• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

2. Pengertian Membaca

Membaca sebagai bagian dari keterampilan berbahasa memiliki peranan yang sangat penting. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus (Crawley dan Mountain, 1995), (dalam Rahim, 2007: 2).

Mengenai pengertian membaca, menurut Listyanto Ahmad (dalam Aizid, 2011: 11) mendefinisikan membaca sebagai suatu proses yang dilakukan dan di gunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata bahasa tulis (tulisan).

Tiga istilah sering digunakan untuk memberikan komponen dasar dari proses membaca,yaitu recording, decoding, dan meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan sedangkan proses decoding (penyandian) merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke

dalam kata-kata. Proses recording dan decoding biasanya berlangsung pada kelas-kelas awal, yaitu SD kelas-kelas (I, II, dan III) yang dikenal dengan istilah membaca permulaan. Penekanan membaca pada tahap ini ialah proses perseptual, yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi bahasa.

Sementara itu proses memahami makna (meaming) lebih ditekankan di kelas-kelas tinggi SD (Syafi’ie, 1999), (dalam Rahim, 2007: 2).

Aizid (2011: 22) mengemukakan bahwa “membaca adalah suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan berdasarkan kerja sama antara beberapa kemampuan, yaitu mengamati, memahami, dan memikirkan’’. Dengan kata lain, membaca adalah suatu aktivitas menyerap atau menangkap ide pokok atau pesan moral yang tersirat dan tersurat dalam sebuah tulisan.

Di samping keterampilan decoding, pembaca juga harus memiliki keterampilan memahami makna (meaming). Pemahaman makna berlangsung melalui berbagai tingkat, mulai dari tingkat pemahaman literal sampai kepada pemahaman interpretatif, kreatif, dan evaluative. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa membaca merupakan gabungan proses perceptual dan kognitif, seperti dikemukakan oleh Crawley dan Mountain (1995), (dalam Rahim, 2007: 2)

Menurut pandangan tersebut, membaca sebagai proses visual merupakan proses menerjemahkan simbol tulis ke dalam bunyi. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis (critical reading), dan membaca kreatif (creative reading). Membaca sebagai proses linguitik, skema pembaca membantunya membangun makna, sedangkan fonologis, semantik, dan fitur sintaksis membantunya mengomunisasikan dan menginterpretasikan pesan-pesan. Proses metakognitif melibatkan perencanaan, pembetulan suatu strategi, pemonitoran, dan

pengevaluasian. Pembaca pada tahap ini mengidentifikasi tugas membaca untuk membentuk strategi membaca yang sesuai, memonitor pemahamanya, dan menilai hasilnya.

Sedangkan Klein, dkk. (1996), (dalam Rahim, 2007: 3) mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategis, dan (3) membaca merupakan interaktif. Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.

Membaca merupakan salah satu aspek penting yang diajarkan, karena kegiatan membaca merupakan kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai keterampilan. Hal ini ditegaskan oleh Grellt (dalam Muchlisoh dkk, 1992: 119), bahwa “kegiatan membaca adalah semacam dialog antara pembaca dan penulis, tanpa kecuali anak usia dini, dan kemampuan membaca mempengaruhi kemampuan berbicara, sehingga dapat dikatakan bahwa membaca merupakan aspek kebahasaan yang berfungsi sebagai pintu awal dalam membuka cakrawala berpikir seseorang”.

Anderson yang dikutip oleh Tarigan (1986: 8), menjelaskan bahwa

“membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan melalui media kata-kata, di mana kata-kata tersebut merupakan satu kesatuan yang dapat dilihat dan mempunyai makna. Proses membaca dimulai dari keinginan anak untuk memahami dan melafalkan huruf sehingga menjadi rangkaian kata-kata yang penuh makna.

Oleh karena itu, permulaan membaca bagi murid kelas I SD harus memperoleh perhatian sungguh-sungguh dari pendidik, sehingga anak menyadari bahwa dengan membaca murid dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan informasi dari media cetak, dan pada akhirnya mereka dapat menginformasikan dan mengkomunikasikan itu kepada orang lain.

Aizid (2011: 22) mengemukakan bahwa “membaca adalah suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan berdasarkan kerja sama antara beberapa kemampuan, yaitu mengamati, memahami, dan memikirkan’’. Dengan kata lain, membaca adalah suatu aktivitas menyerap atau menangkap ide pokok atau pesan moral yang tersirat dan tersurat dalam sebuah tulisan.

Finochiaro dan Bonomo (dalam Tarigan, 1985: 16) mendefinisikan secara singkat, bahwa membaca adalah memetik serta memahami arti makna yang terkandung di dalam bahasa tertulis.

Sedangkan Tampubolon (1993: 25) mengemukakan membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses pengenalan huruf-huruf.

Pendapat Smith (dalam Ginting 2005: 17) bahwa membaca merupakan suatu proses membangun pemahaman dari teks yang tertulis.

Juel (dalam Sanjaya, 2005: 5) mendefinisikan membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan, sehingga hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari bacaan.

Sejalan dengan pendapat di atas maka membaca merupakan kegiatan yang kompleks dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah. Kegiatan

kompleks tersebut meliputi pengertian dan khayalan, mengamati serta mengingat-ingat. Kegiatan membaca merupakan kegiatan komleks karena melibatkan banyak hal.

Membaca merupakan tuntutan kebutuhan manusia pada saat ini karena seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat ini menuntut orang harus membaca. Dengan demikian, maka membaca itu lebih dari pada hanya sekedar menghubungkan antara kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan, tetapi juga harus dibarengi dengan kemampuan memahami bacaan. Karena membaca termasuk aktivitas yang melibatkan kerja otak dan gerak mata. Dengan demikian, kegiatan ini adalah sebuah kegiatan yang sangat kompleks karena melibatkan kerja fisik dan mental. Selanjutnya, menurut Soedarso (dalam Aizid, 2011: 20), “membaca merupakan kegiatan yang kompleks dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah’’.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu aktivitas menyerap atau menangkap ide pokok atau pesan moral yang tersirat dan tersurat dalam sebuah tulisan yang dilakukan berdasarkan kerja sama antara beberapa kemampuan, yaitu mengamati, memahami dan memikirkan.

Dokumen terkait