• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN , SYARAT, DAN WEWENANG PANITERA DAN SEKRETARIS

A. PENGERTIAN PANITERA DAN SEKRETARIS

Pengertian panitera adalah seorang pejabat yang memimpin kepanitraan. Dalam melaksanakan tugasnya panitera dibantu oleh seorang wakil panitera, beberapa panitera muda, beberapa panitera pengganti , dan beberapa juru sita. Panitera , wakil panitera, panitera muda , dan panitera pengganti pengadilan diangakat dan diberhentikan dari jabatannya oleh mahkamah agung.19

Kata panitera terdapat dalam bahasa Arab yaitu (ﺮﺸﻟا ﺎآ), sedangkan ( ا

ﻜﺤ ﻟاّﺮ

) artinya panitera pengadilan dan ( ّﺮ ﻟاﺔ ﺎ ﻻا ) artinya kepaniteraan.20 Apabila kita kroscek mengenai arti tersebut dalam kamus Arab , kata ( ﺎآ) berasal dari isim fail dari ( آ– -ﺎ آ-ﺎ ﺎ آ) yang berarti yang menyembunyikan rahasia, jadi kata (ﺮﺸﻟا ﺎآ) mempunyai arti sebagai sekretaris.21

19

Musthofa , Kepanitraan Peradilan Agama , ( Jakarta: Kencana, 2005), h. 22 20

Ahmad Warson Al-Munawwir, Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab, h.636 21

Sedangkan menurut kamus hukum “panitera” mempunyai arti pejabat pengadilan yang bertugas membantu hakim dalam persidangan dan membuat berita acara sidang.22 Menurut etimologi ( bahasa) Belanda “panitera” adalah Griffer sedangkan etimologi ( bahasa) Inggris clerk of the court.23

Pengertian panitera dan sekretaris juga terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia yakni panitera adalah pejabat kantor sekretariat pengadilan yang bertugas pada bagian administrasi, membuat berita acara persidangan dan tindakan administrasi lainnya. Sekretaris adalah orang ( pegawai, anggota , pengurus) yang diserahi pekerjaan tulis menulis, atau surat menyurat.24

Panitera pada pengadilan agama islam, seperti hal nya panitera peradilan umum, dapat memegang peranan yang sangat istimewa. Para panitera pengadilan agama seperti halnya pegawai administrasi lainnya, pada umumnya kurang mendapat pendidikan yang cukup dalam bidang hukum, tata organisasi maupun

22 C .S.T Ka nsil d a n C hristine S.T.Ka nsil, Ka m us Istila h Ane ka Hukum , (Ja ka rta :

Pusta ka Sina r Ha ra p a n ,2000),h.358

23 Ya n Pra m a d ya Pusp a , Ka m us Hukum Ed isi Le ng ka p b a ha sa Be la nd a ,

Ind o ne sia , Ing g ris., (Se m a ra ng :Ane ka Ilm u Se m a ra ng ,1977),h.405

24 De p a rte m e n Pe nd id ika n Na sio na l, Ka m us Be sa r Ba ha sa Ind o ne sia,

acara peradilan. Dalam peradilan agama islam di Indonesia, tidak jarang panitera ini memberikan petunjuk dan nasehat kepada pihak-pihak yang berperkara.25

Hakim harus menetapkan seorang panitera, karna dia membutuhkannya untuk mengingat tuntutan-tuntutan, bukti-bukti, dan pengakuan-pengakuan, sedangkan dia kesulitan untuk menulisnya sendiri, sehingga dia butuh dibantu oleh panitera. Panitera harus orang yang bersifat iffah, shaleh, memiliki kompetensi untuk memberikan kesaksian, dan mengetahui fiqih. Panitera harus duduk ditempat yang tulisan dan tindak tanduknya dapat diawasi oleh hakim untuk menjaga kehati-hatian. Panitera harus menyiapkan catatan khusus tentang tuntutan, berisi penjelasan tentang subyek tuntutan, penggugat, tergugat, saksi-saksi, dan pembelaan masing-masing orang yang berselisih26

Dalam sistem pembantu hakim di peradilan islam sesungguhnya diadakannya jabatan penulis dikarnakan beberapa penilaian bagusnya perangkat ini. Sebab hakim harus merenungkan, membandingkan, memecahkan, mempersiapkan dalil-dalil, dan hal-hal lain tentang pekerjaan akal dan perhatian. Sedangkan hakim akan memperhatikan dalam membukukan berbagai pendapat orang-orang yang berperkara

25 Da nie l S Le v, Pe ra d ila n Ag a m a Isla m Di Ind o ne sia Sua tu Stud i Te nta ng

La nd a sa n Po litik Le m b a g a -Le m b a g a Hukum, ( Ja ka rta : PT . Inte rm a sa ) h.147

26 Wa b a h Zuha ili, Al-fiq hul Isla m y Wa Ad illa tuhu jilid 6 ,(Da m a skus: Da rul Fikr,

(penggugat dan tergugat), saksi, hakim, dan lain-lain yang memungkinkan dipanggil ke pangadilan.27

Tidak diketahui kapan mulainya penambahan penulis bagi hakim dalam sistem peradilan islam ini. Seluruh dalil yang ditemukan dalam hal ini salah satunya, bahwa Abu Musa Al-Asy’ari sebagai hakim bagi Umar bin Al-Khatab ( yang pada waktu itu menjadi khalifah pada tahun 13H/534M dan meninggal tahun 23H/643M), dan ia memiliki penulis. Jadi pada waktu yang dini dalam sejarah peradilan islam telah dikenal penulis disamping hakim.28

Al Mawardi berkata, “ adapun bagi para hakim terhadap apa yang ditulis oleh penulis tersebut, maka dia diantara dua hal” adakalanya dia menyampaikan kepada penulis, sehingga ia menulis dari lafadznya, atau penulis menulis dengan kalimatnya sendiri dan hakim melihatnya atau membacanya setelah ditulisnya. Hakim mengajarkan kepadanya tentang khat dan bersaksi dengannya atas dirinya, agar dapat menjadi hujjah bagi kedua orang yang berperkara. Sedangkan penulis dalam hal ini menuliskan dua naskah, yang salah satunya dalam buku hakim, sedangkan yang lain diserahkan kepada yang menerima keputusan.

27 Sa m ir Aliya h , Nizha m Ad -Da ula h w a Al Q a d ha w a Al-‘ Urfi fi Al-Isla m,

Pe ne rje m a h Asm uni So liha n Za m a khsya ri (Be irut: AlMua ssa sa l AlJa m i’ iya h li Ad -Dira sa t, 1418H/ 1997M) h.405

Tentang penulis yang adil dalam masalah peradilan ini disebutkan dalam firman Allah:

Artinya :Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia

menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua orang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan

bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Al- Baqoroh:282)

Catatan kecil yang terkandung dalam ayat tersebut bahwa apabila kalian tidak mendapatkan orang untuk menuliskan jaminan (borg), maka Allah memperbolehkan untuk meninggalkan jaminan. Disini bahwa dalam perkara muamalah penulis sangat dibutuhkan untuk terjaminnya muamalah yang baik. Dan ayat diatas pun menunjukkan bahwa perintah yang pertama merupakan petunjuk atas keberuntungan dan bukan kewajiban yang apabila ditinggalkan mendapatkan dosa orang tersebut.29

Asy-Syafi’iy berkata : “ perintah menulis di dalam ayat tresebut adalah jelas , yaitu dirumah dan diperjalanan. Dan Allah menyebutkan jaminan, apablia mereka dalam perjalan sedang mereka tidak menemukan penulis. Jaminan tersebut sebagai upaya pencegah bagi yang memiliki hak yaitu dengan dokumen. Sedangkan yang berhutang tidak lupa dan tetap ingat sehingga wajib atas mereka menulis (mencatat).30

Berdasarkan ayat ini kata penulis dapat diartikan sebagai panitera yang memang dari tugas panitera itu sendiri adalah mendampingi hakim dan mencatat

29

Imam Syafi’I Abu Abdullah Muhammad bin Idris, Mukthasor kitab Al-Umm fi Al-Fiqh, (Beirut Lebanon: Darul Arqom bin Abil Arqom, ), h.78

30

Imam Syafi’I Abu Abdullah Muhammad bin Idris, Hukum Al-Quran (Asy-Syafii dan Ijtihadnya) penerjamah Baihaqi Safi’uddin, (Surabaya : PT Bungkul Indah),h. 150

jalannya persidangan. Tidak saja ayat tersebut hanya dikaitan dengan proses muamalah antar manusia , akan tetapi bisa didampingi sebagai landasan hukum bagi peradilan islam.

Kepaniteraan pengadilan agama diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu kelas 1-A , kelas 1-B , kelas II-A , dan kelas II-B. Klasifikasi tersebut disesuikan dengan klasifikasi pengadilan agama. Sedangkan susunan organisasi kepaniteraan pengadilan agama terdiri 4 (empat) unsur , yaitu tiga unsur yang mencerminkan jabatan struktural dan satu unsur yang mencerminkan jabatan fungsional. Oleh karna itu , maka struktur organisasi kepaniteraan pengadilan agama kelas I-A terdiri atas: 1. Subkepaniteraan permohonan, 2. Subkepaniteraan gugatan, 3. Subkepaniteran hukum, 4. Kelompok tenaga fungsional kepaniteraan. Sedangkan susunan organisasi kepaniteraan pengadilan agama kelas I-B, kelas II-A, dan kelas II-B, terdiri atas: 1. Urusan kepaniteraan permohonan, 2. Urusan kepaniteraan gugatan, 3. Urusan kepaniteran hukum , 4. Kelompok tenaga fungsional kepaniteraan.31

Struktur kepaniteraan tersebut dapat dilihat dalam bagan dibawah ini:

31 C ik Ha sa n Bisri , Pe ra d ila n Ag a m a Di Ind o ne sia , (Ja ka rta : PT. Ra ja G ra find o Pe rsa d a , 2003), h. 203

Susunan Organisasi Kepaniteraan Pengadilan Agama Kelas I A Sub . Ke p a nite ra a n Pe rm o ho na n Sub . Ke p a nite ra a n G ug a ta n Sub . Ke p a nite ra a n Hukum Ke l. Fung sio na l Ke p a nite ra a n W. Pa nite ra Pa nite ra

Pengertian sekretaris adalah seorang pejabat yang memimpin sekretariat. Wakil sekretaris pengadilan diangkat dan diberhentikan oleh mahkamah agung.32 Dalam menjalankan tugasnya sekretaris dibantu oleh wakil sekretaris, dan beberapa kepala subbagian atau kepala urusan, yang berada dibawah dan tanggung jawab langsung kepada ketua pengadilan.33

Sebagaimana kepaniteraan, berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 303 Tahun 1990, sekretaris pengadilan agama terdiri atas empat kelas yaitu:

32 Mustho fa , Ke p a nite ra a n Pe ng a d ila n Ag a m a , h. 22

1. Sekretariat pengadilan agama kelas I-A 2. Sekretriat pengadilan agama kelas I-B 3. Sekretriat pengadilan agama kelas II-A 4. Sekretriat pengadilan agama kelas II-B.

Struktur organisasi sekretriat pengadilan agama kelas I-A sama halnya dengan struktur organisasi sekretariat pengadilan agama tinggi agama, terdiri atas subbagian umum, subbagian kepegawaiaan dan subbagian keuangan. Demikian halnya dengan pengadilan agama kelas I-B sama dengan struktur organisasi sekretariat pengadilan kelas II-A dan II B. Ia terdiri atas tiga urusan , yaitu urusan umum, urusan kepegawaian dan urusan keuangan.34

Struktur organisasi tersebut dapat dilihat dalam bagan dibawah ini:

Susunan Organisasi Sekretariat Pengadilan Agama Kelas I A

Sub b a g ia n Ke p e g a w a ia Sub b a g ia n Ke ua ng a n W.Se kre ta ri Se kre ta ris Sub b a g ia n Um um 34 Ib id ., h. 207

Dalam kelembagaan politik era abasiyah, terdapat lembaga mazalim, dimana lembaga tersebut mengatur perkara perkara tertentu, menurut AL-Mawardi , peradilan mazalim harus menghadirkan lima elemen:35

1. Petugas keamanan dan pembantu (Al-humat dan a’wan)

2. Para qodi dan hakim untuk mengumumkan hal hal yangberkaitan dengan hak hak mereka dan pengetahuan tentang apa apa yang berjalan dalam majlis mereka.

3. Para ahli fiqih sebagai tempat bertanya mengenai masalah yang rumit

4. Penulis (sekretaris) yang mencatat perjalanan sidang dan hasilnya

5. Saksi saksi

Dapat terlihat dalam point 4 pada era tersebut sudah ditetapkan sekretaris sebagai penulis dalam jalannya persidangan. Dapat dimaknai elemen tersebut merupakan para petugas peradilan pada Era Abasiyah dalam lembaga mazalim.

Sekretaris diwan adalah orang yang bertanggung jawab atas diwan itu. Dan untuk menjabat tugas ini , seseorang harus memenuhih dua syarat , yaitu : memiliki

35 Ab u Ha sa n Ali b in Muha m m a d Ha b ib AL-Ba shria l Ba g hd a d i Al Ma w a rd i, AL Ahka m ussultho niya h, ( Be irut: Da rul Fikr, ta np a ta hun ), h. 65

kredibilitas pribadi yang baik dan memiliki kompetensi untuk menjalankan tugas itu. Tugas yang harus ia lakukan ada 6 (enam hal ) yaitu:36

1. Mencatat aturan–aturan

2. Menagih pungutan Negara

3. Mencatat pembayaran yang telah ditunaikan

4. Memantau para pegawai Negara

5. Memecahkan permasalahn

6. Memeriksa kezaliman kezaliman

Jadi setelah diuraikan pengertian panitera dan sekretaris, dapat diketahui bahwa dari pengertian kedua tidak terdapat perbedaan yang kuat. Akan tetapi perbedaan tersebut terlihat dalam tugas tugas mereka serta wewenang masing-masing pejabat tersebut.

B. TUGAS TUGAS PANITERA DAN SEKRETARIS

Berdasarkan bagan struktur organisasi diatas tugas panitera dapat dipisahkan sebagai berikut:

36

Imam Mawardi , Al Ahkamus-Sulthaaniyyah Wal Wilaayaatud-diiniyyah, (Beirut: Al Maktab Al-Islami, 1996M/1416H), h.124

1. Tugas panitera bidang administrasi; Panitera dibantu wakil panitera dan beberapa panitera muda (Panmud Hukum, Panmud Permohonan, dan Panmud Gugatan). Admnistrasi dibagi menjadi 2:

a. Administrasi umum( panitera dibantu oleh sekretaris) b. Administrasi perkara (panitera dibantu oleh wakil panitera).

2. Tugas panitera untuk mengikuti dan mencatat jalannya persidangan ; Dalam bidang untuk mengikuti jalannya persidangan, panitera yang berhalangan yang mengikuti persidangan digantikan oleh panitera pengganti sebagai pejabat yang mengikuti dan mencatat jalannya persidangan.

3. Tugas panitera dalam pelaksanaan /eksekusi perkara perdata ; Sebagai pejabat yang melaksanakan putusan (eksekusi) perkara perdata, panitera hanya mempunyai hubungan dengan ketua pengadilan agama untuk melaksanakan perintah yang diwujudkan dalam bentuk penetapan ketua pengadilan agama, dan dalam hal berhalangan akan digantikan oleh jurusita dengan panitera bertanggung jawab kepada ketua pengadilan agama.37

37 Ad un Ab d ulla h Sya fi’ I, Pe ra n Pa nite ra Da la m Pe ra d ila n Ag a m a, ( Ba nd ung :

Nampak bahwa panitera dan sekretaris memiliki tugas-tugas yang diklasifikasikan berdasarkan jabatan masing-masing, tugas tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1. Panitera

Panitera Pengadilan Agama bertugas:38

a. Menyelenggarakan administrasi perkara dan mengatur tugas panitera , panitera muda, dan panitera pengganti.

b. Membantu hakim dengan menghadiri dan mencatat jalannya sidang pengadilan

c. Menyusun berita acara persidangan

d. Melaksanakan penetapan dan putusan pengadilan

e. Membuat semua daftar perkara yang diterima di kepaniteraan

f. Membuat salinan atau turunan penetapan atau putusan pengadilan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

g. Bertanggung jawab kepengurusan berkas perkara, putusan, dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga, surat-surat bukti dan surat-surat bukti lainnya yang disimpan di kepaniteraan

h. Memberitahukan putusan verstek dan putusan diluar hadir

38 Mukti Arto , Pra kte k Pe rka ra Pe rd a ta Pa d a Pe ng a d ila n Ag a m a,

i. Membuat akta ; permohonan banding, pemberitahuan adanya permohonan banding, penyampaian salinan memori/kontra memori banding, pemberitahuan membaca/memeriksa berkas perkara(inzage), pemberitahuan putusan banding, pencabutan permohonan banding, permohonan kasasi, pemberitahuan adanya permohonan kasasi, pemberitahuan memori kasasi, penyampaian salinan memori kasasi/ kontra memori kasasi, penerimaan kontra memori kasasi, tidak menerima memori kasasi, pencabutan memori kasasi, pemberitahuan putusan kasasi, permohonan peninjauan kembali, pemberitahuan adanya permohonan peninjauan kembali, penerimaan/ penyampaian jawaban permohonan peninjauan kembali, pencabutan permohonan peninjauan kembali, penyampaian salinan putusan peninjauan kembali kepada pemohon peninjauan kembali, pembuatan akta yang menurut undang-undang/peraturan diharuskan dibuat oleh panitera.

j. Melegalisir surat-surat yang akan dijadikan bukti dalam persidangan. k. Pemungutan biaya-biaya pengadilan dan menyetorkannya ke kas Negara l. Mengirimkan berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan

peninjauan kembali

m. Melaksanakan, melaporkan dan mempertanggung jawabkan eksekusi yang diperintahkan oleh ketua pengadilan agama

n. Melaksanakan dan mengawasai pelaksanaan pelelangan yang ditugaskan/ diperintahkan oleh ketua pengadilan agama

o. Menerima uang titipan pihak ketiga dan melaporkannya kepada ketua pengadilan agama

2. Wakil Panitera

Wakil panitera bertugas:39

a. Membantu hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan

b. Membantu panitera untuk secara langsung membina , meneliti, dan membantu mengawasi pelaksanaan tugas administrasi perkara, antara lain ketertiban dalam mengisi buku register perkara, membuat laporan periodik dan lain-lain

c. Melaksanakan tugas panitera apabila panitera berhalangan d. Melaksanakan tugas yang didelegasikan kepadanya 3. Panitera Muda Gugatan

Panitera muda gugatan mempunyai tugas sebagai berikut:40

a. Membantu hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan

39 Mukti Arto , Pra kte k Pe rka ra Pe rd a ta Pa d a Pe ng a d ila n Ag a m a, h.24

40 Ho tnid a Na sutio n, Pe ng a d ila n Ag a ma Di Ind o ne sia ,( Buku Da ra s Fa kulta s

b. Melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara gugatan

c. Memberi nomor registrasi pada setiap perkara yang diterima di kepaniteraan gugatan

d. Mencatat setiap perkara yang diterima kedalam buku daftar disertai dengan catatan singkat tentang isinya.

e. Menyerahkan salinan putusan kepada para pihak yang berperkara apabila dimintanya.

f. Menyiapkan berkara yang dimohonkan banding, kasasi atau peninjauan kembali.

g. Meyerahkan arsip berkas perkara kepada panitera muda hukum 4. Panitera Muda Hukum

Panitera muda hukum bertugas untuk:41

a. Membantu hakim yang mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan

b. Mengumpulkan, mengolah dan mengkaji data, menyajikan statistik perkara, menyusun laporan perkara, meyimpan arsip berkas perkara

c. Mengumpulkan, mengolah dan mengkaji serta menyajikan data hisab, rukyat, sumpah jabatan/PNS, penelitian dan lain sebagianya serta melaporkannya kepada pimpinan.

d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepadanya. 5. Panitera Muda Permohonan

Panitera muda permohonan bertugas sebagai berikut:42

a. Melaksanakan tugas seperti panitera muda gugatan dalam bidang perkara permohonan

b. Termasuk dalam perkara permohonan pertolongan pembagian warisan diluar sengketa, permohonan legislasi akta ahli waris dibawah tangan, dan lain-lain

6. Panitera Pengganti

Panietra pengganti mempunyai tugas sebagai berikut:43

a. Membantu hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan

b. Membantu hakim dalam hal ; membuat penetapan hari sidang, membuat penetapan sita jaminan, membuat berita acara persidangan yang harus

42 Mukti Arto , Pra kte k Pe rka ra Pe rd a ta Pa d a Pe ng a d ila n Ag a m a,h.25

selesai sebelum sidang berikutnya, membuat penetapan-penetapan lainnya, mengetik putusan/penetapan sidang.

c. Melaporkan kepada panitera muda gugatan/permohonan, d.h.i. pada petugas meja kedua untuk dicatat dalam register perkara tentang adanya: penundaan sidang serta alasan-alasannya, perkara yang sudah putus beserta amar putusannya, dan kepada kasir untuk diselesaikan tentang biaya-biaya dalam proses perkara tersebut

d. Menyerahkan berkas perkara kepada panitera muda gugatan/permohonan (d.h.i: petugas meja ketiga) apabila telah selesai dimutasi.

7. Sekretaris Pengadilan Agama Sekretaris pengadilan agama bertugas:

a. Melakukan urusan surat menyurat, perlengkapan rumah tangga, dan perpustakaan

b. Melakukakan urusan kepegawaian.

c. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur di lingkungan pengadilan.44

44 Erfa nia h Zuhria h, Pe ra d ila n Ag a m a Di Ind o ne sia Da la m Re nta ng Se ja ra h

C. SYARAT SYARAT PANITERA DAN SEKRETARIS MENURUT UU NO 3 TAHUN 2006

Syarat-syarat panitera diatur dalam UU No 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama dalam pasal 27 yang berbunyi :

Untuk dapat diangkat menjadi panitera pengadilan agama, seorang calon harus memenuhi syarat-syarat berikut :

a. Warga Negara Indonesia; b. Beragama islam;

c. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

d. Setia pada Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

e. Berijasah serendah-rendahnya sarjana syariah atau sarjana hukum yang menguasai hukum islam;

f. Berpengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun sebagai wakil panitera , 5 (lima) tahun sebagai panitera muda pengadilan agama, atau menjabat wakil panitera tinggi agama; dan

g. Sehat jasmani dan rohani

Syarat-syarat untuk dapat menjadi wakil panitera pengadilan agama menurut pasal 29 adalah :

a. Syarat sebagimana dimaksud dalam pasal 27 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e dan huruf g, dan;

b. Berpengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun sebagai panitera muda atau 4 (empat) tahun sebagai panitera pengganti pengadilan agama

Untuk dapat diangkat menjadi panitera muda pengadilan agama, seorang harus memenui syarat berdasarkan pasal 31 sebagai berikut:

a. Syarat sebagimana dimaksud dalam pasal 27 huruf a, huruf a, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf g ; dan

b. Berpengalaman paling singkat 2 (dua) tahun sebagai panitera pengganti pengadilan agama

Syarat seseorang untuk dapat menjadi panitera pengganti pengadilan agama berdasarkan pasal 33 yakni:

a. Syarat sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 27 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf g, dan;

b. Berpengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun sebagi pegawai negeri pengadilan agama

Syarat untuk menjadi sekretaris pengadilan agama yang sudah diatur dalam pasl 45 berbunyi sebagi berikut:

Untuk dapat diangkat menjadi sekretaris, wakil sekretaris pengadilan agama, dan pengadilan tinggi agama seorang calon harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Berwarga Negara Indonesia; b. Beragama islam;

c. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

d. Setia kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945;

e. Berijasah paling rendah sarjana syariah atau sarjana hukum yang menguasai hukum islam;

f. Berpengalaman dibidang administrasi peradilan;dan g. Sehat jamani dan rohani

Al-Mawardi menambahkan , bahwa sifat penulis hakim sebagimana disebutkan Imam Syafi’I ada 4 , yaitu: 45

1. Adil ; karna penulis adalah orang yang diamati dalam menetapkan pengakuan dan bukti-bukti dalam peradilan, serta pelaksanaan hukum. Maka profesi ini membutuhkan sifat orang yang menjadikan kepastian kebenaran, seperti halnya saksi.

45 Dr. Sa m ir Aliya h , Nizha m Ad -Da ula h w a Al Q a d ha w a Al-‘ Urfi fi Al-Isla m, (

2. Berakal ; yang dimaksudkan disini bukan yang berkaitan dengan taklif, tapi harus bagus pendapatnya, benar kesimpulannya, dan bagus kecerdasannya, sehingga dia tidak terpedaya atau dikaburkan pendapatnya.

3. Ahli fikih ; agar diketahui kebenaran apa yang ditulis dari salahnya. Ia adalah orang yang memahami hukum-hukum syariah, memahami hukum-hukum yang ditulisnya dan hal-hal yang berkaitan syarat-syarat penulisan hukum,

Dokumen terkait