• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

C. Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy

1. Pengertian Model Somatic Auditory Visualization Intellectually

30

Tabel 2.2

SK dan KD Matematika kelas V semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Bilangan

5. Menggunakan pecahan

dalam pemecahan

masalah

5.1 Mengubah pecahan ke bentuk persen dari desimal serta sebaliknya

5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan

5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan 5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan

dan skala

Geometri dan

Pengukuran

6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang

6.3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana

6.4 Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri 6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

bangun datar dan bangun ruang sederhana

C.Model Somatic Auditory Visualization Intellectualy

1. Pengertian Model Somatic Auditory Visualization Intellectually

Model SAVI (Somatic Auditory Visualization Intellectually)

dikemukakan oleh Dave Meier. Direktur Center for Accelerated Learning di Lake Geneva, Wisconsin. Model SAVI merupakan suatu model pembelajaran dengan cara menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua alat indera. Unsur-unsur yang terdapat dalam SAVI adalah Somatik, auditori, visual, dan intelektual. Keempat unsur ini harus ada dalam peristiwa pembelajaran, sehingga belajar bisa optimal.32

Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah

32

31

SAVI sendiri adalah pendekatan Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) dimana belajar dengan mengalami dan melakukan, Auditory bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui

mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi argumentasi,

mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemostrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga, dan

Intellectually yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan

kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui nalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.33

2. Karakteristik Model Somatic Auditory Visualization Intellectually a. Somatic

Somatic berasal dari bahasa Yunani yang berarti tumbuh (soma). Istilah somatik sama artinya dengan kinestetik. Belajar somatik berat belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibat secara langsung.34 Belajar somatik sesuai untuk siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik, para pelajar kinestetik suka belajar melalui gerakan dan paling baik menghapal informassi dengan mengasosiasikan gerakan sesuai dengan

33

Ngalimun, dkk, Strategi dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2016), 166.

34

32

fakta. Jadi para pelajar kinestetik mengutamakan belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh.35

Belajar somatik memerlukan usaha yang dapat merangsang pembelajaran untuk melibatkan tubuhnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang dapat membuat pembelajar bangkit dan aktif secara fisik. Namun tidak semua pembelajaran memerlukan aktivitas fisik, tetapi dengan berganti-ganti menjalankan aktivitas aktif dan pasif secara fisik, dapat membantu keberhasilan seseorang dalam pembelajaran.36

Belajar somatik dapat diterapkan dalam pembelajaran

matematika, misalnya :

1) Peragakan konsep sambil memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mempelajari langkah demi langkah seperti menyebutkan ada berapa sisi yang terdapat dalam kubus.

2) Menggunakan alat bantu (kerangka yang terbuat dari karton) saat belajar untuk menimbulkan rasa ingin tau.

3) Menjalankan pelatian belajar aktif (simulasi, permainan belajar, dan lain-lain).

4) Melakukan tinjauan lapangan, gambar dan bicarakan apa yang

dipelajari. b. Auditory

35

Bobi DePorte, Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan , (Bandung : Kaifa, 2002), 168.

36

33

Auditori adalah cara belajar dengan menggunakan pendengaran, merupakan cara belajar strandar bagi semua masyarakat sejak adanya manusia. Pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga terus-menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa disadari seseoran mampu membuat beberapa area penting didalam otak menjadi aktif.37

Belajar auditori yang bermakna bahwa belajar haruslah melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Hal tersebut dapat diterapkan oleh guru pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Siswa yang memiliki cara belajar auditori harus diberikan suasana belajar yang mengajak mereka membicarakan apa yang sedang mereka pelajari dan mengikutsertakan keterlibatan indera pendengaran mereka secara aktif. 38

Belajar auditori dapat diterapkan dalam pembelajaran

matematika, antara lain :

1) Menyanyikan konsep kunci atau meminta siswa mengarang lagu

mengenai konsep tersebut.

2) Setelah pembelajaran selesai, minta siswa memberitahukan teman di sebelahnya satu hal yang dia pelajari.

3) Gunakan pengulangan, minta siswa menyebutkan kembali konsep dan

kunci petunjuk.

4) Gunakan musik sebagi aba-aba untuk kegiatan rutin.

37

Dave Meier, The Accelerated Learning Handbook, 95. 38

34

c. Visualization

Belajar Visual adalah belajar dengan menggunakan indera mata melalui mengamati, menggambarkan, mendemonstrasikan, menggunakan media dan alat peraga. Di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang lain. Setiap orang lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan. Pembelajar visual lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah. Pembelajar visual belajar paling baik jika mereka melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar, dan gambaran dari segala macam hal ketika mereka sedang belajar.39

Belajar visual dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika, antara lain :

1) Dorong siswa untuk menggambarkan informasi, dengan menggunakan

peta, diagram, dan warna.

2) Gunakan bahasa ikon dalam presentasi dengan menciptakan simbol visual atau ikon yang mewakili konsep kunci.

3) Gantungkan gambar berisi informasi penting disekitar ruangan pada saat menyajikan materi.

d. Intellectually

Belajar intelektual adalah belajar dengan memecahkan masalah dan perpikir. Intelektual menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar

39

35

dalam pikiran secara internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Aspek intelektual dalam pembelajaran dapat terlatih jika pembelajar terlibat dalam aktivitas seperti memecahkan masalah, melahirkan gagasan yang kreatif, mengajarkan perencanaan yang strategis, mencari dan menyaring informasi, serta merumuskan pertanyaan.40

3. Langkah-langkah model Somatic Auditory Visualization Intellectually

Dokumen terkait