BAB IV LANDASAN TEORI
4.1.1 Pengertian Persediaan
Persediaan (Inventory), merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri (manufaktur), apalagi perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam Persediaan yaitu untuk membeli bahan-bahan bangunan.
Persediaan secara umum adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual.
Persediaan (Inventory) dalam konteks produksi dapat diartikan sebagai sumber daya menganggur (idle resource). Sumber daya menganggur ini belum digunakan karena menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dalam proses lebih lanjut adalah berupa kegiatan pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi atau kegiatan konsumsi seperti pada sistem rumah tangga.( Ginting. 2007. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi revisi. Jakarta).
Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan produksi pasti memerlukan Persediaan bahan baku baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil sekalipun. Dengan tersedianya bahan baku maka diharapkan proses produksi yang berjalan akan terus memasok Persediaan yang sebelum nya telah di gunakan dig anti dengan Persediaan yang baru digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen dalam waktu yang cukup panjang sekalipun dengan adanya Persediaan bahan
baku yang cukup digudang dapat mengurangi kekurangan bahan baku yang apabila suatu saat dibutuhkan ataupun dalam kondisi yang mendesak karena tersedianya bahan baku yang cukup hal inilah dapat memperlancar kegiatan produksi di suatu perusahaan. Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang dipesan konsumen dapat merugikan perusahaan.
Beberapa pendapat mengenai pengertian dari Persediaan adalah :
a. Persediaan adalah bagian utama dari modal kerja, merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan.( Gitosudarmo. 2002. Pengantar Teknik Industri Edisi 2)
b. Persediaan adalah segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan baik internal maupun eksternal.( Handoko, 2008.Pengendalian Persediaan Bahan Baku,Jurnal Kalibrasi.)
c. Inventory atau peresediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus-menerus mengalami perubahan.(Bambang Riyanto, 2001.Pengantar Teknik Industri Edisi 2.)
4.1.2 Alasan Diadakannya Persediaan
Semua perusahaan yang melaksanakan proses produksi pada prinsipnya akan menyelenggarakan persediaan bahan baku untuk kelangsungan proses produksi dalam perusahaan tersebut. Beberapa hal yang menyebabkan suatu perusahaan harus menyelengarakan Persediaan bahan baku, adalah: (Agud Ahyari, 2003.Perencanaan dan Pengendalian bahan baku.)
Pada dasarnya diadakan-nya Persediaan dimaksudkan untuk membantu kelancaran proses produksi, melayani kebutuhan perusahaan akan bahan-bahan atau barang jadi dari waktu ke waktu.
a. Bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan proses produksi perusahaan tersebut tidak dapat dibeli atau didatangkan secara satu persatu melainkan dalam jumlah per unit atau jumlah yang cukup banyak sesuai
dengan yang diperlukan oleh perusahaan serta pada saat barang tersebut akan dipergunakan untuk proses produksi perusahaan tersebut. Bahan baku tersebut umumnya akan dibeli dalam jumlah tertentu, dimana jumlah tertentu ini akan dipergunakan untuk melancarkan proses produksi Persediaan dalam waktu yang terbatas atau kata lain waktu yang telah ditetapkan karena setelah bahan baku dalam Persediaan habis kemudian akan digantikan dengan Persediaan bahan baku yang baru hal ini akan terus menerus dilakukan oleh setiap perusahaan guna untuk mencegah terjadinya kekurangan pemasokan apabila permintaan konsumen yang melonjak. Dan dengan keadaan semacam ini bahan baku yang sudah di beli oleh perusahaan tetapi belum dipergunakan untuk proses produksi akan masuk sebagai Persediaan bahan baku dalam perusahaan tersebut.
b. Dan bila perusahaan tidak mempunyai Persediaan bahan baku otomatis untuk melakukan proses produksi akan menjadi terhambat faktor-faktor yang juga mempengaruhi tidak tersedianya bahan baku ini mungkin dikarenakan dengan keterlambatan pengiriman bahan yang di minta oleh perusahaan dan sulitnya bahan baku yang didapat dan naiknya harga bahan baku membuat perusahaan berfikir untuk menentukan berapa unit bahan yang akan mereka pesan dan yang membuat proses produksi perusahaan menjadi terganggu. Ketiadaan bahan baku tersebut akan berdampak pada terhentinya plaksanaan proses produksi pengadaan bahan baku, dengan cara ersebut akan berdampak konsekuensi bertambah tingginya harga beli bahan baku yang dipergunakan oleh perusahaan. keadaan tersebut pastinya akan berdampak pada pendapatan perusahaan yang berkurang dan kerugian.
c. Untuk menghindari kekurangan bahan baku tersebut, suatu perusahaan haruslah dapat menyediakan bahan baku dengan dalam Stock maupun jumlah yang besar perusahaan harus mengambil cara tersebut meskipun menyediakan Persediaan bahan baku dalam jumlah yang cukup banyak dapat berdampak terjadinya biaya Persediaan bahan yang semakin meningkat. Besarnya Persediaan biaya bahan baku yang semakin besar
berarti akan mengurangi keuntungan perusahaan. disamping itu, resiko kerusakan bahan baku yang terjadi karena lamanya waktu menunggu (Lead Time) akan membuat bahan baku bisa menjadi kurang baik dan rusak kualitas nya pun akan menurun.
4.1.3 Fungsi Persediaan
Fungsi Persediaan menurut Handoko, antara lain : a. Fungsi Decoupling
Persediaan decoupling ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier.
b. Fungsi Economic Lot Sizing
Tujuan dari fungsi ini adalah pengumpulan Persediaan agar perusahaan dapat berproduksi serta menggunakan seluruh sumber daya yang ada dalam jumlah yang cukup dengan tujuan agar dapat menguranginya biaya perunit produk.
c. Fungsi Antisipasi
Perusahaan sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan barang barang selama periode pemesanan kembali, sehingga memerlukan kuantitas Persediaan ekstra. Persediaan antisipasi ini penting agar proses produksi tidak terganggu. Sehubungan dengan hal tersebut perusahaan sebaiknya mengadakan seaseonal inventory (Persediaan musiman).
Fungsi utama Persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung antara proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain Persediaan yaitu sebagai stabilisator harga terhadap flaktuasi permintaan. (Ginting ,2007. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi revisi Jakarta.)
4.2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan
Pengendalian Persediaan adalah merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan termasuk keputusan-keputusan yang
diambil sehingga kebutuhan akan bahan untuk keperluan proses produksi dapat terpenuhi secara optimal dengan resiko yang sekecil mungkin.
Persediaan yang terlalu besar (over stock) merupakan pemborosan karena menyebabkan terlalu tingginya beban-beban biaya guna penyimpanan dan pemeliharaan selama penyimpanan di gudang. Disamping itu juga Persediaan yang terlalu besar berarti terlalu besar juga barang modal yang menganggur dan tidak berputar. Begitu juga sebaliknya kekurangan Persediaan (out of stock) dapat menganggu kelancaran proses produksi sehingga ketepatan waktu pengiriman sebagaimana telah ditetapkan oleh pelanggan tidak terpenuhi yang ada sehingga pelanggan lari ke perusahaan lain. Singkatnya pengendalian Persediaan merupakan usaha-usaha Persediaan bahan-bahan yang diperlukan untuk proses produksi sehingga dapat berjalan lancar tidak terjadi kekurangan bahan serta dapat diperoleh biaya Persediaan yang sekecil-kecilnya.
Pengendalian Persediaan merupakan fungsi managerial yang sangat penting bagi perusahaan, karena perusahaan fisik pada perusahaan akan melibatkan inventasi yang sangat besar pada pos aktiva lancar.
Pelaksanaan fungsi ini akan berhubungan dengan seluruh bagian yang bertujuan agar usaha penjualan dapat intensif serta produk dan penggunaan sumber daya dapat maksimal. (Arman Hakim Nasution & Yudha Prastyawan,-2008. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi revisi jakarta.) 4.2.2 Tujuan Pengendalian Persediaan
Pengendalian Persediaan pada divisi yang berbeda memiliki tujuan yang berbeda pula. Adapun tujuan pengendalian Persediaan adalah Pada dasarnya pengendalian Persediaan dimaksudkan untuk membantu kelancaran proses produksi, melayani kebutuhan perusahaan akan bahan-bahan atau barang jadi dari waktu ke waktu. Sedangkan tujuan dari pengendalian Persediaan adalah sebagai berikut:
a. Menjaga agar jangan sampai perusahaan kehabisan bahan-bahan sehingga menyebabkan terhenti atau terganggunya proses produksi.
b. Menjaga agar keadaan Persediaan tidak terlalu besar atau berlebihan sehingga biaya-biaya yang timbul dari Persediaan tidak besar pula.
c. Selain untuk memenuhi permintaan pelanggan, Persediaan juga diperlukan apabila biaya untuk mencari barang/bahan penggantian atau biaya kehabisan bahan atau barang (stock out) relatif besar.
d. Pemasaran ingin melayani konsumen secepat mungkin sehingga mengingatkan Persediaan dalam jumlah banyak.
e. Produksi ingin beroperasi secara efisien, hal ini mengimplikasikan order produksi yang tinggi akan menghasilkan Persediaan yang besar (untuk
mengurangi setup mesin). Di samping itu juga produk menginginkan Persediaan bahan baku, setengah jadi atau komponen yang cukup sehingga proses produksi tidak terganggu karena kurangnya bahan.
f. Pembelian (Purchasing), dalam rangka efisiensi, juga menginginkan persamaan produksi yang besar dalam jumlah sedikit daripada pesanan yang kecil dalam jumlah yang banyak. Pembelian juga ingin ada Persediaan sebagai pembatas kenaikan harga dan kekurangan produk.
g. Keuangan (Finance) menginginkan minimisasi semua bentuk investasi
Persediaan karena biaya investasi dan efek negative yang terjadi pada perhitungan pengembalian asset (return of asset) perusahaan.
h. Personalia (Personel and industrial relationship) menginginkan adanya Persediaan untuk mengantisipasi flaktuasi kebutuhan tenaga kerja.
i. Rekayasa (Egineering) menginginkan Persediaan minimal untuk mengantisipasi jika_terjadi_perubahan_rekayasa/engineering (Ginting,2007. Perencanaan dan Pengendalian bahan baku)
4.2.3 Model Pengendalian Persediaan
Untuk menentukan kebijaksanaan Persediaan yg optimum, dibutuhkan informasi parameter-parameter berikut : (Arman Hakim Nasution & Yudha Prastyawan, 2008. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi revisi Jakarta)
a.Kebutuhan
b.Biaya-biaya Persediaan c.Lead time
Dalam model Persediaan deterministik parameter-parameter yang berpengaruh terhadap system Persediaan dapat diketahui dengan pasti. Rata-rata kebutuhan dan biaya-biaya Persediaan diasumsi diketahui dengan pasti. Lamanya lead time juga diasumsikan selalu tetap. Karena semua parameter bersifat deterministic maka tidak dimungkinkan adanya kekurangan Persediaan. Dalam dunia nyata, akan sangat jarang ditemukan situasi dimana seluruh parameter dapat diketahui dengan pasti. Karena itu, akan lebih masuk akal jika digunakan model-model probabilistik yang mempertimbangkan ketidakpastian pada parameter-parameternya. Namun, model deterministik terkadang merupakan pendekatan yang sangat baik, atau paling tidak merupakan lamgkah awal yang baik untuk menggambarkan fenomena Persediaan.
Model Q ini merupakan dasar dari berbagai pengembangan metode-metode Persediaan. Pada metode-metode ini pula Persediaan dengan jumlah pemesanan tetap dan jarak waktu pemesanan selalu berubah-ubah. Pada metode ini pemesanan kembali dilakukan pada saat dimana Persediaan mencapai suatu titik pemesanan kembali (reorder point) dengan memperhitungkan kebutuhan yang berfluktuasi selama waktu ancang-ancang (lead time), Persediaan untuk meredam fluktuasi selama lead time disebut Persediaan keamanan (safety stock).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada metode model Q ini adalah : (Agus Ahyari, 2003. Perencanaan dan Persediaan Bahan Baku)
a. Lot Order Economic adalah jumlah pembelian yang ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap kali pesan. Dapat diformulasikan dengan rumus dibawah ini :
Q = ………...(4.1) Keterangan :
Q: Lot Order Economic S: Biaya Setup
D: Permintaan per periode (Demand)
H: Biaya Penyimpanan
b. Setelah mendapatkan Lot Order Economic maka dilanjutkan untuk mengetahui frekuensi pengirimannya dengan rumus yang telah ditetapkan.
Fn =
...(4.2) Fn = Frekuensi pemesanan/12 Bulan
c. Persediaan keamanan (safety stock) adalah jumlah bahan sebagai Persediaan cadangan jika perusahaan berproduksi melebihi rencana yang telah ditetapkan.
Dengan rumus :
Ss = (pemakaian maksimum – pemakaian rata-rata) Lead time…..(4.3) d. Menentukan saat pemesanan kembali (reorder point) dengan rumus :
ROP = (demand bulanan x lead time) + SS……….…………...(4.4)
BAB V
METODE KERJA PRAKTIK 5.1 Rencana kerja praktik,Tempat dan Waktu kerja
Kerja praktik yang dilakukan oleh penulis merupakan kerja praktik yang bersifat deskriftif, yaitu kerja praktik yang memberikan suatu gambaran secara detail maupun terperinci khususnya pada para pembaca dan mengungkapkan keadaan lokasi yang sebenar-benarnya secara mendasar mengenai system perencanaan persediaan bahan baku yang ada di suatu perusahaan tersebut. Tempat dan waktu kerja praktik dilaksanakan di PT Berkat Sawit Sukamaju yang di laksanakan dari tanggal 08 September – 08 Oktober 2019,di Desa Sukamaju Kecamatan Babat Supat Kabupaten Musi Banyuasin Sumatra Selatan.
Berikut merupakan Bar Chart rencana kegiatan yang akan dilakukan selama melaksanakan kegiatan kerja praktek di lingkungan PT. Berkat Sawit Sukamaju.:
No Aktivitas Kerja Praktek Minggu ke-
I II III IV
1 Pengenalandan Perusahaan dan Karyawan
2
Melaksanakan Kerja praktek dan pengambilan data dari perusahaan
3 Pengolahan data
4 Penyusunan dan Penyelesaian Laporan Kerja Praktik
Sumber :Pengolahan data 2019
5.2 Pengumpulan Data
Jenis dan sumber data dalam penelitian adalah sumber subjek darimana data dapat diperoleh.Adapunjenis-jenis data yang dikumpulkan merupakan data yang bersifat kuantitatif dan data yang dikumpulkan merupakan data yang berasal dari internal,yakni data yang berasal dari suatu perusahaan yang bersangkutan dan merupakan gambaran dari suatu perusahaan tersebut.
5.3 Sumber Data
Sumber data yang berasal dari sumber internal sebagai berikut
a. Data Primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan pihak-pihak yang bersangkutan dalam perusahaan tersebut atau pun data-data terkait adalah, data bahan baku produksi , hasil dari produksi , lead time , pemakaian , pemakaian maksimun , deman harian , deman , biaya penyimpanan , dan juga meliputi biaya setup yang merupakan biaya yang dikeluarkan saat ingin memesan bahan kau seperti biaya telpon ,akses internet, dll.
b. Data Skunder, merupakan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen menunjang.Yaitu meliputi sejarah dari perusahaan, lokasi perusahaan, tenaga kerja, dan juga wilayah pemasaran yang dipasarkan oleh perusahaan.
5.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan terjun langsung ketempat penelitian penulis yaitu merupakan data primer yang diperoleh dari pengamatan dan penelitian dengan pengamatan secara langsung yang dilakukan dilapangan , yaitu bahan baku kelapa sawit . Data skunder adalah data yang diperoler dari literatur-literatur dan juga berupa referensi yang berhubungan dengan masalah yang sedang dibahas ini , yaitu teori-teori yang berkaitan tentang metode Q. Data yang dikumpulkan selama melakukan kerja praktek dan penelitian di PT Berkat Sawit Sukamaju merupakan data input bahan baku utama yaitu : Adapun data yang didapat penulis sebagai berikut:
1. Tahap pengamatan input yaitu saat bahan baku kelapa sawit masuk di PT.Berkat Sawit Sukamaju . mencatat hasil-hasil apa yang sudah didapat dari pengamatan.
2. Mengolah hasil data pengamatan.
3. Menyimpulkan hasil dari pengamatan
5.5 Unit Analisis
Yang menjadi unit analisis penulis adalah bagaimana proses persediaan bahan baku utama kelapa sawit yang ada di PT.Berkat Sawit Sukamaju.
5.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang dilakukan oleh penulis ,merupakan system analisis :
1. Melakukan survey pengamatan secara langsung mengenai bagaimana proses persediaan bahan baku yanga ada di PT.Berkat Sawit Sukamaju.
2. Mengidentifikasi jumlah bahan baku yang masuk ke perusaan.
3. Mengidentifikasi adanya kesalahan dalam perencanaan persediaan bahan baku yang akan dilakukan.
4. Menganalisa persediaan bahan baku utama pada PT.Berkat Sawit Sukamaju dengan menggunakan metode Q.
5.7 BaganAlir (flow chart) MetodekerjaPraktik
Gambar di bawah ini merupakan petunjuk alur flow chart berkaitan tentang metodologi kerja praktek, yaitu bagan yang mendescripsikan langkah-langkah atau alur peneitian dari awal hingga akhir.
Mulai
Studi Pendahuluan
Identifikasi dan perumusan masalah
Tujuan Kerja Praktek
Pengumpulan Data
Data-Data yang dikumpulkan adalah : 1. Data Bahan Baku
2. Hasil Produksi 3. Lead Time
4. Pemakaian maksimum 5. Demand Harian 6. Demand
7. Biaya Penyimpanan 8. Biaya setup
Pengolahan Data :
1. Menghitung berat TBS masuk 2. Menghitung jumlah safety stock
3. Menghitung jumlah recorder point
Analisa Data
Kesimpulan dan saran
Selesai
Gambar : 5.1 bagianAlir (flow chart) metode kerja Praktik
BAB VI
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
6.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk suatu penelitian. Data ini akan menjadi input pada tahap pengolahan data. Pengumpulan data merupakan proses yang di ambil dari kegiatan seperti, observasi pengamatan, wawancara kepada pihak-pihak yang bersangkutan, serta dokumentasi dari suatu perusahaan yang bersangkutan.
Adapun data-data yang diperlukan adalah tinjauan umum yang sudah dilakukan oleh peneliti di PT Berkat Sawit Sukamaju Sejatinya sampel data yang diambil itu merupakan data-data seperti, Bahan Baku, proses produksi, lead time, demand harian, demand, data biaya penyimpanan dan juga data biaya setup.
Data Bahan Baku Dan Produksi di PT Berkat Sawit Sukamaju dari bulan Januari sampai Desember 2019.
Tabel 6.1 Data Tandan Buah Segar Tahun 2019
Bulan
Sumber : PT Berkat Sawit Sukamaju
Adapun rincian harga dan ongkos pesan dari item PT Berkat Sawit Sukamaju sebagai berikut.
Tabel 6.2 Biaya Pembelian Bahan Baku No. Bahan Baku Permintaan
(kg)
Harga/kg (Rp)
Total (Rp)
1 TBS 17.067.335 2.250 38.401.503.750
Sumber : PT.BSS
Tabel 6.3 Biaya Pemesanan Bahan Baku No. Biaya Pemesanan Biaya (Rp)/perbulan
1 2
Biaya Komunikasi Biaya Penerimaan
720.000 300.000
Total 1.020.000
Sumber : PT.BSS
1000 800 600 400 200 0
b.komunikasi b. penerimaan
Kurva table 6.3 biaya pemesanan bahan baku
Tabel 6.4 Biaya Penyimpanan Bahan Baku Biaya Penyimpanan Biaya (%) 1 Kurva table 6.4 Biaya Penyimpanan Bahan Baku
6.2 Pengolahan Data
Pengolahan data ini kelanjutan dari pengumpulan data yang kemudian dilakukan pengolahan data. Data yang dianggap atau masih mentah perlu ditindak lanjuti dan dilakukan pengolahan sehingga menjadi informasi yang kemudian agar dapat digunakan menjawab tujuan dari penelitian atau kerja praktik yang dilakukan.
6.2.1 Perhitungan Persediaan Selama Tahun 2020
Perhitungan persediaan ini dilakukan dengan cara stok akhir ditambah dengan pemakaian di bulan selanjutnya kemudian dijumlahkan dan didaptkan nilai rata-rata.
Adapun hasil persediaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ; Tabel 6.5 Perhitungan Persediaan Selama 12 Periode 2020
Bulan
Sumber : Pengolahan Data
Gambar 6.1 Grafik Persediaan Selama 12 Periode
1.000.000 2.000.000 3.000.000
jan feb mar apr mei jun jul agst sept okt nov des
Permintaan
Permintaan
6.2.2 Perhitungan Peramalan
Menentukan perkiraan permintaan selama 12 periode ke depan dengan menggunakan metode Moving Average, Regresi Linear.
6.2.2.1 Peramalan Dengan Metode Moving Average Tabel 6.7 Hasil Peramalan
Bulan X Lanjutan hasil peramalan
Bulan X Total 17.067.335 13.384.014 3.818.247
Sumber : Pengolahan Data
Perhitungan peramalan dengan megunakan metode moving average dimana hasil peramalan di bulan april didapat dari jumlah keseleruruhan perhitungan bulan 1 sampai 3 kemudian dibagi 3.
Bulan April . X1 = 1.200.000 kg X2 = 250.000 kg X3 = 1.654.600 kg t = 3
Jadi hasil peramalan Moving Average untuk bulan ke-4 adalah : MA = (X1+X2+X3):3=1.034.866 kg. Dan begitu seterusnya.
Kesalahan peramalan dengan metode Moving Average dapat dilihat sebagai berikut :
1. Mean Absolute Deviation (MAD) MAD =
=
= 424.249
Nilai MAD didapat dari jumlah keseluruhan selisih dari bulan april sampai desember dikurang priode 9 bulan.
Adapun nilai selisih didapat dari data bahan baku yang diambil dari PT.BSS kemudia dikurang dengan data hasil peramalan .
6.2.2.2 Peramalan Dengan Metode Regresi Linear Tabel 6.8 Hasil Peramalan
Bulan Y
November
Total 17.067.335 78 650 109.952.320 54.620.183 30.283.836 Sumber : Pengolahan Data
Perhitungan peramalan dengan menggunakan metode Regresi Linear dimana hasil peramalan didapat dengan menggunakan rumus Y = a+b x .
Dimana :
Ʃ X2 = 650 Didapat dari jumlah keseluruhan priode 12 bulan.
Ʃ Y = 17.067.335 Didapat dari jumlah keseluruhan permintaan
Ʃ XY = 109.952.320 didapat dari jumlah keselurahan nilai X dikali dengan Y N = 12 didapat dari priode 12 bulan.
Jadi peramalan Regresi Linear adalah:
b
Untuk peramalan di ttahun selanjutnya , maka :
Y13 =1.422.277 + 169.157 (13) = 3.621.318 kg , untuk peramalan di bulan januari ,dan begitupun seterusnya.
Kesalahan peramalan dengan metode Regresi Linear dapat dilihat sebagai berikut :
1. Mean Absolute Deviation (MAD)
MAD =
=
= 2.523.653
Peramalan yang digunakan untuk 12 bulan kedepan adalah dengan menggunakan 2 metode yaitu Moving Average dan Regresi Linear. Maka didapat beberapa kesalahan-kesalahan peramalan sebagai berikut :
Tabel 6.9 Kesalahan Peramalan No. Metode Peramalan MAD
1 Moving Average 424.249 2 Regresi Linear 2.523.653
Sumber : Pengolahan Data
Dari ke 2 metode yang digunakan, metode Moving Average merupakan hasil peramalan terbaik, karena nilai kesalahannya paling kecil dari metode Regresi linear. Metode yang digunakan untuk menghitung nilai kesalahan adalah Mean Absolute Deviation (MAD
Tabel 6.10 Perhitungan Peta Moving Range Untuk Pemeriksaan Peramalan
Bulan Periode (Peramalan)y, Permintaan y y, - y MR
Total 54.620.183 17.067.335 30.283.836 12.966.870 Sumber : Pengolahan Data.
Untuk mendapatkan hasil moving range pada bulan februari , maka dilakukan perhitungan seperti pada rumus dibawah ini :
MR = |( ) ( )|
Untuk mendapatkan hasil moving range secara keseluruhan maka dilakukan dengan rumus berikut :
̅̅̅̅̅ | |
=
= 1.178.806
Jumlah keseluruhan moving range dari bulan februari sampai desember dijumlahkan kemudia dibagi 11 maka didapatkan hasil 1.178.806.
Kemudian untuk mengontrol agar tidak terjadi penyimpangan maka dilakukan pengendalian dengan meggunakan Batas Kendali Atas dan Batas Kendali Bawah seperti pada rumus berikut :
BKA = +2,66 ̅̅̅̅̅ = +2,66 (1.178.806) = 3.356.249 BKB = -2,66 ̅̅̅̅̅ = - 2,66 (1.178.806) = -3.356.249
Sumber : Pengolahan Data Gambar 6.2 Grafik Peta Kendali Kontrol
Dari hasil peta kendali diatas maka di dapatkan hasil bahwah tidak terjadi penyimpangan pada peta kendali kontrol tersebut .
6.2.3 Perhitungan Persediaan dengan Menggunakan Pendekatan Q
Setelah didapatkan ramalan permintaan 12 bulan kedepan, selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah pemesanan yang optimal untuk Bahan Baku.
Adapun perhitungan menentukan jumlah pesanan ekonomis yang optimal dapat dilihat pada uraian berikut.
EOQ = √
Keterangan :
Q: Lot Order Economic S: Biaya Setup
D: Permintaan per periode (Demand) H: Biaya Penyimpanan
Q = √
( ( )( ))( )= 1.190.337
Jadi, jumlah pesanan ekonomis adalah 1.190.337 f = ( )
= 14,337 = 14 kali pemesanan
Dari hasil perhitungan frekuensi pemesanan maka dapat ditentukan jumlah pemesanan adalah 14 kali dan lead time adalah 4 hari sekali pesan.
6.2.4 Menentukan Jumlah Safety Stock (SS)
Safety stock (SS) digunakan untuk mengetahui jumlah cadangan keamanan bahan baku dikarenakan penambahan produksi, maka dapat dihitung dengan cara dan rumus berikut;
Keterangan:
Pemakaian Maksimum = Jumlah Permintaan Terbesar Pemakaian Rata-Rata = Jumlah demand/hari
SS = (Pemakaian Maksimum – Pemakaian Rata-Rata) Lead Time SS = (5.000.000 – 1.422.277 ) 4 = 14.310.892 kg
Untuk menghindari terjadinya kekurangan bahan baku maka safety stock atau stok cadangan yang harus dimiliki PT.Berkat Sawit Sukamaju adalah sebesar 14.310.892 kg.
6.2.5 Menentukan Reorder Point (ROP)
Setelah mendapatkan hasil dari safety stock maka ditentukan saat pemesanan kembali atau reroder point (ROP) dengan cara ;
ROP = (Demand/bulan x Lead Time) + SS
ROP = (1.422.277 /bulan x 4 hari ) + 14.310.892 kg
ROP = (1.422.277 /bulan x 4 hari ) + 14.310.892 kg