• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Pulau Mursala Sebagai Obyek Dan Daya Tarik Wisata Bahari Di Kabupaten Tapanuli Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pembangunan Pulau Mursala Sebagai Obyek Dan Daya Tarik Wisata Bahari Di Kabupaten Tapanuli Tengah"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBANGUNAN PULAU MURSALA SEBAGAI

OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA BAHARI

DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

KERTAS KARYA

OLEH

YASER ARAFAT

122204025

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

PEMBANGUNAN PULAU MURSALA SEBAGAI OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA BAHARI

DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

OLEH

YASER ARAFAT

122204025

Dosen Pembimbing

Dosen Pembaca

Dr. Asmyta Surbakti, M. Si

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : PEMBANGUNAN PULAU MURSALA SEBAGAI OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA BAHARI DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

Nama : YASER ARAFAT

NIM : 122204025

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

NIP. 19511013 197603 1 001 Dr. Syahron Lubis, M.A

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA Ketua,

(4)

i ABSTRAK

KabupatenTapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten di kawasan pantai barat Pulau Sumatera, sebagian besar wilayahnya berada di pulau Sumatera dan sebagian kecil merupakan pulau-pulau kecil. Kabupaten Tapanuli Tengah memilikidestinasipariwisata yang memilikidayatarikwisata yang berpotensi dalam kepariwisataan. Salah satu Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) yang berpotensiadalahPulauMursala. Pulau Mursala merupakan obyek dan dayatarikwisata yang memilikikeindahanalam, keanekaragaman biota laut dan terdapat air terjun yang langsungjatuhkepermukaanlaut yang berhadapandenganSamudera Hindia yang berpotensisebagai obyek dan dayatarikwisatabahari. PulauMursalasaatinisedangdikembangkandandikeloladenganbaikolehPemerintah

Daerah setempat yang bertujuanuntukmeningkatkanaruskunjunganwisatawan, meningkatkankesejahteraanmasyarakatsekitar, meningkatkanPendapatanAsli Daerah

(PAD), menambahdevisanegara, membukalapanganpekerjaandankesempatanberusaha.

Upayapemerintahdaerahdalammeningkatkanjumlahkunjunganwisatawandenganmem bangunsaranadanprasaranaserta promosi, dimaksudkan untuk meningkatkan citra PulauMursalasebagai obyek dan dayatarikwisatabahari yang menarik.Dalampengelolaandayatarikwisatabahari,

PulauMursalaharusditanganidandikelolasecara professional dan kerjasama yang baik denganberbagaipihak yang terkait(stakeholder), sepertipemerintah, pihak swasta dan masyarakatgunamendapatkanhasil yang optimal

(5)

ii

Sudahmerupakankewajibanbagisetiapmahasiswa Program Studi D-III

PariwisataFakultasIlmuBudayaUniversitas Sumatera Utara untukmenyusundanmenyelesaikansebuahkertaskarya.Kertaskaryainiuntukmelengkapipers

yaratanmencapaigelar Diploma III PariwisataBidangKeahlian Usaha

WisataFakultasIlmuBudayaUniversitas Sumatera Utara.Adapunjudulkertaskaryainiadalah“Pembangunan Pulau Mursala Sebagai Obyek

dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Tapanuli Tengah”

Penulismenyadaribahwakertaskaryainibelumsempurna.Hal

inidisebabkanolehketerbatasan, pengetahuan, kemampuandansumberbacaan yang diperoleh.Olehkarenaitu, denganrendahhatipenulisbersediamenerimakritikdansaran yangsifatnyamembangundaripembacagunapenyempurnaankertaskarya yang penulisbuat.

Dalammenyelesaikankertaskaryaini, penulisbanyakmendapatdukungan,

semangatdanmotivasi yang penulisterimadariberbagaipihak.Padakesempataniniterimakasihkepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis M.A., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya

(6)

iii

2. Ibu Arwina Sufika, S.E., M.Si sebagai Ketua Program Studi D-III Pariwisata

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dr. Asmyta Surbakti, M, Si sebagai dosen pembimbing dalam kertas

karya ini yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan

kritik dan saran dalam pembuatan kertas karya ini dan rasa terima kasih saya

sampaikan kembali atas motivasi dan nasihat yang telah ibu berikan selama

ini, berbagi cerita dan pengalaman dan saya bangga bisa mengenal ibu.

4. Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, MSP sebagai dosen pembaca dalam kertas

karya ini yang telah meluangkan waktu untuk membaca dan memberikan

kritik dan saran dalam pembuatan kertas karya ini.

5. BapakSolahuddinNasution, S.E., MSP, sebagai Kkoordinator

PraktekJurusanPariwisataBidangKeahlian Usaha Wisata, yang

telahmembimbing, memberikandukungandanmengarahkanpenulis. Dosen

yang selalu memberikan semangat dan inspirasi yang luar biasa

6. TersayangdantercintaIbundaWanti(mama) danAyahandaFadli (papa),

yangtelahmemberikandukungan, do’adankasih saying yang

tiadahentinya.Insya AllahYaserakanmengembalikankejayaanitu“Mama dan

(7)

iv

7. AbangdanKakakpenulistersayang, kakak Eva Kartika, S.H., Abang Kiki Komeni, S.E., Abang Bobby, KakakRiniParadiba, S.E., danKakakTikaPurnama Sari, yang selalumemberikan

dukungankepadapenulis“Yaserakanselalumenyayangiabangdankakaksemua,

karena kalian juga bagian dari tujuandalamhidupini”

8. Sahabat-sahabat terhebat, kita selalu bekerja sama, dan saling mendukung,

dan mereka adalah orang – orang yang selalu berada di belakang layar dalam

setiap target dan prestasi yang saya raih, mereka adalah M. Budie Rizckyanda

Jhora, M. Fauzi Sakat Ujung, Ryan Y Sihombing Maulizatul Ummi,

Anetagreglicka, Fitri Nanda Sari, Angga Pamostang, Muhammad Habibi, M.

Drian Syahputra, Devira Amelia dan Afni Mey Risa.“Terima kasih telah

menjadi bagian hidupku, I’ll miss you and never forget you”

9. Teman – temanterbaik Usaha WisatadanPerhotelanangkatan 2012, danadik –

adik junior angkatan 2013 dan 2014,

danKeluargaBesarIkatanMahasiswaPariwisata (IMAPA) – USU

10.BuatKakandaMey Syarah Nauli Sitompul, Amd, danAbangdaLodewik Fraus

S. Marpaung, Amd. Alumni yang telahbanyakmembantudan memberikan

(8)

v

Akhir kata penulismengucapkanterima kasih yang

sebesar-besarnyakepadasemuapihak yang

telahmembantupenulisdalammenyelesaikankertaskaryaini.Semogakertaskaryainiberm

anfaatbagipenulisdansemuapihak yang membacanya. Dan kepada Engkauya Allah

segalakesempurnaandan kami mohonatassegalakeridhoan-Mu ya Allah.

Alhamdullilahirabil’alamin.

Medan, Oktober 2015

Penulis,

(9)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……….. i

KATA PENGANTAR ………...…... ii

DAFTAR ISI ………...…. vi

DAFTAR GAMBAR ………...……...…. ix

DAFTAR TABEL ………..…...… x

BAB I PENDAHULUAN 1.1AlasanPemilihanJudul ……….………...…... 1

1.2PembatasanMasalah ………...…..………...…….. 5

1.3TujuanPenelitian ………..………...…...……… 6

1.4MetodePenelitian ……….………..……...………. 7

1.5SistematikaPenulisan ……….………...…………..… 8

BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1PengertianUmumdalamSistemKepariwisataan ……… 10

2.2PengertianWisatawan ……….……… 12

(10)

vii

3.2.1 Sarana Pariwisata ……….. 16

3.2.2 Prasarana Pariwisata ……….. 18

2.4PengertianIndustridanProdukWisata ……… 25

2.4.1 Pengertian Industri Pariwisata ……….……….. 25

2.4.2 Pengertian Produk Wisata ………. 28

2.5Obyek dan DayaTarikWisata ……….. 32

2.6WisataBahari ………..,.… 35

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI TENGAH 3.1SejarahKabupatenTapanuli Tengah ……… 40

3.2LetakGeografisdan Batas Wilayah Administratif Kabupaten Tapanuli Tengah .………. 46

3.3DemografiPenduduk ………...……….… 48

3.4KeadaanAlamdanIklim 3.3.1 KondisiIklim ….………. 49

3.3.2 KondisiTopografi ……….. 49

3.3.3 KondisiHidrologi …….……….. 50

(11)

viii

BAB IV PEMBANGUNAN PULAU MURSALA SEBAGAI OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA BAHARI DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

4.1SejarahPulauMursala ………... 55

4.2Letak Geografis dan Batas Wilayah AdministratifPulau Mursala ………..……….……. 68

4.3Sarana dan Prasarana Pulau Mursala ………... 62

4.3.1 Aksesibilitas Menuju Pulau Mursala ……….…….. 69

4.3.2 Akomodasi ……….……….. 71

4.4.3 Fasilitas Kegiatan Wisata Bahari ……….……… 73

4.4PotensiPulauMursala Sebagai Obyek dan Daya Tarik Wisata Bahari di Kabupaten Tapanuli Tengah …………...………. 75

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ………...……… 81

5.2 Saran ……….………...……. 82

DAFTAR PUSTAKA ………... 83

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Halaman

Gambar 3.1 Peta Kabupaten Tapanuli Tengah 46

Gambar 4.1 Makam Mahligai 61

Gambar 4.2 Batu Nisan di Makam Mahligai 61

Gambar 4.3 Makam Papan Tinggi 62

Gambar 4.4 Penziarah Makam Papan Tinggi 63 Gambar 4.5 Jalur Tangga Menuju Makam Papan Tinggi 63

Gambar 4.6 Letak Pulau Mursala 68

Gambar 4.7 Kapal berada di Pulau Mursala 70

Gambar 4.8 Tepi Pantai Menuju Pulau Mursala , di samping Hotel

Bumi Asih 71

Gambar 4.9 Rancangan Pembangunan Kawasan Pulau Mursala 73 Gambar 4.10 Snorkling di Gugus Pulau Mursala 74 Gambar 4.11 Keindahan Air Terjun Pulau Mursala 75

Gambar 4.12 Cover Film Mursala 77

(13)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman

Tabel 2.1 Standar Kelayakan menjadi Daerah Tujuan Wisata 23

Skema 2.2 Tourist Supply 24

Tabel 3.1 Daftar Obyek dan Daya Tarik Wisata Kabupaten

(14)

i ABSTRAK

KabupatenTapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten di kawasan pantai barat Pulau Sumatera, sebagian besar wilayahnya berada di pulau Sumatera dan sebagian kecil merupakan pulau-pulau kecil. Kabupaten Tapanuli Tengah memilikidestinasipariwisata yang memilikidayatarikwisata yang berpotensi dalam kepariwisataan. Salah satu Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) yang berpotensiadalahPulauMursala. Pulau Mursala merupakan obyek dan dayatarikwisata yang memilikikeindahanalam, keanekaragaman biota laut dan terdapat air terjun yang langsungjatuhkepermukaanlaut yang berhadapandenganSamudera Hindia yang berpotensisebagai obyek dan dayatarikwisatabahari. PulauMursalasaatinisedangdikembangkandandikeloladenganbaikolehPemerintah

Daerah setempat yang bertujuanuntukmeningkatkanaruskunjunganwisatawan, meningkatkankesejahteraanmasyarakatsekitar, meningkatkanPendapatanAsli Daerah

(PAD), menambahdevisanegara, membukalapanganpekerjaandankesempatanberusaha.

Upayapemerintahdaerahdalammeningkatkanjumlahkunjunganwisatawandenganmem bangunsaranadanprasaranaserta promosi, dimaksudkan untuk meningkatkan citra PulauMursalasebagai obyek dan dayatarikwisatabahari yang menarik.Dalampengelolaandayatarikwisatabahari,

PulauMursalaharusditanganidandikelolasecara professional dan kerjasama yang baik denganberbagaipihak yang terkait(stakeholder), sepertipemerintah, pihak swasta dan masyarakatgunamendapatkanhasil yang optimal

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Industri pariwisata memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian

negara-negara yang tergabung dalam Association of South East Asia Nations

(ASEAN) secara keseluruhan. Berdasarkan Laporan Perjalanan ASEAN dan Daya

Saing Pariwisata 2012, diperkirakan bahwa sektor pariwisata menyumbang 4,6

persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN. Selain itu, secara langsung

mempekerjakan 9,3 juta orang, atau 3,2 persen dari total tenaga kerja dan secara tidak

langsung mendukung sekitar 25 juta pekerjaan. Pada tahun 1991, hanya ada 20 juta

pengunjung internasional di wilayah ASEAN.Setelah 20 tahun, jumlahnya telah

tumbuh empat kali, lebih dari 81 juta kedatangan pada tahun

2011.(Sumber

Dalam delapan tahun terakhir, pertumbuhan pariwisata tertinggi di dunia

berada di Asia Tenggara. Arus kunjungan wisatawan ke negara ASEAN meningkat

12 % menjadi 92,7 juta orang, sementara pertumbuhan global hanya 5 %. Jika

dirata-ratakan dalam periode 2005-2012 pertumbuhan sektor pariwisata ASEAN mencapai

8,3 % per tahun. Jauh di atas rata-rata pertumbuhan global yang hanya 3,6 %. Pada

(16)

2

ASEAN mencapai US $480 miliar dengan pertumbuhan rata – rata 5,8 % per tahun

dan pertumbuhan investasi 6,8 % per tahun. Di Indonesia, penyerapan tenaga kerja di

sektor ini mencapai 10,18 juta orang atau 8,9 % dari total jumlah pekerja. (Sumber :

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah 17.508 pulau besar

dan kecil dengan garis pantai sepanjang 81.000 kilometer persegi dan 63 %

wilayahnya merupakan perairan. Seperti halnya perairan di kawasan Indo–Pasifik

lainnya, Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya laut, termasuk

terumbu karang (corel reef). Dari luasperairan di Indonesia, 40 % diantaranya

merupakan terumbu karang. Menurut Bank Dunia, luasan terumbu karang adalah

sekitar 75.000 kilometer yang merupakan 14 % dari luas terumbu karang dunia.

(Sumber : http://www.coremap.or.id)

Provinsi Sumatera Utara adalah satu destinasi wisata yang memiliki

keanekaragamaan alam dan budaya, yang dapat dijadikan modal dalam sektor

pariwisata, salah satunya adalah potensi wisata bahari yang berada di kabupaten

Tapanuli Tengah.Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di Pantai Barat Sumatera

Utaradengan ibukota Pandan. Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki potensi yang

sangat besar bagisektor pariwisata karena memiliki keunikan dan keindahan alam,

keanekaragaman budaya serta peninggalan-peninggalan sejarah yang dapat dijadikan

(17)

3

Kabupaten Tapanuli Tengah juga memiliki 31 pulau dan beberapa diantaranya

tiga pegunungan / bukit, 48 pantai, 22 air tejrun, dua danau, dua obyek wisata buatan

dan 19 tempat bersejarah. Obyek dan daya tarik wisata utama di daerah ini adalah

Teluk Tapian Nauli, pesona keindahan pantai dan alam bawah laut, peninggalan

budaya dan atraksi budaya. (Sumber : travel.kompas.com).

Beberapa potensi di Kabupaten Tapanuli Tengah diantaranya untuk wisata

sejarah dan budaya terdapat situs-situs sejarah seperti Sumur Nomensen, Makam

Mahligai, Makam Papan Tinggi Raja dan Batu Lubang,untuk potensi wisata alam

terdapat beberapa air terjun yang tersebar di antara pegunungan dan pulau seperti Air

Terjun Sihobuk, Air Terjun Silak-lak dan Air Terjun Tujuh Tingkat dan terdapat

beberapa pulau kecil yang terbentang di daerah lautannya, seperti Pulau Bakar, Pulau

Ungge, Pulau Puti, danPulau Mursala. Pulau-pulau tersebut memiliki keindahan

pantai dan terumbu karang dengan berbagai ekosistem bawah laut yang mempesona

dengan panorama yang sangat indah, ini merupakan potensi obyek dan daya tarik

wisata bahari dan dapat dijadikan sebagai lokasi kegiatan olahraga menyelam

(diving), memancing (fishing),snorkling, dan sebagainya.

Pulau Mursala merupakan pulau terbesar di Kabupaten Tapanuli Tengah dan

merupakan daerah perbukitan yang indah dengan air terjun tawar yang langsung jatuh

ke lautdan terdapat aliran sungai berbatu yang membelah Pulau Mursala serta

keanekaragaman biota laut. Potensi pulau-pulau kecil dari segi keanekaragaman

(18)

4

berbagai kegiatan, termasuk pariwisata, yang mana pulau – pulau kecil tersebut

memiliki potensi bagi pengembangan wisata bahari.

Wisata bahari merupakan salah satu produk unggulan dan prioritas dalam

pembangunan kepariwisataan nasional dengan arah pengembangan yang terdiri dari

pengenalan destinasi, diving, surfing, cruise.Konsep wisata bahari didasarkan pada

view keunikan alam, karakteristik ekosistem, gagasan seni budayadan karakteristik masyarakat sebagai kekuatan dasar yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Wisata

bahari adalah pasar khusus untuk orang yang sadar akan lingkungan dan tertarik

untuk menikmati alam.Wisata bahari memang secara langsung bertujuan kepada

segala hal yang berhubungan dengan flora dan fauna laut maupun berbagai biota laut

lainnya.Wisata bahari umumnya bertujuan sebagai usaha mencari keseimbangan atau

keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup khususnya menyangkut

khazanah segala macam jenis biota laut dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.

Potensi wisata bahari yang dimiliki Kabupaten Tapanuli Tengah sangat besar,

namun belum dikenal masyarakat luas. Atas dasar inilah penulis memilih daya tarik

wisata bahari sebagai obyek dalam pembuatan kertas karya ini dengan judul

“Pembangunan Pulau Mursala Sebagai Obyek dan Daya Tarik Wisata Bahari di

Kabupaten Tapanuli Tengah” dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :

a. Indonesiaakan menghadapi pasar bebas ASEAN, yang mana MEA menuntut

(19)

5

dasarnya Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan peluang positif bagi

perkembangan ekonomi nasional.

b. Peran penting pembangunan kepariwisataan diharapkan mampu memberi

kontribusi yang besar kepada pembangunan nasional berupa devisa negara.

c. Daerah pesisir pantai barat Sumatera Utara yang meliputi Kabupaten Tapanuli

Tengah merupakan daerah yang kaya dengan keindahan alam, peninggalan

sejarah,dan budaya, oleh sebab itu penulis ingin menyumbangkan buah

pikiran dan membantu memperkenalkan potensi daya tarik wisata bahari dan

sebagai peran serta dalam mempromosikan Pulau Mursala.

d. Pulau Mursala memiliki air terjun yang langsung jatuh ke permukaan laut,

dengan air yang tawar meski berada di tengah laut, air terjun seperti ini hanya

ada lima di dunia, dua berada di Indonesia yaitu air terjun Kahatola di

Halmahera Barat dan Air Terjun Pulau Mursala yang berbatasan langsung

dengan Samudera Hindia.

1.2 Pembatasan Masalah

Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan destinasi wisata yang memiliki

potensi pada obyek dan daya tarik wisata bahari pulau Mursala. Maka dari itu penulis

membatasi masalah yang akan dibahas, agar terarah dan tetap fokus sesuai dengan

judul kertas karya ini. Bedasarkan paparan yang diatas maka batasan masalah yang

akan di teliti dalam kertas karya ini mengenai pembangunan pulau Mursala sebagai

(20)

6 1.3 Tujuan Penelitian

Suatu pembahasan harus mempunyai arah serta maksud dan tujuan yang jelas

agar sesuatu yang ditulis sesuai dengan apa yang diinginkan. Adapun tujuan

penulisan kertas karya ini adalah :

1. Melihat dan membantu kesiapan Indonesia dalam menghadapiMasyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) yang dimulai pada akhir tahun 2015 khususnya

pada industri pariwisata. MEAmenuntut efisiensi dan keunggulan produk

yang lebih kompetitif dan inovatif danini peluang positif bagi perkembangan

ekonomi nasional.

2. Berpartisipasi dalam mendukung pemerintah demi terwujudnya pembangunan

pariwisata di Kabupaten Tapanuli Tengahdan memberikan pola pikir serta

memperkenalkan potensi obyek dan daya tarikwisata bahari Pulau Mursala

yang dapat menunjang kepariwisataan di Sumatera Utara.

3. Memberikan wawasan serta pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca umumnya mengenai objek wisata Pulau Mursala sebagai Daya Tarik

Wisata di Kabupaten Tapanuli Tengah.

4. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya program studi

D-III Pariwisata bidang keahlian Usaha Wisata di Fakultas Ilmu Budaya,

(21)

7 1.4 Metode Penelitian

Dalam rangka penyusunan kertas karya ini diperlukan data – data dan

informasi yang akurat untuk dapat menjawab permasalahan yang dihadapi penulis

serta dapat dipertanggungjawabkan. Adapun metode yang digunakan dalam

memperoleh data dan informasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Penelitian Perpustakaan(Library Research)

Pengumpulan data berdasarkan bahan acuan dari perpustakaan yang

berkaitan dengan objek pembahasan, baik berupa buku, majalah, brosur,

surat kabar, internet dan media cetak lainnya.

b. Penelitian Lapangan(Field Research)

Pengumpulan data dilakukan langsung kelapangan yaitu dengan

mengunjungi obyek dan daya tarik wisata terkait, Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah dan mewawancarai Kepala dan

Staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tapanuli Tengah.

Wawancara juga dilakukan dengan penduduk lokal, organisasi

kemasyarakatan dan pihak swasta yang terlibat dalam peningkatan

potensi pulau Mursala sebagai obyek dan daya tarik wisata bahari, serta

(22)

8 1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis membagi pokok pembahasan dalan

lima (5) bab, dan pembahasan dibagi ke dalam beberapa sub bab. Sistematika

pembahasan tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I: PENDAHULUAN

Bab I ini memuat mengenai Alasan Pemilihan Judul, Pembatasan

Masalah, Tujuan Penulisan, dan Metode Penelitian, serta Sistematika

Penulisan.

BAB II: URAIAN TEORETIS

Bab II menguraikan Pengertian Umum Kepariwisataan, Wisatawan,

Sarana dan Prasarana Pariwisata, Industri Pariwisata dan Produk

Wisata,Obyek dan Daya Tarik Wisata, serta Wisata Bahari.

BAB III: GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI TENGAH

Bab III menguraikan Sejarah KabupatenTapanuli Tengah, Letak

Geografis dan Batas Wilayah Administratif Kabupaten Tapanuli Tengah,

Demografi Penduduk, Keadaan Alam dan Iklim, Potensi Pariwisata di

(23)

9

BAB IV :PEMBANGUNAN PULAU MURSALA SEBAGAI OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA BAHARI DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

Bab IV ini menguraikan Sejarah Pulau Mursala, Letak dan Batas

Wilayah Administratif Pulau Mursala, Sarana dan Prasarana Pulau

Mursala, dan Pembangunan Potensi Pulau Musala sebagai Obyek dan

Daya Tarik Wisata Bahari di Kabupaten Tapanuli Tengah.

BAB V :PENUTUP

Bab V sebagai penutup memuat kesimpulan dan saran dari pembahasan

yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

(24)

10 BAB II

TINJAUAN TEORETIS

2.1 Pengertian Umum dalam Sistem Kepariwisataan

Pariwisata bila ditinjau secara harfiah berasal dari asal kata wisata dengan

kata kerjanya berwisata artinya bepergian atau melancong untuk

bersenang-senang.Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan

pemerintah daerah.Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang

atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi

dalam jangka waktu sementara.(UU RI No. 10 Tahun 2009).

Istilah pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata.Pari berarti

banyak, berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau

bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau

berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pengertian pariwisata secara

luas dapat dilihat dari beberapa definisi sebagai berikut :

a. Menurut Burkart, dkk pariwisata berarti perpindahan orang untuk sementara dan

dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka

biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan – kegiatanmereka selama tinggal di

(25)

11

b. Menurut Hunzieker,dkk, pariwisata dapat didefinisikan sebagai keseluruhan

jaringan dan gejala – gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di suatu

tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak tinggal di situ untuk melakukan suatu

pekerjaan yang penting yang memberikan keuntungan yang bersifat permanen

maupun sementara. (Soekadijo,2000:12).

c. Menurut Kuntowijoyo, pariwisata memiliki dua aspek, aspek kelembagaan dan

aspek substansial, yaitu sebuah aktivitas manusia. Dilihat dari sisi

kelembagaannya, pariwisata merupakan lembaga yang dibentuk sebagai upaya

manusia memenuhi kebutuhan rekreatifnya. Sebagai sebuah lembaga, pariwisata

dapat dilihat dari sisi manajemennya, yakni bagaimana perkembangannya, mulai

dari direncanakan, dikelola, sampai dipasarkan pada pembeli yakni

wisatawan.(Wardiyanta, 2006 : 49)

d. Kepariwisataan adalah segala usaha, kegiatan dan macam lalu lintas wisata antar

negara, atau dengan kata lain yang dilakukan dan diselenggarakan oleh wisatawan

(26)

12 2.2 Pengertian Wisatawan

Segmentasi permintaan wisata, wisatawan memiliki beragam motif, minat,

ekspektasi, karakteristik, social, ekonomi, budaya dan sebagainya. Orang yang

melakukan perjalanan wisata disebut wisatawan (tourist). Batasan mengenai

wisatawan juga sangat bervariasi, mulai dari yang umum sampai dengan yang sangat

tekhnis spesifik.Adapun pengertian wisatawan antara lain:

1. Menurut Smith (dalam Kusumaningrum, 2009:16), menjelaskan bahwa wisatawan

adalah orang yang sedang tidak bekerja, atau sedang berlibur dan secara sukarela

mengunjungi daerah lain untuk mendapatkan sesuatu yang lain.

2. Menurut WTO (dalam Kusumaningrum, 2009:17) membagi wisatawan kedalam

tiga bagian yaitu:

a. Pengunjung adalah setiap orang yang berhubungan ke suatu Negara lain dimana

ia mempunyai tempat kediaman, dengan alasan melakukan pekerjaan yang

diberikan oleh Negara yang dikunjunginya.

b. Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu Negara tanpa

tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung kesuatu tempat pada

Negara yang sama untuk waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

• Memanfaatkan waktu luang untuk rekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan,

keagamaan dan olahraga.

(27)

13

c. Darmawisata atau excursionist adalah pengunjung sementara yang menetap kurang

dari 24 jam di Negara yang dikunjungi, termasuk orang yang berkeliling dengan

kapal pesiar.

d. Menurut Komisi Liga Bangsa–bangsa 1937 (dalam Irawan, 2010:12),

“…wisatawan adalah orang yang selama 24 jam atau lebih mengadakan perjalanan

di negara yang bukan tempat kediamannya yang biasa.”

e. U.N Confrence on Interest Travel and Tourism di Roma 1963 (dalam Irawan, 2010:12), menggunakan istilah pengunjung (visitor) untuk setiap orang yang

datang ke suatu negara yang bukan tempat tinggalnya yang biasa untuk keperluan

apa saja, selain melakukan perjalanan yang digaji. Pengunjung yang dimaksudkan

meliputi 2 kategori :

1. Wisatawan yaitu : pengunjung yang datang ke suatu negara yang dikunjunginya

tinggal selama 24 jam dan dengan tujuan untuk bersenang–senang, berlibur,

kesehatan, belajar, keperluan agama dan olahraga, bisnis, keluarga, utusan dan

pertemuan.

2. Excurtionist, yaitu : pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang dikunjunginya tanpa bermalam.

f. Defenisi UN. Convention Concerning Costums Fasilities for Touring (dalam Irawan, 2010:12), “…setiap orang yang datang ke suatu negara karena alasan yang

sah, selain untuk berimigrasi dan yang tinggal setidaknya selama 24 jam dan

(28)

14

g. Di dalam UU No. 10 tahun 2009 (Ismayanti, 2010:3) dijelaskan bahwa Wisatawan

adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah biasanya benar-benar ingin

menghabiskan waktunya untuk bersantai, menyegarkan fikiran dan benar-benar ingin

melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari – hari. Jadi bisa juga dikatakan

wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat lain yang

yang jauh dari rumahnya bukan dengan alasan rumah atau kantor. (Kusumaningrum,

2009: 17).

Sementara itu menurut sifatnya, wisatawan dapat dikelompokkan sebagai

berikut :

1. Wisatawan modern idealis, wisatawan yang sangat menaruh minat pada budaya

multinasional serta eksplorasi alam secara individual.

2. Wisatawan modern materialis, wisatawan dengan golongan Hedonisme (mencari

keuntungan) secara berkelompok.

3. Wisatawan tradisional idealis, wisatawan yang menaruh minat pada kehidupan

sosial budaya yang bersifat tradisional dan sangat menghargai sentuhan alam yang

tidak terlalu tercampur oleh arus modernisasi.

4. Wisatawan tradisional materialis, wistawan yang berpandangan konvensional,

mempertimbangkan keterjangkauan, murah dan keamanan.(Kusumaningrum,

2009:18)

Swarbrooke, dkk mengidentifikasi empat jenis wisatawan yaitu:

(29)

15

b. Wisatawan Massal Individu atau Individual Mass Tourist

c. Penjelajah atau Explorer

d. Petualang atau Drifter

Wisatawan adalah aktor dalam kegiatan wisata.Berwisata menjadi sebuah

pengalaman manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa

(30)

16

2.3 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata

Untuk mengembangkan pariwisata diperlukan sarana dan prasarana

kepariwisataan (Tourist Supply), Sarana dan prasarana pariwisata yang lancar

merupakan salah satu indikator perkembangan pariwisata, yang dapat diartikan

sebagai proses tanpa hambatan dari pengadaan dan peningkatan hotel, restoran,

tempat hiburan dansebagainya serta prasarana jalan dan tranportasi yang lancar dan

terjangkau oleh wisatawan.Tim Peneliti PMB–LIPI (2006:339).

2.3.1 Sarana Pariwisata

Adapun sarana kepariwisataan, terbagi atas :

a. Sarana Pokok Kepariwisataan(Main Tourism Superstructures)

Sesuai dengan namanya, sarana ini menyediakan fasilitas pokok yang ikut

menentukan keberhasilan sesuatu daerah menjadi daerah tujuan wisata.Banyak

perusahaan yang menggantungkan hidupnya dari arus kunjungan wisatawan, atau

orang yang melakukan perjalanan wisata, baik wisatawan manca-negara maupun

wisatawan nusantara.

Sarana pokok kepariwisataan ialah perubahan-perubahan yang hidup dan

kehidupannya sangat bergantung pada lalu lintas wisatawan dan traveler lainnya.

Fungsinya adalah untuk menyediakan fasilitas pokok yang dapat memberikan

(31)

17

Receptive Tourist Plan : yaitu perusahaan – perusahaan yang

mempersiapkan perjalanan dan penyelenggaraan tour seperti Travel

Agent, Tour Operator, Tourist Transportation (bus turis, taxi dan sebagainya)

Residential Tourist Plan : yaitu perusahaan – perusahaan yang

memberikan pelayanan untuk menginap, menydeiakan makanan /

minuman di daerah tujuan : Hotel, Motel, Bar, Restaurant, Coffe Shop

dan sebagainya.

b. Sarana Pelengkap Kepariwisataan(Suplementing Tourism Superstructures)

Sarana pelengkap adalah fasilitas – fasilitas yang dapat melengkapi sarana

pokok, fungsinya adalah untuk mengusahakan agar wisatawan dapat lebih lama

tinggal di daerah yang dikunjungi. Fungsi yang terpenting adalah untuk membuat

agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal pada suatu ODTW. Contoh : olahraga

seperti main ski dan berenang sehingga diusahakan agar tamu tidak mudah merasa

bosan.

c. Sarana Penunjang Kepariwisataan(Supporting Tourism Superstructure)

Sarana penunjang adalah fasilitas yang diperlukan oleh wisatawan. Fungsinya

adalah sebagai berikut :

• Melengkapi sarana pokok

(32)

18

• Melengkapi sarana diatas agar wisatawan lebih banyak membelanjakan

uangnya ditempat yang dikungjunginya.

Ketiga sarana – sarana diatas, pembangunannya harus dilaksanakan untuk

lebih banyak menarik wisatawan dan pengadaannya mutlak harus diadakan agar

devisa negara dari sektor pariwisata dapat lebih banyak dihasilkan. Yang termasuk

sarana penunjang kepariwisataan ini adalah :

Night Club

Casino Steambath

2.3.2 Prasarana Pariwisata

Prasarana (infrastuctures) adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan

proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat

memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Prasarana wisata adalah

sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan

dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi,

terminal, jembatan, dan lain sebagainya. Suwantoro (2004:21).

Lothar A. Kreck dalam bukunya Internasional Tourism dalam Yoeti

(33)

19

a. Prasarana Perekonomian(Economy Infrastructures) dibagi atas : Pengangkutan (Transportation)

Pengangkutan di sini adalah pengangkutan yang dapat membawa para

wisatawan dari negara dimana ia biasanya tinggal ketempat atau negarayang

merupakan daerah tujuan wisata.

Komunikasi (Commication Infrastructures)

Tersedianya prasarana komunikasi akan dapat mendorong para wisatawan

untuk mengadakanperjalanan jarak jauh. Dengan demikian wisatawan tidak

ragu -ragu meninggalkan rumah dan anak - anaknya. Termasuk dalam

kelompok ini diantaranya telepon, telegraph, radio, TV, surat kabar, internet,

kantor pos.

Kelompok yang termasuk Utilities

Sarana Utilities adalah penerangan listrik, persediaan air minum, sistem irigasi

dan sumber energi. • Sistem Perbankan

Adanya pelayanan bank bagi para wisatawan berarti bahwa wisatawan

mendapat jaminan mutu dengan mudah menerima atau mengirim uangnya

dari dan negara asalnya tanpa mengalami birokrasi pelayanan. Sedangkan

untuk pembayaran lokal, wisatawan dapat menukarkan uangnya pada tempat –

(34)

20 b. Prasarana Sosial(Social Infrastructure)

Prasarana sosial adalah semua faktor yangmenunjang kemajuan atau

menjamin kelangsungan prasarana perekonomian yang ada. Termasuk dalam

kelompok ini adalah :

Sistem pendidikan (School System)

Adanya lembaga - lembaga pendidikan yang mengkhususkan diri dalam,

pendidikan kepariwisataan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan tidak

hanya pelayanan bagi para wisatawan, tetapi juga untuk memelihara dan

mengawasi suatu badan usaha yang bergerak dalam kepariwisataan. • Pelayanan kesehatan (Health Service Facilities)

Harus ada jaminan bahwa di daerah tujuan wisata tersedia pelayanan bagi

suatu penyakit yang mungkin akan diderita dalam perjalanan. • Faktor keamanan (Safety Factor)

Perasaan tidak aman (unsafe) dapat terjadi di suatu tempat yang baru saja

dikunjungi. Adanya perlakuan yang tidak wajar dari penduduk setempat

seakan – akan wisatwan yang datang mengganggu ketentraman. • Petugas yang langsung melayani wisatawan (Government Apparatus)

Termasuk dalam kelompok ini antara lain petugas imigrasi, petugas bea cukai,

petugas kesehatan, polisi, dan pejabat - pejabat lainnya yang berkaitan dengan

(35)

21 c. Prasarana Kepariwisataan, diantaranya adalah

Receptive Tourist Plan

Receptive Tourist Plan adalah segala bentuk badan usahatani atau organisasi yang kegiatannya khusus untuk mempersiapkan kedatangan wisatawan pada

suatu daerah tujuan wisata. • Recidental Tourist Plan

Recedintal tourist plan adalah semua fasilitas yang dapat menampung kedatangan para wisatawan untk menginap dan tinggal untuk sementraa waktu

di daerah tujuan wisata. • Recreative and Sportive Plan

Recreative and Sportive Plan adalah semua fasilitas yang dapat digunakan

untuk tujuan rekreasi dan olahraga.

Prasarana kepariwisataan sesungguhnya perlu dipersiapkan atau disediakan

bila akan mengembangkan industri pariwisata karena kegiatan pariwisata pada

hakekatnya tidak lain adalah salah satu kegiatan dari sektor perekenomian juga.

Prasaranaadalah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat

berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia untuk

memenuhi kebutuhannya. Fungsi prasarana adalah untuk melengkapi sarana

kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana mestinya. Yang

(36)

22 a. Prasarana Umum :

• Sistem penyediaan air bersih • Pembangkit tenaga listrik

• Jaringan jalan raya dan jembatan

• Airport, pelabuhan laut, terminal, stasiun

Kapal tambang (ferry), kereta api, dan lain – lain

• Telekomunikasi

b. Kebutuhan Masyarakat Banyak

Prasarana yang menyangkut kebutuhan masyarakat banyak, yang termasuk

dalam hal ini adalah : Rumah Sakit, Apotek, Bank, Kantor Pos, Pompa Bensin,

Administration Office (Pemerintah Umum, Polisi, Pengadilan, Badan Legislatif, dan sebagainya ).

Tanpa prasarana yang baik, sarana – sarana kepariwisataan tidak dapat

memenuhi fungsinya dalam memberikan pelayanan bagi wisatawan.Berdasarkan

prasarana dan sarana yang telah diuraikan, maka untuk lebih jelas dapat lihat tabel

(37)

23

Tabel 2.1Standar Kelayakan menjadi Daerah Tujuan Wisata

(Sumber : Lothar A.Kreck dalam Yoeti,1996)

Sektor kepariwisataan menunjukkan perkembangan dan kontribusi ekonomi

yang signifikan, dalam mendukung kegiatan pariwisata diperlukan sarana dan

prasarana pariwisata (tourist supply). Bila disusun dengan jelas sarana dan prasarana

pariwisata sebagai tourist supply, dapat terlihat berbagai sub sektor industri maupun

(38)

24

Skema 2.2Tourist Supply

(Sumber : Dimodifikasi dari hasil penelitianSyarah, 2006)

T

(39)

25

2.4 Pengertian Industri Pariwisata dan Produk Wisata

Industri pariwisata memberikan kontibusi langsung terhadap devisa negara.

Dalam perkembangannya pariwisata telah menjadi industri terbesar dan

memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun, diketahui dari

banyaknya produk wisata yang tercipta dan terhubung dalam industri ini.Dalam

industri pariwisata keseluruhan rangkaian kegiatan tercipta dalam usaha menjual

barang dan jasa yang diperlukan wisatawan.

2.4.1 Pengertian Industri Pariwisata

Pengertian kata industri disini bukanlah suatu tempat untuk mengubah bahan

mentah menjadi bahan jadi. Namun pengertian kata industri disini lebih cenderung

memberikan pengertian industri pariwisata yang artinya kumpulan dari berbagai

macam perusahaan yang secara bersama – sama menghasilkan barang dan jasa (good

and service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan biro perjalanan wisata pada umumnya.Industri pariwisata adalah industri yang menyediakan jasa, daya tarik

dan sarana wisata. Industri yang merupakan unit – unit usaha atau bisnis di dalam

kepariwisataan dan tersebar di ketiga area geografi, diantaranya adalah Daerah Asal

Wisatawan (DAW), Daerah Transit (DT), Daerah Tujuan Wisata (DTW), sebagai

contoh biro perjalanan wisata bisa ditemukan baik itu daerah asal wisatawan maupun

daerah transit, dan akomodasi bisa ditemukan di daerah tujuan wisata. (Ismayanti,

(40)

26

Menurut Damardjati, industri pariwisata adalah rangkuman dari berbagai

bidang usaha yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk dan pelayanan

(service) yang nantinya secara langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanan. Bila orang mendengar kata industri, gambaran dari kebanyakan orang

adalah suatu bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya yang mempunyai

cerobong asap dengan menggunakan mesin dalam proses produksinya. (Karyono

1997 : 24)

Dalam UU Kepariwisataan No. 10 tahun 2009, industri pariwisata adalah

kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang

dan / atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan

pariwisata.Pariwisata merupakan kegiatan yang sifatnya dinamik, banyak

memerlukan prasarana dan sarana untuk kemudahan. Karena sifatnya sementara,

maka tiap waktu kemungkinan besar sering berganti pengujung yang berbeda atau

mungkin saja orang / kelompok yang sama untuk menikmati kembali suasana wisata

ditempat tersebut. Citra baik dari daya tarik wisata adalah membuat rasa puas orang

lain sehingga orang tersebut merasa ingin kembali pada obyek wisata tersebut pada

kesempatan lain. Bahkan terkadang suka mempromosikan kepada orang lain atau

kerabatnya untuk berkunjung ke tempat wisata tersebut, agar dapat menikmati

(41)

27

Dengan demikian secara tidak langsung mereka telah bertindak sebagai agen

promosi (agent of promotion) dengan menyampaikan pengalaman yang menarik

dalam kunjungan wisata yang mereka lakukan kepada orang lain di daerah atau

negaranya. Bahkan terkadang pengalaman mereka akan mereka tulis pada media

cetak yang ada di negerinya. Suasana demikian akan dapat menumbuh kembangkan

citra wisata daerah dan akan sangat membawa dampak positif terhadap kemajuan

dan perkembangan pariwisata, sehingga dalam proses modernisasi, dinamika Industri

Pariwisataan akan berkembang dalam suatu konsep pendekatan dalam kegiatan ke

pariwisataan yang dikategorikan menjadi salah satu kegiatan Industri jasa pariwisata,

dengan jangkauan ruang lingkup yang lebih luas untuk memperkaya output dari

pariwisata.

Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan

intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan

pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.Pembangunan pariwisata

perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan.

Adapun yang menjadi tujuan kepariwisataan diantaranya adalah :

a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;

b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat;

c. Menghapus kemiskinan;

d. Mengatasi pengangguran;

(42)

28 f. Memajukan kebudayaan;

g. Mengangkat citra bangsa;

h. Memupuk rasa cinta tanah air;

i. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan

j. Mempererat persahabatan antar bangsa. (UU Kepariwisataan No. 10 Tahun

2009).

2.4.2 Pengertian Produk Wisata

Dalam hal pariwisata, produk yang dipasarkan itu adalah dalam arti jasa atau

pelayanan (service). Produk pariwisata adalah sejumlah fasilitas dan pelayanan yang

disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu

sumber daya yang terdapat pada suatu daerah tujuan wisata, fasilitas, dan transportasi

(Yoeti, 2002 : 128).

Menurut Burkart dan Medlik“The tourist product may be seen as a composite

product, as an amalgam of attractions, transport, accommodation and of entertainment”. Dikatakan bahwa produk industri pariwisata merupakan suatu susunan produk yang terpadu, yang terdiri dari objek wisata, atraksi wisata,

transportasi (angkutan), akomodasi dan hiburan, di mana tiap unsur dipersiapkan oleh

(43)

29

Menurut Ngafenan dalam kamus pariwisata : “Produk wisata (tourist

product), segala aspek wisata yang dialami oleh wisatawan selama mengadakan suatu perjalanan wisata, meliputi atraksi wisata, fasilitas wisata, dan

kemudahan-kemudahan yang didapatkannya. (Karyono, 1997 ; 25)

Menurut batasan ini produk wisata adalah semua bentuk pelayanan yang

dinikmati wisatawan dari mulai berangkat meninggalkan tempat tinggalnya hingga

kembali pulang. Adapun unsur-unsur dari produk wisata yang merupakan suatu paket

yang tidak terpisah, yaitu :

1. Tourist Objects yang terdapat pada daerah daerah tujuan wisata yang menjadi daya

tarik orang – orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.

2. Fasilitas yang diperlukan ditempat tujuan tersebut, seperti akomodasi, restoran,

bar, entertainment, dan rekreasi.

3. Transportsi yang menghubungkan negara asal wisatawan dengan daerah tujuan

wisata seperti transportasi ditempat tujuan ke objek-objek wisata.

Ciri-ciri produk pariwisata adalah sebagai berikut :

1. Hasil atau produk pariwisata tidak dapat dipisahkan

2. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibeli

3. Hasil atau produk wisata tidak dapat ditimbun

4. Hasil atau produk wisata banyak tergantung pada tenaga manusia

(44)

30

6. Peranan perantara tidak diperlukan kecuali biro perjalanan (travel agent) atau

operator perjalanan (tour operator)

7. Dari segi kepemilikan usaha penyediaan produk wisata memerlukan biaya yang

besar, resiko tinggi dan permintaan sangat peka.

Produk pariwisata merupakan suatu susunan produk yang terpadu, terdiri dari

objek wisata, atraksi wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan dimana setiap

unsure persiapkan oleh setiap perusahaan dan ditawarkan secara terpisah.Berdasarkan

batasan – batasan industri pariwisata itu maka secara umum dapat disimpulkan bahwa

industri pariwisata adalah kumpulan dari macam – macam perusahaan yang secara

bersama-sama menghasilkan barang – barang dan jasa jasa (good and servis) yang

dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama

dalam perjalanan”.

Menurut Damardjati (Karyono, 1997 : 24), industri pariwisata merupakan

rangkuman dari berbagai macam bidang usaha yang secara bersama – sama

menghasilkan produk – produk maupun jasa – jasa, yang nantinya baik secara

langsung maupun secara tidak langsung akan dibutuhkan oleh para wisatawan selama

perlawatannya. Usaha – usaha pariwisata, dapat dikelompokkan menjadi empat

(45)

31 a. Transportasi

1. Dengan kapal

2. Dengan kereta api

3. Dengan mobil dan hus

4. Pesawat terbang

b. Akomodasi dan perusahaan pangan

1. Jenis akomodasi yaitu hotel, apartemen, sanatorium, bungalow, pondok,

perkemahan, pusat peristirahatan dan sebagainya

2. Jenis perusahaan pangan yaitu restoran, rumah makan, cafe, warung, kantin,

bar, pub dan sebaginya

c. Perusahaan jasa khusus

Dapat berupa birp perjalanan, agen perjalanan, pelayanan wisata, pramuwisata,

pelayanan angkutan barang atau (porter), perusahaan hiburan, penukaran uang,

asuransi wisata dan lain sebagainya

d. Penyediaan barang

Barang disini adalah sesuatu benda ataupun hasil bumi yang dapat ditawarkan

yang mempunyai keterkaitan dengan lokasi daerah tujuan wisata.Barang tersebut

berupa souvenir, kerajinan tangan, patung seni dari kayu dan batu, soseki, papan

(46)

32

Jadi produk yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan dalam bentuk jasa

yang diperlukan oleh wisatawan dapat merupakan paket wisata yang perjalanannya

dapat dilaksanakan oleh Biro Perjalan Wisata (BPW).Dalam uraian diatas, maka jelas

bahwa komitmen (pemakai) adalah wisatawan, sedangkan produsennya adalah

Kantor Pariwisata untuk daerah dan Direktorat Jenderal Pariwisata untuk seluruh

Indonesia.

2.5 Pengertian Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)

Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)adalah suatu bentukan dan fasilitas

yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk

dating ke suatu daerah atau tempat tertentu.Obyek dan daya tarik wisata merupakan

fokus utama penggerak pariwisata di sebuah destinasi.Dalam arti, obyek dan daya

tarik wisata sebagai penggerak utama yang memotivasi wisatawan untuk

mengunjungi suatu tempat. Contoh wisatawan akan mendatangi pesisir pantai yang

memiliki ombak tinggi, pasir putih dan air biru sebagai daya tarik. Daya tarik wisata

juga menjadi fokus orientasi bagi pembangunan wisata terpadu. Misalnya dengan

ditemukannya situs sejarah purbakala, wisatawan yang tertarik akan datang

mengunjungi dan masyarakat setempat menyediakan berbagai fasilitas untuk

kebutuhan wisatawan selama berlibur, seperti akomodasi, fasilitas makan minum, dan

(47)

33

Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, daya

tarik wisata adalah sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan

nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia

yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.Daya tarik wisata itu harus dikelola

sedemikian rupa agar keberlangsungannya dan kesinabungannya terjamin. Adapun

daya tarik wisata sebagai berikut :

a. Daya tarik wisata ciptaan tuhan yang maha esa yang berwujud keadaan alam flora

dan fauna.

Daya tarik alam merupakan daya tarik alami yang telah ada dengan sendirinya

tanpa campur tangan manusia

b. Daya tarik wisata hasil ciptaan manusia yang berwujud museum, peninggalan

purbakala, seni budaya dan tempat hiburan. daya tarik buatan manusia bisa juga

merupakan perpaduan buatan manusia dan keadaan alami, seperti wisata argo,

wisata buru.

Daya tarik wisata merupakan sasaran perjalanan wisata seperti berikut :

a. Cipataan Tuhan yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan

fauna seperti pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan

hutan tropis, serta binatang – binatang langka.

b. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan

sejarah, seni budaya, wisata argo, wisata tirta, wisata petualangan, taman rekreasi

(48)

34

c. Saran wisata minat khusus, seperti berburu, mendaki gunung, gua, industri dan

kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat – tempat ibadah dan

tempat-tempat ziarah.

Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah

kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di

dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas,

serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya

kepariwisataan.(Ismayanti, 2010)

Beberapa elemen dari komponen sumber daya alam yang dapat dikembangkan

menjadi objek dan daya tarik wisata terdiri dari cuaca iklim,bentang alam,flora dan

fauna,pantai,keindahan alam,keanekaragaman biota laut dan lain sebagainya.

Beragam kombinasi dari elemen sumber daya alam tersebut dapat menjadi suatu daya

tarik dalam mendatangkan wisatawan, yang dimaksud dengan daya tarik wisata

adalah kekuatan untuk mendatangkan wisatawan.Daya tarik merupakan padanan dari

kata atraski yang dapat didasarkan pada objek - objek wisata.Suatu objek mempunyai

potensi daya tarik, tetapi daya tarik tersebut dari terbentuk bila objek tadi ditunjang

oleh unsur-unsur lain seperti aksesibilitas dan fasilitas penujang.Jadi obyek dan daya

tarik wisata merupakan faktor utama yang mempengaruhi seseorang meninggalkan

(49)

35 2.6 Wisata Bahari

Bidang - bidang Usaha Pariwisata (sesuai Pasal 14, UU No. 10 Tahun 2009

Tentang Pariwisata) diantaranya adalah : Daya Tarik Wisata, Kawasan Pariwisata,

Jasa Transportasi Wisata, Jasa Perjalanan Wisata, Jasa Makanan dan Minuman,

Penyediaan Akomodasi, Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan Rekreasi, MICE, Jasa

Informasi Pariwisata, Jasa Konsultan Pariwisata, Jasa Pramuwisata, Wisata Tirta, dan

Spa.

Wisata Tirta merupakan kawasan perairan yang dapat digunakan, baik untuk

rekreasi maupun untuk kegiatan olahraga air. Dalam bidang usaha wisata tirta, salah

satu jenis usaha wisatanya adalah wisata bahari yang merupakan penyelenggaraan

wisata dan olahraga air, termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya

yang dikelola secara komersial diperairan laut.

Adapaun jenis usaha wisata bahari, sebagai berikut : • Wisata selam;

• Wisata perahu layar;

• Wisata memancing; • Wisata selancar;

• Dermaga bahari;

• Sub – jenis usaha lainnya ditetapkan oleh bupati, walikota dan / atau

(50)

36

Wisata bahari adalah kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi alam bahari

sebagai daya tarik wisata maupun wadah kegiatan wisata baik yang dilakukan di atas

permukaan di wilayah laut yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan ekosistem

nya yang kaya akan keanekaragaman jenis biota laut (Suwantoro, 2000:2)

Wisata bahari merupakan salah satu program unggulan dan prioritas dalam

pembangunan kepariwisataan nasional dengan arah pengembangan yang terdiri dari

pengenalan destinasi diving, surfing, cruise, dan mendukung kampanye pelestarian

lingkungan bahari serta peningkatan wisata budaya bahari (Menteri Pariwisata Arief

Yahya pada pembukaan Seminar Nasional Pariwisata Bahari, 8 – 9 Desember 2014).

Secara umum sumberdaya pesisir dapat dibagi menjadi : (1) sumberdaya

dapat pulih (renewable resource) seperti : ikan, udang, rumput laut, kegiatan

budidaya pantai dan budidaya laut; (2) sumberdaya tidak dapat pulih (non renewable

resource) meliputi : mineral, bahan tambang/galian, minyak bumi dan gas; (3) energi kelautan, seperti : OTEC, pasang surut, gelombang; (4) jasa-jasa lingkungan kelautan

(environmental service) seperti : pariwisata dan perhubungan laut (Purnomowati,

2003)

Pengembangan pariwisata bahari pada hakikatnya adalah upaya

mengembangkan dan memanfaatkan objek serta daya tarik wisata bahari di kawasan

pesisir dan lautan Indonesia berupa kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan

fauna seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan hias.Objek wisata bahari

lainnya yang berpotensi besar adalah wilayah pantai.Pada umumnya, Indonesia

(51)

37

Sumatera, Pesisir Sibolga, Pulau Simeuleu, Nusa Dua Bali dan pantai terjal berbatu di

selatan Pulau Lombok.Wilayah pantai menawarkan jasa dalam bentuk panorama

pantai yang indah, tempat pemandian yang bersih dan juga tempat untuk melakukan

kegiatan berselancar air atau surfing.Terutama pada pantai yang landai, memiliki

ombak yang besar dan berkesinambungan.

Obyek dan daya tarik wisata bahari Pulau Mursala merupakan lingkungan

yang didasarkan pada daya tarik kawasan yang di dominasi perairan laut, dengan

keindahan dan keunikan pulau di wilayah perairan laut serta kegiatan – kegiatan

wisata bahari yang menunjangbaik yang dilakukan di atas permukaan di wilayah laut

maupun di dalam laut yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan ekosistemnya

yang kaya akan keanekaragaman jenis biota laut,. Pulau Mursala memiliki potensi

wisata bahari yang cukup besar sehingga perlu pembangunan dengan konsep wisata

bahari.Pembangunan pulau mursala sebagai obyek dan daya tarik wisata bahari saat

ini diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan yang berkelanjutan.

Pulau Mursala dengan air terjun tawar yang jatuh ke permukaan laut berada di

Kabupaten Tapanuli Tengah, Pulau Sumatera berhadapan dengan Samudera Hindia

memiliki panorama yang indah, keunikan alam, karakteristik ekosistem, kekhasan

seni budaya dan karakteristik masyarakat sebagai kekuatan dasar daerah pulau

Mursala sebagai obyek dan daya tarik wisata bahari. Kegiatan wisata bahari yang

dapat dilakukan di Pulau Mursala seperti berperahu, berenang, snorkling, diving,

(52)

38

Empat strategi dasar pengembangan wisata bahari yang akan dijalankan

Kementrian Pariwisata yaitu pertama destinition level strategy di mana potensi yang

sudah ada harus selalu tumbuh dan tumbuhnya harusnya lebih tinggi agar

berkelanjutan. Strategi kedua, dibutuhkan portofolio strategi untuk meminta

meminimalkan resiko bisnis.Itu karena ketika wisata sudah menjadi bisnis pariwisata

maka harus tunduk pada hukum bisnis dan itu perlu dikembangkan sehingga lebih

tinggi dari competitor.Ketiga adalahparenting strategyagar mengetahui siapa leader

dan siapa pendukungnya. Terakhir yang keempat adalah bisnis yang terbagi dalam

tiga bagian dan dapat dipilih atau disesuaikan yaitu pertamacomparative strategi,

berdasarkan riset kedua competitive strategy berdasarkan market dan ketiga ialah

fungsional strategi dengan pendekatan pada area fungsiona. Denagn memicu pada empat strategi dasar tersebut menjadi wisata bahari terpadu dan memiliki pengaruh

besar di kemudian hari. (Yahya, 2014)

Dalam pengembangan wisata bahari ini Kementrian Pariwisata dan

menyesuaikan dengan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional

(RIPPARNAS) dimana telah menetapkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional

(KSPN) yang berbasis bahari sehingga kerjasama antar sektor di tingkat pusat dan

provinsi serta membangun kerja sama antara daerah akan dijadikan strategi di dalam

(53)

39

Dalam upaya pengembangan wisata bahari di tanah air kedepannya ada

berbagai tantangan yang perlu diperhatikan antara lain adalah sensitifitas lingkungan

pantai dan pesisir, dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya dari kegiatan

wisata bahari. Meningkatnya kecenderungan pasar pariwisata internasional untuk

berwisata di kawasan yang masih alami memberikan peluang bagi pengembangan

pariwisata di pulau-pulaukecil.Kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap upaya

pemeliharaan dan kelestarian lingkungan berdampak pada perlunya pengemhangan

pariwisata yang berkelanjutan dan memperhatikan lingkungan yang lebih luas.

Pulau-pulau kecil perlu diberdayakan secara optimal dan lestari sesuai dengan

karakteristik dan potensinya masin-masing.Dilain pihak pulau-pulau kecil memiliki

daya dukung yang terbatas yang perludipertimbangkan dalam pemanfaatannya untuk

suatu kegiatan, termasuk kegiatanpariwisata. Karakteristik fisik pulau yang kecil,

umumnya berakibat pada keterbatasansumber daya air, kerentanan terhadap ancaman

bencana alam, penduduk yang relatif miskin, serta keterisolasian dari wilayah lain.

Pengembangan kegiatan pariwisata di pulau-pulaukecil berpotensi member ikan

dampak baik positif maupun negatif terhadap lingkungan sekitarnya.Dampak tersebut

dapat dilihat dari segi fisik alami, binaan, sosial budaya dan ekonomi.Dampak positif

perlu dioptimalkan sementara dampak negatif tentunya harus diminimasi bahkan jika

(54)

40 BAB III

GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI TENGAH

3.1 Sejarah Kabupaten Tapanuli Tengah

Wilayah Tapanuli Tengah dahulu dikuasai oleh Kolonial Inggris.Namun

dengan Traktat London tanggal 17 Maret 1824, Inggris menyerahkan Sumatera

kepada Belanda, dan sebagai imbalannya Belanda memberikan Semenanjung

Melayu.Pada saat itulah Inggris menyerahkan Barus dan Singkil kepada

Belanda.Selanjutnya Belanda memasukkan Teluk Tapian Nauli dalam Wilayah

Residen SumateraBarat yang beribukota di Padang.

Pada tahun 1859 daerah jajahan Belanda meluas ke daerah Silindung, dan

meluas lagi ke daerah Toba pada tahun 1883. Oleh karena adanya perluasan wilayah

tersebut, pemerintah Belanda mengeluarkan Staadblad No.193 tahun 1884 yang

menentukan teritorial baru di Keresidenan Tapanuli untuk lebih memperkokoh

strategi pembagian dan perluasan wilayah.

Keresidenan Tapanuli pada saat itu dibagi atas empat afdeling. Salah satu

diantaranya ialah Afdeling Sibolga yang meliputi empat onder afdeling, yaitu :

1. Sibolga dan daerah sekitarnya

2. Distrik Batang Toru

3. Barus dan Pakkat

(55)

41

Sejak keluarnya Staadblad No. 496 tahun 1906 status Tapanuli yang tadinya

bagian dari Sumatera Barat beralih menjadi di bawah Gubernur Sumatera yang

berkedudukan di Medan. Selanjutnya wilayahKeresidenan Tapanuli dibagi dalam 5

(lima) afdeling, yaitu :

1. Afdeling Natal dan Batang Natal

2. Afdeling Sibolga dan Batang Toru

3. Afdeling Padang Sidempuan

4. Afdeling Nias

5. Afdeling Tanah Batak

Afdeling Sibolga diperintah oleh seorang Contraleur dengan wilayah meliputi

13 Kakurian yang masing‐masing dipimpin oleh Kepala Kuria.Pada saat itu Onder

Afdeling Barus masih termasuk AfdelingTanah Batak.Dengan keluarnya Staadblad

No.93 tahun 1933 maka sebagian Onder Afdeling Barus digabung ke Afdeling

Sibolga dan sebagian lagi masuk Afdeling dataran‐dataran Tinggi Toba. Selanjutnya

dengan Staadblad No. 563 tahun 1937 Onder Afdeling Barus keseluruhannya

dimasukkan ke Afdeling Sibolga dimana berdasarkan Staadblad tersebut

keresidenan‐keresidenan Tapanuli dibagi atas 4Afdeling, yaitu:

1. Afdeling Sibolga

2. Afdeling Nias

3. Afdeling Sedempuan

(56)

42 yang termasuk dalam Afdeling Sibolga adalah:

1. Onder Distrik Sibolga

2. Onder Distrik Lumut

3. Onder Distrik Barus

Sedang Sorkam berada dalam lingkungan Onder Distrik Barus. Pada kenyataannya,

apa yang disebut Daerah Tingkat II Tapanuli Tengah adalah pencerminan dari

pembagian wilayah yang diatur dengan Staadblad No. 563 tahun 1937 tersebut diatas.

Pada zaman Jepang khususnya sistem pemerintahanKeresidenan Tapanuli

lebih dititikberatkan pada strategi pertahanan misalnya Heiho, Gyugun, Kaygon

Heiho dan badan‐badan lainnya.Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia, maka pada tanggal 15 Oktober 1945 oleh Gubernur Sumatera Mr. T.

Mohd.Hasan menyerahkan urusan pembentukan daerah otonom bawahan dan

penyusunan pemerintahan daerah kepada masing‐masingresiden.Bahkan telah

dipertegas lagi dengan PP No.8 tahun 1947 yang menetapkan bahwa kabupaten yang

dibentuk oleh residen sekaligus menjadi daerah otonom. Pada permulaan

kemerdekaan, ResidenTapanuli Dr. F.L Tobing yang berkedudukan di Tarutung,

dengan dasar telegram Gubernur Sumatera tanggal 12 Oktober 1945 tentang

pembentukan kepalakepala Luha (Bupati) Sibolga.

Selanjutnya pada bulan Juni 1946 melalui sidang Komite Nasional Daerah

Keresidenan Tapanuli dibentuk Kabupaten Tanah Batak. Khususnya untuk Kota

(57)

43

dijadikan kota administratif yang dipimpin oleh seorang walikota yang pada saat itu

dirangkap oleh Bupati Kabupaten Sibolga, maka pada tangga 17 Nopember 1947

dibentuk sebuah Dewan Kota.

Pada tahun 1946 di Kabupaten Tapanuli Tengah mulai dibentuk

kecamatan‐kecamatan untuk menggantikan Sistem Pemerintahan Onder Distrik

Afdeling pada masa pemerintahan Belanda.Kecamatanpertama sekali dibentuk ialah

Kecamatan Sibolga, kemudian Lumut dan Barus.Sedangkan Kecamatan Sorkam

ditetapkan kemudian berdasarkan perintah Residen Tapanuli pada tahun

1947.Kecamatan Sorkam dipisah dari Barus didasarkan kepada ketentuan yang

menyatakan bahwa setiap kabupaten harus minimal mempunyai dua kewedanaan

sedang satu kewedanaan minimalmempunyai dua kecamatan. Demikianlah

sejarahnya maka Tapanuli Tengah mempunyai empat kecamatan ketika itu. Saat ini

Kabupaten Tapanuli Tengah telah memiliki 20 kecamatan, yakni : Kecamatan

Pinangsori, Kecamatan Badiri, Kecamatan Sibabangun, Kecamatan Lumut,

Kecamatan Sukabangun, Kecamatan Pandan, Kecamatan Tukka, Kecamatan Sarudik,

Kecamatan Tapian Nauli, Kecamatan Sitahuis, Kecamatan Kolang, Kecamatan

Sorkam, Kecamatan Sorkam Barat,Kecamatan Pasaribu Tobing, Kecamatan Barus,

Kecamatan Sosor Gadong, Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Barus Utara,

(58)

44

Pada masa Undang‐Undang Dasar 1945, Konstitusi RIS dan Undang‐Undang

Sementara 1950, sistem pemerintahan yang ada tidak mengadakan perubahan atas

bentuk dan batas‐batas wilayah TapanuliTengah yang ada sebelumnya. Dengan

Undang‐Undang Darurat No. 7 Tahun 1956, Sumatera Utara dibentuk Daerah

Otonom Kabupaten, kecuali Kabupaten Dairi (yang dibentuk berdasarkan

PeraturanPemerintah Pengganti UndangUndang No.4 Tahun 1964). Salah satu

kabupaten yang disebutkan dalam Undang‐Undang darurat tersebut ialah Tapanuli

Tengah yang pada saat itu masih meliputi Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II

Sibolga sekarang ini.Tetapi dengan UndangUndang Darurat No. 8 Tahun 1956

tentang pembentukan daerah otonom kota‐kota besar terbentuklah KotaprajaSibolga

yang pada saat ini dikenal sebagai Kotamadya Sibolga. Bupati Kepala Daerah

Tingkat II yang pernah bertugas di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah sebagai

berikut:

1. Z.A. Gir St.Komala Pontas 24‐08‐1945 s.d. 31‐01‐1946

2. Prof. Mr.Dr. M. Hazairin 01‐02‐1946 s.d. 13‐04‐1946

3. A.M. Djalaluddin 13041946 s.d. 10121947

4. Mangaraja Sorimuda 10121947 s.d. 11081952

5. Ibnu Sa'adan 11‐08‐1952 s.d. 20‐01‐1954

6. Raja Djunjungan 20‐01‐1954 s.d. 31‐07‐1958

7. Matseh Gir. St. Kajasangan 01‐08‐1958 s.d. 23‐07‐1959

(59)

45

9. Sutan Singengu Paruhuman 15‐10‐1965 s.d. 28‐08‐1967

10.Ridwan Hutagalung 28‐08‐1967 s.d. 05‐09‐1975 Letkol CHB. Nrp.13482

11.Bangun Siregar 05091975 s.d. 05091980 Letkol Inf.Nrp.12206

12.Lundu Panjaitan, SH 05‐09‐1980 s.d. 05‐09‐1985

13.Abd. Wahab Dalimunthe, SH 05‐09‐1985 s.d. 05‐09‐1990

14.Drs. Amrun Daulay 05‐09‐1990 s.d. 05‐09‐1995

15.Drs. Panusunan Pasaribu 05091995 s.d. 05042001

16.Drs. Tuani Lumbantobing 05042001 s.d.12062011

17.Raja Bonaran Situmeang, SH,M.Hum 29‐08‐2011 s.d. 2014

18.H. Sukran Jamilan Tanjung, SE 2014 - sekarang

(60)

46

3.2 Letak Geografis dan Batas Wilayah Administratif Kabupaten Tapanuli Tengah

Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pesisir Pantai Barat Pulau Sumatera

Utara, dan ibukota Pandan.Beberapa daerah terdapat dataran tinggi sebagai perpaduan

unik antara atsmosfer pesisir dengan pegunungan. Kabupaten Tapanuli Tengah

terletak diantara Kabupaten Tapanuli Utara dengan Tapanuli Selatan.Letak wilayah

yang strategis, keanekaragaman potensi sumber daya alam yang besar menyebabkan

Tapanuli Tengah sebagai destinasi pariwisata yang mengagumkan dengan sentuhan

percepatan pembangunan dan peningkatkan investasi.

Gambar 3.1 Peta Kabupaten Tapanuli Tengah

(61)

47

Daerah Tapanuli Tengah adalah bagian dari wilayah pengembangan

pembangunan I (Pantai Barat) memiliki daerah yang memanjang pada kaki

pegunungan Bukit Barisan, dengan luas seluruh wilayahnya 6.194,98 kilometer

persegi (km2), darat 2.194,98 km2dan laut 4.000 km2. Secara geografis kabupaten

Tapanuli Tengah terletak pada koordinat 1o11’00”-2 o 22’0” Lintang Utara dan 98 o

07’ - 98 o12 Bujur Timur, dengan luas wilayah 2.194,98 km dan terletak di atas

permukaan laut antara 0 – 1266 m.

Secara administratif, wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah berbatasan dengan:

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara  Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia  Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Aceh

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.

Secara administratif Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri atas 20 kecamatan, 30

kelurahan 147 desa, yaitu meliputi Kecamatan Manduamas, Sirandorung, Andam

Dewi, Barus, Barus Utara, Sosorgadong, Sorkam Barat, Sorkam, Pasaribu Tobing,

Kolang, Tapian Nauli, Sitahuis, Pandan, Tukka, Badiri, Pinangsori, Lumut,

Sibabangun, dan Suka Bangun. Pada bulan Desember 2007 jumlah kecamatan di

Kabupaten Tapanuli Tengah bertambah satu lagi yaitu Kecamatan Sarudik sehingga

Gambar

Tabel Keterangan
Tabel 2.1Standar Kelayakan menjadi Daerah Tujuan Wisata
Gambar 3.1 Peta Kabupaten Tapanuli Tengah
Gambar 4.1 Makam Mahligai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peristiwa yang terjadi pada masa lampau akan memberi kita gambaran tentang kehidupan manusia dan kebudayaannya di masa lampau sehingga dapat merumuskan hubungan sebab dan

Berdasarkan hasil dari uji hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi kelompok kecil terhadap motivasi kerja

MONEV, PENDAMPINGAN Posdaya Pemula Posdaya Mandiri Partial Posdaya Mandiri Posdaya Mandiri Inti PERATURAN PEMERINTAH Dasar Pelaksanaan Pos Pemberdayaan

Saya menginginkan materi membaca (reading) yang diawali dengan teori seperti jenis teks, tujuan dan struktur teks.. Saya menginginkan materi membaca (reading) yang

JARIZAL HATMI, SE Pejabat Pengelola Keuangan

The main aim of this research was to determine a link between these two quantities (luminance and irradiance) in order to be able to eliminate the need of using such a

DALAM ANALISIS DIPLOMASI ANGKATAN LAUT INDONESIA MELALUI PENGIRIMAN SATGAS MARITIM TNI PADA MISI UNIFIL MTF..

ditemukan bahwa mahasiswa yang menggunakan media edmado lebih tinggi dari pada cetak pada mahasiswa yang memiliki sikap positif terhadap mata kuliah PAI , (4) ada