• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Landasan Teori

2.2.2 Pengertian Piutang

Menurut (Gitosudarmo, 2002 : 81) Piutang adalah aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya praktik penjualan kredit. Menurut (Trisnaningsih, 2007 : 34) Piutang adalah klaim terhadap pihak lain agar pihak lain tersebut membayar

15

sejumlah uang atau jasa dalam waktu yang paling lama satu tahun atau satu periode akuntansi, jika periode akuntansi tersebut lebih lama dari satu tahun. Dalam kegiatan perusahaan yang normal, biasanya piutang dagang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun sehingga dikelompokkan dalam aktiva lancar. Pada dasarnya piutang bisa timbul tidak hanya karena penjualan barang dagangan secara kredit saja, tetapi dapat karena hal-hal lain, misalnya piutang kepada pegawai yaitu dapat berupa pinjaman karyawan, piutang karena penjualan aktiva tetap secara kredit, atau adanya uang muka untuk pembelian atau kontrak kerja lainnya. Penjualan kredit dilakukan oleh perusahaan dalam rangka merangsang minat para pelanggan. Sehingga diharapkan dengan melakukan penjualan kredit ini perusahaan dapat memperkuat pasar dan memperbesar hasil penjualan.

2.2.2.1Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Piutang

Dalam rangka usaha untuk memperbesar volume penjualannya kebanyakan perusahaan besar menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi menimbulkan piutang langganan dan barulah kemudian pada hari jatuhnya tempo terjadi aliran kas masuk yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Dalam keadaan normal dan dimana penjualan pada umumnya dilakukan dengan kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas tinggi setelah kas karena perputaran dari piutang ke kas membutuhkan satu

16

langkah saja. Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya dengan kredit. Manajemen piutang terutama menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang dapatlah disebutkan sebagai berikut :

1. Volume Penjualan Kredit

Semakin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan maka dapat memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan semakin besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Semakin besar jumlah piutang berarti semakin besar resikonya tetapi bersamaan dengan itu juga dapat memperbesar rentabilitasnya.

2. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti bahwa perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit dari pada pertimbangan profitabilitasnya. Syarat pembayaran ketat misalnya dalam bentuk batas waktu pembayaran dan pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang terlambat.

17

3. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit

Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimal bagi kredit yang diberikan kepada para langganannya. Semakin tinggi batas maksimal yang ditetapkan bagi masing-masing langganannya berarti semakin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang. Semakin selektif para langganan yang dapat diberi kredit akan memperkecil jumlah investasi dalam piutang.

4. Kebijakan dalam Mengumpulkan Piutang

Perusahan dapat menjalankan kebikjaksanaan dalam mengumpulkan piutang secara aktif atau pasif. Perusahaan yang menjalankan kebikjaksanaan secara aktif dalam pengumpulan piutang akan mempunyai pengeluaran uang yang lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang menjalankan kebikjaksanaannya secara pasif.

5. Kebiasaan Membayar dari Para Langganan

Ada sebagian langganan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount dan ada sebagian lain yang tidak menggunakan kesempatan tersebut.

Perbedaan cara pembayaran ini tergantung kepada cara penilaian mereka terhadap mana yang lebih menguntungkan antara kedua alternative tersebut. Apabila perusahaan telah menetapkan syarat pembayaran 2/10, n/30 para pelanggan diharapkan pada dua

18

alternatif yaitu apakah mereka akan membayar pada hari ke-10 atau pada hari ke-30 sesudah barang diterima. Alternatif pertama ialah apabila mereka membayar pada hari ke-30 yang ini berarti bahwa mereka membelanjai pembeliannya sepenuhnya dengan kredit penjual. Alternatif kedua ialah jika mereka membayar pada hari ke-10 dengan mendapatkan cash discount sebesar 2%. Pada umumnya para langganan lebih menyukai pembayaran pada hari ke-10 karena mendapatkan cash discount.

Kebiasaan para langganan untuk membayar dalam periode cash discount atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi dalam piutang. Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam waktu periode discount, maka dana yang tertanam dalam piutang cepat bebas, yang ini berarti semakin kecilnya investasi dalam piutang.

2.2.2.2.Penilaian Resiko Piutang

Sebagai akibat dari penjualan kredit kepada para langganan, maka

akan menimbulkan banyak resiko. Beberapa resiko yang timbul adalah :

Resiko tidak tertagihnya seluruh piutang, resiko tidak terbayarnya sebagian piutang dan resiko keterlambatan pembayaran piutang. Sebelum perusahaan memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan kredit oleh para langganan perlulah kita mengadakan evaluasi resiko kredit dari para langganan tersebut. Untuk menilai resiko kredit, manajer harus

19

mempertimbangkan beberapa faktor yang menentukan besar-kecilnya kredit tersebut. Pada umumnya Bank dan perusahaan dalam mengadakan penilaian resiko kredit adalah dengan memperhatikan lima “C”. Lima “C” tersebut adalah Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Conditions.

Character, menunjukkan karakter pribadi atau kemungkinan dari langganan untuk secara jujur berusaha untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya. Faktor ini adalah sangat penting karena setiap transaksi kredit mengandung kesanggupan untuk membayar.

Capacity, ialah pendapat subjektif mengenai kemampuan dari langganan. Ini diukur dengan record diwaktu lalu, dilengkapi dengan observasi fisik pada pabrik atau toko dari langganan.

Capital, diukur oleh posisi finansiil atau modal yang dimiliki perusahaan secara umum, dimana hal ini ditunjukkan oleh analisa rasio finansiil.

Collateral, dicerminkan oleh aktiva dari langganan yang diikatkan atau dijadikan jaminan bagi keamanan kredit yang diberikan kepada langganan tersebut.

Conditions, menunjukkan pengaruh langsung dari trend ekonomi pada umumnya terhadap perusahaan yang bersangkutan atau perkembangan khusus dalam suatu bidang ekonomi tertentu yang mungkin mempunyai efek terhadap kemampuan langganan untuk memenuhi kewajibannya.

20

2.2.2.3. Perputaran Piutang

Adalah perputaran yang dimulai dari pengadaan atau transaksi

piutang yang berasal dari penjualan secara kredit sampai dengan penerimaan kas yang berasal dari pelunasan piutang. Periode perputaran piutang dipengaruhi oleh syarat pembayarannya. Semakin lunak syarat pembayarannya maka semakin lama modal terikat dalam piutang yang berarti tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah semakin rendah. Tingkat perputaran piutang yang tinggi menunjukkan cepatnya dana yang mengalir dalam piutang atau dengan kata lain cepatnya piutang dilunasi oleh debitur. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang maka semakin cepat pula piutang menjadi kas. Selain itu cepatnya piutang dilunasi menjadi kas berarti kas akan dapat digunakan kembali serta resiko kerugian piutang dapat diminimalkan. Menurut (Riyanto, 2001 : 90) tingkat perputaran piutang dapat dihitung dengan rumus:

Penjualan kredit bersih

Perputaran piutang =

Piutang rata-rata

Selain perputaran piutang perlu juga dihitung hari rata-rata pengumpulan piutang yaitu dengan membagi jumlah hari dalam satu tahun dengan tingkat perputaran piutang tersebut atau rasio antara piutang rata-rata dikalikan dengan jumlah hari dalam setahun dibagi dengan total penjualan kredit bersih dan hasilnya akan menunjukkan berapa hari piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih atau days of receiveable.

21

Rumusnya adalah sebagai berikut:

360

Hari rata-rata pengumpulan piutang =

Perputaran Piutang

Atau

360 x Piutang rata-rata

Hari rata-rata pengumpulan piutang =

Penjualan kredit bersih

Hal ini penting untuk membandingkan hari rata-rata pengumpulan piutang dengan syarat pembayaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Apabila hari rata-rata pengumpulan piutang selalu lebih besar dari batas waktu pembayaran yang telah ditetapkan tersebut berarti bahwa cara pengumpulan piutangnya kurang efisien. Ini berarti bahwa banyak para langganan yang tidak memenuhi syarat pembayaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Tinggi rendahnya perputaran piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Semakin besar tingkat perputaran piutang, berarti semakin cepat perputaran piutangnya, yang berarti semakin pendek waktu terikatnya modal yang tertanam dalam piutang sehingga untuk mempertahankan penjualan kredit bersih tertentu dengan naiknya perputaran piutang

22

dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil untuk diinvestasikan dalam piutang.

Hari rata-rata pengembalian piutang digunakan untuk menilai efisiensi pengumpulan piutang. Semakin lama peredaran piutang usaha, semakin kecil kemungkinan piutang tersebut akan tertagih menurut (Reeve, Warren, 2006:410). Untuk menilai efisiensi piutang maka perlu diperbandingkan dengan syarat pembayarannya. Dengan demikian dikatakan belum efisien apabila hari rata-rata pengembalian piutang tersebut lebih besar dari pada syarat pembayarannya.

2.2.3. Rentabilitas

Menurut (Riyanto, 2001: 35) rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba usaha dengan total aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Pada umumnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

L

Rentabilitas = x 100 %

M

Bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih

penting dari pada masalah laba karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang

23

diperoleh itu dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lain ialah menghitung rentabilitasnya. Dengan demikian maka yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting ialah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya. Berhubungan dengan itu maka bagi perusahaan pada umumnya, usahanya lebih diarahkan untuk mendapatkan titik rentabilitas maksimal daripada laba maksimal. Menilai rentabilitas suatu perusahaan bermacam-macam tergantung laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Apabila yang akan diperbandingkan itu laba yang berasal dari operasi atau usaha ataukah laba neto sesudah pajak diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva, atau yang akan diperbandingkan itu laba netto sesudah pajak dengan jumlah modal sendiri. Pengertian rentabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah perbandingan antara laba dengan keseluruhan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.

2.2.3.1. Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi ialah perbandingan antara laba usaha dengan total modal usaha atau aktiva yaitu dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001:36). Menurut (Wasis, 1993 : 78) menyebutkan bahwa rentabilitas ekonomi adalah kemampuan memperoleh laba dari seluruh modal yang dioperasikan di dalam perusahaan yaitu

24

modal sendiri dan modal dari kreditur. Oleh karena pengertian rentabilitas ekonomi sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal kerja di dalam suatu perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kamampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba. Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal

yang bekerja di dalam perusahaan (operating capital/assets). Dengan

demikian maka modal yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau modal yang ditanamkan dalam efek tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi. Dengan demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang

berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha (net

operating income).

Rentabilitas ekonomi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Laba usaha

Rentabilitas ekonomi = x 100%

Total aktiva

2.2.3.2 Rentabilitas Modal Sendiri

Perbandingan antara laba yang tersedia untuk pemilik perusahaan dengan jumlah modal sendiri yang dimasukkan oleh pemilik perusahaan tersebut yang disebut rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha menurut (Munawir, 2002:33). Sedangkan menurut (Riyanto, 2001 : 44)

Dokumen terkait