• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.3 Pengertian Pengetahuan

Aktivitas terpenting yang melibatkan otak termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir, keenam jenjang tersebut adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan

penilaian. Pada pembahasan penelitian ini jenjang yang akan dibahas adalah jenjang pengetahuan.

Probst, et al, (2003: 76) mendefinisikan pengetahuan merupakan seluruh kesadaran dan keterampilan yang digunakan individu untuk memecahkan masalah. Pengetahuan mencakup teori maupun praktis, aturan sehari-hari atau petunjuk untuk bertindak.

Kakabadse, et al, ((2003: 93) mendefinisikan pengetahuan sebagai: “justified true belief” is which people belive and values basis of the meaningful and organized accumulation of information through experience, communication, or inference. Karena itu, pengetahuan bersifat unik, tergantung pada kuantitas dan kualitas yang dimiliki manusia, atau sekelompok karyawan yang ada dalam sebuah organisasi.

Menurut Sudjono (2009: 50) pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali kejadian-kejadian yang sudah pernah dialami, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.

Menurut Winkel (2004: 274) pengetahuan itu mencakup ingatan akan hal atau peristiwa yang pernah terjadi, dipelajari, disimpan dalam ingatan dan digali pada saat dibutuhkan.

Sedangkan menurut Djaali, (2007: 77) pengetahuan (knowledge) merupakan salah satu faktor kognitif yang merupakan kemampuan menghafal, mengingat sesuatu atau melakukan pengulangan suatu informasi yang sudah diresapi atau ditangkap.

Pengetahuan adalah “segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu”. Pengetahuan “merupakan hasil tahu setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba”. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Soekanto, bahwa “pengetahuan merupakan “hasil penggunaan panca indera dan akan menimbulkan kesan dalam pikiran manusia”.

Menurut Nasution, (2011: 36) Pengetahuan adalah “interaksi yang terus menerus antara individu dan lingkungan”. Dengan demikian pengetahuan adalah suatu proses, bukan suatu “barang”. Pengetahuan adalah “tekanan kepada proses psikologi ingatan atau kognitif”. Taksonomi (pengelompokan) tujuan pendidikan harus mengacu kepada tiga jenis ranah, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik”.

Menurut Suhartono, (2000: 26) Pengetahuan (khnowledge) adalah “hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “What” misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya”. Pengetahuan hanya dapat menjawab pertanyaan sesuatu itu. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

Pengetahuan sebagai alat jaminan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku didasarkan atas pengetahuan akan lebih langgeng

dibandingkan dengan tanpa didasari pengetahuan. Pengetahuan merupakan dasar untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa pengetahuan bagian dari faktor kognitif yang pertama dan merupakan satu kekayaan dan kesempurnaan bagi manusia yang memiliki kemampuan menangkap, mengingat, mengulang, menghasilkan informasi sehingga otak akan bekerja, dan menyimpan informasi tersebut di dalam memori.

2.1.3.1Pengertian Kewirausahaan

Menurut Daryanto (2012: 2) kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.

Menurut Hendro (2011: 30) kewirausahaan adalah kemampan diri untuk mengelola sesuatu yang sudah ada dalam diri seseorang untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan sehingga akan berguna dimasa depan.

Menurut Eddy Soertyanto (2009: 3) kewirausahaan adalah salah satu usaha kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah, memberi manfaat, menciptakan lapangan pekerjaan dan hasilnya berguna bagi orang lain.

Menurut Suryana (2010: 2) kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju kesuksesan.

Menurut Holt (dalam Riyanti, 2003: 21), kata Entrepreneur berasal dari kata Enterprende. Dalam bahasa Indonesia kewirausahaan berasal dari kata

“wirausaha”. Kata wirausaha merupakan gabungan kata “wira” (=gagah berani, perkasa) dan kata “usaha”. Jadi wirausaha berarti orang yang gagah berani/ perkasa dalam usaha. Kamus umum bahasa Indonesia (Riyanti, 2003: 24) mengartikan wirausaha sebagai orang yang pandai atau berbakat mengenali produk, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya. Wirausahawan (entrepreneur) menurut (Zimmerer, 2008: 4) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan. Kewirausahaan (entrepreneurship) (Hendro, 2011: 5) bukan merupakan ilmu ajaib yang mendatangkan uang dalam sekejap waktu, melainkan sebuah ilmu, seni, dan keterampilan untuk mengelola semua keterbatasan sumber daya, informasi, dan dana yang ada guna mempertahankan hidup, mencari nafkah, atau meraih posisi puncak dalam karir. Kewirausahaan (Zimmerer, 2008: 51) adalah “applying creativity and innovation to solve the problems and to exploit opportunities that people face everyday.” Dimana kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas dan keinovasian, serta keberanian menghadapi risiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan salah satu usaha kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi untuk menciptakan peluang dan dimanfaatkan dengan baik sehingga akan memperoleh keuntungan lebih besar dan hasilnya berguna bagi orang lain.

2.1.3.2Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan

Menurut Basyruddin (2007: 16) pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang baru melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga dapat menciptakan ide-ide atau peluang dan dapat dimanfaatkan dengan baik. Pengetahuan kewirausahaan dapat diperoleh melalui pendidikan kewirausahaan. Materi kewirausahaan dapat disampaikan sesuai dengan kurikulum yang ada. Kurikulum tersebut memasukan pendidikan kewirausahaan yang mempelajari nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Selain itu mutu pelajaran yang bersifat teori untuk meningkatkan pengetahuan kewirausahaan atau dengan praktik langsung kelapangan usaha.

Dengan pengetahuan kewirausahaan yang diperoleh seseorang dari proses pembelajaran melalui materi-materi pembelajaran maupun dari sumber lainnya diharapkan dapat memberikan gambaran dan bekal mengenai kewirausahaan yang nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan seseorang untuk menentukan masa depan dan diharapkan dapat mendorong seseorang untuk minat berwirausaha.

Menurut Kasmir (2009: 43) pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu.Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan,

dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan tidak akan membuat seseorang menjadi wirausaha yang sukses. Sebaliknya, menurut Suryana (2003: 4) memiliki pengetahuan dan kemampuan tetapi tidak disertai dengan kemauan, tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan.

Pada umumnya seorang wirausaha adalah mereka yang berpotensi untuk berprestasi dan mempunyai motivasi yang besar untuk maju. Seorang wirausaha berusaha mandiri untuk menolong dirinya dan bahkan orang lain untuk mengatasi masalah hidup. Menurut Meredith et al (2000: 5), para wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi pada tindakan, dan mempunyai motivasi tinggi dalam mengambil resiko untuk mengejar tujuannya.

Untuk melaksanakan cita-cita (ide) menjadi suatu kenyataan tentu memerlukan usaha dan manajemen terhadap sumber daya yang ada. Demikian pula dengan resiko yang sebelumnya sudah diperkirakan dan diperhitungkan, pada akhirnya tetap menjadi tanggung jawab si wirausaha itu sendiri. Disinilah letak keberanian seorang wirausaha untuk mengambil keputusan bisnis dan menanggung semua resiko dari bisnis yang dilakukannya.

Ada 4 tipe wirausaha yaitu :

1. Kelompok wirausaha yang tidak memiliki bayangan dan cita-cita untuk menjadi besar. Bagi kelompok ini, sudah merasa cukup bila hasil bisnisnya dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.

2. Kelompok wirausaha yang gagal dalam bisnisnya. Kelompok ini bisnisnya berkembang sangat pesat, namun sampai tahap tertentu bisnisnya tidak terkendali.

3. Kelompok wirausaha yang sukses sesama pemilik modal/bisnis masih hidup. Kelompok ini melalaikan siapa yang menggantikannya atau meneruskan bisnisnya.

4. Kelompok wirausaha yang menyadari bahwa usahanya tidak dapat berkembang lebih jauh lagi, kalau tidak mengembangkan sumber daya manusianya.

Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi dimensi variabel pengetahuan kewirausahaan adalah:

1. Memulai usaha berdasarkan pengalaman sendiri 2. Mampu menilai peluang bisnis

3. Memiliki kompetensi untuk menghadapi resiko dan tantangan 4. Memiliki pengetahuan tentang bisnis.

2.1.3.3Dimensi Pengetahuan kewirausahaan

Dimensi keberhasilan usaha menurut (Suryana, 2006: 4) adalah :

1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada.

Wirausaha tidak merupakan bakat yang sudah ada sejak lahir, tetapi dapat dikembangkan dari pengetahuan tentang kewirausahaan. Dalam hal berwirausaha sangat diperlukan pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki sebelum mengambil keputusan untuk melakukannya.

2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab

Wirausahawan yang memiliki pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab dalam menjalankan usaha lebih memahami tentang kewirausahaan.

Pengetahuan sangat dibutuhkan dalam pengembangan usaha termasuk pada pengetahuan akan peran dan tanggung jawab berwirausaha.

3. Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri.

Lebih memahami kepribadian dan kemampuan diri dalam berwirausaha sangat dibutuhkan. Dalam menjalani usaha kemampuan diri lebih diperhatikan apakah telah mampu untuk berwira usaha atau tidak. Seseorang yang memiliki kepribadian berwirausaha akan mampu menjalankan usahanya sendiri.

4. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Berwirausaha harus memiliki pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis, berguna dalam menjalankan usaha agar lebih memahami tentang usaha yang dijalankannya.

Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukkan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha (Suryana, 2006: 88).

Wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan berkreasi dan berinovasi. Ia memiliki kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Ia kreatif dan inovatif. Kemampuan itu tercermin di saat memulai usaha baru dengan mengerjakan sesuatu yang baru, memiliki kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang, mampu dan berani menanggung resiko, dan mampu mengembangkan ide serta memanfaatkan sumber daya (Saban, 2013: 46).

Terdapat beberapa kemampuan yang harus dimiliki wirausaha yaitu: a. Self knowledge, memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dijalankan

atau ditekuni.

b. Imagination, memiliki imajinasi, ide dan perspektf serta tidak mengandalkan kesuksesan masa lalu.

c. Partical knowledge, memiliki pengetahuan praktis , misalnya pengetahuan teknik, desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran. d. Search skill, kemampuan menemukan, berkreasi dan berimajinasi. e.

Foresight, berpandangan jauh kedepan.

e. Communication skill, kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain (Sudaryono dkk , 2011: 64)

Dokumen terkait