• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara keterampilan guru dalam mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas 11 MTs serpong tangerang - Banten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara keterampilan guru dalam mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas 11 MTs serpong tangerang - Banten"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II

MTs SERPONG TANGERANG - BANTEN

SKRIPSI

Oleh

ACHMAD SYUKUR NIM : 102011023536

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

(2)

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN GURU DALAM

MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II

MTs SERPONG TANGERANG – BANTEN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Islam ( SPdI)

Oleh

Achmad Syukur

NIM : 102011023536

Di Bawah Bimbingan

Dra. Hj. Sunarti

NIP:150 094 403

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri ( UIN ) Syarif Hidayatullah

Jakarta

(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "Hubungan Antara Keterampilan Guru Dalam Mengajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas II MTs Serpong Tangerang Banten" telah diuji dalam sidang Munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 08 Juni 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 08 Juni 2007

Sidang Munaqasah

Dekan Pudek 1

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Prof. Dr. H. Aziz Fakhruuozi, MA. NIP. 150 231 356 NIP. 150 202 343

Anggota:

Penguji I Penguji II

Dra. Nur'aini Ahmad, M. Hum. Drs. Muarif Syam, M. Pd.

(4)

KATA PENGANTAR

ﺣﺮ ا

ﻦ ﺣﺮ ا

ﷲا

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan lahir dan batin sihingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan rintangan serta kesulitan yang dihadapi. Namun berkat bantuan dan motivasi serta bimbingan yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dan Juga Selaku Penasehat Akademik;

2. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam; 3. Ibu Dra.Hj. Sunarti, Dosen pembimbing skripsi yang telah menyediakan waktu,

pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuknya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini;

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan yang telah mendidik dan memberi bekal ilmu pengetahuan kepada penulis;

(5)

6. Ayahanda Marzuki dan Ibunda Saidah, yang telah mencurahkan waktu, pikiran dan tenaganya dalam membesarkan serta membiayai segalanya;

7. Kakanda Sarifan yang telah membimbing, memotivasi dan membiayai saya, Kakanda Usman, Teh Marnah, Kakanda Samir, Kakanda Shidiq, Kakanda Imam BHQ, Adinda Syuhada serta ayahanda M. Isa dan Ibunda Maimunah yang selalu memberi motivasi dan doa;

8. Istri tercinta Herliana Adila, yang selalu setia setiap saat, selalu menghibur disaat hati gundah gulana dengan penuh kesabaran;

9. Sesepuh Mushala Ar Rahman Bapak H. Arman Gerong, ketua Yayasan Nurul Hidayah bapak H. Yusuf Adam dan seluruh dewan guru MI, TPA dan MDA Nurul Hidayah Pamulang;

10. Teman-teman satu atap, satu nampan dan seperjuangan serta PRIMUS Ar Rahman, Maulidin, Heri Qusyairi, Arif Syarifudin, rohidin, Edy Wahyudi yang selalu membantu moril dan materil serta motivasi;

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Hanya harapan dan doa semoga Allah Swt. Memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.Akhirnya kepada Allah Swt. Jualah penulis serahkan segalanya dalam mengharapkan keridhaan, semoga skripsi ini bermanfa'at bagi masyarakat umumnya dan bagi penulis khususnya serta anak dan keturunan penulis kelak. Amin

(6)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL………v

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar belakang masalah………...……….1

B. Pembatasan dan perumusan masalah………... 8

C. Tujuan penelitian ……....…... 9

D. Manfa'at penelitian……….…………...….…....….……. 9

E. Sistematika pembahasan………...….…...…12

BAB II KAJIAN TEORI………..……….…….... 13

A. Tinjauan Pustaka……… ... 13

1. Pengertian keterampilan guru ………...………...….13

2. Pengertian mengajar……….……….15

B. Keterampilan mengajar...16

C. Pengertian Motivasi belajar siswa... 23

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa...29

1. Faktor internal... 29

2. Faktor eksternal... 29

(7)

A. Tempat dan waktu penelitian…….…...……….….………….33

B. Populasi dan sampel……….…...………....…....……33

C. Teknik pengumpulan data………..………...….…..35

D. Variable penelitian...………...…..….………. 35

E. Teknik pengolahan dan analisa data……...……...……….37

BAB IV HASIL PENELITIAN………...….……...….42

A. Gambaran umum objek penelitian…..……….…...42

B. Deskripsi hasil penelitian..……….……..…….……...51

C. Deskripsi data...……….……….….59

D. Analisa data………..54

E. Interpretasi data hasil penelitian………..58

BAB V PENUTUP………..…………..….…....……...60

A. Kesimpulan………..……..……...60

B. Saran………..………....………..61

DAFTAR PUSTAKA……….…..……..….….. 62

(8)

DAFTAR TABEL

1. Table 3 Tentang Kisi-Kisi Keterampilan Guru Dalam mengaj.……….………35

2. Table 4 Tentang Kisi-Kisi Motivasi Belajar siswa kelas dua MTs Serpong…..36

3. Table 1 Interpretasi Prosentase………..……… 38

4. Table 2 Interpretasi Terhadap Besarnya " r " Produck Moment……….…….. 39

5. Table 5 Struktur organisasi Madrasah Tsanawiyah Serpong Tangerang Banten……….46

6. Table 6 Keadaan Siswa/I MTs Serpong ……….………...……47

7. Table 7 Keadaan Guru MTs Serpong……….………49

8. Table 8 Fasilitas Sarana dan Prasarana MTs Serpong………..……… 49

9. Table 9 Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Serpong……….……… 50

10. Table 11 Distribusi frekuensi (data persentase) tentang keterampilan guru dalam mengajar……….. ………...………52

11. Tabel 12 Distribusi frekuensi motivasi belajar siswa kelas dua Mts Serpong………...53

[image:8.612.113.533.173.583.2]
(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu sektor pembangunan yang sangat penting dalam perkembangan peradaban manusia. Sebagai bangsa yang cinta terhadap ilmu pengetahuan, Indonesia menyadari betul peran penting pendidikan terhadap perkembangan dan kemajuan bangsa. Pentingnya pendidikan tersebut dijelaskan dalam UUD 1945 Pasal 31 yang berbunyi:

1. Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan.

2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

4. Negara memperioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN serta dari APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.1

Pentingnya ilmu pengetahuan, juga telah termaktub di dalam wahyu Allah swt. Surat al-Alaq ayat pertama yang berbunyi:

يﺬ ا

ﻚ ر

أﺮ ا

)

ا

( :

Artinya: "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan". (Q.S. Al-Alaq:1)

(10)

Ayat ini diawali dengan kata "Iqra" yang artinya bacalah. Maksudnya adalah bahwa Allah swt. mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca. Manusia bisa tulis baca tentunya perlu belajar. Dengan belajar manusia jadi pintar, dengan belajar manusia akan terangkat derajatnya. Sebagaimana Allah swt. berfirman dalam al-Qur'an surat al-Mujadilah ayat 11 yang berbunyi:

ااﻮ وا

ﻦ ﺬ او

ﻜ اﻮ ا

ﻦ ﺬ ا

ﷲا

ﻓﺮ

ﺮ ﺧ

نﻮ ﺎ

ﷲاو

،تﺎ رد

)

ﺔ دﺎ ا

( :

Artinya:"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat, dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujadilah:11)

Dari ayat ini jelas bahwa, orang orang yang memiliki ilmu pengetahuan akan mendapatkan suatu kebahagiaan karena mereka mengetahui cara untuk mendapatkan kebahagiaan itu yaitu dengan belajar. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad saw. yang berbunyi:

ه

ا

ﻦ و

و

ﷲا

ﻰ ﺻ

ﷲا

لﻮ ر

نا

،

ﷲا

ﺿر

ةﺮ ﺮ

لﺎ

:

ﺔ ا

ﻰ ا

ﺎ ﺮﻃ

ﷲا

،ﺎ

ﺎ ﺮﻃ

ﻦ و

)

مﺎ

اور

(11)

Artinya:"Barang siapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga". (H.R. Muslim)2

Dari ayat dan hadits di atas, dapat dipahami bahwa menuntut ilmu merupakan suatu keharusan di dalam hidup, bahkan merupakan kewajiban yang haram ditinggalkan.

Untuk membentuk putra bangsa yang cerdas dan berilmu pengetahuan serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka pelaksanaan pendidikan berlangsung melalui pendidikan sekolah, dan di luar sekolah. Melalui pendidikan potensi manusia dikembangkan secara optimal baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya. Masalah yang dibicarakan dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah tentang pemerataan hak dalam pendidikan dan kualitas pendidikan.

Pemerataan pendidikan yang kurang dirasakan masyarakat terutama mereka yang ekonominya menengah kebawah. Ini terbukti dengan mahalnya biaya pendidikan yang tidak terjangkau oleh mereka, sehingga pendidikan hanya mampu dirasakan oleh masyarakat yang beruang (kaya).

Oleh karena itu menurut pendapat penulis, agar tidak terjadi kesenjangnan hak dalam pendidikan hendaknya pemerintah menyediakan dan mencairkan anggaran dana pendidikan yang cukup sesuai dengan undang-undang dasar 1945 pasal 31 ayat 4, guna membantu masyarakat ekonomi lemah dapat pula merasyakan nikmatnya

2

(12)

pendidikan. Begitu pula kepada pihak pengelola lembaga pendidikan agar dapat memberikan keringanan atau pembebasan biaya pendidikan kepada mereka yang kurang mampu.

Kemudian berbicara tentang kualitas pendidikan, baik yang berkaitan dengan peserta didik maupuin pelaksana pendidikan itu sendiri, maka perioritas utama yang harus ditingkatkan adalah unsure pelaksana yaitu guru. Guru adalah unsur yang paling dominan dalam kegiatan di sekolah yakni dalam proses pembelajaran. Peningkatan kualitas guru sangatlah penting karena mereka menghadapi persoalan-persoalan kelas.

Walaupun banyak faktor lain yang turut menentukan kualitas pendidikan, namun tanggung jawab guru lebih besar dalam mendidik, membimbing, mengarahkan dan memberikan penerangan, serta keterampilan.

Pengetahuan dan keterampilan bagi seorang guru suatu hal yang mutlak, guru seorang komunikator menurut David K. Berlo dalam bukunya" The Process of Communication" harus memiliki syarat, yaitu; terampil berkomunikasi, sikap, pengetahuan, dan sistem sosial budaya. Di samping itu guru senantiasa mengembangkan diri dengan pengetahuan yang mendukung profesionalitasnya dengan ilmu pendidikan, menguasai secara penuh materi yang diajar serta selalu mengembangkan model-model pembelajaran.3

Dikutip dari buku Perencanaan Pengajaran karya Harjanto, ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru, diantaranya:

1. Kemampuan dalam menentukan tujuan apa yang diinginkan sebagai hasil dari proses pendidikan.

2. Kemampuan dalam menyusun proses perencanaan dan mengorganisasikan program pembelajaran.

3

(13)

3. Kemampuan dalam proses pelaksanaan dan penyajian program pembelajaran berdasarkan perencanaan yang telah dibuat.

4. Kemampuan dalam melakukan evaluasi dan penilaian hasil pelaksana pembelajaran. 4

Selain kemampuan-kemampuan tersebut diatas, Drs, H. Martinis Yamin, M.Pd. dalam bukunya yang berjudul; Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP menjelaskan tentang salah satu bentuk keterampilan guru adalah dengan mengembangkan model pembelajaran. Adapun beberapa model pembelajaran yang ditawarkan itu sebagai berikut:

1. Tahap pertama,definisi masalah dan organisasi yang meliputi tiga langkah kegiatan.

a. Identifikasi masalah. Merupakan proses membandingkan keadaan sekarang dengan keadaan yang seharusnya.

b. Analisis setting. Meliputi kegiatan menentukan karakteristik siswa dan sumber belajar yang tersedia untuk digunakan dalam pemecahan masalah.

c. Organisasi pengelola. Meliputi pendefinisian tugas dan tanggung jawab yang diperlukan. Pembentukan jaringan berkomunikasi untuk mengorganisasikan pengumpulan dan pendistribusian informasi kepada tim pengajar. Dan pembentukan rencana proyek dan prosedur control. 2. Tahap kedua, analisis dan pengembangan sistem. Tahap ini meliputi tiga

langkah.

a. Identifikasi tujuan. Merupakan sasaran yang harus dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran.

b. Penentuan metode. Metode satu dengan lainya memilki kelebihan dan kelemahan, sehingga perlu kolaborasi metode dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.

c. Pembuatan prototype. Merupakan permulaan produksi untuk menghasilkan barang yang sesungguhnya.

3. Tahap ketiga, evaluasi yang meliputi tiga langkah sebagai berikut:

a. Uji coba prototype pembelajaran yang meliputi; uji coba pengembangan untuk melihat komponen yang perlu direvisi. Uji coba validasi untuk melihat seberapa jauh siswa mencapai tujuan pembelajaran. Dan uji

4

(14)

coba lapangan untuk menentukan apakah pengajaran dan siswa lain dapat menggunakan bahan-bahan tersebut.

b. Analisis hasil. Melibatkan tiga jenis kegiatan; pertama, tabulasi dan memproses data evaluasi. Kedua, menentukan hubungan antara metode yang digunakan, hasil dan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, menafsirkan data.

c. Implementasi/uji coba ulang. Berdasarkan interpretasi data hasil uji coba revisi dilakukan dari revisi kecil sampai revisi total.5

Dengan kemampuan dan keterampilan ini, guru akan mampu menciptakan kelas sebagai lingkungan belajar yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan. Kecakapan dalam keterampilan mengajar menentukan keberhasilan pembelajaran yang dikelolanya.

Kemudian untuk pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran, guru dituntut memberikan motivasi kepada siswanya, serta dapat mendorong siswanya giat belajar dan senang mengikuti pelajaran yang diajarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmad Rohani dan abu ahmadi bahwa, "Perubahan-perubahan yang dipelajari biasanya memberi hasil bilamana orang atau individu mempunyai motivasi untuk melakukannya".6

Dari pendapat ini, dapat dipahami bahwa dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya suatu perubahan-perubahan dalam menentukan strategi pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi belajar anak atau siswa.

5

Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), h. 25-33

6

(15)

Motivasi berasal dari kata 'motif' yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.7

MC. Donald mendefinisikan, "motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya 'feeling' dan didahului dengan tanggapan terhadap tujuan".8

Dari apa yang dikemukakan diatas dapat kita simpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan 'motif' dan 'motivasi'.

Sudah jelas motive itu adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang mendorong orang untuk bertingkah laku atau berbuat sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam diri kita motive itu dapat berupa suatu kebutuhan, tujuan, cita-cita atau hasrat yang merupakan daya penggerak dari dalam diri untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam mencapai suatu tujuan.

Oleh sebab itu, aktivitas belajar sangat erat hubungannya dengan motivasi. Perubahan motif dapat merubah cara belajar siswa. Ada tidaknya motivasi seseorang untuk belajar sangat berpengaruh dalam aktivitas belajarnya. Dengan motivasi belajar siswa yang tinggi dapat menunjang pencapaian hasil.

7

M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1993), h. 128

8

(16)

Dari uraian diatas, penulis merasa tertarik dan terpanggil untuk menyusun skripsi dengan judul "HUBUNGSN ANTARA KETERAMPILAN GURU DALAM MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II DI MADRASAH TSANAWIYAH SERPONG TANGERANG BANTEN".

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah a. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:

a. Keterampilan guru dalam mengajar dilihat dari segi: kesiapan mengajar, penyajian materi, penggunaan metode, penggunaan media, memotivasi siswa, menjawab dan memberikan pertanyaan kepada siswa.

b. Motivasi belajar siswa dibatasi dari segi: 1. Penuh perhatian terhadap pelajaran

2. Menanggapi (bertanya, menjawab, menjelaskan) pelajaran.

c. Penelitian tersebut diadakan di MTs Serpong Tangerang Banten kelas dua, pada tanggal 25 Februari 2007, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

b. Perumusan Maslah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang diuraikan diatas, maka perumusan masalah yang akan dijadikan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana keterampilan guru dalam mengajar

(17)

c. Bagaimana hubungan antara keterampilan guru dalam mengajar dengan motivasi belajar siswa di MTs Serpong Tangerang Banten.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari peneliian ini adalah:

a. Untuk mengetahui sejauhmana keterampilan guru dalam mengajar yang berpengaruh dengan motivasi belajar siswa kelas II MTs Serpong Tangerang Banten

b. Untuk mengetahui tentang ada tidaknya hubungan antara keterampilan guru dalam mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas II di MTs Serpong Tangerang Banten.

c. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan keterampilan guru dalam mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas II MTs Serpong Tngerang Banten.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

a. Sekolah. Sebagai bahan masukan untuk memperbaiki keterampilan guru dalam mengajar di kelas.

(18)

c. Guru. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam usaha meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam proses belajar mengajar.

E. Sistematika Pembahasan

Dalam menyusun skripsi ini penulis membagi kedalam beberapa bab dan masing-masing bab mencakup beberapa sub yang berisi sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari, A. Latar Belakang Masalah,

B.Pembatasan dan Perumusan Masalah, C. Tujuan Penelitian, D.Manfa'at Penelitian, dan E. Sistematika penulisan.

BAB II : Kajian teoritis, terdiri dari: A. Tinjauan Pustaka meliputi pengertian keterampilan guru, pengertian mengajar. B. Keterampilan mengajar. C. Pengertian motivasi belajar siswa. D. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar meliputi faktor-faktor dari luar, faktor-faktor dari dalam.

BAB III : Metodologi penelitian yang terdiri dari: A. Tempat dan waktu penelitian. B. Populasi dan Sampel. C. Teknik pengumpulan data. D. Variabel Penelitian. E. Teknik pengolahan dan analisa data. BAB IV : Hasil penelitian yang terdiri dari: A. Gambaran umum objek

penelitian. B. Deskripsi hasil penelitian. C. Deskripsi data. D. Analisa Data. E. Interpretasi data hasil penelitian.

(19)
(20)

BAB II

KAJIAN TEORITIS A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Keterampilan Guru

Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olah raga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, namun keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi.

Disamping itu menurut Ruber yang dikutip dari Muhibbin syah, M.Ed. dalam buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu.9

Didalam kamus bahasa Arab dikenal dengan istilah"

ةﺮﻬ

ةﺮهﺎ

artinya

yang mahir, yang pintar".10

Dalam konteks pendidikan Islam, guru/pendidik disebut juga Murabbi, Muallim, Muaddib. Murabbi orientasinya lebih mengarah pada pemeliharaan, baik yang bersifat jasmani atau rohani. Muallim terfokus pada pemberian atau pemindahan ilmu pengetahuan dari seorang yang tahu kepada seorang yang tidak tahu. Sedangkan Muaddib lebih luas dari istialah Muallim. Seperti sabda rasul:

د

ﻦ ﺣﺎﻓ

ر

دا

9 Muhibin Syah, M.Ed. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,

(Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2002), Cet. Ke-7. h. 119

10

(21)

Allah mendidikku, maka ia memberikan kepadaku sebaik-baik pendidikan.11 "Dalam bahasa Inggris guru dikenal dengan sebutan Teacher. Teacher memiliki arti sederhana, yakni A person whose occuption is teaching others. Yang artinya guru ialah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain."12

"Adapun kompetensi guru (Teacher Competency) menurut Berlow (1985), ialah The ability of a teacher to responsibly perform his or her duties appropriately.

Artinya, kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab." 13

Sedangkan menurut pendapat penulis sendiri, keterampilan guru adalah keahlian, kemampuan dan kesiapan lahir dan batin seorang tenaga pengajar atau guru untuk menyampikan ilmunya atau untuk melaksanakan tugas mengajar dan mendidik dengan keikhlasan dan keridhoan.

Yang dimaksud dengan kesiapan lahir adalah keadaan fisik atau badannya yang sehat, tidak cacat sehingga ketika mengajar dan mendidik penuh percaya diri, . Adaapun kesiapan batin adalah cukupnya ilmu pengetahuan yang ia miliki, pikiran sehat, tidak dalam keadaan tertekan batinnya, sehingga ketika ia menyampaikan pelajarannya penuh dengan kegembiraan danbkeikhlasan.

11

Pof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), Cet. ke-4. h. 8

12

Muhibin Syah, M.Ed. Op. Cit. h. 222

13

(22)

Dalam pengertian lain, keterampilan adalah suatu kompetensi atau kemampuan, keahlian, kecakapan seorang guru mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, seperti mempersiapkan bahan pelajaran atau materi yang lengkap dan sistematis dalam sebuah silabus pembelajaran, metode yang akan digunakan, media yang diperlukan, dan menetapkan kriteria untuk melaksanakan evaluasi, dengan terencana dan terprogram agar dapat mempermudah proses pelaksanaan belajar mengajar secara efektif dan efisien.

Jadi keterampilan guru dalam mengajar didefinisikan secara operasional sebagai penguasaan sejumlah keterampilan dalam merancang pengajaran, mengelola pengajaran, dan penilaian prestasi belajar siswa yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.

2. Pengertian Mengajar.

Pengertian yang umum dipahami orang terutama mereka yang awam dalam bidang-bidang studi kependidikan ,ialah bahwa mengajar itu merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa.

Dalam bukunya Muhibbin Syah, M.Ed. yang berjudul Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, di terangkan beberapa definisi mengajar menurut para tokoh, diantaranya:

(23)

sebuah proses hubungan timbale balikantara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Sedangkan nasution berpendapat bahwa mengajar adalah "…suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar".14

Penulispun menemukan pengertian mengajar/pengajaran dalam bukunya Muhibbin Syah tersebut, sebagai berikut:

Istilah pembelajaran/pengajaran menurut kamus besar bahasa Indonesia (1991) berasal dari kata 'Ajar' , artinya petunjuk yang diberikan kepada orang lain supaya diketahui (dituntut). Dalam bahasa Arab pengajaran disebut 'Ta'lim'. Selanjutnya, istilah pengajaran dalam bahasa Inggris disebut Instruction atau Teaching, yaitu yang memberi pengarahan agar melakukan sesuatu, memberi informasi. Istilah Instruction menurut Raber (1988) berarti pendidikan atau proses perbuatan mengajarkan pengetahuan. Sementara itu, Tardif (1987) memberi arti Intruction secara lebih rinci yaitu: A preplanned, goal directid educational prosess designed to facilitate learning, artinya pengajaran adalah sebuah proses kependidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta dirancang untuk mempermudah belajar.15

Dari pengertian dan pendapat diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keterampilan guru dalam mengajar adalah suatu keahlian, kecakapan, kemahiran, dalam memaparkan suatu pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

B. Keterampilan Mengajar.

Untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan, diantaranta keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan 14 Muhibin Syah, M.Ed. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2002), Cet. Ke-7. h. 182

15

(24)

bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Setiap keterampilan mengajar memiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar tersendiri. Keterampilan mengajar tersebut dan cara menggunakannya agar tercipta pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan keterampilan bertanya. Keterampilan ini perlu dikuasai oleh guru meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan. a.Keterampilan bertanya dasar mencakup:

− Pertanyaan yang jelas dan singkat.

− Pemberian acuan yaitu penjelasan singkat yang berisi informasi yang

sesuai dengan jawaban yang diharapkan. − Memusatkan perhatian

− Memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan. Guru hendaknya berusaha

agar semua peserta didik mendapat giliran dalam menjawab pertanyaan dan memberikan kesempatan berfikir.

b.Keterampilan bertanya lanjutan meliputi:

− Pengubahan tuntunan tingkat kognitif yaitu guru hendaknya mampu

(25)

− Pengaturan urutan pertanyaan yaitu mulai dari yang sederhana menuju

yang paling kompleks secara berurutan.

− Peningkatan terjadinya interaksi yaitu guru tidak menjawab secara

langsung tetapi dilontarkan kembali keseluruh peserta didik.

2. Memberi penguatan, merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat menimbulkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal berupa kata-kata dan kalimat pujian dan secara non verbal yang dilakukan dengan gerakan mendekati peserta didik dan kegiatan yang menyenangkan.

3. Mengadakan variasi yaitu untuk mengatasi kebosanan peserta didik agar selalu antusias, tekun dan penuh partisipasi. Variasi yang meliputi:

a.Variasi dalam gaya mengajar misalnya variasi suara, gerakan badan dan mimic, mengubah posisi, dan mengadakan kontak pandang dengan peserta didik.

b.Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar.

c.Variasi dalam pola interaksi misalnya dalam mengelompokkan peserta didik, tempat kegiatan pembelajaran, dan dalam pengorganisasian pesan (deduktif dan induktif).

(26)

a.Perencanaan meliputi isi pesan yang akan disampaikan harus sistematis dan mudah dipahami oleh peserta didik.

b.Penyajian dapat menggunakan pola induktif yaitu memberikan contoh terlebih dahulu kemudian menarik kesimpulan umum.

5. Membuka dan menutup pelajaran;

Membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal. Upaya yang dapat dilakukan sebagai berikut:

a.menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan disajikan.

b.Menyampaikan tujuan (kompetensi dasar) yang akan dicapai.

c.Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

d.Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang akan di sajikan.

e.Mengajukan pertanyaan baik utuk mengetahui pemahaman peserrta didik terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajaki kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.

(27)

a.Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

b.Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c.Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugas-tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan materi yang telah dipelajari. d.Memberikan post tes.

6. Membimbing diskusi kelompok kecil. Hal-hal yang perlu dipersiapkan guru adalah:

a.pembentukan kelompok secara tepat b.memberikan topic yang sesuai

c.pengaturan tempat duduk yang memungkinkan peserta didik dapat berparti sipasi secara aktif.

7. Mengelola kelas. Beberapa prinsip yang harus diperhatiakan dalam pengelolaan kelas adalah: kehangatan dan keantusiasan, tantangan, bervariasi, luwes, penekanan pada hal-hal positif, dan penanaman disiplin diri.

Keterampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut:

a.Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal meliputi: − Menunjukkan sikap tanggap

− Memberi petunjuk yang jelas

− Memberi teguran yang bijak sana

(28)

b.Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal meliputi:

− Modifikasi perilaku yaitu mengajarkan perilaku yang baru dengan contoh

dan pembiasaan, meningkatkan perilaku yang baik dengan penguatan dan mengurangi perilaku buruk dengan hukuman.

− Pengelolaan kelompok dengan cara peningkatan kerja sama dan

keterlibatan, menangani konflik, dan memperkecil masalah yang timbul. − Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan maslah.

8. Mengajar kelompok kecil dan perorangan, merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik.

Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan:

a.Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian dengan memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas.

b.Membimbing dan memudahkan belajar, yang mencakup pengutan, proses awal, supervisi, dan interaksi pembelajaran.

c.Pemberian tugas yang jelas, menantang dan menarik.

(29)

peserta didik senantiasa memiliki perasaan yang nyaman jika berada dalam proses pembelajaran dan memiliki motivasi yang tinggi.

Berdasarkan pengalaman penulis ketika menjadi guru di salah satu sekolah dasar, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru sebelum mengajar, diantaranya:

a. Seorang guru harus membuat silabus pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan yang berlaku pada saat itu.

b. Seorang guru harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi:

− Rencana pembelajaran setiap pertemuan − Rencana pembelajaran satu semester

− Dan program pembelajaran tahunan

Dari uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru, diantaranya:

1. Penyusunan program pengajaran yang meliputi perumusan tujuan pengajaran, bahan pelajaran dan alat serta metode yang digunakan sampai pada evaluasi. 2. Penataan lingkungan yang berhubungan dengan pokok bahasan yang akan

(30)

3. Pengorganisasian proses pembelajaran dan sumber belajar yang diatur sedemikian rupa sehingga diharapkan terjadi interaksi yang responsive antara guru dan murid.

4. Menetapkan kriteria berupa norma atau batas tertentu sebagai tolok ukur keberhasilan minimum yang dicapai para siswa.

Sasaran tersebut juga menggambarkan fungsi dari keterampilan yang harus dimiliki sebagai alat bantu bagi guru dalam proses pembelajaran. Dengan dengan memiliki keterampilan mengajar yang baik, ini memudahkan seorang guru mengelola kelas seoptimal mungkin dan dapat menggunakan teknik-teknik yang tepat secara kreatif oleh guru sebagai manajer kelas. Kreatifitas guru ini sangat penting karena sebagai manajer, ia berhadapan dengan sumber-sumber belajar dan lingkungan belajar yang diatur dan di tatanya.

(31)

C. Pengertian Motivasi Belajar Siswa

Istilah motivasi diambil dari kata motif yang dalam kamus besar Indonesia berarti 'alasan atau sebab seseorang melakukan sesuatu'.16

Menurut Moh. Uzer Usman motif adalah, "Daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu".17

"Silverstone menganggap motif ini merupakan tahap awal dari proses motivasi, karena itu WS. Winkell menanamkan motif ini baru merupakan suatu kondisi intern atau disposisi (kesiapsiagaan) saja, sebab motif-motif itu tidak selamanya aktif. Motif-motif itu aktif hanya pada saat-saat tertentu saja, yaitu apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak."18

Apabila suatu kebutuhan dirasakan mendesak untuk dipenuhi, maka motif atau daya penggerak menjadi aktif. Daya penggerak yang telah menjadi aktif inilah yang disebut "motivasi". Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut orang untuk memenuhi kebutuhan. Dan sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu keputusan yang telah ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhan/tujuan yang nyata ingin dicapai.

Dari pemahaman diatas maka motif-motif itu dapat di bedakan menjadi dua macam, yaitu:

16

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1996), hal. 166

17

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 19992), 24

18

(32)

a. Motif Instrinsik. Yaitu motif yang bersela dari diri seseorang itu sendiri tidak perlu dirangsang dari luar. Juga diartikan sebagai motif yang pendorongnya ada kaitannya dengan nilai-nilai yang terkandung didalam obyeknya/tujuan pekerjaan itu sendiri.

b. Motif Ekstrinsik. Yaitu motif yang berfungsi karena adanya rangsangan dari luar tidak ada kaitannya dengan nilai yang terkandung didalam obyek/tujuan pekerjaannya.

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran motivasi dari guru sangat menentukan tercapainya keberhasilan suatu proses pembelajaran. Pada dasarnya manusia mempunyai perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan inilah yang mendasari dan mendorong manusia memiliki kebutuhan yang berbeda. Inilah yang disebut motivasi seseorang dalam berbuat atau mengerjakan sesuatu. Dalam proses pembelajaran, peserta didik memiliki motif untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Pengertian motivasi menurut Sardiman adalah: "Serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka ia akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.19

Berdasarkam pengertian motif yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan suatu kegiatan perlu adanya motif. Motif-motif tersebut dapat ditanamkan melalui latihan-latihan atau kebiasaan yang berasal dari lingkungan, maka bisa kita pahami bahwa motif adalah dorongan atau kekuatan dari

19

(33)

dalam diriseseorang yang mendorong untuk bertingkah laku atau berbuat sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam diri kita motif itu dapat berupa suatu kebutuhan, tujuan, cita-cita, atau suatu hasrat/keinginan yang merupakan daya penggerak dari dalam diri untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu dalam mencapai suatu tujuan.

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran jelas motivasi sangat menentukan untuk tercapainya keberhasilan suatu proses kegiatan belajar mengajar.

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu tanda bahwa orang itu belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.20

Banyak orang yang beranggapan, bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Ada juga yang secara khusus mengartikan belajar adalah menyerap pengetahuan. Berikut beberapa definisi tentang belajar dari beberapa tokoh:

Menurut James O. Wittaker, "belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan tau pengalaman."Learning may

20

(34)

be defined as the process by which behavior originates or is altered through training

or experience".21

"Howard L. Kingsley mendefinisikan, belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan".22

"Howard L. Kingsley mendefinisikan, belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan".23

Muhibin Syah memberikan definisi belajar berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu:

1. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa.

2. Secara institusional (ditinjau dari kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses "validasi" atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan yang kemudian dinyatakan dalam bentuk score.

3. Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu), ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini di fokuskan pada tercapainya daya fakir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah sekarang dan yang akan datang yang dihadapi siswa.24

21

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Reneka Cipta, 1998), hal. 104

22

Wasty Sumanto, Op. Cit. h.22

23

Wasty Sumanto, Op. Cit. h.22

24

(35)

Persamaan dari beberapa definisi di atas tampak bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Belajar adalah sutu proses yang dilakukan individu untuk mengubah tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar sebagai suatu kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang paling fundamental dalam setiap penyelenggaraan pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan amat bergantuing dari proses belajar yang dialami oleh peserta didik.

Untuk menimbulkan motivasi belajar siswa, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru yaitu:

a. Bahan pelajaran yang dapat dihayati anak-anak atau peserta didik b. Anak-anak menyadari tujuan yang dipelajarinya

c. Bahan yang disajikan sesuai dengan bakat, kecerdasan ataupun pengalaman siswa

d. Sistem evaluasi yang teratur dan setiap kesalahan diperbincangkan bersama e. Pujian dan perhatian dari pihak guru

f. Sistem evaluasi tidak hanya dititik beratkan pada hafalannya saja g. Hubungan siswa dan guru.25

Prof. Dr. H. Ramayulis menyatakan,"Untuk menarik perhatian dan minat itu guru dapat menggunakan berbagai cara seperti: Cara belajar yang baik, Alat peraga yang cukup, Intonasi yang tepat dan humor, dan mungkin juga dengan menggunakan contoh yang tepat, up to date, dsb."26

25

Sardiman, A.M. Op. Cit. h. 103

26

(36)

Peranan guru dikelas dapat menimbulkan gairah, merasa senang dan semangat belajar peserta didik, bila guru mampu memanaj kelas dengan baik.

Dari pengertian dan penjelasan diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa motivasi belajar siswa adalah dorogan atau keinginan yang kuat yang timbul dalam diri pribadi siswa untuk berbuat dan melakukan sesuatu atau belajar ilmu pengetahuan dengan sungguh-sungguh dan dengan rasa senang.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru untuk meningkatkan mutu hasil pelajaran yang dicapai oleh peserta didiknya, dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, diantaranya:

1. Faktor-faktor dari luar diri siswa (Ekstenal), yaitu:

a. Faktor-faktor non sosial (lingkungan). Kelompok faktor-faktor ini bisa dikatakan juga tidak terbilang jumlahnya, seperti keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu dan lain sebagainya.

(37)

2. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa (Internal), yaitu:

a. Faktor-faktor fisiologis. Pada faktor fisiologis ini harus ditinjau sebab yang melatarbelakangi aktifitas belajar, seperti keadaan jasmani dalam keadaan segar dan kurang segar, akan mempengaruhi situasi belajar, yang ada hubungannya dengan hal ini terdapat dua hal yaitu: cukupnya nutrisi dan adanya beberapa penyakit yang kronis.

b. Faktor-faktor psikologis. Faktor yang dapat mendorong seseorang untuk belajar yaitu: minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognotif. Berdasarkan beberapa faktor yang mepengaruhi belajar siswa diantaranya adalah motivasi, baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun motivasi dari luar siswa seperti kemampuan guru yang handal dalam keterampilan mengajar sehingga siswa semangat dan penuh gairah untuk belajar.

Guru adalah yang paling dominan berhubungan langsung dengan siswa, karena ditangan gurulah kunci keberhasilan proses pendidikan sebagian ditentukan.

Sesuai dengan kerangka teori diatas bahwa guru dalam melaksanakan tugasnya dituntut memiliki kecakapan, keterampilan tertentu, dan tampil secara professional dalam melaksanakan dan mengelola proses pembelajaran serta mengevaluasi hasil kegiatan yang telah dilakukannya.

(38)

baik, efektif dan efisien, sebelum ia mentranformasikan pelajarannya dilapangan (kelas) dan kepada siswa.

Karena dorongan untuk belajar siswa tidak hanya mampu dalam diri siswa saja, maka guru sebagai orang yang lebih banyak berhubungan langsung dengan siswa harus mampu dan pandai dalam merangsang serta memotivasi belajar siswa. Misalnya dengan menggunakan teknik penyajian yang bervariasi, metode pengajaran yang selalu berganti, strategi belajar yang mengaktifkan siswa, alat peraga yang dapat menarik perhatian siswa, hubungan sosial yang akrab dengan siswa dan sebagainya.

Jadi dapat dikatakan semakin baik guru memiliki keterampilan mengajar akan semakin membuat siswa termotivasi untuk belajar kepada gurunya. Semakin cakap kemampuan guru dalam penyampaian materi, semakin tinggi pula motifasi siswa untuk belajar.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini, yaitu:

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara keterampilan guru dalam mengajar dengan motivasi belajar siswa.

(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Serpong, Jl. Raya Puspitek Serpong Tangerang - Banten

2. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada Januari 2007 sampai dengan 25 Februari 2007

B. Populasi dan Sampel

Yang dimaksud dengan populasi adalah : "Keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan peristiwa sebagai sumber data yang menilai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian."27 Menurut Aminudin Rosyad, "Populasi adalah sejumlah masa (manusia/bukan) yang terdapat dalam kekuasaan tertentu atau berada dalam satu unit kesatuan".28 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas II (dua) Madrasah Tsanawiyah Serpong Tangerang Banten yang berjumlah 310 siswa.

27

Herman Rasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h.4

28

(40)

Sedangkan "sampel adalah sebagian dari populasi."29 Menurut Nana Sunjaya, "Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi."30 Dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 25% dari jumlah populasi, maka secara keseluruhan jumlah sampel yang diambil sebanyak + 75 orang siswa dari 310 anak didik yang telah dipilih secara acak (random sampling)

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penyusun menggunakan metode deskriptif karena penyusun mempunyai tujuan untuk membuat suatu gambaran secara sistematis mengenai permasalahan dalam penelitian ini.

Untuk memperoleh data yang lengkap dan obyektif, maka penyusun menyusun skripsi ini dengan melakukan cara sebagai berikut: penelitian lapangan (field research) yaitu penyusun langsung ke objek penelitian, yaitu MTs Serpong yang terletak di Jalan Raya Puspitek Serpong Tangerang Banten.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian : 1. Menentukan populasi dan sampel/

2. Dalam penelitian ini, penulis mengambil objek penelitian di MTs Serpong Tangerang Banten.

3. menentukan pengumpulan data

29

Aminudin Rosyad, Metodologi Riset, (Jakarta: Fakultas tarbiyah IAIN, 1987), h. 62

30

(41)

Dalam pengumpulan data yang diperlukan, maka penulis melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena yang di selidiki, terutama mengenai keadaaan umum MTs Serpong Tangerang Banten.

b. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung berkenaan dengan skripsi ini, caranya dengan mendatangi langsung responden untuk mendapatkan informasi dan data secara langsung dari pihak sekolah, terutama dengan wali kelas dua MTs Serpong untuk memperoleh data tentang perencanaan pembelajaran yang dibuat.

c. Angket, yaitu sejumlah pertanyaan yang disusun secara sistematis dengan menggunakan empat alternatif jawaban, untuk angket caranya adalah dengan membagikan kepada responden yang bersangkutan dalam hal ini adalah siswa kelas II MTs Serpong Tangerang Banten.

[image:41.612.110.531.173.698.2]

Untuk mempermudah dalam membuat angket yang akan digunakan dalam penelitian ini, penulis terlebih dahulu mengemukakan indikator-indikator soal sebagai berikut:

Tabel I

Tentang kisi-kisi keterampilan guru dalam mengajar

Variabel Indikator Item Jumlah

Guru sebagai demonstrator ƒPenyajian materi

ƒTeknik (metode mengajar)

1, 2, 3, 4 5, 6, 7,

4 3 Keterampilan guru

dalam mengajar

Guru sebagai

(42)

ƒPenyediaan alat dan sumber belajar

Guru sebagai motivator 11, 12 2 Guru sebagai evaluator

ƒMemberi kesempatan menjawab

ƒMengadakan post test

13, 15 14,

2 1

[image:42.612.115.532.112.496.2]

Jumlah 15

Tabel II

Tentang Kisi-Kisi Motivasi Belajar siswa kelas dua MTs Serpong

Variabel Indikator Item Jumlah

Motivasi belajar siswa

Antusiasme belajar

ƒKesungguhan dalam

mengikuti pelajaran yang diberikan guru

ƒSemangat menanggapi dan bertanya

ƒSemangat menjawab

pertanyaan guru

ƒGuru selalu memberikan pujian kepada siswa yang

dapat menjawab pertanyaan dengan benar

1, 2, 3, 4, 5, 6,

7, 8, 9, 10, 11, 12 13 14, 15 6 6 1 2

Jumlah 15

Setelah data-data terkumpul langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data-data, menafsirkan dan menginterpretasikan hasil penelitian.

Mengenai teknik penulisan ini, penyusun berpedoman kepada teknik penulisan skripsi Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Variabel Penelitian

(43)

1. Variabel bebas.

Variabel bebas pada penelitian adalah keterampilan guru dalam mengajar. 2. Variabel terikat.

Variabel terikat adalah motivasi belajar siswa kelas dua MTs Serpong Tangerang Banten.

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data 1. Teknik Pengolahan Data

Untuk mengolah data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing

Dalam pengolahan data, yang pertama kali harus dilakukan adalah melakukan edit atau memilih dan menyoroti data sehingga data yang terpakai saja yang tinggal,data yang tidak perlu dan tidak terpakai disisihkan.

b. Skoring

Tahap selanjutnya adalah pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket dengan cara kualifikasi pilihan jawaban dari responden dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Untuk angket keterampilan guru dalam mengajar (variabel X) bila memilih: Selalu diberi bobot nilai = 4

(44)

2. Untuk angket motivasi belajar siswa kelas dua MTs Serpong (variabel Y) bila memilih:

Sangat setuju diberi bobot nilai = 4 Setuju diberi bobot nilai = 3 Tidak setuju diberi bobot nilai = 2 Sangat tidak setuju diberi bobot nilai = 1 c. Tabulating

Tabulating adalah metabulasi data jawaban yang telah diberikan kedalam bentuk tabel, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk prekuensi dan prosentase. Untuk menentukan prosentasenya, maka dapat ditempuh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = F X 100% N

[image:44.612.113.529.261.599.2]

Untuk menginterpretasikannya maka digunakan tabel interpretasi prosentase berikut:

Tabel III Interpretasi Prosentase Prosentase Interpretasi 60% - 100%

51% - 59% 50% 40% - 49%

1% - 39%

Sebagian besar Lebih dari setengahnya

Setengahnya Hampir setengahnya

Sebagian kecil

2. Teknik Analisa Data

(45)

a. Mencari angka korelasi dengan rumus: rxy = N∑XY – (∑X) (∑Y)___________ √[N∑X² - (∑X)²] [N∑Y² - (∑Y)²]

ket: rxy = Angka Indeks Korelasi '"r" Produck Moment N = Number of Cases

∑XY = Jumlah hasil perkalian antara sektor X dan sektor Y

∑X = Jumlah seluruh sektor X

∑Y = Jumlah seluruh sektor Y b. Memberi interpretasi terhadap rxy yaitu:

[image:45.612.110.538.101.640.2]

a. Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indek korelasi "r" produck moment, seperti dibawah ini

Tabel IV

Interpretasi terhadap besarnya "r" produck moment Besarnya "r" produck

moment

Interpretasi

0,00-0,20

Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah, sehingga korelasi itu diabaikan (tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y). 0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi

yang lemah atau rendah.

0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup.

0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

(46)

b. Interpretasi menggunakan tabel nilai "r" produck moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau dengan degrees of freedonya (df) yang rumusnya sebagai berikut:

DF = N – nr Ket:

DF : Degrees Of Freedom N : Number Of Cases

Nr : banyaknya fariabel yang dikorelasikan

Dengan diperolehnya "db" dan "df", maka dapat dicari besarnya "r" yang tercantum dalam tabel nilai "r" produck moment baik pada taraf dignifikansi 5% maupun taraf signifikansi 1%.

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat MTs Serpong

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Serpong terletak di Desa Ci Sauk kecamatan Serpong Kabupaten DT. II Tangerang, tepatnya di Jl. Raya Puspitek Serpong Tangerang Banten. Secara geografis letak madrasah ini sangat strategis selain karena mudah dijangkau posisinya dekat sekali dengan jalan raya. Berseberangan dengan Masjid Jami' Mujahidin tepat di depan madrasah, dan berdampingan dengan gedung SMP PGRI Serpong.

Mengenai histori berdirinya Madrasah Tsanawiyah Serpong, penulis mendapat keterangan dari Kepala Madrasah yang juga sebagai salah seorang pendiri Yayasan Tarbiyatul Islamiyah Serpong yaitu Bapak Ahmad Marjuki, beliu mengatakan:

Madrasah Tsanawiyah Serpong merupakan salah satu lembaga Pendidikan Islam tingkat menengah pertama, yang berstatus swasta di bawah naungan Yayasan Tarbiyatul Islamiyah. Pada mulanya madrasah ini berstatus Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP) 4 tahun tetapi kemudian berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah pada tahun 1978, berdasarkan surat keputusan (SK) Menteri Agama Republik Indonesia No. 16 tahun 1978, di tetapkan bahwa seluruh Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) di alihkan menjadi Madrasah Tsanawiyah.31

Madrasah Tsanawiyah Serpong dirintis oleh para guru dan tokoh masyarakat sekitarnya pada tahun 1966, terdiri dari H. Muhammad. S.Ag. H. Syafi'ie (Alm), H. Syukri (Alm), Supendi, Sudarman, Ahmad Marjuki, dan Lagiman Sastroamidjoyo.

31 Wawancara penulis dengan Bapak Ahmad Marjuki, Kepala Madrasah Tsanawiyah

(48)

Madrasah ini didirikan diatas tanah wakaf seluas + 2500 M2 dengan luas bangunan + 250 M2 yang hanya memiliki 4 ruang belajar, masing-masing berukuran + 7 M2 X 8 M2. bangunan tersebut mula-mula ketika masih berstatus PGAP berbentuk huruf "I" kemudian berubah menjadi huruf "L" setelah mendapat tambahan lokal pada tahun 1978.

Dilihat dari statistik penerimaan murid baru, Madrasah Tsanawiyah Serpong mengalami kenaikan yang amat pesat dari tahun ketahun. Pada tahun 1996 terdapat penambahan lokal menjadi 8 lokal dan pada tahun 2005 bertambah 2 lokal. Jadi jumlah local Madrasah Tsanawiyah Serpong seluruhnya ada 14 lokal belajar, 1 ruang guru, satu ruang Kepala Sekolah, 1 ruang TU, 1 lab komputer, dan 1 ruang OSIS. Ketika penulis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah, beliau mengmukakan bahwa:

"Akan dibangun lokal baru lagi, untuk persediaan lokal belajar kelas 1 dan perpustakaan, karena sampai saat ini jam pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu pagi digunakan untuk kelas II dan III, sedangkan sore dipergunakan untuk kelas I".32

Tujuan Madrasah Tsanawiyah Serpong Tangerang terbagi menjadi dua pokok tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

a. Tujuan Umum

1. Merupakan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

32

(49)

hal ini termaktub dalam ketetapan MPR No. 1/MPR/1995 tentang GBHN yang berbunyi "Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kehidupan bangsa, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, mempererat kepribadian dan mempersemangat kebangsaan agar dapat memberikan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

2. Mendidik siswa dengan harapan mereka kelak dapat bermanfaat bagi agama, bangsa dan Negara serta menjadi pemuda yang dapat menjadi pemimpin ditempat tinggal mereka yang mengembangkan kepemimpinan manusia yang berakhlakul karimah.

b. Tujuan Khusus

1. Menyiapkan generasi masa depan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mempunyai daya juang, kreatif, inovatif, dan menjadikan iman dan taqwa sebagai landasannya.

2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan professional sebagai pendidikan yang sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.

(50)

2. Struktur Organisasi

(51)
[image:51.612.116.524.200.581.2]

Tabel V

Struktur Organisasi

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Serpong Tangerang

YAYASAN

Ahmad Marjuki Kepala Madrasah

. BA . Maryuti . MA . H

Wakil Kepala

Evi Magfiroh Sekretaris .

SPd . Syahrullah .

A

Bendahara

Rusdi. BBA Bdg. Kesiswaan

Aban N. Bdg. Humas

Ahmad Najib Bimb. Penyuluhan Misbahul Anwar. SPd.I

(52)

3. Keadaan Siswa dan Guru

Madarasah Tsanawiyah Serpong bermodalkan kepercayaan dari Yayasan Tarbiyatul Islamiyah, mereka bekerja sama secara gigih dan ulet antara kepala madrasah dengan pengurus, para guru, dan masyarakat dalam upaya meningkatkan jumlah siswa.

Madrasah Tsanawiyah lambat laun semakin dikenal luas oleh masyarakat di wilayah kecamatan Serpong, bahkan kini sampai daerah diliar kecamatan serpong, dan diluar kabupaten Tangerang. Terbukti pendaftaran siswa baru sudah meningkat lebih dari 15 persen dari tahun lalu, dan dilihat dari asal sekolah mereka sebelumnya cukup representative mewakili wilayah yang berada dalam lingkungan kecamatan serpong, bahkan ada sebagian dari mereka diluar kabupaten tangerang, seperti dari daerah Gunung Sindur dan Parung Panjang yang merupakan wilayah kabupaten Bogor propinsi Jawa Barat.

[image:52.612.112.529.416.642.2]

Pada tahun ajaran 2004 / 2005 jumlah siswa MTs Serpong berjumlah 760 siswa/i. untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada table berikut:

Table VI

Keadaan Sisw/I MTs Serpong Tahun Ajaran 2004 / 2005

No Kelas Jumlah siswa/i Jumlah kelas Keterangan

1 I 284 Tujuh kelas Masuk siang

2 II 240 Enam kelas Masuk pagi

3 III 236 Lima kelas Masuk pagi

Jumlah 760

(53)
[image:53.612.117.527.169.246.2]

Table VII

Jumlah Keseluruhan Siswa/I MTs Serpong Tahun Ajaran 2006 / 2007

No Kelas Jumlah siswa/i Jumlah kelas Keterangan

1 I 311 Tujuh kelas Masuk siang

2 II 310 Tujuh kelas Masuk pagi

3 III 307 Tujuh kelas Masuk pagi

Jumlah 928

Berdasarkan table diatas, diperoleh gambaran bahwa dari segi kuantitas siswa/I Madrasah Tsanawiyah Serpong cukup mengalami peningkatan yang berarti. Dari jumlah ini 90% adalah siswa/I yang berasal dari sekitar wilayah Tangeraang, sedangkan 10% adalah siswa/I yang berasal dari wilayah kabupaten Bogor dan sekitarnya.

Mengenai tenaga guru yang mengajar di MTs Serpong menurut Kepala Sekolah, bapak Ahmad Marjuki bahwa,

Tenaga pengajar yang ada di Madrasah Tsanawiyah serpong terdiri dari bapak dan ibu guru dengan status sebagai tenaga pengajar tetap dan ada pula yang berstatus sebagai tenaga honorer. Mereka pada umumnya adalah para sarjana lulusan dari berbagai perguruan tinggi, seperti alumni dari STAI Fatahilah Tangerang, IAIN Bandung, IKIP Jakarta, Universitas Terbuka Pondok Cabe, STKIP, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan dari perguruan lainnya.33 Berdasarkan keterangan dari kepala Madrasah tersebut, penulis kemukakan keadaan guru di MTs Serpong dalam table berikut:

33

(54)

Table VIII

Keadaan Guru Madrasah Tsanawiyah Serpong Tahun Ajaran 2006 / 2007

No Status Pendidikan Jumlah Keterangan

1 PGA 2 Orang

2 D2 1 Orang

3 D3 6 Orang

4 S1 15 Orang Pendidikan Agama

5 S1 12 Orang Pendidikan Umum

6 S2 1 Orang UT. Biologi

Jumlah 37 Orang

4. Sarana dan Prasarana

[image:54.612.115.528.168.353.2]

Dari segi fasilitas fisik, madrasah ini termasuk lembaga Pendidikan Agama Islam yang sudah mapan, terbukti dengan adanya fasilitas gedung milik sendiri dan permanent. Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan dalam table berikut:

Table IX

Fasilitas Sarana Dan Prasarana

Madrasah Tsanawiyah Serpong Tahun Ajaran 2006/2007

No Nama Fasilitas Jumlah Keterangan

1 Ruang Belajar 14 Permanent

2 Ruang Guru 1 Permanent

3 Ruang Kepala Sekolah 1 Permanent

4 Ruang TU 1 Permanent

5 Ruang Perpustakaan 1 Permanent

6 Lab. Komputer 1-2 Unit Permanent

7 Ruang OSIS 1 Permanent

8 Lapangan Olah Raga 1 Permanent

9 Masjid 1 Permanent

10 WC Guru 1 Pintu Permanent

11 WC Siswa 1-3 Pintu Permanent

(55)

5. Kurikulum Madrasah

[image:55.612.117.526.307.705.2]

Seperti halnya lembaga pendidikan pada umumnya, madrasah ini memiliki metode pembelajaran dan kurikulum yang merupakan target pencapaian tujuan pendidikan. Dalam hal ini, MTs Serpong menggunakan kurikulum Madasah Tsanawiyah yang berlaku secara nasional dibawah pengelolaan dan pengawasan Departemen Agama Republik Indonesia. Kurikulum yang dimaksud adalah kurikulum Departemen Agama tahun 1994, yang dipadukan dengan kurikulum 2004, untuk lebih jelaasnya penulis kemukakan dalam table berikut:

Table X

Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Serpong Tahun Ajaran 2006/2007

Jumlah Jam

No Bidang Studi

I II III 1 Pendidikan Agama Islam

a. Qur'an Hadits 2 2 2

b. Aqidah Akhlak 2 2 2

c. Fiqih 2 2 2

d. Sejarah Kebidayaan Islam 1 1 1

e. Bahasa Arab 3 3 3

2 PPKN 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 6 6 6

4 Matematika 6 6 6

5 Ilmu Pengetahuan Alam

a. IPA Biologi 3 3 3

b. IPA Fisika 3 3 3

6 Ilmu Pengetahuan Sosial

a.. IPS Geografi 2 2 2

b. IPS Sejarah 2 2 2

c. IPS Ekonomi 2 2 2

7 Kerajinan Tangan dan Kesenian 2 2 2

8 Penjaskes 2 2 2

9 Bahasa Inggris 4 4 4

(56)

Keterangan:

Selain bidang studi diatas yang diajarkan kepada siswa/I, juga beberapa keterampilan, seperti kepramukaan, PMR, pelatihan dakwah, drum bend, pelatihan seni baik bersifat keagamaan maupun seni lainnya yang sesuai dengan acuan dan tujuan pembelajaran. Serta pelatihan dasar-dasar kepemimpinan.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Seperti yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya bahwa salah satu teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam peneliotian ini aalah dengan menggunakan angket.

Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada murid dan diberi skor berdasarkan klriteria yang telah ditentukan kemudian data tersebut diolah dan disusun secara statistic dalam bentuk table dengan menggunakan teknik analisa prosentase dan teknik analisa Product Moment Karl person

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan antara pengaruh kemampuan guru dalam perencanaan pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa kelas II MTs Serpong Tamgerang Banten.

Adapun hasil pengolahan angket dengan teknik deskriptif prosentase menggunakan rimus:

p = f x 100 % N

Keterangan:

(57)

C. Deskripsi Data

Hasil penelitian ini diperoleh dari kuesioner/angket yang disebar kepada siswa kelas II sebanyak 75 responden. Sebagaimana telah disebutkan pada bab III untuk terlebijh dahulu data tersebut akan diuraikan setiap variable. Adapun data dari setiap variable akan dilakukan prosentase terhadap setiap item soal dengan menggunakan rumus prosentase dan hasilnya bisa dilihat dibawah ini:

[image:57.612.113.528.238.555.2]

1. Variable X Keterampilan Guru Dalam mengajar Tabel XI

Distribusi Frekuaensi (Persentase) Tentang Keterampilan Guru Dalam Mengajar

Nilai (X) F P Total

55 – 59 50 – 54

1 7

1.3 %

9.3 % 10.6 %

45 – 49 40 – 44

14 15

18.8 %

20 % 38.8 %

35 – 39 30 – 34 25 – 29 20 – 24 15 - 19

25 7 5 0 1 33.3 % 9.3 % 6.7 % - 1.3 % 50.6 %

Total N= 75 P= 100 % 100 %

(58)

memiliki keterampilan dalam mengajar. Jadi menurut siswa, keterampilan guru dalam mengajar hanya sebagian kecil saja atau keterampilan guru dalam mengajar sangat lemah.

[image:58.612.115.528.195.577.2]

2. Variabel Y Motivasi Belajar Siswa Kelas II MTs Serpong Tangerang Tabel XII

Distribusi Frekuensi (Persentase) Motivasi Belajar Siswa kelas II MTs Serpong Tangerang

Nilai (X) F P Total

55 – 59 50 – 54

1 3

1.3 %

4 % 5.3 %

45 – 49 40 – 44

6 19

8 %

25.3 % 33.3 %

35 – 39 30 – 34 25 – 29 20 – 24 15 - 19

24 10 8 3 1 32 % 13.3 % 10.8% 4 1.3 % 61.4 %

Total N= 75 P= 100 % 100 %

(59)

Berdasarkan hasil dari data distribusi frekuensi (persentase), dapat ditarik kesimpulan, bahwa keterampilan guru dalam mengajar sangat kecil atau kurang, sehingga pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa sangat kecil atau lemah.

Untuk mengetahui lebih lnjut tentang apakah ada hubungan antara keterampilan guru dalam mengajar dengan motivasi belajar siswa, maka tahap selanjutnya adalah menganalisa variabel penelitian, sebagai berikut:

D. Analisa Data

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya pada bab III, bahwasannya penelitian ini merupakan penelitian dengan dua variable yaitu variable bebas tentang keterampilan guru dalam mengajar, dan variable terikat tentang motivasi belajara siswa kelas dua MTs Serpong Tangerang. Dalam statistic lebih dikenal dengan sebuah uji korelasi product moment Karl person dengan rumus sebagai berikut:

rxy = N∑XY – (∑X) (∑Y)___________ √[N∑X² - (∑X)²] [N∑Y² - (∑Y)²]

ket: rxy = Angka Indeks Korelasi '"r" Produck Moment N = Number of Cases

∑XY = Jumlah hasil perkalian antara sektor X dan sektor Y

∑X = Jumlah seluruh sektor X

∑Y = Jumlah seluruh sektor Y

(60)

Table XIII

Hubungan Antara keterampilan Guru Dalam mengajar dengan Motivasi Belajar Siswa kelas II Madrasah Tsanawiyah Serpong Tangerang Banten

sampel (X) (Y) (XY) (X²) (Y²)

[image:60.612.115.536.167.704.2]
(61)
(62)

Untuk langkah selanjutnya adalah dari data tersebut dicari indeks korelasi

product moment dengan rumus

r

xy sebagai berikut:

r

xy = N∑XY – (∑X) (∑Y)

√{N∑X²- (∑X)²} {N∑Y² - (∑Y)²

= 75. 114090 – (3024) (2810)

√{75. 127413 – (3024)²} {(75. 109502 – ( 2810)²}

= 8481750 - 8497440

√(9555975 – 9144576) (8212650 –7896100) = - 15690

√(411399 . 316550)

= - 15690

√1302283511

= -15690 360871.6579

= 0.164

Dengan memperhatikan hasil perhitungan

r

xy diatas yaitu 0.164 ternyata
(63)

E. Interpretasi Data Hasil Penelitian

Untuk memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi "r" product moment, dengan jalan berkonsultasi pada table "r" product moment dengan rumus: df = N – nr

= 75-2 = 73

Setelah diketahui nilai df, maka dikonsultasikan dengan table "r" product moment nutuk 5% dan 1% didapat sebagai berikut:

Untuk df 73 signifikan kepada 5% didapati angka = 0, 232, sedangkan untuk df signifikan kepada 1% didapati angka = 0, 302. Berdasarkan hasil perhitungan "r" product moment dengan "r" table maka didapati "r" hitung (0.164 ), r table taraf signifikansi 5% (0,232) = (0.164 < 0,232), maka r tidak signifikansi atau tidak ada korelasi. Begitu juga r hitung (0.164) dengan r table taraf signifikansi 1% = (0.164 < 302), maka r tidak signifikansi atau tidak ada korelasi. Jadi hipotesa alternatif (Ha) yang menyatakan ada korelasi antara variabel X (keterampilan guru dalam mengajar dikelas) dan variabel Y (motivasi belajar siswa) ditolak atau diabaikan. Hipotesa nihilnya (Ho) tidak ada korelasi yang signifikan antara variabel X dan Variabel Y , (Ho) diterima.

(64)

maka semakin kecil pula motivasi belajar siswa. Sebaliknya semakin besar keterampilan guru dalam mengajar, maka semakin besar pula motivasi belajar siswa.

(65)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan pengolahan data pada bab sebelumnya yaitu hasil dari prosentase keterampilan guru dalam mengajar sebanyak 50.6% siswa menyatakan keterampilan guru dalam mengajar hanya sebagian kecil saja atau lemah.

Sedangkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), berdasarkan hasil dari perhitungan data prosentase sebanyak 61,4% siswa menyatakan hanya sebagian kecil saja siswa yang termotivasi dalam belajarnya atau sangat lemah.

Dan dari nilai indeks korelasi antara keterampilan guru dalam mengajar dengan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Serpong Tangerang Banten yaitu 0.164 dapat dikategorikan sangat lemah.

Hasil pengujian hipotesa tersebut diperoleh nilai "r" hitung sebesar 0,164. sedangkan nilai "r" table product moment untuk N =75 taraf signifikansi 5% adalah sebesar 0,232, dan taraf signifikansi 1% adalah sebesar 0,302. ini berarti nilai "r" hitung lebih kecil dari "r" table, dengan demikian hasil r tidak signi

Gambar

Table 3 Tentang Kisi-Kisi Keterampilan Guru Dalam mengaj.……….………35
Tabel I Tentang kisi-kisi keterampilan guru dalam mengajar
Tabel II Tentang Kisi-Kisi Motivasi Belajar siswa kelas dua MTs Serpong
Tabel III Interpretasi Prosentase
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laporan sumber dan penggunaan kas diharapkan dapat membantu kelancaran usaha perusahaan dan untuk mengantisipasi kesalahan menajemen dalam memperhitunngkan kegunaan dana, selain

Peserta pelelangan dapat menyampaikan sanggahan secara online melalui website pengadaan : lpse.tegalkota.go.id atas penetapan pemenang ini kepada Kelompok Kerja Unit

Perbedaan harga (mark up) dalam transaksi murabahah dengan bai` bi tsaman ajil tidak dapat disamakan dengan transaksi kredit di bank-bank konvensional, bila dalam kredit

diartikan, jika Empowerment meningkat dalam arti bahwa, jika perusahaan telah meningkatkan keterampilan sumber daya karyawan dengan cara perusahaan telah memberikan

Sebagai salah satu penyedia informasi, SIDJP merupakan sarana yang digunakan oleh Account Representative dalam memproses penerbitan Surat Tagihan Pajak, namun terkadang

Perbandingan indeks keanekaragaman jenis (H ) pada tingkatan bentuk hidup ( life forms ) pada setiap kelompok umur tegakan Jati ( T.. Biplot CCA antara 11

Para obtener más información sobre las novedades de versiones anteriores de CorelDRAW Graphics Suite, haga clic en Ayuda ` Resaltar novedades , y elija una versión.. Los

Pengaruh CSR dan inovasi layanan oleh perusahaan berkontribusi dengan advokasi pelanggan, kualitas hubungan dan nilai hubungan dalam memperkuat loyalitas pelanggan.