• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Pemberdayaan

Dalam dokumen BAB III TINJAUAN TEORITIS (Halaman 33-36)

B. Pengaturan Asuransi Kesehatan

3.2 EKONOMI KESEHATAN SEBAGAI WELFARE ECONOMIC

3.3.1 Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan atau Empowerment merupakan sebuah konsepsi yang digunakan untuk mendorong keterlibatan semua potensi dalam rangka mengembangkan kemampuan individu, kelompok atau masyarakat sehingga lebih kuasa (baik) di masa depan. Pemberdayaan bersentuhan dengan kemampuan untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka (Edi Suharto, 2005:57).

Pengertian lain tentang pemberdayaan menurut Suhendra (2006:74-75) adalah “suatu kegiatan yang berkesinambungan dinamis secara sinergis mendorong keterlibatan semua potensi yang ada secara evolutif dengan keterlibatan semua potensi” Pemberdayaan menurut Jim Ife (Suhendra, 2006:77) juga bermakna meningkatkan kekuasaan atas mereka yang kurang beruntung (empowerment aims to increase the power of disadvantage). Pendapat Jim Ife ini didukung Moh. Ali Aziz dkk, (2005: 169) yang menyatakan bahwa pemberdayaan adalah sebuah konsep yang fokusnya adalah kekuasaan.

Sementara secara substansial pemberdayaan dapat dijelaskan sebagai proses memutus (breakdown) dari hubungan antara subjek dan objek. Proses ini mementingkan pengakuan subjek akan kemampuan atau daya yang dimiliki objek. Secara garis besar proses ini melihat pentingnya mengalirkan daya dari subjek ke objek. Hasil akhir dari pemberdayaan adalah beralihnya fungsi individu yang semula objek menjadi subjek (yang baru), sehingga relasi sosial yang nantinya hanya akan dicirikan dengan relasi sosial antar subyek dengan subyek lain.

Dari beberapa definisi pemberdayaan di atas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan merupakan suatu usaha atau upaya yang dilakukan dalam rangka mengembangkan kemampuan dan kemandirian individu atau masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya (untuk lebih kuasa). Masyarakat dapat tahu potensi dan permasalahan yang dihadapinya dan mampu menyelesaikannya, (Tantan Hermansyah dkk, 2009:31).

LAPORAN AKHIR

KAJIAN ASURANSI KESEHATAN MASYARAKAT MANDIRI 2018

Part-III | 81 3.3.2 Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat menurut para ahli di antaranya Sumaryadi (2005:11), adalah “upaya mempersiapkan masyarakat seiring dengan langkah memperkuat kelembagaan masyarakat agar mereka mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan dalam suasana keadilan sosial yang berkelanjutan”. Ada konteks kemandirian yang menjadi dasar pencapaian sebuah pemberdayaan untuk mewujudkan kemajuan-kemajuan yang diharapkan. Sumardi menjelaskan bahwa ada beberapa hal terkait dengan pemberdayaan masyarakat, yakni:

1) Membantu pengembangan manusiawi yang autentik dan integral dari masyarakat lemah, rentan, miskin perkantoran, masyarakat adat yang terbelakang, kaum muda pencari kerja, kaum cacat dan kelompok wanita yang didiskriminasikan/dikesampingkan.

2) Memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat tersebut secara sosial ekonomis sehingga mereka dapat lebih mandiri dan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka, namun sanggup berperan serta dalam pengembangan masyarakat.

Dari pendapat tersebut maka pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Kemiskinan dan keterbelakangan cenderung melahirkan ketidakpercayaan dan ketidakberdayaan manusia dalam menjalani kehidupan di tengah-tengah kehidupan sosial. Sehingga dibutuhkan tindakan dan intervensi dari pihak lain termasuk pemerintah untuk merubah keadaan. Pemerintah diharapkan memiliki kebijakan dan program yang mampu mengangkat derajat “kemanusiaan” dari ketidakberdayaan dengan meninventarisir potensi-potensi sekitar yang dapat dikembangkan ke arah yang lebih produktif. Maka menurut Widjaja (2003:169) pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya.

Ada beberapa cara pandang yang dapat digunakan dalam memahami pemberdayaan masyarakat. Salah satunya yang dijelaskan oleh Sutoro Eko (2004), yaitu :

LAPORAN AKHIR

KAJIAN ASURANSI KESEHATAN MASYARAKAT MANDIRI 2018

Part-III | 82 a) Pemberdayaan dimaknai dalam konteks menempatkan posisi berdiri

masyarakat. posisi masyarakat bukanlah obyek penerima manfaat (beneficiaries) yang tergantung pada pemberian dari pihak luar seperti pemerintah, melainkan dalam posisi sebagai subyek (agen atau partisipan yang bertindak) yang berbuat secara mandiri. Berbuat secara mandiri bukan berarti lepas dari tanggung jawab negara.

b) Pemberdayaan secara prinsipil berurusan dengan upaya memenuhi kebutuhan (needs) masyarakat. banyak orang berargumen bahwa masyarakat akar rumput sebenarnya tidak membutuhkan hal-hal yang utopis (ngayawara) seperti demokrasi, desentralisasi, good governance, otonomi daerah, masyarakat sipil dan seterusnya. “apa betul masyarakat desa butuh demokrasi dan otonomi desa. Masyarakat itu hanya butuh pemenuhan sandang, pangan dan papan (spp). ini yang paling dasar. tidak ada gunanya bicara demokrasi kalau rakyat masih miskin. pendapat ini masuk akal, tetapi sangat dangkal. mungkin kebutuhan spp itu akan selesai kalau terdapat uang yang banyak. tetapi persoalannya sumber daya untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat itu sangat langka (scarcity) dan terbatas (cobstrain).

c) Pemberdayaan terbentang dari proses sampai visi ideal. dari sisi proses, masyarakat sebagai subyek melakukan tindakan atau gerakan secara kolektif mengembangkan potensi-kreasi, memperkuat posisi tawar, dan meraih kedaulatan. Dari sisi visi ideal, proses tersebut hendak mencapai suatu kondisi dimana masyarakat mempunyai kemampuan dan kemandirian melakukan voice, akses dan kontrol terhadap lingkungan, komunitas, sumberdaya dan relasi sosial-politik dengan negara.

d) Pemberdayaan terbentang dari level psikologis-personal (anggota masyarakat) sampai ke level struktural masyarakat secara kolektif. pemberdayaan psikologis-personal berarti mengembangkan pengetahuan, wawasan, harga diri, kemampuan, kompetensi, motivasi, kreasi, dan kontrol diri individu. pemberdayaan struktur-personal berarti membangkitkan kesadaran kritis individu terhadap struktur sosial-politik yang timpang. e) Pemerintahan dan negara pada intinya hendak membawa negara lebih dekat

ke masyarakat desa, dengan bingkai desentralisasi (otonomi) desa, demokratisasi desa, good governance desa dan capacity building

LAPORAN AKHIR

KAJIAN ASURANSI KESEHATAN MASYARAKAT MANDIRI 2018

Part-III | 83 pemerintahan desa. negara dan pembangunan berbicara tentang peran negara dalam pembangunan dan pelayanan publik. Fokusnya adalah perubahan haluan pembangunan yang top down menuju bottom up, membuat pelayanan publik lebih berkualitas dan semakin dekat dengan masyarakat, serta penanggulangan kemiskinan.

Dalam dokumen BAB III TINJAUAN TEORITIS (Halaman 33-36)

Dokumen terkait