• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem, Informasi, dan Informasi Berbasis Web

Sistem adalah serangkaian komponen yang terkait satu sama lain dan

bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. sedangkan Informasi

adalah data yang telah diolah dalam bentuk yang mempunyai arti dan bermanfaat

bagi manusia.

Sistem Informasi Berbasis Web adalah serangkaian komponen yang terkait

satu sama lain dan bekerja bersama-sama untuk mengumpulkan, mengolah,

menyimpan, dan menyebarluaskan informasi guna mendukung pengambilan

keputusan, koordinasi, control, analisis, dan visualisasi yang distimulisasikan

melalui media Web.

2.2 Use Case Diagram

Use Case Diagram adalah sebuah diagram yang mengambarkan interaksi

antara sistem dan ekternal sistem dan user. Dengan kata lain, use case diagram

mengambarkan secara gafikal tentang siapa yang akan menggunakan sistem dan

dengan cara bagaimana user berinteraksi dengan sistem. (Whitten et.al, 2004)

2.2.1 Simbol Dasar Use Case Diagram

Use case merupakan bagian dari seluruh fungsi sistem. Use case

digambarkan secara grafik dengan elips yang horisontal dengan nama dari

use case tertera, di bawah atau di dalam elips.

Use Case Symbol

Actor Symbol

Gambar 2.1 Simbol dasar Use Case Diagram

Actor merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk bertinteraksi

dengan sistem untuk mengubah informasi. Aktor dapat berupa orang,

organisasi atau sistem informasi yang lain atau juga suatu waktu kejadian.

2.2.2 Relasi (Relationship)

Relasi digambarkan dengan sebuah garis di antara dua simbol di

dalam use case diagram. Arti relasi bisa berbeda antara satu dengan yang

lainnnya tergantung pada bagaimana cara garis digambar dan tipe simbol

apa yang disambungkan.

Ada beberapa jenis relasi yang digunakan untuk menggambarkan use

case diagram yaitu :

1. Association adalah relasi antara actor dan sebuah use case di mana

terjadi interaksi di antara keduanya. Association digambarkan dengan

garis lurus (solid line) yang menghubungkan antara actor dan use

case-nya. Association dengan sebuah panah keluar dari actor ke use case

mengidentifikasikan bahwa use case di-initiate oleh actor. Sedangkan

association dengan anak panah keluar dari use case menuju ke actor

berarti actor menerima use case.

2. Extends yaitu sebuah relasi antara extension use case dan use case yang

di extend. Extension use case adalah sebuah use case yang berisi

langkah-langkah yang diekstrak dari sebuah use case yang lebih

kompleks agar menjadi use case yang lebih sederhana dan kemudian

diberikan tambahan fungsinya. Relasi digambarkan dengan garis anak

panah yang dimulai pada extension use case dan berakhir pada use case

yang di-extend. Setiap relasi extend diberi label ”<<extends>>”

3. Uses atau includes yaitu sebuah relasi anatara abstract use case dan use

case yang digunakan. Abstract use case adalah sebuah use case yang

mengurangi redudansi antara satu atau lebih use case dengan cara

mengkombinasikan langkah-langkah yang umum yang ditemukan dalam

case-nya. Relasi uses digambarkan dengan ujung anak panah dimulai

dari use case original menunjuk ke use case yang digunakan. setiap

garis yang menunjuk realsi uses diberi nama dengan ”<<uses>>”.

4. Depend On yaitu sebuah relasi use case yang menentukan bahwa use

case yang lain harus dibuat sebelum current use case dan dapat

menentukan urutan dimana use case perlu untuk dikembangkan.

Digambarkan sebagai garis anak panah yang dimulai dari satu use case

dan menunjuk ke use case yang bergantung kepadanya. Setiap relasi

depends on diberi label ”<<depends on>>”.

5. Inheritance yaitu sebuah relasi use case yang tingkah laku pada

umumnya mengambarkan dua aktor yang menginisiasi use case yang

mana akan ditugaskan dan diekstrapolasi dalam abstrak aktor yang baru

untuk mengurangi redudansi. Aktor yang lain dapat menurunkan

interaksi dari abstrak aktor. Relasi ini digambarkan dengan garis anak

panah yang dimulai pada satu aktor dan menunjuk ke abstrak aktor yang

memiliki interkasi dengan turunan dari aktor yang pertama.

2.3 Pemodelan Proses (Jogiyanto, 1990; Whitten et.al, 2004)

Pemodelan proses adalah bentuk teknik yang digunakan untuk

mengorganisasikan dan mendokumentasikan proses dari sistem. Data Flow

Diagram (DFD) merupakana sebuah model proses yang digunakan untuk

menggambarkan aliran data yang melalui sebuah sistem dan proses yang dibentuk

oleh sistem. DFD dapat dibagi menjadi dua macam yaitu Physical DFD (PDFD)

dan logical DFD (LDFD).

Berikut adalah simbol-simbol yang digunakan dalam DFD :

1. Kesatuan luar (external agent/external entity), merupakan suatu kesatuan yang

berada di luar sistem yang sedang dikembangkan yang akan memberikan input

atau menerima output dari sistem. Suatu kesatuan luar dapat di simbolkan

dengan notasi kotak bujur sangkar.

a

Admin

Gambar 2.2 Simbol kesatuan luar

2. Arus data (data flow), yang mengalir di antara proses, penyimpanan data dan

kesatuan luar. Arus data adalah data yang menjadi input ke proses atau output

dari sebuah proses. Arus data dapat berbentuk formulir atau dokumen yang

digunakan perusahaan, laporan tercetak yang dihasilkan oleh sistem,

tampilan/output di layar komputer, surat/memo, blangko isian, transmisi data.

Arus data diberi simbol garis dengan anak panah.

Gambar 2.3 Simbol arus data

3. Aliran kontrol (control flow) adalah kondisi atau kejadian non data yang

memicu proses. Aliran kontrol diberi simbol garis terputus-putus dengan anak

panah.

4. Proses, merupakan kegiatan atau kerja yang dilakukan orang, mesin atau

komputer dari suatu hasil arus data yang masuk ke dalam proses untuk

dihasilkan arus data yang keluar dari proses. Untuk proses PDFD dapat

dilakukan oleh orang, mesin, atau komputer, sedangkan untuk proses LDFD

hanya menunjukkan proses dari komputer. Suatu proses dapat ditunjukkan

dengan simbol lingkaran atau empat persegi panjang dengan sudut-sudut yang

tumpul.

Id entifikasi

Nama Proses

Pe mroses

Gambar 2.5 Simbol proses

5. Simpanan data (Data Store), dapat berupa file/database di sistem komputer,

arsip/catatan manual, kotak tempat data di meja seseorang, tabel acuan

manual, agenda buku.

Media Nama data store

D1 Library

2.4 Pemodelan Data

Pemodelan data merupakan sebuah teknik untuk mengidentifikasikan

kebutuhan bisnis untuk sebuah database. Pemodelan data sering disebut juga

sebagai pemodelan database karena model data selalu diimplementasikan sebagai

sebuah database.

Metodologi yang digunakan untuk mendisain database dibagi menjadi 3

fase yaitu conceptual design, logical design, dan physical design (Atzeni, 2000).

Dalam fase conseptual design dilakukan untuk memindahkan kebutuhan user ke

dalam database, sedangkan pada fase logical design dan physical design lebih

menitikberatkan kepada bagaimana mengimplementasikan rancangan yang sudah

dibuat dalam fase pertama ke dalam keadaan yang sesungguhnya.

2.4.1 Conceptual Design

Hasil dari fase ini disebut sebagai conceptual schema dan dinyatakan

dalam conceptual data model yang menggunakan Entity Relationship

Diagram (ERD). ERD merupakan alat yang digunakan untuk membantu

dalam proses pemodelan data. Dua komponen utama pembentuk ERD

adalah entitas dan relasi. Entitas adalah sebuah objek yang nyata ada dan

dibedakan dari sesuatu yang lain. Setiap entitas pasti memiliki atribut yang

mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Sedangkan relasi adalah

hubungan antara entitas. Ada beberapa macam relasi yang dapat

digambarkan dalam ERD yaitu :

1. Relasi satu lawan satu (One to one Relationship)

2. Relasi satu lawan banyak (One to many Relationship)

3. Relasi banyak lawan banyak (Many to many Relationship)

Berikut adalah bentuk variasi bentuk notasi ERD :

Entitas Relasi

Atribut Atribut kunci

Penghubung antara

entitas dan relasinya

Internal identifier

Internal identifier

External identifier

Gambar 2.7 Notasi-notasi ERD

2.4.2 Logical Design

Dalam fase ini dilakukan proses translasi dari conceptual schema

yang sudah dibuat pada fase sebelumnya. Hasil dari fase ini disebut sebagai

logical schema da dinyatakan dalam logical data model yang digambarkan

menggunakan relational model. Dalam fase ini harus dilakukan beberapa

optimalisasi terhadap operasi-operasi yang akan dilakukan terhadap

data-data yang ada. Teknik yang biasa digunakan untuk melakukan optimalisasi

ini dinamakan normalisasi. Sedangkan normalisasi adalah suatu proses

pengelompokan elemen data ke dalam sejumlah tabel yang

merepresentasikan sejumlah entitas dan relasinya.

Langkah normalisasi bertujuan :

roses prancangan database.

erulang-ulang

3. apusan, dan

2.4.3 Physical Design

pastikan bahwa logical schema sudah dibuat pada

1. Sebagai alat penolong dalam p

2. Untuk meminimalkan grup elemen data yang sama dan b

(redundansi) dalam database karena hal tersebut menyebabkan akses

menjadi lambat dan memboroskan tempat penyimpanan.

Untuk memudahkan proses penyisipan, pengh

pengembangan database.

Dalam fase ini di

fase sebelumnya dilengkapi dengan detail yang diperlukan untuk

pengimplementasian secara fisik pada Database Management System

(DBMS) yang akan digunakan. Hasil dari fase ini disebut sebagai physical

schema.

Dokumen terkait