• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pergelaran adalah suatu kegiatan dalam pertunjukan hasil karya seni kepada orang banyak pada tempat tertentu. Untuk mencapai suatu tujuan pada dasarnya pergelaran adalah merupakan kegiatan konsumsi secara tidak langsung antara pemain dengan penonton untuk mencapai kepuasan masing-masing (baik penonton maupun pemain).

2. Tema pergelaran

Menurut (Eko Santoso 2008: 189) Tema merupakan ide yang mendasari suatu cerita sehingga mampu memaparkan suatu karya fiksi yang diciptakannya. Persoalan, cita-cita, dan gagasan yang diungkapkan pengarang tidak terlepas dari tema.

Fairy Tales of Fantasy adalah tema yang diangkat, Fairy tales yang berarti kisah dongeng khayalan dan Fantasy mempunyai arti khayalan. Fairy Tales of Fantasi dapat juga disebut sebagai sebuah kisah-kisah khayalan dalam bentuk dongeng.

Fairy Tales of Fantasy mengambil dari tujuh dongeng luar negeri antara lain, Aladin, Putri Salju, Rapunzel, Putri Tidur, Cinderella, Swan Lake dan Beauty and The Beast. Mengambil dari tujuh dongeng diatas, karena mengambil kisah yang paling terkenal,

sering ditampilkan dan paling umum diketahui oleh masyarakat. Dari ke tujuh dongeng tersebut akan dipertunjukan dalam drama musical, salah satunya kisah Swan Lake.

3. Panggung

a. Pengertian tata panggung

menurut (Pramana Padmodarmaya 1988:37) panggung adalah lantai yang bertiang atau rumah yang tinggi atau lantai yang berbeda ktinggiannya untuk bermain sandiwara, balkon atau podium. Dalam seni pertunjukan panggung dikenal dengan istilah stage yang mengambil pengertian seluruh panggung. Dalam istilah sehari-hari sering disebut dengan panggung pementasan. Kemudian akan dijelaskan juga tentang berbagai macam bentuk panggung yang biasa digunakan untuk pementasan. Secara fisik bentuk panggung dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu panggung tertutup, panggung terbuka, dan panggung kereta. Panggung tertutup terdiri dari panggung proscenium, panggung portable dan juga dapat berupa arena. Sedangkan panggung terbuka atau lebih dikenal dengan sebutan open air stage dan bentuknya juga bermacam-macam, yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Jenis-jenis panggung

1) Panggung proscenium atau panggung figura

Panggung proscenium merupakan panggung konvesional yang memiliki ruang proscenium atau suatu bingkai gambar melalui mata penonton menyaksikan pertunjukan. Hubungan antar panggung dan ruangan dipisahkan atau dibatasi oleh dinding atau lubang proscenium. Sedangkan sisi atau tepi lubang proscenium bisa berupa garis lengkung atau garis lurus yang dapat disebut dengan pelengkung proscenium. Pramana Padmodarmaya (1988:37)

Gambar 20. Panggung proscenium (Pramana Pamodarmaya: 1998) 2) Panggung portable

Panggung portable yaitu panggung tanpa layar muka dan dapat dibuat didalam maupun diluar gedung dengan mempergunakan panggung (podium, platform) yang dipasang dengan kokoh dan diatas kuda-kuda. Sebagai tempat penonton biasanya mempergunakan kursi lipat.

3) Panggung arena

Panggung arena merupakan bentuk panggung yang paling sederhana dibandingkan dengan bentuk-bentuk panggung lainnya. Panggung ini dapat dibuat di dalam maupun di luar gedung asal dapat dipergunakan secara memadai. Kursi-kursi penonton diatur sedemikian rupa sehingga tempat berada di tengah dan antara deretan kursi ada lorong untuk masuk dan keluar pemain atau penari menurut kebutuhan pertunjukan tersebut. Papan penyangga ditempatkan di belakang masing-masing deret kursi, sehingga kursi deretan belakang dapat melihat dengan baik tanpa terhalang penonton dimukanya. Sebagai pengganti layar pada akhir pertunjukan atau pergantian babak dapat digunakan dengan cara mematikan lampu (black out). Perlengkapan tata lampu dapat dibuatkan tiang-tiang tersendiri dan penempatannyaharus tidak mengganggu pandangan penonton. Pramana Padmodarmaya 1988:37 Berbagai ragam bentuk panggung arena adalah sebagai berikut:

Gambar 21. Panggung Arena Tapal Kuda (Pramana Pamodarmaya: 1998)

Gambar 22. Panggung Arena Kotak (Pramana Pamodarmaya: 1998)

Gambar 23. Panggung Arena Bulat (Pramana Pamodarmaya: 1998)

4) Panggung terbuka

Panggung terbuka sebetulnya lahir dan dibuat di daerah atau tempat terbuka. Berbagai variasi dapat digunakan untuk memproduksi pertunjukan di tempat terbuka. Pentas dapat dibuat di bernda rumah, teras sebuah gedung dengan penonton berada di halaman, atau dapat diadakan disebuah tempat yang landau dimana penonton berada dibagian bawah tempat tersebut.

5) Panggung Kereta

Panggung kereta disebut juga dengan panggung keliling dan digunakan untuk mempertunjukan karya-karya teater dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan panggung yang dibuat di atas kereta. Perkembangan sekarang panggung tidak dibuat di atas kereta tetapi dibuat di atas mobil trailer yang diperlengkapi kebutuhan, perlengkapan tata cahaya yang sesuai dengan kebutuhan pentas. Jadi kelompok kesenian dapat mementaskan karyanya dari satu tempat ke tempat yang lain, tanpa harus memikirkan gedung pertunjukan tetapi hanya mencari tanah yang agak lapang untuk membuat sebuah panggung kereta.

Pergelaran Tata Rias Fairy Tales of Fantasy dilaksanakan di gedung Taman Budaya Yogyakarta Concert Hall, menggunakan panggung Proscenium yang jarak antar panggung dengan penonton terdekat 8 meter dan jarak terjauh 20 meter. Panggung proscenium sangat memenuhi kriteria, panggung proscenium dapat mengarahkan pandangan penonton pada pertunjukan yang berlangsung.

4. Lighting

a. Pengertian Tata Lampu

Tata lampu atau yang sering disebut dengan lighting yang mempunyai pengertian yaitu sebuah unsur tata artistic yang sangat

penting dalam sebuah pertunjukan teater atau sebuah pagelaran. Sejak ditemukannya lampu sebagai penerangan, manusia menciptakan modifikasidan menemukan hal-hal baru yang dapat digunakan untuk menerangi panggung pementasaan. (Eko Santoso 2008 : 212).

Tata lampu atau lighting mempunyai beberapa fungsi. Disini tata lampu yang hadir diatas panggung dan menyinari semua objek sesungguhnya memberikan kemungkinan bagi sutradara, aktor dan penonton untuk saling melihat dan berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran yang jelas kepada penonton, tentang semua kemungkinan dari tanggapan penonton ketika menyaksikan sebuah acara.

b. Jenis-jenis lighting

Dalam dunia pentas, lampu tidak hanya sebagai penerangan, namun lampu dapat memberi efek suatu dimensi baru. Menurut Pramana Padmodarmaya (1988: 147) terdapat tiga macam lampu sebagai berikut:

1) Lampu cahaya umum

Merupakan jenis lampu biasa, lampu kerja atau lampu Flood. Sifat cahaya dari lampu ini memancar disebabkan karena cahaya yang keluar hanya dipantulkan melalui Reflector menembus pada kaca lampu.

2) Lampu cahaya khusus

Lampu ini merupakan jenis lampu spotlight seperti ellipsoidal, lekolites, spherical dan mirror. Sorotan cahayanya sangat tajam karena cahaya yang keluar dari lampu dipantulkan melalui reflector kemudian dibiaskan melalui lensa.

3) Lampu cahaya campuran

Merupakan jenis-jenis lampu Strip, seperti lampu border, flipflop, lampu kaki, lampu backing dan lampu sikloroma, sifat lampu ini sama dengan lampu umum tetapi setelah cahaya terpantul melalui reflector kemudian dibiaskan melalui kaca lampu yang berwarna-warni.

Pemilihan jenis dan sifat lampu hendaknya memperhatikan kebutuhan pemain. Warna lighting yang digunakan mampu menonjolkan karakter tokoh pangeran Siegfried. Lampu yang digunakan yaitu lampu spot, lampu moving, dan menggunakan efek gon smoke. Dari warna lampu yang digunakan tentunya akan berpengaruh pada warn arias wajah, penataan rambut dan warna kostum.

Pementasan dilakukan dalam ruangan yang memiliki suasana panggung yang gelap maka memerlukan lighting yang dapat memperlihatkan riasan. Lampu panggung yang digunakan pada pertunjukan yaitu kombinasi warna dingin dan hangat yang netral.

Berikut efek cahaya lampu pada riasan di atas panggung menurut Vincent J.R Kehoe (1992:44).

c. Warna Lighting

Tabel 1. Efek cahaya lampu pada Riasan Warna

Make up

Cahaya merah Cahaya kuning

Cahaya hijau Cahaya biru

merah memperpanjang Merah Sangat menggelapkan

menggelapkan orange menerangi memudarkan menggelapkan Sangat

menggelapkan Kuning memutihkan memutihkan menggelapkan memutar hijau Sangat menggelapkan Menggelapkan dan berubah jadi kelabu gelap Memudar menjadi warna hijau gelap menerangi biru Menggelapkan dan merubah jadi kelabu gelap Menggelapkan dan berubah jadi kelabu gelap Memutar jadi

hijau gelap Berbalik biru pucat ke

unngu Menggelapkan hamper ke warna hitam Menggelapkan hamper ke warna hitam Menggelapkan hamper ke warna hitam memutar

Efek cahaya lampu pada Riasan (Vincent J-R Kehoe 1992 : 44 ) 5. Penataan Musik

Menurut (Eko Santoso 2008:419) dalam pertunjukan, musik memiliki peranan yang penting dalam menyampaikan cerita. Karena media dasarnya adalah lakon yang diucapkan, maka meskipun gerak pemain juga penting, tetapi verbalisasi cerita tersampai melalui suara. Tata musik memiliki beberapa fungsi, sebagai berikut:

a. Menyampaikan pesan tentang keadaan yang sebenarnya kepada pendengar atau penonton.

b. Menekankan sebuah adegan atau peristiwa tertentu dalam lakon, baik melalui efek suara atau alunan musik yang di buat untuk menggambarkan suasana atau atmosfir suatu tempat kejadian. c. Menentukan tempat dan suasana terentu, keadaan tenang, tegang,

gembira maupun sedih, misalnya seperti suara ombak, camar dan angin memperkuat latar cerita di tepi pantai.

d. Menentukan atau memberikan informasi waktu. Bunyi lonceng jam dinding, ayam berkokok, suara burung hantu, dan lain sebagainya. e. Sebagai tanda pengenal suatu acara atau musik identitas cara

(soundtrack). Musik yang berirama jenaka bisa memberikan gambaran bahwa pertunjukan yang akan disaksikan bernuansa komedi, sementara musik yang berat dan tegang dapat memberikan gambaran pertunjukan dramatik.

f. Menciptakan efek khayalan atau imajinasi dengan menghadirkan suara-suara aneh di luar kelaziman.

g. Sebagai peralihan antara dua adegan, sebagai fungsi perangkai atau pemisah adegan, biasanya musik pendek yang dibuat khusus untuk suatu drama atau cerita.

h. Sebagai tanda mulai dan menutup suatu adegan atau pertunjukan. Tone buka dan tone penutup, ada juga yang diambil dari potongan soundtrack.

Semua fungsi tata musik berkaitan dengan instrumen yang menghasilkan bunyi. Dalam kasus ilustrasi musik pertunjukan, tata

music menggunakan perlengkapan elektronis. Dengan demikian, penataan suara harus mempertimbangkan keseimbangan antara suara aktor dan suara music ilustrasi. Demikian pula pada saat fungsi suara untuk memulai sebuah adegan. Pengaturan tinggi rendahnya suara harus diperhitungkan sehingga ketika dialog pemain sudah mulai berjalan semuanya akan terdengar dengan jelas.

Musik sangat penting agar menciptakan suasana yang diinginkan. Musik yang digunakan merupakan perpaduan musik barat dan Indonesia. Music yang dipilih dalam pertunjukan harus mampu mewakili suasana dan tokoh dalam cerita, yang akan dibawakan dalam pergelaran Fairy Tales of Fantasy dalam cerita Swan La, suasana kerajaan eropa harus dapat dihadirkan dengan durasi panjang. Merupakan musik pengiring yang paling sesuai dengan tokoh pangeran Siegfried.

6. Managemen pagelaran a) Panitia pagelaran

a. Panitia

Pagelaran Tata rias Fairy Tales of Fantasy Magnum Opera dengan membentuk kepanitian dari mahasiswa angkatan 2009. Pembentukan kepanitian sangat penting, dikarenakan sebagai kesuksesan pagelaran ini.

Kepanitian ini tersusun oleh ketua yang bertugas sebagai koordinasi semua para anggotanya. wakil ketua bertugas membantu ketua, sekertaris bertugas mencatat semua hal yang dilakukan untuk membuat dokumen, bendahara bertugas untuk mengatur segala macam yang berhubungan dengan uang keluar dan masuk. Seksi Pdd bertugas menyiapkan dokumentasi, panggung dan perlengkapannya. Seksi acara bertugas untuk mengatur saat acara berlangsung, seksi perlengkapan mengatur jumlah meja kursi yang akan digunakan, seksi konsumsi mengatur konsumsi bagi pemain dan panitia. Seksi sponsor bertugas untuk mencari dana, seksi humas bertugas memberitahukan tentang acara pagelaran ini. Seksi keamanan bertugas menyiapkan keamanan saat dan sebelum pagelaran. b. Latihan

Dalam latihan ini melakukan latihan selama 20 kali, dalam waktu satu minggu dibagi 3 kelompok. Hari minggu siang kelompok Cinderella, Aladin dan Snow white. Selasa malam kelompok Swan lake dan Rapunsel. Sedangkan hari jumat malam kelompok Slepping beauty dan Beauty and the beast. Latihan ini dilaksanan di kampus ISI khususnya di pendopo karawitan dan panggung teater. Dalam latihan semua pemain diwajibkan datang. Panitia mempunyai tugas untuk datang melinhat perkempangan pemain saat latihan berlangsung. Para

pemain harus menghafalkan dialog dan gerakan saat pemain pentas.

c. Gladi kotor

Gladi kotor dilaksanakan pada tanggal maret 2012 jam sampai selesai di stage teater ISI. Gladi kotor ini merupakan latihan terakhir sebelum gladi resik dan pentas, para pemain sudah menggunakan kostum dan propertynnya agar saat pentas berlangsung dapat memaastikan kostum yang dipakai nyama atau tidak mengganggu saat pementasan. Latihan terakhir ini terdapat tambahan dari music pengiring.

d. Gladi bersih

Gladi bersih dilaksanakan pada tanggal 16 maret 2012 di TBY. Dimulai merias pada jam 14.00 dan jam 8 malam mulai dilaksanakan latihan gladi bersih Fairy Tales of Fantasy. Gladi bersih ini para pemaib sudah lengkap dengan kostum, assesories dan property lainya.

e. Pertunjukan

Pergelaran Tata rias Fairy Tales of Fantasy dilaksanakan pada 17 maret 2012 dimulai dari jam 14.00 sampai selesai. Para perias mulai untuk merias dari jam 8 sampai jam 12, setelah selesai para pemain melakukan pemotretan sebelum penilaian. Dalam penilaian dilakukan sesuai dengan kelompok. Setelah itu dilanjutkan acara pergelaran.

Dokumen terkait