• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : WAWASAN AL-QURAN TENTANG SIHIR

A. Hakekat Sihir

1. Pengertian Sihir

Imam Fakhruddin al-Razi mendefenisikan sihir berdasarkan syari’at, yaitu setiap perkara yang tersembunyi sebabnya dan dibayangkan tidak sebagaimana sebenarnya sehingga tidak ubahnya seperti pengelabuan dan penipuan.7

Kemudian kata sihir berasal dari bahasa Arab yang berakar kepada tiga huruf yaitu, sîn, dan .8 Kata sihir juga termasuk kata yang

musytarak.9 Arti asal dari kata sihir adalah memalingkan sesuatu dari

hakekatnya kepada selainnya, seolah-olah seseorang melihat kebatilan dalam bentuk kebenaran dan membayangkan sesuatu tidak menurut sebenarnya.10 Oleh karenanya, jika dikatakan sahara syai’an ‘an wajhihi,

berarti seseorang memalingkannya dari pandangan yang benar. Syamr meriwayatkan dari Abu Syaibah, ia berkata, orang Arab menamakan sihir dengan sihir karena ia mengubah kesehatan menjadi penyakit.11

Selain itu, kata sihir juga bermakna paru-paru atau dada hingga ketenggorokan.12 Makna ini difahami dari hadis ‘Aisyah ra. yaitu,

ﻮﺗ

ﻱﺮ

ﻱﺮﺤﺳ

ﲔﺑ

ﻢﻠﺳﻭ

ﻪﻴﻠﻋ

ﷲﺍ

ﻰﻠ

ﷲﺍ

ﻝﻮﺳﺭ

Rasulullah saw. wafat dalam keadaan di antara dada dan pangkal leherku.

7

Imam Al-Razi, Tafsîr al-Kabîr, jilid 2, juz 3, h. 223.

8

Ibn Manzhur, Lisân al-Arab, (Beirut : Dâr al-Ma`ârif, t.th), jilid 3, h. 1951.

9Ibid. 10Ibid. 11Ibid., h. 1952. 12Ibid .

Kemudian kata sihir juga berarti makhluk yang dapat makan dan minum.13 Berdasarkan makna tersebut, sebagian mufassir mengartikan

kata al-musahharîn dalam surat al-Syu’arâ (26) : 185, sebagai makhluk yang dapat makan dan minum.

ﻦﻳِﺮﺤﺴﹸﳌﹾﺍ

ﻦِﻣ

ﻧﹶﺃ

ﹶﺎﻧِﺇ

Engkau hanyalah makhluk yang dapat makan dan minum.

Bila kata sihir digunakan tanpa tambahan sesuatu makna atau kata yang lain, maka menunjukkan pelakunya orang yang tidak baik.14

Oleh karenanya, para rasul dan nabi seperi Nabi Musa as. dan Nabi Muhammad saw. sering dituduh orang-orang kafir dan musyrik dengan sebutan al-sâhir al-kazzâb, yaitu penyihir yang pembohong. Sebaliknya, bila kata sihir digunakan sebagai tambahan kata-kata yang lain, maka menunjukkan pujian.15 Misalnya hadis Rasul saw. dari Ibn Umar,

ﺍﺮﺤﺴﻟ

ﻥﺎﻴﺒﻟﺍ

ﻦﻣ

ﻥﺇ

Sungguh sebagian dari keterangan yang jelas dan berseni adalah sihir.

Maksud hadis Rasul saw. tersebut adalah di antara gaya bahasa dari ucapan atau keterangan para penyair, banyak yang menarik, sehingga orang yang membaca atau mendengar syair-syair tersebut, menjadi terpukau seperti orang yang terkena sihir. Selain itu, khalifah Umar ibn

13 Ibid. 14Ibid ., h. 1953 15Ibid

., h. 1952. Hadis tersebut terdapat dalam Musnad Imam Ahmad, Shahîh al-Bukhari, Sunan al-Turmuzi dan Sunan Abû Dâud. Lihat Jalâl al-Dîn al-Sayûthi, al-Jâmi al-Shaghîr, (Beirut : Dâr al-Fikr, t.th), 148.

Abdul Aziz juga pernah memuji syair seseorang yang dibacakan kepadanya.16 Khalifah menyebut syair tersebut sebagai sihir yang

dihalalkan, seperti ucapannya,

ﻼﳊ

ﺮﺤﺴﻟﺍ

ﷲﺍﻭ

ﺍﺬﻫ

Demi Allah inilah sihir yang halal.

Menurut Ibn Faris, sihir mengandung 3 arti, yaitu ;17 a. Saluran

kerongkongan, tempat keluar masuk makanan ke perut. b. Mengeluarkan kebatilan dalam bentuk kebenaran. c. Jarak waktu antara fajar hingga subuh. Di dalam Mu’jam al-Wasîth disebutkan bahwa sihir adalah sesuatu yang lembut pengambilannya.18 Dijelaskan juga dalam al-Qâmûs al-Muhîth

bahwa sihir adalah mengeluarkan sesuatu dalam bentuk penampilannya yang terbaik sehingga sesuatu itu kelihatan mempesona.19 Dalam bahasa

Inggris, sihir disebut dengan kata magic. Dari kata tersebut muncullah istilah white magic dan black magic.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sihir memiliki 2 arti, yaitu ;20 a. Perbuatan yang ajaib yang dilakukan dengan pesona dan

kekuatan gaib (guna-guna, mantera dsb). b. Ilmu tentang cara pemakaian kekuatan gaib, ilmu gaib (teluh, tuju, dsb).

16Ibid

.

17

Ibn Faris, Mujam al-Maqâyis al-Lughah, (Beirut : Dâr al-Fikr, 1415 H/1994 M), h. 507.

18

Majma’ al-Lughah al-‘Arabiyah, al-Mujam al-Wasîth, (Kairo : Dâr al-Handasah, 1405 H/1985 M), juz 1, h. 435.

19

al-Fairuzzabadi, Al-Qâmûs al-Muhîth, (Beirut : Muassas al-Risâlah, 1407 H/1989 M), h. 519.

20

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), h. 838.

Dalam kamus bahasa Inggris terbitan Oxford, disebutkan bahwa magic memiliki tiga arti,21 yaitu : magic adalah the power of

apparently using mysterious forces to change the form of things or influence

events (kekuatan nyata yang menggunakan kekuatan misterius untuk mengganti bentuk sesuatu atau mempengaruhi sebuah peristiwa). Yang kedua magic adalah tricks with mysterious results done to entertain (tipuan dengan hasil yang misterius, dilakukan untuk menghibur). Yang ketiga

magic adalah a charming or wonderful quality (pesona atau keindahan atau mutu yang baik).

Menurut al-Râghib al-Ashfahâni, sihir mengandung beberapa pengertian, yaitu :22

1. Sihir adalah kebohongan atau khayalan yang tidak memiliki kebenaran atau tidak nyata. Seperti seorang penyulap yang memalingkan pandangan mata dengan mempermainkan kecepatan tangan. Ini difahami dari firman Allah Swt. dalam surat al-A’râf (7) : 116, yaitu :

ﻢﻫﻮﺒﻫﺮﺘﺳﺍﻭ

ِﺱﺎﻨﻟﺍ

ﻦﻴﻋﹶﺃ

ﺍﻭﺮﺤﺳ

Mereka (para penyihir) menyulap mata orang dan membuat orang menjadi takut.

21

Jonathan Crowther (ed.), Oxford Advanced Learner’s Dictionary, (Inggris : Oxford University Press, 1999), h. 706. Lihat juga Jhon. L. Esposito, The Oxford Encyclopedia Of The Modern Islamic World, (New York : Oxford University Press, 1995), vol III, h. 17.

22

Al-Râghib al-Ashfahâni, Mufradât Alfâz al-Qurân, (Damaskus : Dâr al-Qalm, 1423 H/2002 M), h. 400-401.

Begitu juga ejekan yang diberikan Fir’aun kepada Nabi Musa as. ketika dia membuktikan kebenaran ajarannya dengan mengeluarkan mukjizat. Karena Fir’aun merasa bahwa Nabi Musa as. telah membuat sebuah tipu daya dengan menyulap sesuatu berubah menjadi sesuatu yang lain. Ini diceritakan dalam surat al- Zukhruf (43) : 49.

2. Sihir adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan bantuan setan atau jin-jin dengan tujuan dapat bersahabat dekat dengan mereka. Ini difahami dari firman Allah Swt. yang termaktub dalam surat al- Baqarah (2) : 102 yaitu,

ﹶﻥﹶﺎﻴﹶﻠﺳ

ِﻚﹾﻠﻣ

ﻰﻠﻋ

ﻦﻴِﹶﺎﻴﺸﻟﺍ

ﺍﻮﻠﺘﺗﹶﺎﻣ

ﹾﺍﻮﻌﺒﺗﺍﻭ

,

ﻦِﻜﹶﻟﻭ

ﹸﻥﹶﺎﻴﹶﻠﺳ

ﺮﹶﻔﹶﻛﹶﺎﻣﻭ

ِﺑﹶﺎﺒِﺑ

ِﻦﻴﹶﻜﹶﻠﹶﳌﹾﺍ

ﻰﻠﻋ

ﹶﻝِﻧﹸﺃ

ﹶﺎﻣﻭ

ﺮﺤﺴﻟﺍ

ﺱﱠﺎﻨﻟﺍ

ﹶﻥﻮﻤﱢﻠﻌﻳ

ﺍﻭﺮﹶﻔﹶﻛ

ﻦﻴِﹶﺎﻴﺸﻟﺍ

ٍﺪﺣﹶﺃ

ﻦِﻣ

ِﻥﹶﺎﻤﱢﻠﻌﻳ

ﹶﺎﻣﻭ

ﺕﻭﺭﹶﺎﻣﻭ

ﺕﻭﺭﹶﺎﻫ

ﹲﺔﻨﺘِﻓ

ﻦﺤﻧ

ﹶﺎﱠِﺇ

ﹶﻻﻮﹸﻘﻳ

ﻰﺘﺣ

ﻢﻫﹶﺎﻣﻭ

ِﻪِﺟﻭﺯﻭ

ِﺀﺮﹶﳌﹾﺍ

ﻦﻴﺑ

ِﻪِﺑ

ﹶﻥﻮﹸﻗﺮﹶﻔﻳﹶﺎﻣ

ﹶﺎﻬﻨِﻣ

ﹶﻥﻮﱠﻠﻌﺘﻴﹶﻓ

ﺮﹸﻔﹾﻜﺗﹶﹶﻓ

ﺪﹶﻘﹶﻟﻭ

ﻢﻬﻌﹶﻔﻨﻳﹶﻻﻭ

ﻢﻫﺮﻳﹶﺎﻣ

ﹶﻥﻮﱠﻠﻌﺘﻳﻭ

ِﷲﺍ

ِﻥﹾﺫِﺈِﺑﱠﻻِﺇ

ٍﺪﺣﹶﺃ

ﻦِﻣ

ِﻪِﺑ

ﻦﻳﺭﹶﺎِﺑ

ِﻪِﺑ

ﺍﻭﺮﹶﺎﻣ

ﹾﺌِﺒﹶﻟﻭ

ٍﻕﹶﺧ

ﻦِﻣ

ِﺓﺮِﺧَﹾﺍ

ِﻓ

ﻪﹶﻟﹶﺎﻣ

ﺍﺮﺘ

ِﻦﹶﻟ

ﺍﻮِﻠﻋ

ﹶﻥﻮﹶﻠﻌﻳ

ﹾﺍﻮﻧﹶﺎﻛﻮﹶﻟ

ﻢﻬﺴﹸﻔﻧﹶﺃ

Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman, (dan mereka mangatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir) padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan, sesungguhnya kami hanya cobaan bagi kamu, sebab itu janganlah kamu kafir. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan

sihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir kalau mereka mengetahui.

3. Sihir adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan cara mengadakan dialog dengan alam perbintangan dan menurunkan ruhnya. Inilah yang dimaksud dengan sihir yang menggunakan azimat-azimat atau mantera-mantera yang diyakini dapat merubah kondisi dan keadaan sesuatu. Tulisan-tulisan azimat tersebut disesuaikan dengan ilmu nujum (perbintangan) dan diberikan kepada seseorang yang lahir sesuai dengan bintang yang beredar saat itu. Sehingga orang yang membawa atau yang terkena azimat tersebut akan tersihir. Ini difahami dari firman Allah Swt. dalam surat al-Isrâ (17) : 47 yaitu,

ﺍﺭﻮﺤﺴﻣ

ﹰﻼﺟﺭ

ﱠﻻِﺇ

ﹶﻥﻮﻌِﺒﺘﺗ

ﹾﻥِﺇ

Kamu tiada lain hanyalah mengikuti seseorang yang terkena sihir.

Bahkan Nabi Syu’aib as. disebut oleh orang kafir di kalangan ummatnya sebagai orang yang terkena sihir, karena Nabi Syu’aib as. mengajarkan risalah tauhid dan mengajak mereka untuk bertaqwa kepada Allah Swt. Mereka menganggap bahwa ajaran Nabi Syu’aib as. adalah sekumpulan mantera-mantera sihir yang mampu menyihir seseorang, sehingga ummatnya menganggap

Nabi Syu’aib as. adalah orang yang terkena sihir dengan sihirnya sendiri. Ini diceritakan dalam Al-Quran di surat al-Syu’arâ (26) : 185 yaitu,

ﻦﻳِﺮﺤﺴﹾﻟﺍ

ﻦِﻣ

ﻧﹶﺃ

ﹶﺎﻧِﺇ

Mereka berkata, sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang- orang yang terkena sihir.

4. Sihir adalah sesuatu yang lembut dan samar-samar yang membelokkan pemahaman. Oleh karena itu, ketika seseorang mengatakan, “ saya telah menyihir anak itu” , maka maksudnya adalah dia telah mengecoh dan memalingkan pandangan anak tersebut ke hal yang lain. Bahkan semua orang yang telah memalingkan sesuatu berarti ia telah menyihirnya. Dalam surat al- Hijr (15) : 15 Allah Swt. berfirman,

ﹶﻥﻭﺭﻮﺤﺴﻣ

ﻡﻮﹶﻗ

ﻦﺤﻧ

ﺑ

Bahkan kami adalah orang-orang yang terkena sihir.

Yang dimaksud terkena sihir adalah orang-orang yang dipalingkan pandangannya dari pandangan yang sebenarnya.

Dari kalangan mufassir syi’ah, Imam Thabrasyi dalam kitab tafsirnya Majma’ al-Bayân, menyatakan bahwa sihir ialah suatu kebohongan belaka yang diliputi tipu daya dan tidak nyata.23 Dia

mengingkari keberadaan sihir. Ketika dia menanggapi ayat yang tertera

23

Muhammad Husein al-Zahabi, al-Tafsîr Wa al-Mufassirûn, (Kairo : Maktabah Wahbah, 1421 H/2000 M), juz 2, h. 100.

dalam surat al-Baqarah (2) : 102, dia menyatakan bahwa jika sihir itu memang ada dan mampu membuat sesuatu yang menakjubkan, maka mukjizat akan tertandingi dan akan benar ucapan orang-orang kafir yang menuduh para nabi sebagai tukang-tukang sihir. Sedangkan pengarang tafsir al-Shâfî fî al-Tafsîr al-Qurân yaitu Mulla Muhsin al-Kasyi mengakui keberadaan sihir dan menyatakan bahwa sihir itu memang ada dan orang yang mampu sihir juga akan mampu membuat sesuatu yang luar biasa.24

Ini difahaminya dari kandungan surat al-falq yang menyebutkan bahwa ada sekelompok wanita yang mengikat buhul-buhul tali dan meniupnya agar mengeluarkan sebuah kekuatan yang dapat melahirkan sesuatu yang menakjubkan. Inilah yang dinamakan sihir. Adapun Sulthan Muhammad al-Khurrasan dalam tafsirnya Bayân al-Sa’âdah mendefenisikan sihir ialah nama bagi setiap ucapan, perbuatan, lukisan pada lembaran yang mempengaruhi tabi’at alam sehingga keluar dari hukum kausalitas (sebab-akibat) atau hukum kebiasaan.25 Bentuk sihir itu dapat berupa

menundukkan kekuatan alam rohani dengan mantera-mantera atau mempengaruhi tabi’at alam dengan cara mempengaruhi rohani alam tersebut. Menurutnya, hal ini dapat dilakukan karena alam diatur oleh para malaikat yang dapat ditundukkan oleh jiwa manusia, karena kelebihan dan keistimewaan yang ada pada manusia telah diberikan oleh

24Ibid

., h. 137.

25Ibid

Allah, sehingga alam ini dapat ditundukkan. Dari pemaparan sihir menurut mufassir syi’ah diketahui bahwa sihir memang ada dan nyata, hanya keberadaan dari pengaruhnya yang diperselisihkan.

Ibn Qudamah al-Maqdisi mendefenisikan sihir adalah buhul, mantera dan perkataan yang diucapkan atau ditulis atau dibuat sesuatu yang berpengaruh pada jasad orang yang terkena sihir, atau pada hati dan akalnya.26 Ibn Qayyim al-Jauziyah mendefinisikan sihir adalah

persenyawaan dari berbagai pengaruh ruh-ruh jahat dan interaksi kekuatan-kekuatan tabi’at dengannya.27 Dari berbagai defenisi yang

diungkapkan terlihat bahwa sihir merupakan sebuah perbuatan atau usaha untuk mengelabui seseorang dan mempengaruhinya dengan cara yang bermacam-macam dan dengan tujuan yang berbeda-beda.

Dokumen terkait