• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN

3.4 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Syahyunan (2015 : 28) Laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan ini menyediakan posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan. Sebagai sumber informasi,laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antara perusahaan sejenis.

Menurut Sirait (2014 : 9) Laporan keuangan (Financial Statement) merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi, sebagai ikhtisar dari transaksi-transaksi keuangan selama periode berjalan. Periode akuntansi dapat dipakai per tahun, per 12 bulan atau per 6 bulan tergantung perusahaan, namun umumnya per

22

12 bulan. Laporan keuangan ini bertujuan untuk memerikan informasi keuangan kepada para pemakai yang digunakan sebagai referensi dalam proses pengambilan keputusan.

3.5 Jenis – jenis Laporan Keuangan

Menurut Syahyunan (2015 : 29) Jenis laporan keuangan utama menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah sebagai berikut :

1. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan yang berupa aset, kewajiban, dan ekuitas suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Aset disajikan dalam kriteria lancar dan tidak lancar. Kewajiban disajikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban perusahaan. Dalam perseroan terbatas (PT), ekuitas dapat diklasifikasikan sebagai setoran modal oleh pemegang saham, penyisihan/pencadangan laba dan saldo laba yang tidak dicadangkan serta selisih penilaian.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya) serta laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.

Perusahaan dapat mengklasifikasikan pendapatan dan beban atas dasar sifat atau fungsi dalam perusahaan.

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam

memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas, operasi, investasi dan pendanaan.

3.6 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2012 : 11) Tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki

perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

Informasi keuangan lainnya.

3.7. Pihak-pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan

Menurut Sjahrial dan Purba (2013 : 9) Pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan tersebut yaitu :

24

1. Pemilik atau pemegang saham (Stock holder)

Mereka ini sangat berkepentingan untuk melihat kondisi perusahaan saat ini, sekaligus melihat kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan sebelumnya. Artinya berkaitan erat dengan sukses tidaknya perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham.

2. Manajemen (Management)

Secara garis besarnya sebagai cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain jika mencapai atau memperoleh target yang ditetapkan, berarti ada penghargaan dan jika sebaliknya ada teguran bahkan pemutusan hubungan kerja.

3. Kreditor (Creditor)

Apakah dana yang dipinjam perusahaan serta konsekuensinya (bunga) dapat dibayar dan pokok pinjaman yang harus dikembalikan.

4. Pemerintah (Goverment)

Apakah perusahaan jujur melaporkan keuangan sesungguhnya, berkaitan dengan kewajiban pajak yang dibayar kepada pemerintah / negara secara adil dan jujur.

3.8. Pengertian Analisis Common Size

Analisis common size disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam Laporan laba rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). Laporan keuangan dalam

persentase per komponen (common size) menyatakan masing masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya. Penyajian dalam bentuk analisis common size mempermudah untuk melakukan analisis laporan keuangan dengan memperhatikan perubahan perubahan yang terjadi dalam neraca dan laporan laba rugi.

Menurut Sawir (2017:46) Analisis vertikal (common size statement) adalah analisis yang dilakukan dengan jalan menghitung proporsi pos-pos dalam neraca dengan suatu jumlah tertentu. Laporan laba rugi dengan jumlah tertentu dari laporan laba rugi. Misalnya proporsi persediaan terhadap jumlah aktiva lancar, proporsi aktiva lancar terhadap jumlah aktiva, proporsi harga pokok terhadap total pendapatan dan hasil usaha.

3.9. Rumus menghitung Analisis Common Size

Apabila laporan keuangan disajikan dalam persentase-persentase, yaitu persentase dari masing-masing pos aktiva terhadap total aktivanya masing-masing pos pasiva terhadap total pasivanya serta pos-pos laba rugi terhadap total penjualan netonya, maka akan diperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang dapat digunakan sebagai pembanding. Laporan yang disajikan atau dinyatakan dalam persentase-persentase ini disebut common size statement atau “laporan dengan persentase per komponen” karena tiap-tiap komponen atau pos dinyatakan dalam persentase.

Menurut Harahap (2016:57) Metode untuk merubah jumlah-jumlah rupiah dalam suatu laporan keuangan menjadi persentase-persentase tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :

26

1. Nyatakan total aktiva, total pasiva, serta total penjualan neto masing-masing dengan 100 %

2. Hitunglah rasio dari masing-masing unsur laporan keuangan dengan totalnya, dengan cara membagi jumlah rupiah masing-masing unsur laporan keuangan itu dengan totalnya. Dari tahapan diatas maka rumus dapat dilihat sebagai berikut :

Pada bagian Laba Rugi akan menggunakan rumus :

Sumber : Munawir (2014:59)

3.10. Tujuan Analisis Common Size

Tujuan dari analisis common size adalah untuk memperoleh gambaran tentang :

1. Komposisi dan proporsi investasi pada setiap jenis aktiva.

2. Struktur modal dan pendanaan.

3. Distribusi hasil penjualan pada biaya dan laba.

Informasi hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan (operasi, investasi, dan pendanaan) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta kemungkinan pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

Menurut Sugiono dan Untung (2016, hal.11) Menyatakan bahwa tujuan dari analisis common size mengkonversikan satuan yang terdapat dalam laporan keuangan ke dalam satuan persen.

3.11. Manfaat Analisis Common Size

Common size bermanfaat untuk melakukan perbandingan kinerja keuangan antar perusahaan, karena laporan keuangan beberapa perusahaan dapat diubah dalam bentuk common size format. Perbandingan common size statement dengan pesaing dapat mengungkapkan perbedaan akun dan distribusinya dalam neraca.

Dengan demikian analis dapat mengevaluasi alasan mengapa terjadi perbedaan kinerja antar perusahaan. Analisis ini dapat melihat kekuatan pada setiap akun seperti angka penjualan pada laba rugi dan pembentukan aktiva pada laporan posisi keuangan.

28

3.12. Hubungan Analisis Common Size dengan Kinerja Keuangan Perusahaan

Tingkat kesehatan merupakan alat ukur yang digunakan oleh para pemakai laporan keuangan dalam mengukur dan membandingkan kinerja suatu perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan tersebut, dari laporan keuangan tersebut dapat diketahui finansial dari hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu.

Tingkat kesehatan perusahaan dapat diketahui dengan melakukan evaluasi atau analisis laporan keuangan. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui prestasi dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat menggunakannya sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Interpretasi atas analisis laporan keuangan perusahaan sangat penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan meskipun kepentingan mereka masing-masing berbeda dan mempunyai tujuan tersendiri.

3.13. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan unsur-unsur pokok dalam penelitian dimana konsep teoritis akan berubah ke dalam operasional yang dapat menggambarkan rangkaian variabel yang akan diteliti. Adapun penjelasan dari kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kinerja keuangan adalah hasil dari kegiatan manajemen dimana perusahaan dapat menggambarkan mengenai kondisi perubahan yang meliputi posisi

keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan.

Laporan keuangan mampu memberikan informasi sebagaimana yang diinginkan oleh perusahaan, perlu dilakukan analisis dan interpretasi atas data data yang terangkum dalam laporan keuangan tersebut sebagai langkah awal untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Tingkat kesehatan perusahaan dapat diketahui dengan melakukan evaluasi atau analisis laporan keuangan

Analisis common size adalah salah satu teknik dalam menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan laporan laba rugi dan neraca perusahaan. Untuk menggunakan analisis common size, setiap pos aktiva dan kewajiban akan dibagi dengan total aktiva yang ditunjukkan dalam persentase. Common size utamanya bermanfaat untuk melakukan perbandingan kinerja keuangan perusahaan untuk memperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang dapat digunakan sebagai pembanding. Maka dalam penelitian ini Peneliti melakukan analisis common size untuk menilai kinerja perusahaan pada PT. Midi Utama Indonesia Tbk. Adapun kerangka berpikir dapat dilihat dibawah ini:

Sumber : Gambar diolah (2020)

30

3.14 Laporan Keuangan PT.Midi Utama Indonesia Tbk

Berikut ini laporan keuangan PT. Midi Utama Indonesia Tbk tahun 2017-2019 :

Tabel 3.1

PT. Midi Utama Indonesia Tbk Laporan Posisi Keuangan Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017 – 2019

(Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber : https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/ Tahun 2017-

2019

Komponen 2017 2018 2019

Aset

Aset lancar

Kas dan setara kas 229.109 196.898 241.125

Piutang usaha

Piutang usaha pihak ketiga 315.813 423.464 260.061

Piutang usaha pihak berelasi 4.201 3.926 1.541

Piutang lainnya

Piutang lainnya pihak ketiga 22.345 67.077 98.120

Piutang lainnya pihak berelasi 0 0 1.016

Persediaan lancar

Persediaan lancar lainnya 1.130.712 1.189.510 1.315.746 Biaya dibayar dimuka lancar 240.073 257.239 278.817

Pajak dibayar dimuka lancar 0 16.689 36.299

Aset non-keuangan lancar lainnya 28.587 19.723 22.657 Jumlah aset lancar 1.970.840 2.174.526 2.255.382 Aset tidak lancar

Uang muka tidak lancar Uang muka tidak lancar atas

pembelian aset tetap 59.200 2.341 9.465

Biaya dibayar dimuka tidak lancar 1.064.096 1.026.076 1.017.849

Aset pajak tangguhan 45.604 48.828 67.652

Aset tetap 1.625.214 1.598.162 1.558.154

Beban tangguhan

Beban tangguhan lainnya 78.398 70.334 61.016

Klaim atas pengembalian pajak

tidak lancar 28.324 28.324

Aset tidak lancar non-keuangan

lainnya 6.439 11.554 20.791

Jumlah aset tidak lancar 2.907,275 2.785.619 2.734.927

Jumlah aset 4.878.115 4.960.145 4.990.309

Tabel 3.2

PT. Midi Utama Indonesia Tbk Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan) Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017 – 2019

(Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber: https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan tahunan / Tahun 2017-2019

Komponen 2017 2018 2019

Liabilitas dan ekuitas Liabilitas jangka pendek

Pinjaman jangka Pendek 725.000 813.000 561.000

Utang usaha

Utang usaha pihak Ketiga 1.086.078 1.110,430 1.322.186

Utang usaha pihak Berelasi 11.395 11.395 21.374

Utang lainnya

Utang lainnya pihak Ketiga 232.812 232.812 207.759

Utang lainnya pihak Berelasi 2.099 2.099 3.744

Beban akrual jangka Pendek 40.696 40.696 50.915

Liabilitas imbalan pasca kerja jangka

tempo dalam satu tahun atas utang Bank 674.088 674.088 642.106 Liabilitas jangka panjang yang jatuh

tahun atas utang pembiayaan konsumen 945 670 253

Jumlah liabilitas jangka pendek 2.732.215 2.959.873 2.898.464 Liabilitas jangka panjang

panjang 137.262 112.261 156.240

Jumlah liabilitas jangka panjang 1.223.030 919.451 870.846

Jumlah liabilitas 3.955.245 3.879.324 3.769.310

32

Tabel 3.3

PT. Midi Utama Indonesia Tbk Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan) Untuk Tahun Per 31 Desember 2017 – 2019

(Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber: https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan tahunan / Tahun 2017-2019

Tabel 3.4

PT. Midi Utama Indonesia Tbk Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komperhensif Lain Konsolidasian Untuk Tahun Berakhir

Per 31 Desember 2016-2018

Saham biasa 288.235 288.235 288.235

Tambahan modal disetor 73.881 73.881 73.881

Komponen ekuitas lainnya 138 29.276 14.234

Saldo laba (akumulasi kerugian) Saldo laba yang telah ditentukan

Penggunaannya 4.500 5.500 6.500

Saldo laba yang belum ditentukan

Penggunaannya 556.116 683.426 837.640

Jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada

pemilik entitas induk 922.870 1.080.18 1.220.490

Kepentingan non-pengendali 0 503 509

Jumlah ekuitas 922.870 1.080.821 1.220.999

Jumlah liabilitas dan ekuitas 4.878.115 4.960.145 4.990.309

Komponen 2017 2018 2019

Penjualan dan pendapatan usaha 9.767.592 10.701.575 11.625.313 Beban pokok penjualan dan

pendapatan

7.346.291 8.022.481 8.716.054 Jumlah laba bruto 2.421.301 2.679.094 2.909.259

Beban penjualan 2.000.902 2.204.814 2.381.717

Beban umum dan administrasi 174.382 192.863 235.255

Pendapatan lainnya 91.186 137.904 358.033

Beban lainnya 4.037 5.464 186.969

Laba usaha 333.166 413.857 463.351

Pendapatan keuangan 971 1.067 1.654

Beban keuangan 204.902 207.230 186.982

Jumlah laba (rugi) sebelum pajak final dan pajak penghasilan badan

129.235 207.694 278.023

Sumber : https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/ Tahun 2017-2019

Komponen 2017 2018 2019

Beban pajak final 5.986 10.596 7.550

Laba sebelum pajak penghasilan 123.249 197.098 270.473

Beban pajak penghasilan 20.437 37.944 67.403

Jumlah laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan

Jumlah laba rugi komprehensif 86.853 188.292 188.025 Laba (rugi) yang dapat Laba rugi komprehensif yang dapat

diatribusikan ke kepentingan non- pengendali

0 3 6

Laba (rugi) per saham

Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang dilanjutkan

35.67 55.22 70.45

34

3.15 Analisis pada Laporan Neraca (Aktiva) Tabel 3.5

Analisis Common size Laporan Neraca pada PT. Midi Utama Indonesia Tbk. Periode 2017-2019

Piutang usaha pihak berelasi 0,09 0,08 0,03

Piutang lainnya

Piutang lainnya pihak ketiga 0,46 1,35 1,97

Piutang lainnya pihak berelasi - - 0,02

Persediaan lancar

Persediaan lancar lainnya 23,18 23,98 26,37

Biaya dibayar dimuka lancar 4,92 5,19 5,59

Pajak dibayar dimuka lancar 0,34 0,73

Aset non-keuangan lancar

Beban tangguhan lainnya 1,61 1,42 1,22

Klaim atas pengembalian pajak

tidak lancar 0,57 0,57 -

Aset tidak lancar non-keuangan

lainnya 0,13 0,23 0,42

Jumlah aset tidak lancar 59,60 56,16 54,80

Jumlah aset 100 100 100

Berdasarkan tabel 3.5, analisis pada laporan neraca (aktiva) PT. Midi Utama Indonesia Tbk. Periode 2017-2019 menggunakan analisis common size dapat dilihat bahwa persentase kas mengalami penurunan selama tahun 2017-2018 sebesar 0,73%. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya kas yang digunakan untuk aktivitas investasi sejalan dengan ekspansi Perseroan dan kas yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan mengalami penurunan berasal dari kenaikan persentase utang bank jangka pendek sebesar 3,66 % disebabkan oleh tambahan utang ke pihak ketiga untuk membiayai sebagian dari ekspansi Perseroan, seiring dengan strategi perseroan yang lebih selektif dalam melakukan investasi dan adanya penurunan persentase utang bank jangka panjang sebesar 6,53 % disebabkan oleh pembayaran utang bank yang jatuh tempo pada tahun 2018. Persentase aset lancar mengalami kenaikan sebesar 3,44 % karena adanya penambahan piutang pada pihak ketiga dan penambahan persediaan, sedangkan persentase aset tidak lancar mengalami penurunan sebesar 3,44 % disebabkan oleh penurunan uang muka pembelian aset tetap.

Namun pada tahun 2019 persentase kas mengalami peningkatan sebesar 0,86 % hal ini terjadi karena meningkatnya pendapatan perusahaan yang didorong oleh peningkatan penerimaan kas dari pelanggan sejalan dengan peningkatan pendapatan Perseroan dan penambahan gerai baru Perseroan. Persentase aset lancar mengalami kenaikan sebesar 1,36 % seiring pertumbuhan bisnis Perseroan yang semakin meningkat tahun 2019. Namun persentase aset tidak lancar mengalami penurunan sebesar 1,36 % akibat penurunan aset tetap sebesar 1 %

36

karena adanya penghapusan aset akibat kebakaran gudang di Bitung dan bencana di Palu.

Kas berjalan stabil dan terus berkembang meskipun sempat mengalami penurunan pada periode 2017-2018, penurunan diakibatkan karena adanya ekspansi perusahaan sebagai strategi perseroan yang lebih selektif dalam melakukan investasi. Menurut teori jika suatu perusahaan berinvestasi pada aset tetap maka kasnya akan turun. Pada tahun 2019 kas mengalami kenaikan karena meningkatnya pendapatan perusahaan yang didorong oleh peningkatan penerimaan kas dari pelanggan sejalan ekspansi perseroan pada tahun sebelumnya.

3.16. Analisis pada Laporan Neraca (Pasiva) Tabel 3.6

Analisis Common size Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan) PT. Midi Utama Indonesia Tbk Periode 2017 – 2019

(Disajikan dalam persen)

Komponen 2017 (%) 2018 (%) 2019 (%)

Liabilitas dan ekuitas Liabilitas jangka pendek

Pinjaman jangka Pendek 14,86 16,39 11,24

Utang usaha

Utang usaha pihak Ketiga 22,26 22,39 26,50

Utang usaha pihak Berelasi 0,23 0,23 0,43

Utang lainnya

Utang lainnya pihak Ketiga 4,77 4,69 4,16

Utang lainnya pihak Berelasi 0,04 0,04 0,08

Beban akrual jangka Pendek 0,83 0,82 1,02

Sumber: Data Diolah (2020)

Berdasarkan tabel 3.6, analisis pada laporan neraca (Pasiva) PT. Midi Utama Indonesia Tbk. Periode 2017-2019 menggunakan analisis common size dapat dilihat bahwa persentase pada total hutang mengalami penurunan selama 2017-2018 sebesar 2,87% penurunan ini disebabkan oleh persentase hutang jangka pendek yang mengalami kenaikan sebesar 3,66 % karena adanya tambahan utang ke pihak ketiga dan persentase hutang jangka panjang mengalami penurunan sebesar 6,53 % disebabkan oleh pembayaran utang bank yang jatuh tempo pada tahun 2018.

Dan pada periode 2018-2019 persentase total hutang kembali mengalami penurunan sebesar 2,87 % disebabkan karena adanya penurunan persentase hutang bank jangka pendek sebesar 0,72 % dan jangka panjang sebesar 1,09 %.

Penurunan persentase hutang bank jangka pendek ini disebabkan karena

Komponen 2017 (%) 2018 (%) 2019 (%)

Liabilitas jangka panjang yang jatuh

tempo dalam satu tahun atas utang Bank 13,82 13,59 12,87 Liabilitas jangka panjang yang jatuh

tahun atas utang pembiayaan konsumen 0,02 0,01 0,01 Jumlah liabilitas jangka pendek 56,01 59,67 58,08 Liabilitas jangka panjang

Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

Liabilitas jangka panjang atas utang bank 22,11 16,14 14,17 Liabilitas jangka panjang atas utang

Jumlah liabilitas jangka panjang 25,07 18,54 17,45

Jumlah liabilitas 81,08 78,21 75,53

38

menurunnya utang bank yang digunakan untuk mengembangkan usaha dan hutang bank jangka panjang sebesar 1,97 %. Penurunan persentase hutang jangka panjang disebabkan oleh penurunan ekspansi usaha yang dibiayai dari utang bank jangka panjang. Total hutang PT. Midi Utama Indonesia Tbk periode 2017-2019 megalami penurunan setiap tahunnya. Semakin rendah total hutang mengartikan kemampuan perusahaan yang baik dalam membayar atau melunasi utang atau kewajiban dalam skala jangka pendek maupun jangka panjang. Semakim rendahnya total hutang juga memiliki arti hanya sebagian kecil aset perusahaan yang dibiayai dari hutang.

3.17. Analisis pada Laporan Neraca (Ekuitas) Tabel 3.7

Analisis Common Size Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan) PT. Midi Utama Indonesia Tbk Periode 2017 – 2019

(Disajikan dalam persen)

Komponen ekuitas lainnya 0,00 0,59 0,29

Saldo laba (akumulasi kerugian) Saldo laba yang telah ditentukan

Penggunaannya 0,09 0,11 0,13

Saldo laba yang belum ditentukan

Penggunaannya 11,40 13,78 16,79

Jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada

pemilik entitas induk 18,92 21,78 24,26

Kepentingan non-pengendali - 0,01 0,01

Jumlah ekuitas 18,92 21,79 24,47

Jumlah liabilitas dan ekuitas 100 100 100

Berdasarkan tabel 3.7, analisis pada laporan neraca (ekuitas) PT. Midi Utama Indonesia Tbk. Periode 2017-2019 menggunakan analisis common size dapat dilihat bahwa persentase ekuitas mengalami kenaikan selama tahun 2017-2018 sebesar 2,87 % Peningkatan jumlah persentase ekuitas dikontribusikan oleh peningkatan saldo laba yang berasal dari laba tahun berjalan tahun 2018. Dan pada tahun 2019 persentase ekuitas kembali mengalami peningkatan sebesar 2,68

% peningkatan terjadi akibat adanya peningkatan saldo laba dari laba tahun berjalan tahun 2019. Nilai ekuitas suatu perusahaan mencerminkan nilai buku perusahaan tersebut. Jika persentase ekuitas PT. Midi Utama Indonesia Tbk periode 2017-2019 terus megalami peningkatan berarti perusahaan berkembang setiap tahunnya dan efisiensi kepengurusan (stewardship) manajemen cukup baik.

3.18. Analisis pada Laporan Laba Rugi Tabel 3.8

Analisis Common Size Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komperhensif lain Konsolidasian PT. Midi Utama

Indonesia Tbk Periode 2017-2019 (Disajikan dalam persen)

Komponen 2017 (%) 2018 (%) 2019 (%)

Penjualan dan pendapatan usaha 100 100 100

Beban pokok penjualan dan pendapatan 75,21 74,97 74,97

Jumlah laba bruto 24,79 25,03 25,03

Beban penjualan 20,49 20,60 20,49

Beban umum dan administrasi 1,79 1,80 2,02

Pendapatan lainnya 0,93 1,29 3,08

Beban lainnya 0,04 0,05 1,61

Laba usaha 3,41 3,87 3,99

Pendapatan keuangan 0,01 0,01 0,01

Beban Keuangan 2,10 1,94 1,61

Jumlah laba (rugi) sebelum pajak final dan pajak penghasilan badan

1,32 1,94 2,39

40

Sumber: Data Diolah (2020)

Berdasarkan tabel 3.8, analisis pada laporan laba rugi PT. Midi Utama Indonesia Tbk. Periode 2017-2019 menggunakan analisis common size dapat dilihat bahwa persentase laba usaha pada tahun 2017-2018 mengalami peningkatan sebesar 0,46 % pertumbuhan laba usaha dikontribusikan oleh

Komponen 2017 (%) 2018 (%) 2019 (%)

Beban pajak final 0,06 0,10 0,06

Laba sebelum pajak penghasilan 1.26 1,84 2,33

Beban pajak penghasilan 0,21 0,35 0,58

Jumlah laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak

0,16 0,27 0,13

Jumlah pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak

0,16 0,27 0,13

Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak

0,16 0,27 0,13

Jumlah laba rugi komprehensif 0,89 1,76 1,62

Laba (rugi) yang dapat diatribusikan Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke entitas induk

1,05 1,49 1,75

Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke kepentingan non-pengendali

Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke kepentingan non- pengendali

0,00 0,00 0,00

Laba (rugi) per saham

Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang dilanjutkan

0,00 0,00 0,00

pertumbuhan pendapatan neto dan pendapatan lainnya. Pendapatan neto meningkat seiring dengan pertumbuhan penjualan gerai yang sama (same stores sales growth) dan juga pertumbuhan gerai baru dan.

Pada tahun 2019 persentase laba usaha kembali mengalami peningkatan sebesar 0,11 % dari tahun sebelumnya hal ini disebebkan oleh pertumbuhan pendapatan neto 2019 lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan beban operasional dan peningkatan penghasilan fee. Perusahaan yang baik dan sehat adalah perusahaan yang dapat meminimalkan dan menekan biaya-biaya. Dilihat dari presentase laba usaha yang meningkat setiap tahunnya berarti perusahaan memiliki manajemen yang baik dalam meminimalkan beban dan mampu meningkatkan penjualan bersih sehingga perusahaan menghasilkan laba yang lebih tinggi.

Persentase laba sebelum pajak penghasilan pada tahun 2018 tercatat sebesar 1,84 % tumbuh signifikan sebesar 0,58 % dibandingkan tahun 2017 sebesar 1,26 %. Kemudian pada tahun 2019 persentase laba sebelum pajak penghasilan sebesar 2,33 % meningkat sebesar 1,01% dibandingkan 1,84 % pada tahun 2018. Laba sebelum pajak penghasilan stabil terus mengalami kenaikan.

Laba sebelum pajak penghasilan digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi kegiatan operasional perusahaan tanpa mempertimbangkan biaya bunga dan pajak. Investor juga biasanya menggunakan laba sebelum pajak penghasilan

sebagai perbandingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

Persentase laba tahun berjalan tahun 2018 sebesar 1,49 %, tumbuh signifikan sebesar 0,44 % dibandingkan pada tahun 2017 sebesar 1,05 %.

42

Pertumbuhan laba tahun berjalan secara signifikan didorong oleh pertumbuhan pendapatan neto dan pendapatan lainnya. Persentase laba tahun berjalan pada tahun 2019 sebesar 1,75 % meningkat sebesar 0,26 % dibandingankan tahun sebelumnya sebesar 1,49 % hal ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan neto 2019 lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan operasional, peningkatan penghasilan fee dan penurunan beban keuangan . Persentase beban keuangan pada tahun 2019 sebesar 1,61 % menurun sebesar 0,33 % dibandingkan pada tahun 2018 sebesar 1,94 %. Semakin tinggi persentase laba artinya semakin baik.

Persentase laba tahun berjalan terus mengalami peningkatan , perusahaan dinilai bekerja dengan baik dari sudut pandang finansial, karena menghasilkan laba secara maksimal dan dinilai dapat mengelola keuangan dengan efektif sehingga akan berpengaruh pada peningkatan harga saham.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan analisis common size pada PT. Midi Utama Indonesia Tbk, maka dapat diambil beberapa kesimpulan serta saran yang dapat mempermudah dari perusahaan dalam menjalankan usahanya agar dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan sebagai berikut :

4.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil analisis common size dilihat dari segi neraca perusahaan periode tahun 2017-2019 bahwa total aset mengalami

1. Berdasarkan hasil analisis common size dilihat dari segi neraca perusahaan periode tahun 2017-2019 bahwa total aset mengalami

Dokumen terkait