• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Tinjauan Modal Kerja

1. Pengertian Modal Kerja

Pengertian modal kerja menurut Handra S. Raharjaputra (2011:126) adalah merupakan investasi dalam jangka pendek atau disebut juga asset

lancar (current assets) diantaranya adalah kas/bank, persediaan, piutang, investasi jangka pendek dan biaya dibayar dimuka.

Dari pengertian di atas dapat diartikan juga bahwa modal kerja adalah investasai perusahaan pada aktiva jangka pendek dalam bentuk kas, sekuritas, piutang dan persediaan yang digunakan untuk memenuhi kegiatan oprasi perusahaan. Menurut Bambang Rianto (2008:57) mengenai pengertian modal kerja ini dapatlah dikemukakan adanya beberapa konsep yang sering ditemukan adalah sebagai beriku:

a. Konsep kuantitatif

Konsep ini merupakan konsep kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu jangka pendek.

b. Konsep kualitatif

Apabiala konsep kualitatif modal kerja itu hanya dikaitkan dengan besarnya jumlah aktiva lancar saja, maka pada konsep kualitatif ini pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah uang yang lancar atau uang yang segera harus dibayar. Oleh karena itu maka modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai oprasinya perusahaan tampa menanggung likuiditasnya, yaitu merupakan kelebihan aktiva lancer diatas utang lancarnya.

c. Konsep Fungsional

Konsep ini merupakan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagai dana yang digunakan dalam suatu periode tersebut (current income) dan dana lain yang juga digunakan untuk menghasilkan “current income”

Menurut Bambang Ryanto (2008:58) Mengenai pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan ada beberapa jenis-jenis modal kerja itu sendiri:

a. Modal kerja permanen (Permanen Working Capital)

Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat tetap menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan mengalami perputaran dalam waktu yang pendek. Jadi besarnya modal kerja adalah sejumlah aktiva lancar.

b. Konsep Kualitatif

Dalam konsep kualitatif pengertian modal kerja dikaitkan dengan besarnya utang lancar atau utang yang harus dibayar segera dalam jangka pendek. Besarnya modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang benar dapat dipergunakan untuk membiayai oprasinya perusahaan atau sesudah dikurangi besarnya utang lancar.

c. Konsep Fungsional

Dalam konsep ini, besarnya modal kerja adalah didasarkan pada fungsi dari dana untuk menghasilkan pendapatan. Pendapan yang dimaksud adalah pendapatan priode berikutnya (futute income). Dari pengertian tersebut maka terdapat sejumlah dana yang tidak menghasilkan current income, atau kalau menghasilkan tidak sesuai denga misi perusahaan yang disebut nonworking capital.

Macam-macam modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelengarakan kegiata sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu. Modal kerja dalam suatu perusahaan dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Modal kerja permanen (permanent working capital)

Yaitu modal kerja yang harus selalu ada pada perusahaan agar dapat berfungsi dengan baik dalam suatu priode akutansi. Modal kerja permanen terbagi menjadi dua:

1) Modal kerja primer (primary working capital) adalah sejumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kelangsungan kegiatan usahanya.

2) Modal kerja normal (normal working capital) yaitu sejumlah modal yang diperlukan untuk kegiatan produksi. Kapisitas normal mempunyai pengertian yang fleksibel menurut kondisi perusahaanya.

b. Modal kerja variable (variable working capital)

Yaitu modal kerja yang dibutuhkan saat-saat tertentu dengan jumlah yang beruba-ubah sesuai dengan keadaan dalam suatu periode, modal kerja variable dapat dibedakan:

1) Modal kerja musiman (seasonal working capital) sejumlah modal kerja yang besarnya beruba-ubah disebabkan oleh perubahan musim. 2) Modal kerja siklis (cyclical working capital) yaitu sejumlah modal

kerja yang besarnya beruba-ubah disebabkan oleh perubahan permintaan produk.

3) Modal kerja darurat (emergency working capital) yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah yang menyebabkan tidak diketahui sebelumnya. Besar kecilnya modal kerja dipengaruhi oleh factor volume penjualan yang paling utama karena perusahaan memerlukan modal kerja untuk menjalankan aktivitasnya yang mana puncak dari aktivitasnya itu adalah tinggi penjualan. Dengan demikin tinggal penjualan rendah dibutuhkan modal kerja yang relative rendah.

Menurut Martono dan Agus Santoso (2008:72) dalam buku Taylor menggolongkan modal kerja menjadi dua jenis yaitu:

a. Modal kerja permanen (permanen working capital) yaitu modal kerja yang tetap harus ada dalam perusahaan untuk menjalankan usaha. Modal kerja permanen dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1) Modal kerja primer (primary working capital) yaitu modal kerja minimum yang harus ada untuk menjamin kegiatan usaha.

2) Modal kerja normal (normal working capital) yaitu modal kerja yang dibutuhkan untuk melakukan memperluas produksi yang normal atau peningkatan produksi.

b. Modal kerja variable (variable working capital) adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah yang sesuai dengan perubahan keadaan perubahan modal kerja variable dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

1) Modal kerja musiman (variable working capital) yaitu modal kerja yang berubah-ubah karena dipengaruhi oleh fluktuasi musim. 2) Modal kerja siklis (cyclical working capital) yaitu modal kerja

yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjuktur.

3) Modal kerja darurat (emergency working capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan yang darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

Kebijakan modal kerja dalam perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda dalam mencapai tujuanya, untuk mencapai tujuan perusahaan, kebijakan dalam mengelolah modal kerja juga berbeda. Ada tiga tipe kebijakan dalam modal kerja yang kemungkinan digunakan dalam kegiatan perusahaan yaitu:

a. Kebijakan konservatif merupakan manajemen modal kerja yang dilakukan secara hati-hati. Pada kebijakan konservatif ini modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variable dibelanjai dengan

sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja lainya dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.

b. Kebijakan agresif sebagai modal kerja permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja permanen dan modal kerja variable dibelanjai denga sumber dana jangka pendek.

c. Kebijakan modern ini aktiva yang bersifat tetap yaitu aktiva tetap dan modal kerja permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini memisahkan secara tegas bahwa kebutuhan modal kerja yang bersifat tetap dibelanjai dengan sumber modal yang permanen atau sumber dana yang berjangka panjang. Sumber modal yang permanen seperti saham, sedangkan sumber modal jangka panjang yang lain adalah obligasi (hutang jangka panjang).

Dengan demikian profitabilitas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, profabilitas mencerminka keuntungan dari investasi keuangan. Myers dan Majluf berpendapat bahwa manajer keuangan yang menggunakan packing order theory dengan laba ditahan sebagai pilihan pertama dalam memenuhi kebutuhan dana dan hutang sebagai pilihan kedua serta penerbitan saham sebagai pilihan ketiga, akan selalu memperbesar propabilitas untuk meningkatkan laba.

Propability ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubunganya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri, Agus Sartono, (2008:27). Rasio ini sangant

diperhatikan oleh calon investor maupun pemegang saham karena berkaitang dengan harga saham serta deviden yang dimiliki oleh investor perusahaan.

Dokumen terkait