• Tidak ada hasil yang ditemukan

Istilah motivasi diambil dari kata motif yang dalam kamus besar Indonesia berarti 'alasan atau sebab seseorang melakukan sesuatu'.16

Menurut Moh. Uzer Usman motif adalah, "Daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu".17

"Silverstone menganggap motif ini merupakan tahap awal dari proses motivasi, karena itu WS. Winkell menanamkan motif ini baru merupakan suatu kondisi intern atau disposisi (kesiapsiagaan) saja, sebab motif-motif itu tidak selamanya aktif. Motif-motif itu aktif hanya pada saat-saat tertentu saja, yaitu apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak."18

Apabila suatu kebutuhan dirasakan mendesak untuk dipenuhi, maka motif atau daya penggerak menjadi aktif. Daya penggerak yang telah menjadi aktif inilah yang disebut "motivasi". Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut orang untuk memenuhi kebutuhan. Dan sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu keputusan yang telah ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhan/tujuan yang nyata ingin dicapai.

Dari pemahaman diatas maka motif-motif itu dapat di bedakan menjadi dua macam, yaitu:

16

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1996), hal. 166

17

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 19992), 24

18

M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), hal. 129

a. Motif Instrinsik. Yaitu motif yang bersela dari diri seseorang itu sendiri tidak perlu dirangsang dari luar. Juga diartikan sebagai motif yang pendorongnya ada kaitannya dengan nilai-nilai yang terkandung didalam obyeknya/tujuan pekerjaan itu sendiri.

b. Motif Ekstrinsik. Yaitu motif yang berfungsi karena adanya rangsangan dari luar tidak ada kaitannya dengan nilai yang terkandung didalam obyek/tujuan pekerjaannya.

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran motivasi dari guru sangat menentukan tercapainya keberhasilan suatu proses pembelajaran. Pada dasarnya manusia mempunyai perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan inilah yang mendasari dan mendorong manusia memiliki kebutuhan yang berbeda. Inilah yang disebut motivasi seseorang dalam berbuat atau mengerjakan sesuatu. Dalam proses pembelajaran, peserta didik memiliki motif untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Pengertian motivasi menurut Sardiman adalah: "Serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka ia akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.19

Berdasarkam pengertian motif yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan suatu kegiatan perlu adanya motif. Motif-motif tersebut dapat ditanamkan melalui latihan-latihan atau kebiasaan yang berasal dari lingkungan, maka bisa kita pahami bahwa motif adalah dorongan atau kekuatan dari

19

dalam diriseseorang yang mendorong untuk bertingkah laku atau berbuat sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam diri kita motif itu dapat berupa suatu kebutuhan, tujuan, cita-cita, atau suatu hasrat/keinginan yang merupakan daya penggerak dari dalam diri untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu dalam mencapai suatu tujuan.

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran jelas motivasi sangat menentukan untuk tercapainya keberhasilan suatu proses kegiatan belajar mengajar.

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu tanda bahwa orang itu belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.20

Banyak orang yang beranggapan, bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Ada juga yang secara khusus mengartikan belajar adalah menyerap pengetahuan. Berikut beberapa definisi tentang belajar dari beberapa tokoh:

Menurut James O. Wittaker, "belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan tau pengalaman."Learning may

20

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 1

be defined as the process by which behavior originates or is altered through training or experience".21

"Howard L. Kingsley mendefinisikan, belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan".22

"Howard L. Kingsley mendefinisikan, belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan".23

Muhibin Syah memberikan definisi belajar berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu:

1. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa.

2. Secara institusional (ditinjau dari kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses "validasi" atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan yang kemudian dinyatakan dalam bentuk score.

3. Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu), ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini di fokuskan pada tercapainya daya fakir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah sekarang dan yang akan datang yang dihadapi siswa.24

21

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Reneka Cipta, 1998), hal. 104

22

Wasty Sumanto, Op. Cit. h.22

23

Wasty Sumanto, Op. Cit. h.22

24

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, dengan pendekatan baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 91

Persamaan dari beberapa definisi di atas tampak bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Belajar adalah sutu proses yang dilakukan individu untuk mengubah tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar sebagai suatu kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang paling fundamental dalam setiap penyelenggaraan pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan amat bergantuing dari proses belajar yang dialami oleh peserta didik.

Untuk menimbulkan motivasi belajar siswa, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru yaitu:

a. Bahan pelajaran yang dapat dihayati anak-anak atau peserta didik b. Anak-anak menyadari tujuan yang dipelajarinya

c. Bahan yang disajikan sesuai dengan bakat, kecerdasan ataupun pengalaman siswa

d. Sistem evaluasi yang teratur dan setiap kesalahan diperbincangkan bersama e. Pujian dan perhatian dari pihak guru

f. Sistem evaluasi tidak hanya dititik beratkan pada hafalannya saja g. Hubungan siswa dan guru.25

Prof. Dr. H. Ramayulis menyatakan,"Untuk menarik perhatian dan minat itu guru dapat menggunakan berbagai cara seperti: Cara belajar yang baik, Alat peraga yang cukup, Intonasi yang tepat dan humor, dan mungkin juga dengan menggunakan contoh yang tepat, up to date, dsb."26

25

Sardiman, A.M. Op. Cit. h. 103

26

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), Cet .4, h. 34

Peranan guru dikelas dapat menimbulkan gairah, merasa senang dan semangat belajar peserta didik, bila guru mampu memanaj kelas dengan baik.

Dari pengertian dan penjelasan diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa motivasi belajar siswa adalah dorogan atau keinginan yang kuat yang timbul dalam diri pribadi siswa untuk berbuat dan melakukan sesuatu atau belajar ilmu pengetahuan dengan sungguh-sungguh dan dengan rasa senang.

Dokumen terkait