• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR. ANALISIS COMMON SIZE UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MIDI UTAMA INDONESIA Tbk PERIODE OLEH :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR. ANALISIS COMMON SIZE UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MIDI UTAMA INDONESIA Tbk PERIODE OLEH :"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISIS COMMON SIZE UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MIDI UTAMA INDONESIA Tbk

PERIODE 2017-2019

OLEH :

ANGGIE MAYANG SARI SEMBIRING 172101003

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan atas karunianya Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik yang berjudul “Analisis Common Size untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Midi Utama Indonesia Periode 2017 – 2019” Tugas akhir ini diselesaikan guna memenuhi salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma III jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Peneliti menyadari tanpa adanya bantuan, pengarahan, bimbingan, serta motivasi dari berbagi pihak, penulisan tugas akhir ini tidak akan mungkin dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Ketua Program Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Penguji.

3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP, MBA selaku Sekretaris Program Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

4. Ibu Dr. Yeni Absah SE. M.Si selaku Dosen pembimbing peneliti yang telah memberikan waktu dan bimbingan serta arahan yang bermanfaat bagi peneliti.

(5)

ii

5. Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk semua ilmu yang telah diberikan kepada peneliti selama menuntut ilmu.

6. Teristimewa kepada orang tua peneliti yaitu Ayahanda tercinta Ranggut Sembiring dan Ibunda tercinta Ratnawati PA yang telah berjuang dan memberikan semangat, motivasi juga masukan kepada peneliti dan adik saya Ricona Jaya Kirana Sembiring yang telah memberikan dukungan dan doa kepada saya.

7. Teman-teman Program Studi Diploma III Keuangan stambuk 2017 serta semua pihak yang secara sadar atau tidak, telah ikut serta membantu peneliti dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membaca atau membutuhkan. Semoga kita selalu diberkati Tuhan Yang Maha Esa dalam segala mujizat yang diberikan-Nya kepada kita.

Medan, Agustus 2020 Peneliti

Anggie Mayang Sari Sembiring 172101003

(6)

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Jadwal Kegiatan ... 6

1.6 Sistematika Penelitian ... 7

BAB II PROFIL PT. MIDI UTAMA INDONESIA TBK 2.1 Sejarah PT. Midi Utama Indonesia Tbk ... 8

2.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 9

2.3 Struktur Organisasi ... 10

2.4 Job Description ... 11

2.5 Jaringan Usaha ... 15

2.6 Kinerja Usaha Terkini ... 16

2.7 Rencana Kegiatan ... 17

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Kinerja Keuangan ... 19

3.2 Tujuan Kinerja Keuangan ... 19

3.3 Manfaat Kinerja Keuangan ... 20

3.4 Pengertian Laporan Keuangan ... 21

3.5 Jenis Laporan Keuangan ... 22

3.6 Tujuan Laporan Keuangan ... 23

3.7 Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan ... 23

3.8 Pengertian Analisis Common Size ... 24

3.9 Rumus Menghitung Analisis Common Size... 25

3.10 Tujuan Analisis Common Size ... 27

3.11 Manfaat Analisis Common Size ... 27

3.12 Hubungan Analisis Common Size dengan Kinerja Perusahaan ... 28

3.13 Kerangka Berfikir ... 28

3.14 Laporan Keuangan PT. Midi Utama Indonesia Tbk ... 30

3.15 Analisis pada Laporan Neraca (Aktiva) ... 34

3.16 Analisis pada Laporan Neraca (Pasiva) ... 36

3.17 Analisis pada Laporan Neraca (Ekuitas) ... 38

3.18 Analisis pada Laporan Laba Rugi ... 39 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

(7)

iv

4.2 Saran ... 45 DAFTAR PUSTAKA ... 46

(8)

3.1 Laporan Posisi Keuangan ... 30 3.2 Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan) ... 31 3.3 Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan) ... 32 3.4 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif

Lain...32 3.5 Analisis Common Size Laporan Posisi Keuangan ... 34 3.6 Analisis Common Size Laporan Posisi Keuangan

(Lanjutan) ... 36 3.7 Analisis Common Size Laporan Posisi Keuangan

(Lanjutan) ... 38 3.8 Analisis Common Size Laporan Laba Rugi ... 39

(9)

vi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Halaman

1.1 Perkembangan Aktiva PT.Midi Utama Indonesia Tbk...3 1.2 Perkembangan Penjualan Neto PT.Midi Utama

Indonesia Tbk...4 2.1 Struktur Organisasi PT. Midi Utama Indonesia Tbk ... 10 3.1 Kerangka Berfikir... 29

(10)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang baik membuat terjadinya berbagai jenis persaingan perusahaan, maka dari itu perusahaan dituntut untuk lebih memaksimalkan kinerjanya. Untuk melakukan hal tersebut perusahaan perlu manajemen yang baik yang dapat mengelola semuanya dengan maksimal maka dari itu perusahaan sangatlah dituntut untuk memperbaiki kinerjanya.

Menurut Fahmi (2018:2), kinerja perusahaan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

Meningkatnya kinerja perusahaan bisa dilihat dari gencarnya kegiatan perusahaan dalam rangka untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Kinerja dan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang tergantung dari keputusan tim manajemen itu sendiri. Dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen perusahaan, pemilik perusahaan perlu melihat laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu ialah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba-rugi. Pencatatan transaksi keuangan perusahaan membantu perusahaan membuat keputusan atau kebijakan yang tepat.

(11)

2

Laporan keuangan adalah bentuk informasi yang dapat mencerminkan keadaan keuangan suatu perusahaan yang sebenarnya. Untuk memaksimalkan kinerja periode yang akan datang maka perusahaan perlu melakukan analisis laporan keuangan. Dalam menganalisis laporan keuangan terdapat beberapa teknik yaitu analisis perbandingan laporan keuangan, analisis trend, analisis common size, analisis sumber dan penggunaaan modal kerja, analisis sumber dan penggunaan kas, analisis rasio, analisis perubahan laba kotor, dan analisis break even.

Menurut Munawir (2014:37), common size statement adalah suatu metode analisa untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya dan masing masing pasiva terhadap total pasivanya serta laba rugi terhadap total penjualannya. Analisis common size disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). Laporan keuangan dalam persentase per-komponen menyatakan masing- masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya, sehingga akan diperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang dapat digunakan sebagai pembanding. Perusahaan PT. Midi Utama Indonesia Tbk adalah salah satu dari beberapa perusahaan go public di Indonesia bergerak di bidang perdagangan umum yang meliputi bisnis di supermarket dan pasar mini. PT. Midi Utama Indonesia didirikan pada bulan Juni 2007.

(12)

Sumber : PT. Midi Utama Indonesia Tbk Annual Report, 2019

Gambar 1.1

Grafik Perkembangan Aktiva PT. Midi Utama Indonesia Tbk Periode 2017, 2018, dan 2019

(Dalam Jutaan Rupiah)

Dari Gambar 1.1 dapat dilihat perkembangan Aktiva PT. Midi Utama Indonesia Tbk berisikan ikhtisar data keuangan tahun 2017, 2018, dan 2019 yang memberikan gambaran perubahan posisi keuangan PT. Midi Utama Indonesia Tbk pada tahun-tahun tersebut. Dapat dilihat bahwa total aktiva dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 terus mengalami peningkatan. Peningkatan Aktiva ini disebabkan oleh pertumbuhan aset lancar terutama dikontribusikan oleh penambahan piutang pada pihak ketiga dan penambahan persediaan pada perusahaan.

4,878,115

4,960,145

4,990,309

2017 2018 2019

(13)

4

Sumber : PT. Midi Utama Indonesia Tbk Annual Report, 2019

Gambar 1.2

Grafik Perkembangan Penjualan Neto PT. Midi Utama Indonesia Tbk Periode 2017, 2018, dan 2019

(Dalam Jutaan Rupiah)

Dari Gambar 1.2 dapat dilihat perkembangan Penjualan Neto PT. Midi Utama Indonesia Tbk berisikan ikhtisar data keuangan tahun 2017,2018, dan 2019 yang memberikan gambaran perubahan posisi keuangan PT. Midi Utama Indonesia Tbk pada tahun-tahun tersebut. Penjualan Neto dari tahun 2017 ke 2019 terus mengalami peningkatan. Hal ini dipicu oleh pertumbuhan penjualan gerai yang sama (same stores sales growth) dan juga pertumbuhan gerai baru.

Kontribusi terbesar Penjualan Neto berasal dari penjualan makanan sebesar 58,18

% sedangkan sisanya sebesar 28,56 % berasal dari penjualan non makanan dan 13,26 % penjualan makanan segar. Berdasarkan pemaparan tersebut terlihat peningkatan baik pada aktiva dan penjualan neto sehingga peneliti tertarik untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis common size. Dimana analisis common size itu sendiri memiliki tujuan untuk memperoleh gambaran tentang komposisi dan proporsi investasi pada setiap jenis aktiva, melihat struktur modal dan pendanaan, serta distribusi hasil penjualan pada

9,767,592

10,701,575

11,625,313

2017 2018 2019

(14)

biaya dan laba suatu perusahaan. Maka penelitipun mengangkat judul “Analisis Common Size untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Midi Utama Indonesia Tbk Periode 2017-2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan common size pada PT. Midi Utama Indonesia Tbk ditinjau dari neraca ?

2. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan common size pada PT. Midi Utama Indonesia Tbk ditinjau dari laporan laba rugi ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dengan menggunakan common size pada PT. Midi Utama Indonesia ditinjau dari neraca.

2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dengan menggunakan common size pada PT. Midi Utama Indonesia ditinjau dari laporan laba rugi.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian yang dilakukan penulis adalah : a. Bagi PT. Midi Utama Indonesia Tbk

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kondisi keuangan perusahaan sehingga dapat memberikan gambaran dan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengambil keputusan di masa yang

(15)

6

akan datang serta dapat membantu dalam mengambil keputusan terkait dengan masalah keuangan yang dihadapi. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang keuangan serta sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh mengenai analisis common size untuk menilai kinerja keuangan.

c. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan dan perbandingan serta referensi bagi peneliti selanjutnya dalam kajian yang sama.

1.5 Jadwal Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis pada perusahaan PT. Midi Utama Indonesia Tbk yang berlangsung pada 7 Mei sampai dengan yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

Tabel 1.1

Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Mei-20 Juni-20 Juli- 20

I II III IV I II III IV I II III

1 Pengajuan Judul

2 Pengajuan Dosen

Pembimbing

3 Penyusunan

Tugas Akhir

4 Bimbingan Tugas

Akhir

5 Penyelesaian

Tugas Akhir

(16)

1.6 Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian dari Tugas Akhir ini mencakup dari 4 bab, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, jadwal kegiatan dan sistematika penulisan.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

Dalam bab ini peneliti menguraikan tentang sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan usaha atau kegiatan,

kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan pada PT. Midi Utama Indonesia Tbk.

BAB III : PEMBAHASAN

Dalam bab ini peneliti memaparkan dan menganalisis data sesuai dengan topik dan hasil pengujian.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan dan saran yang akan diajukan untuk pengembangan proses pengolahan data di PT. Midi Utama Indonesia Tbk.

(17)

8 BAB II

PROFIL PT. MIDI UTAMA INDONESIA Tbk 2.1 Sejarah PT. Midi Utama Indonesia Tbk

PT Midi Utama Indonesia Tbk. (selanjutnya disebut “Perseroan”) didirikan pada tahun 2007 dengan nama PT Midimart Utama dan bergerak di bidang perdagangan umum termasuk perdagangan toserba/swalayan dan minimarket.

Pada tahun 2008, Perseroan mengalami perubahan nama menjadi PT Midi Utama Indonesia. Gerai pertama yang menyandang nama Alfamidi terletak di Jalan Garuda, Jakarta Pusat. Seiring dengan pertumbuhan Perseroan, pada tahun 2010 Perseroan melakukan pencatatan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham MIDI.

Sebagai bagian dari salah satu jaringan ritel terbesar di Indonesia, Perseroan mengembangkan layanan belanja retail dengan target konsumen kelas menengah melalui gerai Alfamidi yang dikembangkan konsep minimarket. Gerai Alfamidi dirancang untuk menyesuaikan perubahan belanja konsumen dari belanja bulanan menjadi belanja mingguan di mana setiap gerai Alfamidi menawarkan konsep dan pengalaman berbelanja yang berbeda sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Pada tahun 2015, sebagai penyempurnaan dari gerai Alfamidi, Perseroan memperkenalkan konsep baru yaitu Alfasupermarket yang didesain dengan konsep supermarket dengan luas area penjualan lebih dari 500 meter persegi.

Alfasupermarket hadir dengan gerai yang lebih luas untuk menyesuaikan kebutuhan pelanggan dengan menyediakan assortment yang lengkap didukung dengan strategi marketing yang kompetitif. Pada tahun 2016, untuk memperkuat

(18)

brand image dan brand awareness merek Alfamidi, Perseroan melakukan rebranding merek lfasupermarket menjadi Alfamidi super.

Saat ini, PT Midi Utama Indonesia Tbk merupakan salah satu jaringan retail terdepan di Indonesia. Per 31 Desember 2019, jumlah gerai Perseroan mencapai 1.555 gerai yang terdiri dari 1.538 gerai Alfamidi dan 17 gerai Alfamidi super yang tersebar di beberapa pulau Indonesia meliputi pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera dan sulawesi dan didukung lebih dari 22.000 karyawan. Perseroan melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia.

2.2 Visi dan Misi Perusahan 2.2.1 Visi

“Menjadi jaringan ritel yang menyatu dengan masyarakat, mampu memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan serta memberikan kualitas pelayanan yang terbaik.“

2.2.2 Misi

a. Memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan berfokus pada produk dan pelayanan yang berkualitas.

b. Menegakkan tingkah laku/etika bisnis yang tertinggi.

c. Menumbuhkembangkan jiwa wiraswasta dan kemitraan usaha.

d. Membangun Organisasi global yang terpercaya,sehat,terus bertumbuh dan bermanfaat bagi pelanggan, pemasok, karyawan, pemegang saham dan pada masyarakat pada umumnya.

(19)

10

2.3. Struktur Organisasi PT. Midi Utama Indonesia Tbk

Sumber : Annual Report PT. Midi Utama Indonesia, 2019

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Perusahaan PT. Midi Utama Indonesia Tbk Dari Gambar 2.1 dapat dilihat Struktur Organisasi PT. Midi Utama Indonesia. Struktur organisasi merupakan susunan lengkap dari keseluruhan bagian-bagian yang ada dalam suatu organisasi baik berupa instansi maupun kantor. Struktur di dalam organisasi dibuat untuk menjalankan perusahaan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing jabatan.

Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait Good Corporate Governance (GCG) secara garis besar implementasi praktik GCG di Perseroan dilaksanakan melalui 3 (tiga) organ utama. Perusahaan yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi. Organ utama tersebut didukung oleh Organ Pendukung GCG antara lain komite di bawah Dewan Komisaris, yaitu Komite Audit serta Internal Audit.

(20)

2.4 Job Description

Berikut ini adalah Job Description dari setiap unit pada PT. Midi Utama Indonesia Tbk :

1. Dewan Komisaris

Adapun tugas dari seorang Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan Perseroan oleh Direksi dan memberikan persetujuan serta pengesahan atas rencana kerja dan anggaran tahunan Perseroan.

b. Mengadakan rapat atau pertemuan secara berkala untuk membahas pengelolaan operasional Perseroan.

c. Mengawasi pengelolaan Perseroan atas kebijakan yang telah ditetapkan oleh Direksi dan memberikan masukan jika diperlukan.

d. Menominasikan dan menunjuk calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi untuk diajukan dan disetujui dalam RUPST.

e. Menentukan jumlah remunerasi bagi anggota Direksi.

f. Menunjuk dan menetapkan anggota Komite Audit.

2. Dewan Direksi

Adapun tugas Dewan Direksi adalah sebagai berikut :

a. Menyusun visi, misi, nilai-nilai atau budaya perusahaan, dan menyusun rencana strategis dan anggaran tahunan Perseroan untuk mencapai visi dan misi Perseroan;

b. Menetapkan struktur organisasi yang efektif dengan rincian tugas dan tanggung jawab yang jelas;

(21)

12

c. Merekrut dan mengelola sumber daya manusia dengan sebaik-baiknya;

d. Membentuk sistem pengendalian internal dan manajemen resiko Perseroan yang efektif;

e. Mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki oleh Perseroan dengan efektif dan efisien;

f. Memperhatikan kepentingan dari seluruh pemangku kepentingan Perseroan.

3. President Director

Adapun tugas dari seorang Presiden Director adalah sebagai berikut :

a. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan atau institusi.

b. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (Manajer) atau wakil direktur.

c. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan atau institusi.

d. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan atau institusi

4. Sekretaris Perseroan

Adapun tugas dari seorang Sekretaris Perseroan adalah sebagai berikut : a. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan

yang berlaku di bidang Pasar Modal.

b. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Perseroan.

(22)

c. Memberikan masukan kepada direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya.

d. Sebagai penghubung antara Perseroan dengan regulator dan masyarakat.

5. Managing Director

Adapun tugas seorang Managing Director adalah sebagai berikut : a. Memimpin dan mengendalikan perusahaan.

b. Mengontrol pertumbuhan aktivitas organisasi.

c. Mengawasi kinerja perusahaan.

d. Menetapkan kebijakan dan peraturan yang berlaku.

6. Internal Audit

Adapun tugas dari seorang Internal Audit adalah sebagai berikut : a. Membantu Direksi.

b. Mendorong unit-unit kerja lingkungan FT. MUI, Tbk. dalam meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal dan pencapaian target kinerja unit kerja dalam rangka mencapai visi,misi, tujuan, dan sasaran perusahaan.

c. Memberikan penilaian tentang kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal dan pengelolaan risiko atas kegiatan perusahaan.

d. Melaporkan hal-hal penting yang berkaitan dengan kelemahan dan peluang perbaikan dalam proses pengendalian kegiatan operasional perusahaan beserta rekomendasinya.

7. Operation Director

Adapun dari seorang Operation Director adalah sebagai berikut :

(23)

14

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi seluruh pelaksanaan operasional Perusahaan.

b. Membuat standar perusahaan mengenai semua proses operasional, produksi, proyek dan kualitas hasil produksi.

c. Membuat stategi dalam pemenuhan target perusahaan dan cara mencapai target tersebut.

d. Membantu tugas-tugas direktur utama.

e. Mengecek, mengawasi dan menentukan semua kebutuhan dalam proses operasional perusahaan.

f. Merencanakan, menentukan, mengawasi, mengambil keputusan dan mengkoordinasi dalam hal keuangan untuk kebutuhan operasional perusahaan

8. Merchandising Manager

Adapun tugas dari seorang Merchandising Manager adalah sebagai berikut : a. Memajang, merapikan dan menata produk.

b. Menjaga kebersihan produk yang dipajang.

c. Menjalankan semua progam promosi perusahaan.

d. Membantu menjaga stok produk dan memperlebar shelving di etalase toko modern market / tradisional market.

e. Membuat hasil laporan yang ditentukan oleh perusahaan.

f. Menjalankan tugas kunjungan ke toko sesuai dengan rencana kerja.

9. Finance Director

Adapun tugas dari seorang Finance Director adalah sebagai berikut :

(24)

a. Bekerja sama dengan manajer lainnya untuk merencanakan serta meramalkan beberapa aspek dalam perusahaan termasuk perencanaan umum keuangan perusahaan.

b. Menjalankan dan mengoperasikan roda kehidupan perusahaan se-efisien dan se-efektif mungkin dengan menjalin kerja sama dengan manajer lainnya.

c. Mengambil keputusan penting dalam investasi dan berbagai pembiayaan serta semua hal yang terkait dengan keputusan tersebut.

d. Menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, dimana perusahaan dapat memperoleh dana dan surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan.

2.5 Jaringan Usaha

Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain bergerak dalam bidang perdagangan umum termasuk perdagangan toserba/swalayan dan minimarket. Kegiatan usaha utama Perseroan adalah dalam bidang perdagangan eceran untuk produk konsumen dengan mengoperasikan jaringan yang bernama Alfamidi dan Alfamidi super melalui gerai “Alfamidi super” yang tersebar di beberapa kota seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Pasuruan, Makasar, Medan, Samarinda, Yogyakrta, Manado, Palu, Kendari dan Ambon sampai dengan akhir tahun 2019, Perseroan mengoperasikan 1.555 gerai yang terdiri dari 1.538 gerai Alfamidi dan 17 gerai Alfamidi super yang tersebar di beberapa pulau Indonesia.

(25)

16

2.6 Kinerja Usaha Terkini

Pada tahun 2017, Perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih Perseroan sebesar 15,01% menjadi Rp9,77 triliun dari Rp8,49 triliun pada tahun 2016. Dari sisi operasional, jumlah gerai Perseroan pada tahun 2017 bertambah sebesar 14,15% atau sebanyak 179 gerai menjadi 1.444 gerai dari sebelumnya berjumlah 1.265 gerai pada tahun 2016. Selain penambahan jumlah gerai, pada tahun 2017 Perseroan juga menambah cabang baru yang berlokasi di Palu, Sulawesi Tengah, dan membuka cabang baru di Pasuruan, Jawa Timur, sebagai pengganti cabang Surabaya.

Pada tahun 2018 Jumlah gerai Perseroan (Alfamidi dan Alfamidi super) naik dari 1.407 gerai pada tahun 2017 menjadi 1.440 gerai pada tahun 2018, yang didukung oleh 9 (sembilan) gudang yang berlokasi di Bitung (Cikupa), Bekasi, Pasuruan, Makassar, Medan, Samarinda, Yogyakarta, Manado dan Palu. Terkait format convenience store, pada tanggal 12 Maret 2018, Perseroan telah mendirikan entitas anak PT. Lancar Wiguna Sejahtera, berkedudukan di Tangerang, dengan kepemilikan yaitu sebesar 99%. Dari segmen jasa, Perseroan berhasil mengimplementasikan berbagai layanan payment point yang berkontribusi positif terhadap raihan pendapatan Perseroan. Secara keseluruhan, Perseroan dan entitas anak mencatat pertumbuhan pendapatan konsolidasian sebesar 9,56% yang mendorong kenaikan laba tahun berjalan konsolidasian sebesar Rp.56,34 miliar atau 54,80% pada tahun 2018, dari Rp.102,81 miliar pada tahun 2017 menjadi Rp.159,15 miliar pada tahun 2018.

(26)

Pada tahun 2019 Perseroan terus memperluas jaringan operasional melalui pembukaan cabang baru di Kendari, Sulawesi Tenggara dan Ambon, Maluku.

Perseroan berhasil membukukan total pendapatan sebesar Rp.11,62 triliun, tumbuh Rp.923,74 miliar atau 8,63% dibandingkan Rp.10,70 triliun pada tahun 2018. Pertumbuhan pendapatan serta peningkatan efisiensi biaya operasional turut berkontribusi terhadap capaian laba tahun berjalan sebesar Rp203,07 miliar, tumbuh sebesar Rp.43,92 miliar atau 27,59% dibandingkan Rp.159,15 miliar pada tahun 2018.

2.7 Rencana Kegiatan pada PT Midi Utama Indonesia Tbk

Perkembangan makroekonomi di tingkat nasional dan global diprediksi masih akan menyebabkan sejumlah dinamika terhadap pertumbuhan sektor bisnis di Indonesia pada tahun mendatang, termasuk untuk sektor retail. Beberapa kondisi yang menjadi tantangan utama pada tahun 2020 mendatang adalah kelanjutan dari perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat yang tak kunjung usai serta terjadinya pandemi Corona virus (Covid-19) yang berasal dari Tiongkok dan menyebar ke seluruh wilayah dunia sejak awal tahun 2020.

Di sisi lain, para pelaku industri retail juga terus mencermati perubahan perilaku konsumen. Sebagai respon atas kondisi tersebut, peritel modern melakukan sejumlah strategi, antara lain menggabungkan platform daring (online) dan (offiline) lewat omnichannel, sejumlah peritel modern mulai melakukan transformasi gerai mereka untuk menghadirkan pengalaman berbelanja yang berbeda, salah satunya dengan menambah fasilitas permainan dan kuliner. Hal ini dilakukan dengan mengubah format supermarket dengan tambahan wahana

(27)

18

permainan, sehingga dapat terus menarik pelanggan.

Di tengah berbagai dinamika tersebut, segmen minimarket diproyeksikan masih cukup menjanjikan. Untuk mengoptimalkan peluang tersebut di masa yang akan datang, Direksi telah mempersiapkan strategi untuk terus meningkatkan layanan prima kepada seluruh pelanggan, khususnya melalui perbaikan proses didukung oleh inovasi tiada henti mulai dari hal-hal terkecil (back to basic) di seluruh aringan gerai Perseroan. Melalui perbaikan proses, PT. Midi Utama Indonesia Tbk percaya akan menghasilkan layanan yang lebih baik dan menjaga loyalitas pelanggan.

(28)

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Kinerja Keuangan

Secara umum pengertian kinerja adalah suatu prestasi kerja atau hasil kerja seseorang berdasarkan kuantitas dan kualitas yang dicapainya dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diterima. Kinerja perusahaan adalah hasil dari kegiatan manajemen. Parameter yang sering digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan di mana informasi keuangan diambil dari laporan keuangan atau laporan keuangan lainnya.

Menurut Fahmi (2018:2), kinerja perusahaan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan merupakan pencapaian prestasi sebuah organisasi atau perusahaan dalam waktu tertentu yang menggambarkan kondisi keuangan yang sehat dan kinerja keuangan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan pada perusahaan.

3.2. Tujuan Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan penting untuk diketahui perusahaan. Pengukuran yang dilakukan mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan.

Kinerja keuangan perusahaan juga dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan.

Menurut Munawir (2010 : 31) ada beberapa tujuan kinerja keuangan diantaranya:

(29)

20

1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi saat ditagih.

2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut di likuidasi.

3. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang dibandingkan dengan penggunaan aset secara produktif.

4. Untuk mengetahui tingkat aktivitas yaitu kemampuan perusahaan dalam mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan tersebut dalam menggunakan sumber dananya agar tetap stabil.

Demikian empat tujuan kinerja keuangan. Salah satu tujuan terpenting dalam pengukuran kinerja keuangan adalah untuk menilai apakah tujuan yang ditetapkan perusahaan telah tercapai, sehingga kepentingan investor, kreditor dan pemegang saham dapat terpenuhi.

3.3 Manfaat Kinerja keuangan

Menurut Efriyanti dan Dkk (2012, hal.301) manfaat dari penilaian kinerja keuangan yaitu:

1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya.

2. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan secara keseluruhan.

(30)

3. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang.

4. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.

5. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

Manfaat kinerja keuangan tentu sangat penting untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya.

3.4. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Syahyunan (2015 : 28) Laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan ini menyediakan posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan. Sebagai sumber informasi,laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antara perusahaan sejenis.

Menurut Sirait (2014 : 9) Laporan keuangan (Financial Statement) merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi, sebagai ikhtisar dari transaksi- transaksi keuangan selama periode berjalan. Periode akuntansi dapat dipakai per tahun, per 12 bulan atau per 6 bulan tergantung perusahaan, namun umumnya per

(31)

22

12 bulan. Laporan keuangan ini bertujuan untuk memerikan informasi keuangan kepada para pemakai yang digunakan sebagai referensi dalam proses pengambilan keputusan.

3.5 Jenis – jenis Laporan Keuangan

Menurut Syahyunan (2015 : 29) Jenis laporan keuangan utama menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah sebagai berikut :

1. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan yang berupa aset, kewajiban, dan ekuitas suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Aset disajikan dalam kriteria lancar dan tidak lancar. Kewajiban disajikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban perusahaan. Dalam perseroan terbatas (PT), ekuitas dapat diklasifikasikan sebagai setoran modal oleh pemegang saham, penyisihan/pencadangan laba dan saldo laba yang tidak dicadangkan serta selisih penilaian.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya) serta laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.

Perusahaan dapat mengklasifikasikan pendapatan dan beban atas dasar sifat atau fungsi dalam perusahaan.

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam

(32)

memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas, operasi, investasi dan pendanaan.

3.6 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2012 : 11) Tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki

perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

Informasi keuangan lainnya.

3.7. Pihak-pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan

Menurut Sjahrial dan Purba (2013 : 9) Pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan tersebut yaitu :

(33)

24

1. Pemilik atau pemegang saham (Stock holder)

Mereka ini sangat berkepentingan untuk melihat kondisi perusahaan saat ini, sekaligus melihat kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan sebelumnya. Artinya berkaitan erat dengan sukses tidaknya perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham.

2. Manajemen (Management)

Secara garis besarnya sebagai cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain jika mencapai atau memperoleh target yang ditetapkan, berarti ada penghargaan dan jika sebaliknya ada teguran bahkan pemutusan hubungan kerja.

3. Kreditor (Creditor)

Apakah dana yang dipinjam perusahaan serta konsekuensinya (bunga) dapat dibayar dan pokok pinjaman yang harus dikembalikan.

4. Pemerintah (Goverment)

Apakah perusahaan jujur melaporkan keuangan sesungguhnya, berkaitan dengan kewajiban pajak yang dibayar kepada pemerintah / negara secara adil dan jujur.

3.8. Pengertian Analisis Common Size

Analisis common size disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam Laporan laba rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). Laporan keuangan dalam

(34)

persentase per komponen (common size) menyatakan masing masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya. Penyajian dalam bentuk analisis common size mempermudah untuk melakukan analisis laporan keuangan dengan memperhatikan perubahan perubahan yang terjadi dalam neraca dan laporan laba rugi.

Menurut Sawir (2017:46) Analisis vertikal (common size statement) adalah analisis yang dilakukan dengan jalan menghitung proporsi pos-pos dalam neraca dengan suatu jumlah tertentu. Laporan laba rugi dengan jumlah tertentu dari laporan laba rugi. Misalnya proporsi persediaan terhadap jumlah aktiva lancar, proporsi aktiva lancar terhadap jumlah aktiva, proporsi harga pokok terhadap total pendapatan dan hasil usaha.

3.9. Rumus menghitung Analisis Common Size

Apabila laporan keuangan disajikan dalam persentase-persentase, yaitu persentase dari masing-masing pos aktiva terhadap total aktivanya masing-masing pos pasiva terhadap total pasivanya serta pos-pos laba rugi terhadap total penjualan netonya, maka akan diperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang dapat digunakan sebagai pembanding. Laporan yang disajikan atau dinyatakan dalam persentase-persentase ini disebut common size statement atau “laporan dengan persentase per komponen” karena tiap-tiap komponen atau pos dinyatakan dalam persentase.

Menurut Harahap (2016:57) Metode untuk merubah jumlah-jumlah rupiah dalam suatu laporan keuangan menjadi persentase-persentase tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :

(35)

26

1. Nyatakan total aktiva, total pasiva, serta total penjualan neto masing-masing dengan 100 %

2. Hitunglah rasio dari masing-masing unsur laporan keuangan dengan totalnya, dengan cara membagi jumlah rupiah masing-masing unsur laporan keuangan itu dengan totalnya. Dari tahapan diatas maka rumus dapat dilihat sebagai berikut :

a) Laporan Neraca

Pada bagian Neraca akan menghitung aktiva dan pasiva, rumusnya sebagai berikut :

a. Aktiva

Sumber : Munawir (2014:59)

b. Pasiva

Sumber : Munawir (2014:59)

c. Ekuitas

Sumber : Munawir (2014:59)

b) Laporan Laba Rugi

Pada bagian Laba Rugi akan menggunakan rumus :

Sumber : Munawir (2014:59)

omponen

otal 100

omponen

otal 100

omponen

otal 100

omponen

100

(36)

3.10. Tujuan Analisis Common Size

Tujuan dari analisis common size adalah untuk memperoleh gambaran tentang :

1. Komposisi dan proporsi investasi pada setiap jenis aktiva.

2. Struktur modal dan pendanaan.

3. Distribusi hasil penjualan pada biaya dan laba.

Informasi hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan (operasi, investasi, dan pendanaan) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta kemungkinan pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

Menurut Sugiono dan Untung (2016, hal.11) Menyatakan bahwa tujuan dari analisis common size mengkonversikan satuan yang terdapat dalam laporan keuangan ke dalam satuan persen.

3.11. Manfaat Analisis Common Size

Common size bermanfaat untuk melakukan perbandingan kinerja keuangan antar perusahaan, karena laporan keuangan beberapa perusahaan dapat diubah dalam bentuk common size format. Perbandingan common size statement dengan pesaing dapat mengungkapkan perbedaan akun dan distribusinya dalam neraca.

Dengan demikian analis dapat mengevaluasi alasan mengapa terjadi perbedaan kinerja antar perusahaan. Analisis ini dapat melihat kekuatan pada setiap akun seperti angka penjualan pada laba rugi dan pembentukan aktiva pada laporan posisi keuangan.

(37)

28

3.12. Hubungan Analisis Common Size dengan Kinerja Keuangan Perusahaan

Tingkat kesehatan merupakan alat ukur yang digunakan oleh para pemakai laporan keuangan dalam mengukur dan membandingkan kinerja suatu perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan tersebut, dari laporan keuangan tersebut dapat diketahui finansial dari hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu.

Tingkat kesehatan perusahaan dapat diketahui dengan melakukan evaluasi atau analisis laporan keuangan. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui prestasi dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat menggunakannya sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Interpretasi atas analisis laporan keuangan perusahaan sangat penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan meskipun kepentingan mereka masing-masing berbeda dan mempunyai tujuan tersendiri.

3.13. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan unsur-unsur pokok dalam penelitian dimana konsep teoritis akan berubah ke dalam operasional yang dapat menggambarkan rangkaian variabel yang akan diteliti. Adapun penjelasan dari kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kinerja keuangan adalah hasil dari kegiatan manajemen dimana perusahaan dapat menggambarkan mengenai kondisi perubahan yang meliputi posisi

(38)

keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan.

Laporan keuangan mampu memberikan informasi sebagaimana yang diinginkan oleh perusahaan, perlu dilakukan analisis dan interpretasi atas data data yang terangkum dalam laporan keuangan tersebut sebagai langkah awal untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Tingkat kesehatan perusahaan dapat diketahui dengan melakukan evaluasi atau analisis laporan keuangan

Analisis common size adalah salah satu teknik dalam menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan laporan laba rugi dan neraca perusahaan. Untuk menggunakan analisis common size, setiap pos aktiva dan kewajiban akan dibagi dengan total aktiva yang ditunjukkan dalam persentase. Common size utamanya bermanfaat untuk melakukan perbandingan kinerja keuangan perusahaan untuk memperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang dapat digunakan sebagai pembanding. Maka dalam penelitian ini Peneliti melakukan analisis common size untuk menilai kinerja perusahaan pada PT. Midi Utama Indonesia Tbk. Adapun kerangka berpikir dapat dilihat dibawah ini:

Sumber : Gambar diolah (2020)

Gambar 3.1 Kerangka Berfikir Laporan Keuangan

PT. Midi Utama Indonesia Tbk

Laporan Neraca

Laporan Laba Rugi

Kinerja Perusahaan

(39)

30

3.14 Laporan Keuangan PT.Midi Utama Indonesia Tbk

Berikut ini laporan keuangan PT. Midi Utama Indonesia Tbk tahun 2017- 2019 :

Tabel 3.1

PT. Midi Utama Indonesia Tbk Laporan Posisi Keuangan Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017 – 2019

(Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber : https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/ Tahun 2017-

2019

Komponen 2017 2018 2019

Aset

Aset lancar

Kas dan setara kas 229.109 196.898 241.125

Piutang usaha

Piutang usaha pihak ketiga 315.813 423.464 260.061

Piutang usaha pihak berelasi 4.201 3.926 1.541

Piutang lainnya

Piutang lainnya pihak ketiga 22.345 67.077 98.120

Piutang lainnya pihak berelasi 0 0 1.016

Persediaan lancar

Persediaan lancar lainnya 1.130.712 1.189.510 1.315.746 Biaya dibayar dimuka lancar 240.073 257.239 278.817

Pajak dibayar dimuka lancar 0 16.689 36.299

Aset non-keuangan lancar lainnya 28.587 19.723 22.657 Jumlah aset lancar 1.970.840 2.174.526 2.255.382 Aset tidak lancar

Uang muka tidak lancar Uang muka tidak lancar atas

pembelian aset tetap 59.200 2.341 9.465

Biaya dibayar dimuka tidak lancar 1.064.096 1.026.076 1.017.849

Aset pajak tangguhan 45.604 48.828 67.652

Aset tetap 1.625.214 1.598.162 1.558.154

Beban tangguhan

Beban tangguhan lainnya 78.398 70.334 61.016

Klaim atas pengembalian pajak

tidak lancar 28.324 28.324

Aset tidak lancar non-keuangan

lainnya 6.439 11.554 20.791

Jumlah aset tidak lancar 2.907,275 2.785.619 2.734.927

Jumlah aset 4.878.115 4.960.145 4.990.309

(40)

Tabel 3.2

PT. Midi Utama Indonesia Tbk Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan) Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017 – 2019

(Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber: https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan tahunan / Tahun 2017-2019

Komponen 2017 2018 2019

Liabilitas dan ekuitas Liabilitas jangka pendek

Pinjaman jangka Pendek 725.000 813.000 561.000

Utang usaha

Utang usaha pihak Ketiga 1.086.078 1.110,430 1.322.186

Utang usaha pihak Berelasi 11.395 11.395 21.374

Utang lainnya

Utang lainnya pihak Ketiga 232.812 232.812 207.759

Utang lainnya pihak Berelasi 2.099 2.099 3.744

Beban akrual jangka Pendek 40.696 40.696 50.915

Liabilitas imbalan pasca kerja jangka

pendek 25.563 25.563 16.869

Utang pajak 12.118 12.118 27.077

Pendapatan diterima dimuka jangka

pendek 37.002 37.002 45.181

Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun

Liabilitas jangka panjang yang jatuh

tempo dalam satu tahun atas utang Bank 674.088 674.088 642.106 Liabilitas jangka panjang yang jatuh

tahun atas utang pembiayaan konsumen 945 670 253

Jumlah liabilitas jangka pendek 2.732.215 2.959.873 2.898.464 Liabilitas jangka panjang

Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

Liabilitas jangka panjang atas utang

bank 1.078.314 800.743 707.168

Liabilitas jangka panjang atas utang

Pembiayaan konsumen 923 253 0

Pendapatan diterima dimuka jangka

panjang 6.531 6.194 7.438

Kewajiban imbalan pasca kerja jangka

panjang 137.262 112.261 156.240

Jumlah liabilitas jangka panjang 1.223.030 919.451 870.846

Jumlah liabilitas 3.955.245 3.879.324 3.769.310

(41)

32

Tabel 3.3

PT. Midi Utama Indonesia Tbk Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan) Untuk Tahun Per 31 Desember 2017 – 2019

(Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber: https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan tahunan / Tahun 2017-2019

Tabel 3.4

PT. Midi Utama Indonesia Tbk Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komperhensif Lain Konsolidasian Untuk Tahun Berakhir

Per 31 Desember 2016-2018 (Dalam Jutaan Rupiah)

Komponen 2017 2018 2019

Ekuitas

Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk

Saham biasa 288.235 288.235 288.235

Tambahan modal disetor 73.881 73.881 73.881

Komponen ekuitas lainnya 138 29.276 14.234

Saldo laba (akumulasi kerugian) Saldo laba yang telah ditentukan

Penggunaannya 4.500 5.500 6.500

Saldo laba yang belum ditentukan

Penggunaannya 556.116 683.426 837.640

Jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada

pemilik entitas induk 922.870 1.080.18 1.220.490

Kepentingan non-pengendali 0 503 509

Jumlah ekuitas 922.870 1.080.821 1.220.999

Jumlah liabilitas dan ekuitas 4.878.115 4.960.145 4.990.309

Komponen 2017 2018 2019

Penjualan dan pendapatan usaha 9.767.592 10.701.575 11.625.313 Beban pokok penjualan dan

pendapatan

7.346.291 8.022.481 8.716.054 Jumlah laba bruto 2.421.301 2.679.094 2.909.259

Beban penjualan 2.000.902 2.204.814 2.381.717

Beban umum dan administrasi 174.382 192.863 235.255

Pendapatan lainnya 91.186 137.904 358.033

Beban lainnya 4.037 5.464 186.969

Laba usaha 333.166 413.857 463.351

Pendapatan keuangan 971 1.067 1.654

Beban keuangan 204.902 207.230 186.982

Jumlah laba (rugi) sebelum pajak final dan pajak penghasilan badan

129.235 207.694 278.023

(42)

Sumber : https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/ Tahun 2017- 2019

Komponen 2017 2018 2019

Beban pajak final 5.986 10.596 7.550

Laba sebelum pajak penghasilan 123.249 197.098 270.473

Beban pajak penghasilan 20.437 37.944 67.403

Jumlah laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan

102.812 159.154 203.070 Pendapatan komprehensif lainnya

setelah pajak

Pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi,setelah pajak

Penyesuaian lainnya atas

pendapatan komprehensif lainnya yang tidak direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak

15.959 29.138 15.045

Jumlah pendapatan komprehensif lainnya tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak

15.959 29.138 15.045

Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak

15.959 29.138 15.045

Jumlah laba rugi komprehensif 86.853 188.292 188.025 Laba (rugi) yang dapat

diatribusikan

Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke entitas induk

102.812 159.151 203.061 Laba (rugi) yang diatribusikan ke

kepentingan non-pengendali

0 3 9

Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan

Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke entitas induk

86.853 188.289 188.019 Laba rugi komprehensif yang dapat

diatribusikan ke kepentingan non- pengendali

0 3 6

Laba (rugi) per saham

Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang dilanjutkan

35.67 55.22 70.45

(43)

34

3.15 Analisis pada Laporan Neraca (Aktiva) Tabel 3.5

Analisis Common size Laporan Neraca pada PT. Midi Utama Indonesia Tbk. Periode 2017-2019

(Disajikan dalam persen)

Sumber: Data Diolah (2020)

Komponen 2017 (%) 2018 (%) 2019 (%)

ASET Aset lancar

Kas dan setara kas 4,70 3,97 4,83

Piutang usaha

Piutang usaha pihak ketiga 6,47 8,54 5,21

Piutang usaha pihak berelasi 0,09 0,08 0,03

Piutang lainnya

Piutang lainnya pihak ketiga 0,46 1,35 1,97

Piutang lainnya pihak berelasi - - 0,02

Persediaan lancar

Persediaan lancar lainnya 23,18 23,98 26,37

Biaya dibayar dimuka lancar 4,92 5,19 5,59

Pajak dibayar dimuka lancar 0,34 0,73

Aset non-keuangan lancar

lainnya 0,59 0,40 0,45

Jumlah aset lancar 40,40 43,84 45,20

Aset tidak lancar

Uang muka tidak lancar Uang muka tidak lancar atas

pembelian aset tetap 1,21 0,05 0,19

Biaya dibayar dimuka tidak

lancar 21,81 20,69 20,39

Aset pajak tangguhan 0,93 0,98 1,36

Aset tetap 33,32 32,22 31,22

Beban tangguhan

Beban tangguhan lainnya 1,61 1,42 1,22

Klaim atas pengembalian pajak

tidak lancar 0,57 0,57 -

Aset tidak lancar non-keuangan

lainnya 0,13 0,23 0,42

Jumlah aset tidak lancar 59,60 56,16 54,80

Jumlah aset 100 100 100

(44)

Berdasarkan tabel 3.5, analisis pada laporan neraca (aktiva) PT. Midi Utama Indonesia Tbk. Periode 2017-2019 menggunakan analisis common size dapat dilihat bahwa persentase kas mengalami penurunan selama tahun 2017-2018 sebesar 0,73%. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya kas yang digunakan untuk aktivitas investasi sejalan dengan ekspansi Perseroan dan kas yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan mengalami penurunan berasal dari kenaikan persentase utang bank jangka pendek sebesar 3,66 % disebabkan oleh tambahan utang ke pihak ketiga untuk membiayai sebagian dari ekspansi Perseroan, seiring dengan strategi perseroan yang lebih selektif dalam melakukan investasi dan adanya penurunan persentase utang bank jangka panjang sebesar 6,53 % disebabkan oleh pembayaran utang bank yang jatuh tempo pada tahun 2018. Persentase aset lancar mengalami kenaikan sebesar 3,44 % karena adanya penambahan piutang pada pihak ketiga dan penambahan persediaan, sedangkan persentase aset tidak lancar mengalami penurunan sebesar 3,44 % disebabkan oleh penurunan uang muka pembelian aset tetap.

Namun pada tahun 2019 persentase kas mengalami peningkatan sebesar 0,86 % hal ini terjadi karena meningkatnya pendapatan perusahaan yang didorong oleh peningkatan penerimaan kas dari pelanggan sejalan dengan peningkatan pendapatan Perseroan dan penambahan gerai baru Perseroan. Persentase aset lancar mengalami kenaikan sebesar 1,36 % seiring pertumbuhan bisnis Perseroan yang semakin meningkat tahun 2019. Namun persentase aset tidak lancar mengalami penurunan sebesar 1,36 % akibat penurunan aset tetap sebesar 1 %

(45)

36

karena adanya penghapusan aset akibat kebakaran gudang di Bitung dan bencana di Palu.

Kas berjalan stabil dan terus berkembang meskipun sempat mengalami penurunan pada periode 2017-2018, penurunan diakibatkan karena adanya ekspansi perusahaan sebagai strategi perseroan yang lebih selektif dalam melakukan investasi. Menurut teori jika suatu perusahaan berinvestasi pada aset tetap maka kasnya akan turun. Pada tahun 2019 kas mengalami kenaikan karena meningkatnya pendapatan perusahaan yang didorong oleh peningkatan penerimaan kas dari pelanggan sejalan ekspansi perseroan pada tahun sebelumnya.

3.16. Analisis pada Laporan Neraca (Pasiva) Tabel 3.6

Analisis Common size Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan) PT. Midi Utama Indonesia Tbk Periode 2017 – 2019

(Disajikan dalam persen)

Komponen 2017 (%) 2018 (%) 2019 (%)

Liabilitas dan ekuitas Liabilitas jangka pendek

Pinjaman jangka Pendek 14,86 16,39 11,24

Utang usaha

Utang usaha pihak Ketiga 22,26 22,39 26,50

Utang usaha pihak Berelasi 0,23 0,23 0,43

Utang lainnya

Utang lainnya pihak Ketiga 4,77 4,69 4,16

Utang lainnya pihak Berelasi 0,04 0,04 0,08

Beban akrual jangka Pendek 0,83 0,82 1,02

Liabilitas imbalan pasca kerja jangka

pendek 0,52 0,52 0,34

Utang pajak 0,25 0,24 0,54

Pendapatan diterima dimuka jangka

pendek 0,76 0,75 0,91

Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun

(46)

Sumber: Data Diolah (2020)

Berdasarkan tabel 3.6, analisis pada laporan neraca (Pasiva) PT. Midi Utama Indonesia Tbk. Periode 2017-2019 menggunakan analisis common size dapat dilihat bahwa persentase pada total hutang mengalami penurunan selama 2017-2018 sebesar 2,87% penurunan ini disebabkan oleh persentase hutang jangka pendek yang mengalami kenaikan sebesar 3,66 % karena adanya tambahan utang ke pihak ketiga dan persentase hutang jangka panjang mengalami penurunan sebesar 6,53 % disebabkan oleh pembayaran utang bank yang jatuh tempo pada tahun 2018.

Dan pada periode 2018-2019 persentase total hutang kembali mengalami penurunan sebesar 2,87 % disebabkan karena adanya penurunan persentase hutang bank jangka pendek sebesar 0,72 % dan jangka panjang sebesar 1,09 %.

Penurunan persentase hutang bank jangka pendek ini disebabkan karena

Komponen 2017 (%) 2018 (%) 2019 (%)

Liabilitas jangka panjang yang jatuh

tempo dalam satu tahun atas utang Bank 13,82 13,59 12,87 Liabilitas jangka panjang yang jatuh

tahun atas utang pembiayaan konsumen 0,02 0,01 0,01 Jumlah liabilitas jangka pendek 56,01 59,67 58,08 Liabilitas jangka panjang

Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

Liabilitas jangka panjang atas utang bank 22,11 16,14 14,17 Liabilitas jangka panjang atas utang

Pembiayaan konsumen 0,02 0,01 -

Pendapatan diterima dimuka jangka panjang

0,13 0,12 0,15

Kewajiban imbalan pasca kerja jangka

panjang 2,81 2,26 3,13

Jumlah liabilitas jangka panjang 25,07 18,54 17,45

Jumlah liabilitas 81,08 78,21 75,53

(47)

38

menurunnya utang bank yang digunakan untuk mengembangkan usaha dan hutang bank jangka panjang sebesar 1,97 %. Penurunan persentase hutang jangka panjang disebabkan oleh penurunan ekspansi usaha yang dibiayai dari utang bank jangka panjang. Total hutang PT. Midi Utama Indonesia Tbk periode 2017-2019 megalami penurunan setiap tahunnya. Semakin rendah total hutang mengartikan kemampuan perusahaan yang baik dalam membayar atau melunasi utang atau kewajiban dalam skala jangka pendek maupun jangka panjang. Semakim rendahnya total hutang juga memiliki arti hanya sebagian kecil aset perusahaan yang dibiayai dari hutang.

3.17. Analisis pada Laporan Neraca (Ekuitas) Tabel 3.7

Analisis Common Size Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan) PT. Midi Utama Indonesia Tbk Periode 2017 – 2019

(Disajikan dalam persen)

Sumber: Data Diolah (2020)

Komponen 2017 (%) 2018(%) 2019(%)

Ekuitas

Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk

Saham biasa 5,91 5,81 5,76

Tambahan modal disetor 1,51 1,49 1,48

Komponen ekuitas lainnya 0,00 0,59 0,29

Saldo laba (akumulasi kerugian) Saldo laba yang telah ditentukan

Penggunaannya 0,09 0,11 0,13

Saldo laba yang belum ditentukan

Penggunaannya 11,40 13,78 16,79

Jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada

pemilik entitas induk 18,92 21,78 24,26

Kepentingan non-pengendali - 0,01 0,01

Jumlah ekuitas 18,92 21,79 24,47

Jumlah liabilitas dan ekuitas 100 100 100

(48)

Berdasarkan tabel 3.7, analisis pada laporan neraca (ekuitas) PT. Midi Utama Indonesia Tbk. Periode 2017-2019 menggunakan analisis common size dapat dilihat bahwa persentase ekuitas mengalami kenaikan selama tahun 2017- 2018 sebesar 2,87 % Peningkatan jumlah persentase ekuitas dikontribusikan oleh peningkatan saldo laba yang berasal dari laba tahun berjalan tahun 2018. Dan pada tahun 2019 persentase ekuitas kembali mengalami peningkatan sebesar 2,68

% peningkatan terjadi akibat adanya peningkatan saldo laba dari laba tahun berjalan tahun 2019. Nilai ekuitas suatu perusahaan mencerminkan nilai buku perusahaan tersebut. Jika persentase ekuitas PT. Midi Utama Indonesia Tbk periode 2017-2019 terus megalami peningkatan berarti perusahaan berkembang setiap tahunnya dan efisiensi kepengurusan (stewardship) manajemen cukup baik.

3.18. Analisis pada Laporan Laba Rugi Tabel 3.8

Analisis Common Size Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komperhensif lain Konsolidasian PT. Midi Utama

Indonesia Tbk Periode 2017-2019 (Disajikan dalam persen)

Komponen 2017 (%) 2018 (%) 2019 (%)

Penjualan dan pendapatan usaha 100 100 100

Beban pokok penjualan dan pendapatan 75,21 74,97 74,97

Jumlah laba bruto 24,79 25,03 25,03

Beban penjualan 20,49 20,60 20,49

Beban umum dan administrasi 1,79 1,80 2,02

Pendapatan lainnya 0,93 1,29 3,08

Beban lainnya 0,04 0,05 1,61

Laba usaha 3,41 3,87 3,99

Pendapatan keuangan 0,01 0,01 0,01

Beban Keuangan 2,10 1,94 1,61

Jumlah laba (rugi) sebelum pajak final dan pajak penghasilan badan

1,32 1,94 2,39

(49)

40

Sumber: Data Diolah (2020)

Berdasarkan tabel 3.8, analisis pada laporan laba rugi PT. Midi Utama Indonesia Tbk. Periode 2017-2019 menggunakan analisis common size dapat dilihat bahwa persentase laba usaha pada tahun 2017-2018 mengalami peningkatan sebesar 0,46 % pertumbuhan laba usaha dikontribusikan oleh

Komponen 2017 (%) 2018 (%) 2019 (%)

Beban pajak final 0,06 0,10 0,06

Laba sebelum pajak penghasilan 1.26 1,84 2,33

Beban pajak penghasilan 0,21 0,35 0,58

Jumlah laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan

1,05 1,49 1,75

Pendapatan komprehensif lainnya .setelah pajak

Pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi,setelah pajak

Penyesuaian lainnya atas pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak

0,16 0,27 0,13

Jumlah pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak

0,16 0,27 0,13

Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak

0,16 0,27 0,13

Jumlah laba rugi komprehensif 0,89 1,76 1,62

Laba (rugi) yang dapat diatribusikan Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke entitas induk

1,05 1,49 1,75

Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke kepentingan non-pengendali

0,00 0,00 0,00

Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan

Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke entitas induk

0,89 1,76 1,62

Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke kepentingan non- pengendali

0,00 0,00 0,00

Laba (rugi) per saham

Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang dilanjutkan

0,00 0,00 0,00

(50)

pertumbuhan pendapatan neto dan pendapatan lainnya. Pendapatan neto meningkat seiring dengan pertumbuhan penjualan gerai yang sama (same stores sales growth) dan juga pertumbuhan gerai baru dan.

Pada tahun 2019 persentase laba usaha kembali mengalami peningkatan sebesar 0,11 % dari tahun sebelumnya hal ini disebebkan oleh pertumbuhan pendapatan neto 2019 lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan beban operasional dan peningkatan penghasilan fee. Perusahaan yang baik dan sehat adalah perusahaan yang dapat meminimalkan dan menekan biaya-biaya. Dilihat dari presentase laba usaha yang meningkat setiap tahunnya berarti perusahaan memiliki manajemen yang baik dalam meminimalkan beban dan mampu meningkatkan penjualan bersih sehingga perusahaan menghasilkan laba yang lebih tinggi.

Persentase laba sebelum pajak penghasilan pada tahun 2018 tercatat sebesar 1,84 % tumbuh signifikan sebesar 0,58 % dibandingkan tahun 2017 sebesar 1,26 %. Kemudian pada tahun 2019 persentase laba sebelum pajak penghasilan sebesar 2,33 % meningkat sebesar 1,01% dibandingkan 1,84 % pada tahun 2018. Laba sebelum pajak penghasilan stabil terus mengalami kenaikan.

Laba sebelum pajak penghasilan digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi kegiatan operasional perusahaan tanpa mempertimbangkan biaya bunga dan pajak. Investor juga biasanya menggunakan laba sebelum pajak penghasilan

sebagai perbandingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

Persentase laba tahun berjalan tahun 2018 sebesar 1,49 %, tumbuh signifikan sebesar 0,44 % dibandingkan pada tahun 2017 sebesar 1,05 %.

(51)

42

Pertumbuhan laba tahun berjalan secara signifikan didorong oleh pertumbuhan pendapatan neto dan pendapatan lainnya. Persentase laba tahun berjalan pada tahun 2019 sebesar 1,75 % meningkat sebesar 0,26 % dibandingankan tahun sebelumnya sebesar 1,49 % hal ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan neto 2019 lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan operasional, peningkatan penghasilan fee dan penurunan beban keuangan . Persentase beban keuangan pada tahun 2019 sebesar 1,61 % menurun sebesar 0,33 % dibandingkan pada tahun 2018 sebesar 1,94 %. Semakin tinggi persentase laba artinya semakin baik.

Persentase laba tahun berjalan terus mengalami peningkatan , perusahaan dinilai bekerja dengan baik dari sudut pandang finansial, karena menghasilkan laba secara maksimal dan dinilai dapat mengelola keuangan dengan efektif sehingga akan berpengaruh pada peningkatan harga saham.

(52)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan analisis common size pada PT. Midi Utama Indonesia Tbk, maka dapat diambil beberapa kesimpulan serta saran yang dapat mempermudah dari perusahaan dalam menjalankan usahanya agar dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan sebagai berikut :

4.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil analisis common size dilihat dari segi neraca perusahaan periode tahun 2017-2019 bahwa total aset mengalami kenaikan meskipun aset tidak lancar sempat mengalami penurunan karena adanya penghapusan aset diakibatkan oleh kebakaran gudang di Bitung dan bencana di Palu . Kenaikan total aset membuktikan bahwa perusahaan mampu membiayai kewajiban jangka pendeknya.

Kemampuan kas perusahaan dalam membiayai kewajiban jangka panjang meningkat dilihat dari aspek total hutang cenderung menurun hal ini disebabkan oleh menurunnya pembiayaan ekspansi perusahaan pada hutang jangka pendek. Ekspansi perusahaan merupakan strategi perusahaan untuk lebih selektif dalam melakukan investasi, ekspansi perusahaaan berhasil meningkatkan pendapatan perusahaan yang didorong oleh peningkatan penerimaan kas dari pelanggan sejalan dengan peningkatan pendapatan Perseroan dan penambahan gerai baru Perseroan. Dari aspek ekuitas menunjukkan peningkatan. Hal ini terjadi akibat peningkatan saldo laba dari laba tahun berjalan

Gambar

Gambar 3.1  Kerangka Berfikir Laporan Keuangan PT. Midi Utama Indonesia Tbk Laporan Neraca Laporan Laba Rugi  Kinerja  Perusahaan

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan hasil akhir dapat diketahui dengan dilakukan postes menggunakan uji satu pihak untuk mengetahui pengaruh perlakuan model problem based learning berbantuan

Berdasarkan hasil simulasi dan pengujian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemodelan sistem berbasis pada neuro fuzzy dengan 3 masukan, 1 keluaran serta model dinamika

Menurut Rahmadi (2001) tugas utama Bank adalah mengumpulkan dana dari masyarakat (baik dari perorangan maupun dari organisasi) Dengan dana yang terkumpul tadi, Bank dapat

Dari permasalahan tersebut, sistem rekam medis akan memegang peran penting dalam proses pelayanan rumah sakit, adapun metode yang digunakan dalam perancangan sistem rekam

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada saat ini juga belum memiliki data kebutuhan peralatan yang memadai terutama pada daerah rawan bencana, maka

Bagi warga sekolah dapat digunakan sebagai dasar pengembangan dan membuka kesadarannya untuk ikut serta dalam mensukseskan pentingnya pembelajaran bahasa Inggris sebagai

Makmur Jaya Sragen dengan aturan yang terdapat dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan dan mengetahui tanggung jawab hukum jika perjanjian outsourcing dilanggar oleh salah

Hasil penelitian (Rochadi,2004) menunjukkan bahwa mayoritas kaum remaja mulai merokok pertama kali pada usia 12-4 tahun dan mengenal rokok dari teman- temannya dimana mayorias teman