• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.4 Hakikat Motivasi Belajar (X 3 )

2.4.2 Pengertian Motivasi Belajar

Sardiman (2005 : 89-90) menggolongkan motivasi menjadi dua bagian:

a) Motivasi internal, yaitu motif-motif yang aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi internal merupakan pendorong bagi aktivitas dalam pengajaran dan dalam pemecahan soal. Keinginan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, keinginan untuk memahami sesuatu hal, merupakan faktor internal yang ada pada semua orang . b) Motivasi eksternal, yaitu motif-motif yang aktif atau berfungsinya karena ada rangsangan dari luar. Motivasi eksternal dalam belajar antara lain berupa penghargaan, pujian, hukuman, celaan atau ingin meniru tingkah laku seseorang.

Motivasi internal lebih menguntungkan dalam belajar karena dapat bertahan lebih lama. Hal ini disebabkan dorongan belajar dari dalam merupakan suatu kebuthan untuk menjadi orang terdidik dan berilmu pengetahuan. Sedangkan motivasi eksternal dapat diberikan oleh seseorang atau guru dengan jalan mengatur kondisi dan situasi belajar agar lebih kondusif.

Konteks motivasi yang dimaksud di sini adalah faktor yang mempengaruhi belajar, sehingga motivasi yang dimaksud adalah motivasi berprestasi. Menururt Djaali (2008; 103) motivasi berprestasi adalah kondisi fisiologi dan psikologi (kebutuhan untuk berprestasi) yang terdapat di dalam diri siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu (berprestasi setinggi mungkin). Menurut Mc. Clelland yang dikutip Djaali bahwa motivasi berprestasi merupakan motivasi yang berhubungan dengan pencapaian beberapa standar kepandaian atau standar keahlian.

Karakteristik individu yang memiliki motivasi berprestasi menurut Djaali (2008; 109) adalah: 1) menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib atau kebetulan; 2) memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang paling mudah dicapai atau terlalu besar resikonya; 3) mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memeperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaan; 4) senang bekerja sendiri dan mengungguli orang lain; 5) mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik; 6) tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya,ia akan mencari hal-hal yang merupakan lambang prestasi sebagai suatu ukuran keberhasilan.

Sardiman mengemukakan bahwa dalam kegiatan belajar motivasi dapt dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan

memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

Siagian, pada Sardiman (1994:142) motivasi belajar adalah “keinginan peserta didik untuk mencapai tujuan belajar, dorongan bagi peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar dan usahanya untuk mewujudkan melalui ketekunan dalam belajar, memahami informasi dan menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya serta kemampuannya untuk melakukan aktivitas tersebut sesuai dengan tujuan belajar yang diharapkan”.

Banyak faktor yang dapat menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa yaitu: 1) Memberi Angka. Angka dalam hal ini sebagai simbol nilai dari kegiatan belajarnya; 2) Hadiah. Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi selalu demikian, karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak menarik bagi seseorang yang tidak senang atau tidak berbakat untuk pekerjaan tersebut; 3) Saingan/kompetisi. Saingan atau kompetisi digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa; 4) Ego-involvemen yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasa pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah suatu bentuk motivasi yang sangat penting penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggan dan harga diri; 5) Memberi ulangan. Siswa akan lebih giat belajar atau mengetahui akan ada ulangan; 6) Mengetahui hasil. Dengan mengetahui hasil dari pekerjaan, apalagi bila ada kemajuan akan mendorong siswa lebih giat lagi untuk belajar; 7) Pujian. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus membangkitkan

harga diri; 8) Hukuman. Sekaligus reincemen yang negatif tetapi bila diberikan secara tepat dan bijak dapat menjadi alat motivasi; 9) Hasrat untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar, dengan demikian prestasinya akan lebih baik; 10) Minat. Motivasi muncul karena adanay kebutuhan, begitu juga minat, sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan dengan lancar kalau disertai dengan minat; 11) Tujuan yang diakui. Rumusan tujuan yang sangat penting sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai karena sangat berguna dan menguntungkan maka timbul gairah untuk terus belajar.

Selain faktor di atas berikut ini juga merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi dalam belajar, yaitu: 1) Bahan pelajaran yang dapat dihayati anak; 2) Anak didik menyadai tujuan yang sedang dipelajarinya; 3) bahan yang disajikan sesuai dengan bakat, kecerdasan, atau pengalaman anak; 4) Sistem evaluasi yang teratur dan setiap kesalahan diperbincangkan bersama; 5) Pujian dan perhatian dari pihak guru dan orang tua; 6) Sistem evaluasi yang hanya dititik beratkan kepada hapalan saja akan mengurangi motivasi belajar; 7) Hubungan guru dan murid yang terjalin baik.

Menurut Syamsuddin (2000: 40) “motivasi merupakan suatu kekuatan, namun tidak merupakan suatu substansi yang dapat kita amati”. Kita dapat

mengidentifikasi beberapa indikatornya dalam term-term tertentu, antara lain: a. Durasi kegiatan: berapa lama kemampuan penggunaan waktu untuk

melakukan kegiatan;

b. Fekuensi kegiatan: berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode waktu tertentu

d. Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan;

e. Devosi: pengabdian dan pengorbanan, termasuk uang, tenaga, dan pikiran, bahkan jiwa atau nyawa untuk mencapai tujuan;

f. Tingkatan aspirasi: maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan;

g. Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk/output yang dicapai dari kegiatan: berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak; h. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan (like or dislike); positif atau negatif).

Berdasarkan kajian teori di atas dapat disimpulkan motivasi belajar merupakan dorongan yang berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa untuk melaksanakan aktivitas belajar. Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan terdorong untuk berusaha dengan berbagai cara guna mencapai prestasi belajar yang tinggi. Mereka akan masuk sekolah untuk mengikuti pelajaran dengan baik dan bersemangat, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepadanay dengan sebaik-baiknya untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Siswa yang memiliki motivasi tinggi jika mendapat kesulitan dalam kegiatan belajarnya akan berusaha keras untuk mengatasinya baik melalui belajar sendiri, bertanya kepada gurunya. Sebaliknya bagi siswa yang rendah motivasi belajarnya, maka semangat bersaing dan bekerja keras dimungkinkan tidak akan muncul, karena mereka kecendrungan untuk menyerah kepada nasib atau memang tidak menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya.

Dokumen terkait