• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORI

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan berasal dari kata didik, artinya bina, mendapat awalan pen-, akhiran-an, yang maknanya sifat dari perbuatan membina atau melatih, atau mengajar dan mendidik itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan merupakan pembinaan, pelatihan, pengajaran dan semua hal yang merupakan bagian dari usaha manusia untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilannya.33

Pendidikan secara terminologis dapat diartikan sebagai pembinaan, pembentukan, pengarahan, pencerdasan, pelatihan yang ditujukan kepada semua anak didik secara formal maupun nonformal dengan tujuan

32Ibid, h 312-316

membentuk anak didik yang cerdas, berkepribadian, memiliki keterampilan atau keahlian tertentu sebagai bekal dalam kehidupannya dimasyarakat. Secara formal, pendidikan adalah pengajaran (at-tabiyah, at-ta’lim).34

Dalam arti luas, pendidikan adalah hidup. Artinya, pendidikan adalah segala pengalaman (belajar) diberbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu.35

Hal ini juga dikatakan oleh Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, bahwa pendidikan ialah pengembangan pribadi dalam semua aspeknya, dengan penjelasan bahwa yang dimaksud pengembangan pribadi ialah yang mencakup pendidikan dari diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan, dan pendidikan oleh orang lain (guru). Seluruh aspek ini mencakup jasmani, akal, dan hati.36

Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa, “pendidikan itu adalah usaha secara sadar dan sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu memikul tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.”37

Pada bagian lain, mengutip pernyataan Ki Hajar Dewantara dalam buku Abuddin Nata, beliau mengatakan bahwa pendidikan adalah tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.38

34Ibid, h 53

35 Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam DEPAG RI,2009), h 27

36 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h 26

37 Armai Arief dan Sholehuddin, Perencanaan Sistem Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Wahana Kordofa, 2009), h 7

38 Abuddin Nata, Tokoh-tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h 131

Pendidikan adalah juga merupakan bagian dari upaya untuk membantu manusia memperoleh kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagiaan hidup, baik secara individu maupun kelompok. Sebagai proses, pendidikan memerlukan sebuah sistem yang terprogram dan mantap, serta tujuan yang jelas agar arah yang dituju mudah dicapai.” Pendidikan adalah upaya yang disengaja makanya pendidikan merupakan suatu rancangan dari proses suatu kegiatan yang memiliki landasan dasar yang kokoh, dan arah yang jelas sebagai tujuan yang hendak dicapai.”39

Dari beberapa definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses dan pengembangan kepribadian yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik yang mencakup seluruh aspek kehidupannya, guna membekali dirinya untuk menghadapi masa yang akan datang. Pendidik yang dimaksud disini bukan hanya guru akan tetapi termasuk orangtua, karena bagaimana pun orangtua merupakan pendidik pertama dalam lingkungan keluarga.

Hakikat pendidikan menjangkau 4 hal yang sangat mendasar, yaitu sebagai berikut:

a. Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pembinaan akal manusia yang merupakan potensi utama dari manusia sebagai makhluk berpikir. Dengan pembinaan olah pikir, manusia diharapkan semakin meningkat kecerdasannya dan meningkat pula kedewasaan berpikirnya, terutama memiliki kecerdasan dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupannya.

b. Pendidikan pada hakikatnya adalah pelatihan keterampilan setelah manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang memadai dari hasil olah pikirnya. Keterampilan yang dimaksudkan adalah suatu objek tertentu

yang membantu kehidupan manusia karena dengan keterampilan tersebut, manusia mencari rezeki dan mempertahankan kehidupannya;

c. Pendidikan dilakukan dilembaga formal dan nonformal, sebagaimana dilaksanakan disekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat;

d. Pendidikan bertujuan mewujudkan masyarakat yang memiliki kebudayaan dan peradaban yang tinggi dengan indikator utama adanya peningkatan kecerdasan intelektual masyarakat, etika dan moral masyarakat yang baik dan berwibawa, serta terbentuknya kepribadian yang luhur.

Hakikat pendidikan dalam Islam adalah kewajiban mutlak yang dibebankan kepada semua umat Islam, bahkan kewajiban pendidikan atau mencari ilmu dimulai dari semenjak bayi dalam kandungan hingga masuk liang lahat.40

Dalam bukunya M. Arifin mengatakan bahwa, pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam kearah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.41

Demikian pula Abuddin Nata, beliau mengatakan bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan yang seluruh komponen atau aspeknya didasarkan pada ajaran Islam. Visi, misi, tujuan, proses belajar mengajar, pendidik, dan peserta didik, hubungan pendidik dan peserta didik, kurikulum dan bahan ajar, sarana prasarana, pengelolaan, lingkungan dan aspek atau komponen pendidikan lainnya didasarkan pada ajaran Islam. Itulah yang disebut pendidikan Islam, atau pendidikan yang islami.42

Dalam skripsi ini akan dibahas mengenai pendidikan agama Islam. Pengertian pendidikan agama Islam itu sendiri adalah usaha sadar untuk

40Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, h 56

41M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), edisi revisi, h 22

menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengarahan atau latihan dengan memerhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan kesatuan nasional. 43

Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu sebagai berikut:

a. Pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan/ atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.

b. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan; dalam arti ada yang dibimbing, diajari dan/atau dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran Islam.

c. Pendidik atau Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam.

d. Kegiatan (pembelajaran) pendidikan agama Islam diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam dari peserta didik, yang disamping untuk membentuk kesalehan atau kualitas pribadi, juga sekaligus untuk membentuk kesalehan sosial. Dalam arti, kualitas atau kesalehan pribadi itu diharapkan mampu memancar keluar dalam hubungan keseharian dengan manusia lainnya (bermasyarakat), baik yang seagama (sesama muslim), ataupun yang tidak seagama (hubungan dengan nonmuslim), serta dalam berbangsa dan bernegara sehingga dapat terwujud persatuan dan kesatuan

nasional (ukhuwah wathoniyah) dan ukhuwah insaniyah (persatuan dan kesatuan antar sesama manusia).44

Pada pendidikan dasar, pendidikan keagamaan merupakan pendidikan wajib bersama-sama dengan 12 bahan kajian lainnya. Pada jenjang pendidikan menengah, pendidikan keagamaan juga merupakan pendidikan wajib bersama dengan pendidikan pancasila dan pendidikan kewarganegaraan. Jadi, pendidikan agama dalam sistem pendidikan nasional keberadaannya sangat penting.45

Dengan demikian, pendidikan agama di sekolah adalah sebagai salah satu bentuk untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam meningkatkan pemahaman keagamaan, yakni meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta membiasakan siswa berakhlak mulia.

Dokumen terkait