• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penegakan Hukum Terhadap Orang Asing Yang Masa Berlaku Izin Tinggalnya Telah Habis (overstay)

3.3. Pengertian Penegak Hukum

Penegakan hukum adalah suatu proses yang mewujudkan keinginan keinginan hukum menjadi kenyataan. Yang disebut sebagai keinginan hukum disini tidak lain adalah pikiran-pikiran badan pembuat undang-undang yang dirumuskan dalam peraturan-peraturan hukum. Penegakan hukum bukanlah merupakan suatu kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan mempunyai hubungan timbal-balik yang erat denganmasyarakatnya. Penegakan hukum dalam suatu masyarakat mempunyai kecenderungannya sendiri yang disebabkan oleh struktur masyarakatnya. Struktur masyarakat ini merupakan kendala, baik berupapenyediaan sarana sosial yang memungkinkan penegakan hukum itu dijalankan,maupun merupakan hambatan-hambatan yang menyebabkan tidak dapatdijalankan atau kurang dapat dijalankan dengan seksama. Hukum sebagaimana diterima dan dijalankan di negara kita termasuk kedalam kategori hukum yang modern. Modernitas ini tampak dalam cirinya sebagaiberikut :

1. Dikehendaki adanya bentuk yang tertulis, seperti tampak pada PembukaanUndang-Undang Dasar 1945 yang mengatakan, bahwa kemerdekaankebangsaan Indonesia hendaknya disusun dalam suatu Undang-UndangDasar.

32

2. Hukum itu berlaku untuk seluruh wilayah negara, suatu pernyataan yangbisa juga kita simpulkan dri kata-kata dalam Pembukaan Undang-UndangDasar 1945 yang menyatakan bahwa Undang-Undang Dasar tersebutdisusun untuk “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpahdarah Indonesia”. Pernyataan tersebut dibandingkan dengan salah satukarakteristik hukum modern sebagaimana dibuat oleh Marc Galanter, yaitubahwa hukum modern itu terdiri dari peraturan-peraturan yang bersifatuniformserta diterapkan tanpa mengenal variasi. Peraturan-peraturan itulebih bersifat territorial daripada pribadi, artinya peraturan yang sama ituditerapkan terhadap anggota-anggota dari semua agama, suku, kelas,daerah dan kelamin. Apabila disitu diakui adanya perbedaan-perbedaan,maka ia bukanlah sesuatu yang disebabkan oleh kualitas intrinsik, seperti antara bangsawan dan budak atau antara kaum Brahma dan kelas-kelasyang lebih rendah, melainkan yang disebabkan oleh fungsi, kondisi danhasil karya yang didapat oleh seorang dalam kehidupan keduniaanini.

3. Hukum merupakan sarana yang dipakai secara sadar untuk mewujudkan keputusan politik masyarakatnya.Ciri-ciri modernitas tersebut menjelaskan hukum modern yang digunakandi Indonesia. Untuk mencapai penegakan hukum, proses yang diwujudkanmempunyai hubungan timbal-balik yang erat dengan masyarakat. Inti dan arti penegakan hukum terletak padakegiatan menyerasikan hubungan

nilai-33

nilai yang terjabarkan di dalam kaidahyang mantap dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahapakhir, untuk menciptakan, memelihara,danmempertahankan kedamaian pergaulanhidup.Manusia didalam pergaulan hidup, pada dasarnya mempunyai pandanganpandangantertentu mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Pandangantersebut senantiasa terwujud di dalam pasangan tertentu,misalnya, ada pasangan nilai ketertiban dengan nilai ketenteraman, dan pasangannilai kepentingan umum dengan nilai kepentingan pribadi. Didalam penegakanhukum pasangan nilai-nilai tersebut perlu diserasikan. Sebab nilai ketertibanberititik tolak pada keterikatan, sedangkan nilai ketenteraman titik tolaknya adalahkebebasan. Didalam kehidupannya, maka manusia memerlukan keterikatanmaupun kebebasan di dalam wujud yang serasi.

Sanksi hukum terhadap pelaku tindak pidana penyalah gunaan izin tinggal keimigrasian dan overstay dapat dilakukan dengan cara:

1. Jalur Peradilan (Pro justitia) Apabila kasus terhadap tindak pidana penyalahgunaan izin tinggal keimigrasian yang ditangani oleh pihak keimigrasian ingin ditempuh dengan cara pro justitia, maka hal harus dilakukan oleh petugas keimigrasin adalah:

a) Membuat berkas hasil penyelidikan sesuai dengan ketentuan yangberlaku;

34

b) Menyampaikan hasil pemberkasan kepada Penuntut Umum melalui polisi;

c) Mengikuti perkembangan persidangan;

d) Bila telah selesai melaksanakan keputusan Pengadilan, koordinasi dengan Lembaga Pemasyarakatan untuk proses pemulangan.

Tetapi jalan ini jarang sekali ditempuh oleh pihak keimigrasian dalam kasus penyalahgunaan izin keimigrasian dan overstay. Hal ini dikarenakan apa bila kasus tersebut diajukan ke pengadilan akan menggunakan upaya hukum mulai dari banding, kasasi dan jika perlu grasi yang akan digunakan oleh warga negara asing yang terlibat tindak pidana penyalahgunaan izin keimigrasian, akan sangatmerugikan negara, karena dalam hal ini Negara akan mengeluarkan biaya besar untuk menjalani proses pro justitiatersebut. Ditambah lagi orang asing tersebut tidak memiliki uang untuk membayar ongkos biaya perkara. Maka akan lebih efektif apabila dilakukan dengan cara non pro justitia.

2. Jalur Administratif (Non pro justitia) Menurut pertimbangan politik, ekonomis, serta sosial dan budaya serta kemananan, maka akan lebih efektif apabila di lakukan tindakan keimigrasian. Tindakan Keimigrasian adalah tindakan administrative di bidang keimigrasian yang dilakukan oleh pejabat imigrasi berupa:

a) Pembatasan, perubahan atau pembatalan izin keberadaan;

b) Larangan untuk berada disuatu atau beberapa tempat tertentu di wilayah Indonesia;

35

c) Keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di wilayah Indonesia;

d) Pengusiran atau deportasi dari wilayah Indonesia atau penolakan masuk ke wilayah Indonesia.

Tindakan keimigrasian dilakukan sebagai sanksi administratif terhadap orang asing yang melanggar peraturan keimigrasian dan ketentuan-ketentuan lainnya mengenai orang asing. Keberatan Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian. Tindakan Keimigrasian dapat dilakukan terhadap orang asing pemegang izin Keimigrasian atau tanpa izin keimigrasian, mulai saat masuk, berada dan akan meninggalkan wilayah Indonesia. Dalam hal terjadi tindak pidana penyalahgunaan izin keimigrasian, maka berdasarkan data yang diperoleh baik dari kantor imigrasi sangat sedikit yang ditindaklanjuti secara pro justitia. Hal ini bukan menandakan bahwa kasus tentang penyalahgunaan izin dan overstay keimigrasian sangat sedikit, tetapi karena instansi ini lebih banyak melakukan tindakan keimigrasian yaitu berupa pendeportasian ke Negara asal tanpa melalui proses pro justitiawalaupun telah ada pengaturannya dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Pengawasan dan tindakan keimigrasian terhadap penggunaan viza izin masuk bagi orang asing adalah suatu proses kegiatan mengumpulkan data menganalisa dan menentukan apakah sesuatu yang di awasi sesuai dengan standar yang telah ditentukan atau sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Pengawasan dengan orang asing meliputi aspek yang menyangkut keberadaan dan kegiatannya yaitu suatu proses dibidang keimigrasian yang mengumpulkan data dan

Dokumen terkait