• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Asuransi Syariah

1. Pengertian Perilaku Konsumen

hasil investasi dana tabunga dan dana khusus (tabarru) yang ditentukan oleh perusahaan.

b. Apabila pihak yang diasuransikan meninggal dunia dalam masa asuransi, maka pihak yang ditunjukan akan menerima : Santunan kebijakan sebesar manfaat awal dan nilai tunai, yang terdiri dari Dana investasi yang telah disetor dan bagi hasil (mudharabah) sebesar 70% dari pengembangan dana investasi

c. Apabila peserta mengundurkan diri sebelum akhir masa asuransi, maka peserta akan menerima nilai tunai yang terdiri dari Dana investasi yang telah disetor dan bagi hasil (mudharabah) sebesar 70% dari pengembangan dana investasi.20

D. Perilaku Konsumen

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (

20

Mirantini Tri Kuntari, Analisis Swot pada Produk Asuransi Mitra Mabrur Plus pada PT. AJB Bumiputra 1912 Syariah,( Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015).

20

involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang.21

Dikemukakan juga oleh para ahli, salah satunya yaitu menurut (Philip Kotler & Kevin Lane Keller 2007:2) perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan mendisposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.22 Menurut Solomon, Perilaku konsumen adalah proses-proses yang terjadi manakala individu atau kelompok memilih, membeli, menggunakan, atau menghentikan pemakaian produk, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskankebutuhan dan hasrat tertentu. (Solomon, 2013).23

2. Perilaku Konsumen Menurut Perspektif Islam

Perilaku konsumen menurut perspekstif islam yaitu perilaku konsumen yang berdasarkan tuntunan Al-Qur‟an dan Hadis dan didasarkan atas rasionalitas yang disempurnakan yang mengintegrasikan keyakinan kepada kebenaran yang „melampaui‟ rasionalitas manusia yang sangat terbatas ini. bekerjanya „invisible hand‟ yang didasari oleh asumsi rasionalitas yang bebas nilai tidak memadai untuk mencapai tujuan ekonomi Islam yakni terpenuhinya kebutuhan dasar setiap orang dalam suatu masyarakat.

21

Pengertian Konsumen Dalam Arti Luas Dalam Pelaksanaan Perlindungan Konsumen di Indonesia http://bimotedjolaksito.blogspot.com penerapan-pengertian-konsumendalam. Di akses pada hari kamis, 9 februari 2016

22

Philip Kotler & Kevin Lane Ke ller, Marketing Management, 12th Edition, terj. Benyamin Molan (Jakarta: PT. Indeks, 2007), hal.213.

23

Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa – Prinsip, Penerapan, dan Penelitian, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2014), hal.50.

21

Islam memberikan konsep adanya an-nafs al-muthmainnah (jiwa yang tenang). Jiwa yang tenang ini tentu saja tidak berarti jiwa yang mengabaikan tuntutan aspek material dari kehidupan. Disinilah perlu diinjeksikan sikap hidup peduli kepada nasib orang lain yang dalam bahasa Al-Qur‟an dikatakan “al-iitsar‟.

Berbeda dengan konsumen konvensional. Seorang muslim dalam penggunaan penghasilanya memiliki 2 sisi, yaitu pertama untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya dan sebagiannya lagi untuk dibelanjakan di jalan Allah.24

Dalam Islam, konsumsi tidak dapat dipisahkan dari peranan keimanan. Peranan keimanan menjadi tolak ukur penting karena keimanan memberikan cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi kepribadian manusia. Keimanan sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas konsumsi baik dalam bentuk kepuasan material maupun spiritual.

Batasan konsumsi dalam islam tidak hanya memperhatikan aspek halal-haram saja tetapi termasuk pula yang diperhatikan adalah yang baik, cocok, bersih, tidak menjijikan. Larangan israf dan larangan bermegah-megahan.

Begitu pula batasan konsumsi dalam syari‟ah tidak hanya berlaku pada makanan dan minuman saja. Tetapi juga mencakup jenis-jenis komoditi lainya. Pelarangan atau pengharaman konsumsi untuk suatu komoditi bukan tanpa sebab. Pengharaman untuk komoditi karena zatnya karena antara lain memiliki kaitan langsung dalam membahayakan moral dan spiritual.25

24

Adiwarman, Ekonomi Mikro Islami,(Jakarta,PT. Raja Grafindo Persada, 2007) hal.62

25

22

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen

Keputusan pembelian oleh konsumen sangatlah dipengaruhi oleh faktor sosial-ekonomi, faktor produk, faktor promosi, faktor pemasaran dan faktor tarif/premi dari sipembeli. Sebagian besar adalah faktor faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar-benar diperhitungkan. Karena kita akan membahas pengaruh tiap faktor terhadap perilaku pembelian.26

a. Sosial-ekonomi

Sosial-ekonomi didefinisikan sebagai sebuah kajian yang mempelajari hubungan antara masyarakat, yang didalamnya terjadi interaksi sosial dengan ekonomi.Sosial-ekonomi mengkaji masyarakat, yang didalamnya terdapat proses dan pola interaksi sosial, dalam hubungannya dengan ekonomi.27

b. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia ataupun organisasi. Pengertian produk secara umum juga dikemukakan oleh beberapa para ahli diantaranya. Menurut Philip Kotler produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai, atau konsumsi sehingga mungkin memuaskan keinginan atau kebutuhan.

26

Nugroho J Setiadi, Perilaku Konsumen (Jakarta: Kencana, 2010) h. 14

27

23

c. Promosi

Menurut Indroyo Gitosudarmo promosi merupakan kegiatan yang ditunjukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang dengan produk tersebut kemudian membelinya. Adapun alat-alat yang dapat digunakan untuk mempromosikan suatu produk dapat menggunakan beberapa cara yaitu: iklan, promosi penjualan, publisitas, dan buaran promosi.28

d. Pemasaran

Pemasaran dalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan melalui peroses pertukaran dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemasaran adalah kegiatan perusahaan dalam membuat rencana, menentukan harga, promosi serta mendistribusikan barang dan jasa.

e. Harga/premi

Menurut Kotler harga adalah sejumlah uang yang dibebankan pada suatu produk tertentu. Perusahaan menetapkan harga dalam berbagai cara. Di dalam perusahaan kecil, seringkali ditetapkan oleh manajemen perusahaan saja. Namun pada perusahaan-perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani oleh para

28

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT INDEKS, 2007), Edisi 12 Jilid 2 hal.244.

24

menajer divisi atau lini produk.29 Istilah harga dalam bisnis asuransi disebut dengan premi.

Dokumen terkait