Terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kartu Huruf
1. Pengertian
Ka rt u huruf adalah suatu Benda yang berbentuk persegi yang terbuat dari karton atau plast ik. Seperti kartu SIM atau kartu ATM dan sebagainya. Demikian juga kartu huruf' dibuat dari karton berbentuk persegi panjang dengan ukuran 12 cm X 8 cm.
Kartu huruf ini berisikan huruf atau kalimat dengan dasar yang berbeda-beda. Yaitu warna merah. kuning, hijau, biru, putih, dan sebagainya. Dengan perbedaan warna dasar kartu huruf ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa dan mudah membedakan huruf-huruf tersebut.( Muhamad Afendi, 2006: 129)
Gambar 1 Ka rt u Huruf
Kartu dengan ukuran 12 cm X 8 cm ini masing-masing ditentukan warna dengan dituliskan hurufatau kata sesuai dengan bacaan tajwid.
Pengelompokan warna tersebut seperti tertera di bawah ini.
a. Kartu merah berisikan huruf-huruf' Iqlab
13
Merah Kuning Hijau Biru
b. Kartu kuning sebanyak 15 lembar berisikan huruf Ikhfa’
c. Kartu biru 6 lembar yaitu untuk bacaan Idhar
d. Kartu hijau sebanyak 6 lembar berisikan bacaan idgom
Kartu huruf ini digunakan untuk menerangkan materi tajwid pada kelas IV MI Baran, agar lebih mudah memahami tajwid dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Penggunaan kartu huruf dalam bidang studi ilmu tajwid
Penggunaan kartu huruf dalam pengajaran masih memerlukan 4 kotak kantong untuk menempatkan kartu. Setelah kegiatan belajar mengajar dimulai, anak-anak disuruh mengamati masing-masing kartu tersebut.
Setelah peragaan kartu ini selesai anak-anak memasukkan kartu tersebut ke dalam kotak tersebut. Sehingga keadaan kelas kembali tertata rapi, dan setiap kartu mau digunakan lagi telah siap dalam kotak tersebut.
B. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan salah sate metode yang digunakan dalam metode pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara mencapai sesuatu tujuan yaitu tujuan-tujuan yang diharapkan tercapai oleh siswa dalam pembelajaran. Da1am penggunaan metode sendiri, guru harus dapat menentukan metode yang tepat sesuai materi yang diajarkan.
Berbagai metode pembelajaran yang akan dipilih akan memiliki kelebihan dan kekurangan yang menyertainya. Pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu latar belakang anak didik,
tujuan yang ingin dicapai, situasi yang ada, fasilitas yang tersedia dan juga kualitas pendidik.
Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran ditinjau dari segi prosesnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Sebagai gambaran aktivitas yang hares ditempuh oleh siswa dan guru dalam menentukan kegiatan pembelajaran.
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran.
d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran, Apakah dalam kegiatan pembelajaran tersebut perlu diberikan bimbingan secara individu atau kelompok.
Gambaran awal akan penting memilih sebuah metoda pembelajaran, harus mengetahui macam-macam metode pembelajaran yang sudah banyak bertebaran di dunia pendidikan. Dengan mengetahui jenis-jenis metode pembelajaran ini akan memudahkan kita memilih metode apa yang sesuai dengan pembelajaran yang akan kita terapkan.
Adapun jenis-jenis metode pembelajaran itu antara lain:
a. Metode Ceramah (Lucture)
Metode ceramah ini banyak digunakan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran secara klasikal.
b. Metode Tanya Jawab
Metode ini sering digunakan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran kelompok. Seorang pendidik mengutarakan sebuah permasalahan yang kemudian menarik perhatian siswa untuk saling bertanya.
c. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang disajikan bahan pengajaran dengan mempertunjukkan secara langsung obyeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu.(
Annas sudjono, 1996: 6) d. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode mengajar dalam penyajian atau pengajaran materi nya melalui percobaan atau mencobakan sesuatu serta mengamati secara proses. Eksperimen sulit dipisahkan dengan metode demonstrasi, karena keduanya kemungkinan dapat dipergunakan secara bersamaan.
e. Metoda Pemberian Tugas
Dalam metode ini seorang, pendidik akan memberikan tugas kepada siswa. Baik tugas pribadi maupun tugas kelompok. Pemberian tugas tidak hanya di datum kelas, tetapi juga dapat dilakukan di luar ruangan atau tugas rumah
f. Metode Diskusi
Metode ini sering digunakan dalam dunia pendidikan. khususnya dalam pembelajaran kelompok. Metode mengajar diskusi merupakan cara
mengajar dalam pembahasan dan pengajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus di selesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama.
Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan, kelemahan metode dapat dieliminir jika guru tepat dalam memilih metode yang sesuai dengan materi pembelajaran dan tujuan yang ingin dicapai. Peneliti memilik metode demonstrasi karena lebih tepat digunakan dalam penerapan pembelajaran dengan menggunakan kartu huruf.
Untuk menjadi lebih jelas pemilihan metode demonstrasi ini, di bawah ini akan dibahas bagaimana dan seperti apa metode demonstrasi itu.
a. Pengertian metode demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan materi pembelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu.
b. Langkah-langkah metode demonstrasi
Dalam metode demonstrasi hasil yang akan terjadi sudah disampaikan pada siswa. Adapun langkah-langkah metode demonstrasi adalah sebagai berikut:
1) Mempersiapkan alat/ bahan yang akan digunakan dalam metode demonstrasi.
2) Menyampaikan topic materi dan tujuan pembelajaran
3) Menjelaskan materi pembelajaran dengan demonstrasi menggunakan alat/ bahan yang sudah disiapkan.
4) Menarik kesimpulan 5) Mengadakan evaluasi
Metode demonstrasi ini adalah suatu cara mengajar dimana guru menunjukkan suatu proses dan siswa tidak hanya mendengarkan.( Annas sudjono, 1996: 85)
Kebaikan metode demonstrasi adalah:
a) Dapat diarahkan pada hal-hal yang dianggap penting sehingga hal-hal penting itu dapat diamati se perlunya.
b) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan dibandingkan dengan kegiatan hanya mendengar ceramah atau membaca di dalam buku.
c) Bila pelajar turut aktif maka is akan memperoleh pengalaman praktik untuk mengembangkan kecakapannya dan memperoleh pengakuan dan pengharapan dare lingkungan sosialnya.
d) B e b er a p a ma s a l a h pertanyaan pada pelajar dapat di jawab lebih teliti.
Kelemahan metode demonstrasi adalah:
a) Demonstrasi merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama
b) Metode demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah aktifitas dimana para pelajar sendiri dapat ikut bereksperimen dan menjadikan aktifitas itu pengalaman pribadi.
c) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelompok.
d) Kadang-kadang bila suatu alat dibawa Re dalam kelas kemudian didemonstrasikan terjadi proses yang berlainan dengan proses dalam sistem sebenarnya.
Cara mengatasi kelemahan metode demonstrasi:
a) Menetapkan tujuan terlebih dahulu sesuai dengan jam pelajaran yang ada.
b) Demonstrasi yang dilaksanakan harus benar-benar tepat sesuai dengan apa yang diharapkan.
c) Alat-alat yang digunakan agar dipilih dengan tepat;
d) Bahan pelajaran yang akan didemonstrasikan harus benar-benar bacaan yang bersifat praktis dan berguna bagi dan
e) Sebelum demonstrasi dimulai guru sebaiknya mengadakan latihan sehingga demonstrasi tersebut dapat berjalan dengan baik.
c. Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran tajwid kelas IV serta prosedur pelaksanaannya.
Dengan metode demonstrasi dimaksud guru dan peserta didik melakukan sesuatu serta mengamati proses dan Hasil pekerjaan. Dan akhirnya peserta didik mengadakan lembar tugas yang diberikan guru untuk didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing.
Prosedur pelaksanaan dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan alat demonstrasi.
2. Memberikan informasi dan petunjuk tenting tugas-tugas yang harus dilakukan dalam demonstrasi.
3 . Pelaksanaan demonstrasi dengan menggunakan lembar kerja/
pedoman demonstrasi yang disusun secara sistematis. Sehingga peserta didik tidak mengalami kesulitan dan dapat membuat laporan demonstrasi.
4 . Ke s imp u la n.
C. Pembelajaran Al-Quran
1. Pentingnya Al-Quran Hadits
Kehidupan dan peradaban manusia senantiasa mengalami perubahan. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas pendidikan, salah satunya melalui penyempurnaan kurikulum. Kualitas pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing.
Dalam konteks madrasah agar lulusan nya memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif, maka kurikulum Madrasah perlu diterbangkan dengan pendekatan berbasis kompetensi. Hal ini dilakukan agar madrasah secara Kelembagaan dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta tuntutan desentralisasi. Dengan cara seperti itu, Madrasah tidak akan kehilangan relevansi program pembelajarannya.( Gunawan, 1998: 25)
Selanjutnya basis kompetensi yang dikembangkan di Madrasah harus menjamin pertumbuhan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, penguasaan ketrampilan hidup, penguasaan kemampuan akademik,
seni dan pengembangan kepribadian yang paripurna dengan pertimbangan ini, maka disusun kurikulum nasional Pendidikan Agama di Madrasah yang berbasis kompetensi dasar yang mencerminkan kebutuhan keberagaman peserta didik Madrasah secara nasional. Standar ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum Qur'an hadits, di madrasah sesuai dengan kurikulum daerah/
Madrasah.
Oleh karena itu, peranan dan afektivitas pendidikan agama di Madrasah sebagai landasan bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan masyarakat mutlak harus ditingkatkan, karena asumsinya adalah jika pendidikan agama (yang meliputi Al-Qur'an dan Hadits, Agidah dan Akhlaq, Figih dan Sejarah Kebudayaan Islam) yang dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.
Pendidikan Al-Qur'an dan Hadits di Madrasah Ibtidaiyah sebagai landasan yang integral dari pendidikan Agama, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik, tetapi secara substansial mata pelajaran Al- quran dan Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan Ahlakul karimah dalam kehidupan sehari hari.
Mata pelajaran Al-Qur'an Hadits adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang dimaksud untuk
memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al Qur'an dan hadits sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku sehari hari sebagai manifestasi iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Sesuai dengan kerangka pikir di atas, Kurikulum Al-Qur'an dan Hadits Madrasah Ihtidaiyah (MI) dikembangkan dengan pendekatan sebagai berikut:
a. Lebih menitikberatkan target kompetensi dari penguasaan materi.
b. Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber Jaya pendidikan yang tersedia
c. Memberikan kebebasan yang lebih lugs kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
Kurikulum Al-Qur'an dan Hadits MI yang dikembangkan dengan pendekatan tersebut diharapkan mampu menjamin pertumbuhan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT, peningkatan penguasaan kecakapan hidup kemampuan bekerja dan bersikap ilmiah sekaligus menjamin pengembangan kepribadian Indonesia yang kuat dan berakhlak mulia.
2. Tujuan
Pembelajaran Al Qur'an-hadist di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan dan menggemari Al Qur'an dan Hadist serta menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan
ayat-ayat Al Qur'an hadits untuk mendorong, membina dan membimbing akhlaq dan perilaku peserta didik agar berpedoman kepada dan sesuai dengan isi kandungan ayat-ayat Al Qur'an dan Hadits.
Mata pelajaran Al Qur'an Hadits pada Madrasah Ibtidaiyah berfungsi:
a. Menumbuhkembangkan kema mpuan peserta didik membaca dan menulis Al Qur'an Hadits
b. Mendorong, membimbing dan membina kemampuan dan kegemaran (.11membaca Al Qur'an dan hadits
c. Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan pengamalan kandungan ayat-ayat Al Qur'an dun hadits dalam perilaku peserta s e ha r i ha r i
d. Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang setingkat lebih tinggi (MTs).
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengajaran Al Qur'an-Hadits di Madrasah lbtida’iyah meliputi:
a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al Qur'an b. Hafalan surat-surat pendek
c. P e ma ha ma n k a nd u ng a n s ur at - su rat p e nd ek
d. Hadist-hadist tentang, kebersihan, niat. menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, taqwa, menyayangi anak yatim, shalat berjamaah, ciri-ciri orang munafik dan amal shaleh.
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi mata pelajaran Qur'an Hadits berisi sekumpulan kemampuan yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh mata pelajaran Al Qur'an Hadist di MI. Kemampuan ini berorientasi kepada perilaku efektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan, ketakwaan, dan ibadah kepada Allah SWT. Kemampuan yang tercantum dalam Standar Kompetensi ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang harus dicapai peserta didik di tingkat MI.
Kemampuan-kemampuan tersebut meliputi:
a. Memahami cara melafalkan huruf-huruf hijaiyah dan tanda bacaannya b. Menyusun kata-kata dengan huruf-huruf (hijaiyah baik secara terpisah
maupun bersambung.
c. Memahami cara melafalkan dan menghafal surat-surat tertentu dalam Juz' Amma.
d. Memahami arti swat tertentu dalam Juz Amma
e. Menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid datum bacaan Al-Qur'an
f. Memahami dan menghafal Hadits tertentu tentang persaudaraan Kebersihan, niat, hormat kepada orang tua. Silaturahmi menyayangi anak yatim, taqwa, shalat berjamaah, ciri-ciri orang munafik, keutamaan memberi dan amal shaleh.
TABEI 1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV, Semester I tua menerapkan hadits tersebut dalam sehari
1. Mengenal terjemah surat al-Lahab 2. Mengenal terjemah surat al-Nasr 3. Mengenal terjemah surat
al-Kautsar
4. Memahami dan mengamalkan hadits tentang hormat kepada orang tua memahami hadits tentang silaturahmi.
1. Menyebutkan arti Idzhar dan huruf Idzhar
2. Menyebutkan arti Idzgham dan huruf idzgham
3. Menyebutkan anti Iqlab dan huruf Iqlab
4. Menyebutkan arti Ikhfa’ dan huruf ikhla'
5. Membaca dan menerjemahkan hadits hadits tentang
persaudaraan
6. Membaca dan menerjemahkan
hadits tentang silaturahmi 7. memahami kandungan hadits
tentang silaturahmi
5. Materi ilmu tajwid kelas IV
Pada pelajaran ini akan dibahas hanya dua bagian saja, yaitu idzhar dan idgham, selebihnya akan dibahas pada pelajaran berikutnya.
a. Idzhar
Idzhar secara bahasa berarti jelas. Dalam ilmu tajwid, yang dimaksud dengan Idzhar adalah bacaan dimana bunyi huruf nun pada saat nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf- huruf Idzhar dibaca jelas, bacaan Idzhar adalah satu harakat.
Huruf-huruf Idzhar seperti tertera di bawah ini:
Hamzah
( ء )
Ain
( ع )
Khak
(ح )
Ghoin
(غ )
Khok
( خ )
Hak
( ه )
Contoh-contoh bacaan Idzhar
Nun mati bertemu dengan hamzah
ٌدَحَا اًوُفُك
Nun mati bertemu dengan ainَتْمَعْنَا
B AB III
PELAKS AN AAN PENELITI AN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, karena penelitian tindakan dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik/metode pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan tercapai.
A. Tempat, Waktu, dan Subyek 1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan penelitian ini di Madrasah Ibtidaiyah Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian dilangsungkan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 21 April – 6 Mei 2010, semester II tahun pelajaran 2010/
2011.
3. Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas IV Madrasah Ibtida'iyah Baran tahun pelajaran 2010/ 2011 yang berjumlah 26 anak, dengan perincian laki-laki dan perempuan 10 anak
31
Tabel 3
Nama siswa-siswi kelas IV
Madrasah Ibtida’iyah Baran tahun pelajaran 2010/ 2011
No Nama Siswa L P Keterangan
23 ANDINI P
24 FICKY NOVIANA P
25 REVINA P
26 SINTYA P
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam buku pedoman penelitian tindakan kelas yang disusun oleh Tim Pengajar Penelitian Pendidikan UNY bahwa PTK adalah sebagai bentuk investigasi yang bersifat reflektif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi kompetensi, atau situasi.( Tim Pengajaran Penelitian Pendidikan, 1998: 9)
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran di kelas; sedangkan manfaat PTK dalam pembelajaran adalah untuk mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran.( E. Mulyasa, 2007: 55)
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart dalam bukunya Suharsimi Arikunto yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi) (Arikunto Suharsimi, 2008: 16)
Gambar 3.1 Alur PTK Perencanaa
Perencanaan Siklus I
Pengamatan Siklus I
Pengamatan
Siklus II
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
?
Penjelasan alur di atas:
1. Rancangan/ rencana awal sebelum mengadakan penelitian. Penelit i menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan.
Termasuk didalamnya instrument penelitian dan perangkat tambahan.
2. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari yang diterapkannya metode pembelajaran dengan kartu
3. Refleksi peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangka n hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi berdasarkan Hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran yaitu putaran 1, 2 dan 3 dimana masing-masing putaran dikenal perlakuan yang sama. Dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif diakhiri masing-masing putaran. Dibuat tiga putaran dengan maksud untuk memperbaiki sistem pengajaran yang dilaksanakan.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen digunakan dalam penelitian terdiri dari:
1. Silabus
Silabus yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolaan serta penelitian hasil pembelajaran.
2. Rencana Pembelajaran
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing rencana pelajaran berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelaja ran khusus dan kegiatan belajar mengajar.
3. Tes Formatif
Tes disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman tajwid.
4. Pedoman Observasi D. Kriteria formatif
Untuk memudahkan evaluasi terhadap tingkat kemampuan siswa perlu dirumuskan kriteria penilaian sebagai berikut:
1. Kategori benar semua 2. Kategori benar sebagian 3. Kategori salah semua
Persentase dan jumlah kategori 1 dan 2 menunjukkan tingkat keberhasilan pembelajaran. Kriteria ini diberikan karena mempertimbangkan bahwa pemahaman hukum nun mati dengan
menyebutkan sebab dibaca 12 hari idhom, iglab dan ihfa' serta dalam mempraktekkan bacaan tersebut.
Ketuntasan belajar ada dun kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum DEKDIKBUD 2004 yaitu seorang siswa telah tuntas disebut tuntas bila di kelas tersebut mencapai 85 % yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65 %.
Persentase ketuntasan belajar dihitung, dengan mengg unakan rumus:
SiswaE. Prosedur kerja dalam Penelitian
Penelitian ini direncanakan dalam tiga siklus, tiap siklus memuat empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan. pengamatan, dan refleksi.
1. Siklus I
a. Perencanaan
1) Guru menentukan mater i yang akan diberikan 2) Guru mempersiapkan rencana pengajaran (RP) 3) Merancang dan membuat soul latihan (L.K.S)
P =
siswa yang tuntas belajar X 100 %4) Merancang dan membuat alat peraga 5) Meminta guru lain membantu mengamati
6) Mempersiapkan siswa mengikuti pengajaran dengan alat peraga
7) Menentukan jadwal pelaksanaan b. Pelaksanaan
1) Guru melaksanakan pengajaran dengan menggunakan kartu huruf.
2) Guru memberi materi contoh peragaan
3) Siswa dalam kelompok mendemonstrasikan bacaan tajwid yang telah ditentukan oleh guru.
4) Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman.
c. Pengamatan
1) Guru dan pengamat lain mengamati minat belajar, perhatian siswa, dan kesiapan menerima pelajaran.
2) Pengamatan aktifitas dan ketrampilan siswa dalam mengerjakan dan mendemonstrasikan bacaan.
3) Mengamati hasil belajar siswa dengan melakukan penilaian terhadap latihan / LKS.
d. Refleksi
Hasil belajar pada siklus ini belum menunjukkan perubahan dalam perhatian terhadap penjelasan guru, gerakan dan bacaan shalat belum menguasai sehingga pemahaman tajwid
siswa masih rendah karena siswa masih sibuk dengan kepentingan sendiri
Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan kelas pada siklus II dalam meningkatkan pemahaman tajwid pada mata pelajaran al quran hadits melalui penggunaan kartu huruf da penerapan metode demonstrasi.
2. Siklus II
a. Perencanaan
1) Guru menentukan materi pembelajaran dan merancang Rencana Pengajaran II
2) Merancang, pengajaran dengan kartu huruf 3) Merancang soal- soal latihan
4) mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan kartu huruf
5) Menentukan waktu pelaksanaan b. Pelaksanaan
1) Guru melaksanakan pengajaran deng an menggunakan kartu huruf
2) Guru memberikan materi dengan menggunakan kartu huruf 3) Siswa dalam kelompok mendemonstrasikan bacaan
4) Siswa dengan bimbingan guru mengerjakan soal-soal latihan.
5) Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman.
c. Pengamatan
1) Guru dan pengamat lain mengamati minat perhatian siswa, dan kesiapan menerima pelajaran.
2) Pengamatan aktifitas dan ketrampilan siswa dalam berdemonstrasi/ mendemonstrasikan bacaan.
d. Refleksi
Hasil belajar pada siklus II telah menunjukkan perubahan lebih baik dari pada siklus I. perubahan tersebut diketahui dari peningkatan perhatian siswa terhadap pelajaran, keaktifan siswa, peningkatan penguasaan gerakan dan bacaan shalat fardhu dan peningkatan pemahaman tajwid pada mata pelajaran al quran hadits dan peningkatan prestasi belajar. Namun dalam siklus II ini hasil dalam pembelajaran kurang maksimal kerena masih terdapat beberapa siswa yang belum aktif dan berkonsentrasi penuh terhadap pelajaran.
3. Siklus III
a. Perencanaan
1) guru menentukan materi selanjutnya dan mempersiapkan Rencana Pengajaran III (RP III)
2) Merancang kembali dengan pengajaran dengan kartu huruf 3) Merancang lembar kerja dan soal-soal latihan / LKS
4) Mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran 5) Menentukan waktu pelaksanaan
b. Pelaksanaan
1) Guru melaksanakan pengajaran dengan menggunakan kartu
1) Guru melaksanakan pengajaran dengan menggunakan kartu