• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV :PEMBANGUNAN PULAU MURSALA SEBAGAI OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA BAHARI DI KABUPATEN TAPANULI

TINJAUAN TEORETIS

2.5 Pengertian Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)

Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk dating ke suatu daerah atau tempat tertentu.Obyek dan daya tarik wisata merupakan fokus utama penggerak pariwisata di sebuah destinasi.Dalam arti, obyek dan daya tarik wisata sebagai penggerak utama yang memotivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Contoh wisatawan akan mendatangi pesisir pantai yang memiliki ombak tinggi, pasir putih dan air biru sebagai daya tarik. Daya tarik wisata juga menjadi fokus orientasi bagi pembangunan wisata terpadu. Misalnya dengan ditemukannya situs sejarah purbakala, wisatawan yang tertarik akan datang mengunjungi dan masyarakat setempat menyediakan berbagai fasilitas untuk kebutuhan wisatawan selama berlibur, seperti akomodasi, fasilitas makan minum, dan transportasi. (Ismayanti , 2010 : 147),

33

Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, daya tarik wisata adalah sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.Daya tarik wisata itu harus dikelola sedemikian rupa agar keberlangsungannya dan kesinabungannya terjamin. Adapun daya tarik wisata sebagai berikut :

a. Daya tarik wisata ciptaan tuhan yang maha esa yang berwujud keadaan alam flora dan fauna.

Daya tarik alam merupakan daya tarik alami yang telah ada dengan sendirinya tanpa campur tangan manusia

b. Daya tarik wisata hasil ciptaan manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, seni budaya dan tempat hiburan. daya tarik buatan manusia bisa juga merupakan perpaduan buatan manusia dan keadaan alami, seperti wisata argo, wisata buru.

Daya tarik wisata merupakan sasaran perjalanan wisata seperti berikut : a. Cipataan Tuhan yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan

fauna seperti pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang – binatang langka.

b. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata argo, wisata tirta, wisata petualangan, taman rekreasi dan tempat hiburan.

34

c. Saran wisata minat khusus, seperti berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat – tempat ibadah dan tempat-tempat ziarah.

Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.(Ismayanti, 2010)

Beberapa elemen dari komponen sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi objek dan daya tarik wisata terdiri dari cuaca iklim,bentang alam,flora dan fauna,pantai,keindahan alam,keanekaragaman biota laut dan lain sebagainya. Beragam kombinasi dari elemen sumber daya alam tersebut dapat menjadi suatu daya tarik dalam mendatangkan wisatawan, yang dimaksud dengan daya tarik wisata adalah kekuatan untuk mendatangkan wisatawan.Daya tarik merupakan padanan dari kata atraski yang dapat didasarkan pada objek - objek wisata.Suatu objek mempunyai potensi daya tarik, tetapi daya tarik tersebut dari terbentuk bila objek tadi ditunjang oleh unsur-unsur lain seperti aksesibilitas dan fasilitas penujang.Jadi obyek dan daya tarik wisata merupakan faktor utama yang mempengaruhi seseorang meninggalkan daerah asal untuk mengunjungi suatu daerah wisata.

35 2.6 Wisata Bahari

Bidang - bidang Usaha Pariwisata (sesuai Pasal 14, UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Pariwisata) diantaranya adalah : Daya Tarik Wisata, Kawasan Pariwisata, Jasa Transportasi Wisata, Jasa Perjalanan Wisata, Jasa Makanan dan Minuman, Penyediaan Akomodasi, Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan Rekreasi, MICE, Jasa Informasi Pariwisata, Jasa Konsultan Pariwisata, Jasa Pramuwisata, Wisata Tirta, dan Spa.

Wisata Tirta merupakan kawasan perairan yang dapat digunakan, baik untuk rekreasi maupun untuk kegiatan olahraga air. Dalam bidang usaha wisata tirta, salah satu jenis usaha wisatanya adalah wisata bahari yang merupakan penyelenggaraan wisata dan olahraga air, termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya yang dikelola secara komersial diperairan laut.

Adapaun jenis usaha wisata bahari, sebagai berikut : • Wisata selam;

• Wisata perahu layar; • Wisata memancing; • Wisata selancar; • Dermaga bahari;

• Sub – jenis usaha lainnya ditetapkan oleh bupati, walikota dan / atau gubernur.(Permenbudpar No.PM.96/HK.501/MKP/2010)

36

Wisata bahari adalah kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi alam bahari sebagai daya tarik wisata maupun wadah kegiatan wisata baik yang dilakukan di atas permukaan di wilayah laut yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan ekosistem nya yang kaya akan keanekaragaman jenis biota laut (Suwantoro, 2000:2)

Wisata bahari merupakan salah satu program unggulan dan prioritas dalam pembangunan kepariwisataan nasional dengan arah pengembangan yang terdiri dari pengenalan destinasi diving, surfing, cruise, dan mendukung kampanye pelestarian lingkungan bahari serta peningkatan wisata budaya bahari (Menteri Pariwisata Arief Yahya pada pembukaan Seminar Nasional Pariwisata Bahari, 8 – 9 Desember 2014).

Secara umum sumberdaya pesisir dapat dibagi menjadi : (1) sumberdaya dapat pulih (renewable resource) seperti : ikan, udang, rumput laut, kegiatan budidaya pantai dan budidaya laut; (2) sumberdaya tidak dapat pulih (non renewable resource) meliputi : mineral, bahan tambang/galian, minyak bumi dan gas; (3) energi kelautan, seperti : OTEC, pasang surut, gelombang; (4) jasa-jasa lingkungan kelautan (environmental service) seperti : pariwisata dan perhubungan laut (Purnomowati, 2003)

Pengembangan pariwisata bahari pada hakikatnya adalah upaya mengembangkan dan memanfaatkan objek serta daya tarik wisata bahari di kawasan pesisir dan lautan Indonesia berupa kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan hias.Objek wisata bahari lainnya yang berpotensi besar adalah wilayah pantai.Pada umumnya, Indonesia memiliki kondisi pantai yang indah dan alami.Diantaranya adalah pantai barat

37

Sumatera, Pesisir Sibolga, Pulau Simeuleu, Nusa Dua Bali dan pantai terjal berbatu di selatan Pulau Lombok.Wilayah pantai menawarkan jasa dalam bentuk panorama pantai yang indah, tempat pemandian yang bersih dan juga tempat untuk melakukan kegiatan berselancar air atau surfing.Terutama pada pantai yang landai, memiliki ombak yang besar dan berkesinambungan.

Obyek dan daya tarik wisata bahari Pulau Mursala merupakan lingkungan yang didasarkan pada daya tarik kawasan yang di dominasi perairan laut, dengan keindahan dan keunikan pulau di wilayah perairan laut serta kegiatan – kegiatan wisata bahari yang menunjangbaik yang dilakukan di atas permukaan di wilayah laut maupun di dalam laut yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan ekosistemnya yang kaya akan keanekaragaman jenis biota laut,. Pulau Mursala memiliki potensi wisata bahari yang cukup besar sehingga perlu pembangunan dengan konsep wisata bahari.Pembangunan pulau mursala sebagai obyek dan daya tarik wisata bahari saat ini diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan yang berkelanjutan.

Pulau Mursala dengan air terjun tawar yang jatuh ke permukaan laut berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, Pulau Sumatera berhadapan dengan Samudera Hindia memiliki panorama yang indah, keunikan alam, karakteristik ekosistem, kekhasan seni budaya dan karakteristik masyarakat sebagai kekuatan dasar daerah pulau Mursala sebagai obyek dan daya tarik wisata bahari. Kegiatan wisata bahari yang dapat dilakukan di Pulau Mursala seperti berperahu, berenang, snorkling, diving, mancing serta piknik menikmati atmosfer pemandangan wilayah laut dan pesisir.

38

Empat strategi dasar pengembangan wisata bahari yang akan dijalankan Kementrian Pariwisata yaitu pertama destinition level strategy di mana potensi yang sudah ada harus selalu tumbuh dan tumbuhnya harusnya lebih tinggi agar berkelanjutan. Strategi kedua, dibutuhkan portofolio strategi untuk meminta meminimalkan resiko bisnis.Itu karena ketika wisata sudah menjadi bisnis pariwisata maka harus tunduk pada hukum bisnis dan itu perlu dikembangkan sehingga lebih tinggi dari competitor.Ketiga adalahparenting strategyagar mengetahui siapa leader dan siapa pendukungnya. Terakhir yang keempat adalah bisnis yang terbagi dalam tiga bagian dan dapat dipilih atau disesuaikan yaitu pertamacomparative strategi, berdasarkan riset kedua competitive strategy berdasarkan market dan ketiga ialah fungsional strategi dengan pendekatan pada area fungsiona. Denagn memicu pada empat strategi dasar tersebut menjadi wisata bahari terpadu dan memiliki pengaruh besar di kemudian hari. (Yahya, 2014)

Dalam pengembangan wisata bahari ini Kementrian Pariwisata dan menyesuaikan dengan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) dimana telah menetapkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang berbasis bahari sehingga kerjasama antar sektor di tingkat pusat dan provinsi serta membangun kerja sama antara daerah akan dijadikan strategi di dalam pengembangan destinasi bahari.

39

Dalam upaya pengembangan wisata bahari di tanah air kedepannya ada berbagai tantangan yang perlu diperhatikan antara lain adalah sensitifitas lingkungan pantai dan pesisir, dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya dari kegiatan wisata bahari. Meningkatnya kecenderungan pasar pariwisata internasional untuk berwisata di kawasan yang masih alami memberikan peluang bagi pengembangan pariwisata di pulau-pulaukecil.Kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap upaya pemeliharaan dan kelestarian lingkungan berdampak pada perlunya pengemhangan pariwisata yang berkelanjutan dan memperhatikan lingkungan yang lebih luas.

Pulau-pulau kecil perlu diberdayakan secara optimal dan lestari sesuai dengan karakteristik dan potensinya masin-masing.Dilain pihak pulau-pulau kecil memiliki daya dukung yang terbatas yang perludipertimbangkan dalam pemanfaatannya untuk suatu kegiatan, termasuk kegiatanpariwisata. Karakteristik fisik pulau yang kecil, umumnya berakibat pada keterbatasansumber daya air, kerentanan terhadap ancaman bencana alam, penduduk yang relatif miskin, serta keterisolasian dari wilayah lain. Pengembangan kegiatan pariwisata di pulau-pulaukecil berpotensi member ikan dampak baik positif maupun negatif terhadap lingkungan sekitarnya.Dampak tersebut dapat dilihat dari segi fisik alami, binaan, sosial budaya dan ekonomi.Dampak positif perlu dioptimalkan sementara dampak negatif tentunya harus diminimasi bahkan jika memungkinkan dihilangkan.

40 BAB III

GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI TENGAH

Dokumen terkait