya pengembangan mutu dan kualitas pembelajaran
d) Pengembangan kebijakan sekolah
Implementasi kurikulum perlu didukung oleh kebijakan-kebijakan kepala sekolah. Kebijakan yang jelas dan baik akan dapat memberikan kelancaran dan kemudahan dalam implementasi pembelajaran berbasis kompetensi.
3. Memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran
Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompentensi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan bebagai pendekatan. Pendekatan tersebut antara lain pendekatan pembelajara konstektual (contekstual teaching and learning), bermain, belajar tuntas (mastery learning), Pembelaran konstekstual (contekstual teaching and learning) dan pembelajarn partisipatif (participative teaching and learning).
Pembelajara konstektual(contekstual teaching and learning) yang sering di singkat dengan CTL merupakan salah model pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat di gunakan untuk mengefektifkan dan menyukseskan implementasi kurikulum. CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapakan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehar-hari
b) Bermain (role playing)
Guru yang kreatif senantiasa mencari pendekatan-pendekatan pendekatan baru dalam memecahkan masalah, tidak terpaku pada cara tertentu yang monoton melainkan memilih variasi lain yang sesuai. Bermain merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempu. Hasil penelitian dan percobaan yang dilakukan para ahli menunjukan bahwa bermain merupakan salah satu model yang dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran. Dalam hal in, bermain di arahkan pada pemecahan maslah-masalah yang menyangkut hubungan yang menyangkut kehidupan peserta didik.
c) Belajar Tuntas (mastery learning)
Belajar tuntas berasumsi bahwa didalam kondisi yang tepat semua peserta didik mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi yang di pelajari. Belajar tuntas banyak di implementasikan dalam sisitem pembelajran individual, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. System belajar tuntas mencapai hasil yang optimal ketika ditunjang oleh sejumlah media,
baik gkat keras (hardaere) maupun lunak (software, termasuk penggunaan computer (internet) untuk mengefektifkan proses belajar.
d) Pembelajarn Partisipatif (participative teaching and learning)
Pembelajaran partisipatif sering di artikan sebagai keterlibatan peserta didik dalam perencanaan, pelaksaan dan evaluasi pembelajaran. Indicator pembelajaran partisipatif anatara lain dapat dilihat dari: keterlibatan emosional dan mental peserta didik, kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan dan dalam pembelajaran terdapat hal yang menguntungkan peserta didik (Loeloek E P. 2013:96).
Kurikulum sangat penting untuk dunia pendidikan Karena merupakan kunci utama untuk mencapai sukses dalam dunia pendidikan. Perkataan kurikulum dikenal sebagai suatu istilah dalam dunia pendidikan sejak kurang dari satu abad yang lampau. Perkataan ini belum terdapat dalam kamus Webster tahun 1812 dan baru timbul untuk pertama kalinya dalam kamusnya tahun 1856. Di Indonesia istilah kurikulum boleh dikatakan baru menjadi popular sejak tahun lima puluhan yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di Amerika Serikat. Sebelumnya yang lazim digunakan ialah “rencana pelajaran” pada hakikatnya kurikulum sama artinya dengan rencana pelajaran (Hamalik oemar 2003:45).