• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Tenaga Kerja, Pekerja, dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

TINJAUAN UMUM TERHADAP JAMINAN SOSIAL PEKERJA

2.1 Pengertian Tenaga Kerja, Pekerja, dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP JAMINAN SOSIAL PEKERJA

2.1 Pengertian Tenaga Kerja, Pekerja, dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

1. Pengertian Tenaga Kerja

Pengertian Tenaga Kerja dapat di tinjau dari 2 (dua) hal yaitu Pengertian tenaga kerja menurut sarjana dan pengertian tenaga kerja ditinjau dari segi Undang-Undang. Pengertian Tenaga Kerja Menurut Sarjana salah satunya adalah oleh Payaman J. Simanjuntak bahwa pengertian tenaga kerja atau manpower adalah mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari kerja dan yang melakukan pekerjaan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga, jadi semata-mata dilihat dari batas umur, untuk kepentingan sensus di Indonesia menggunakan batas umur minimum 15 tahun dan batas umur maksimum 55 tahun.16

Imam Soepomo mengatakan istilah tenaga kerja sangat luas yaitu meliputi semua orang yang mampu dan dibolehkan melakukan pekerjaan, baik yang sudah mempunyai pekerjaan dalam hubungan kerja atau sebagai swapekerja maupun yang belum mempunyai pekerjaan.17

Pengertian tenaga kerja ditinjau dari segi Undang-Undang yaitu dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar

16

Lalu Husni, op.cit, h. 28

17

21

hubungan kerja, guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.18

1) Mereka yang dalam studi.

Selain itu pengertian tenaga kerja juga terdapat dalam pasal 1 angka 2 UUK yang menyebutkan bahwa pengertian tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Dari pengertian tersebut tampak perbedaan yakni dalam UUK tidak lagi memuat kata-kata baik di dalam maupun di luar hubungan kerja dan adanya penambahan kata sendiri pada kamilat memenuhi kebutuhan sendiri dan masyarakat. Pengurangan kata di dalam maupun di luar hubungan kerja pada pengertian tenaga kerja tersebut sangat beralasan karena dapat mengacaukan makna tenagakerja itu sendiri seakan-akan ada yang di dalam dan ada pula di luar hubungan kerja serta tidak sesuai dengan konsep tenaga kerja dalam pengertian yang umum.

Demikian halnya dengan penambahan kata sendiri pada kalimat memenuhi kebutuhan sendiri dan masyarakat karena barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja tidak hanya untuk masyarakat tetapi juga untuk diri sendiri, dengan demikian sekaligus menghilangkan kesan bahwa selama ini tenaga kerja hanya bekerja untuk orang lain dan melupakan diri sendiri. Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Kelompok bukan angkatan kerja adalah :

2) Golongan yang mengurus rumah tangga.

18

Abdul Khakim, 2014, Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia cetakan ke-4 Edisi Revisi, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, (selanjutnya disingkat Abdul Khakim I), h. 2

22

3) Golongan penerima pendapatan yakni mereka yang tidak melakukan aktivitas ekonomi tetapi memperoleh pendapatan misalnya pensiunan, penerima bunga deposito dan sejenisnya.19

Sedangkan angkatan kerja terdiri dari yang bekerja dan yang masih mencari pekerjaan. Yang bekerja terdiri dari yang bekerja penuh dan setengah menganggur. Setengah menganggur memiliki beberapa cirri yakni:

1) Berdasarkan pendapatan, pendapatanya di bawah ketentuan upah minimum; 2) Produktivitas, kemampuan produktivitasnya di bawah standar yang

ditetapkan;

3) Menurut pendidikan dan pekerjaan, sejenis pendidikannya tidak sesuai dengan pekerjaan yang ditekuni,lain-lain, jam kerja kurang dari standar yang ada, misalnya dalam ketentuan tenagakerjaan yang ada sekarang adalah, kurang dari 7 jam sehari dan atau 40 jam seminggu untuk waktu kerja 6 hari dalam seminggu.20

2. Pengertian Pekerja

Dalam UUK pasal 1 angka 4 memberikan pengertian pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Pengertian ini agak umum namum maknanya lebih luas karena mencakup semua orang yang bekerja pada siapa saja baik perorangan, persekutuan, badan hukum

19

Lalu Husni, op.cit, h. 29

20

23

dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.21 Istilah pekerja/buruh yang sekarang disandingkan muncul karena dalam Undang-Undang yang lahir sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Buruh/Pekerja menyandingkan kedua istilah tersebut.22 Munculnya istilah buruh/pekerja yang disejajarkan disebabkan selama ini pemerintah menghendaki agar istilah buruh diganti dengan istilah pekerja karena istilah buruh selain berkonotasi pekerja kasar juga menggambarkan kelompok yang selalu berlawanan dengan pihak majikan.23 3. Pengertian Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Salah satu hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia adalah hak atas jaminan sosial. Oleh akrena itu, sering dikemukakan bahwa jaminan sosial merupakan program yang bersifat universal/umum yang harus diselenggarakan oleh semua Negara. Dalam kehidupan manusia selalu dihadapkan pada dua hal yang positif dan negatif, hal ini disebut dengan ketidakpastian. Ketidakpastian ini digolongkan ke dalam dua jenis yaitu:

1) Ketidakpastian spekulatif

Dalam ketidkapastian spekulatif ini yang tidak pasti adalah hasilnya apakah menguntungkan atau tidak.

2) Ketidakpastian murni

Dalam ketidakpastian murni semuanya serba tidak pasti baik mengenai penyebab atau kapan mulainya ketidak pastian ini, termasuk bagaimana 21 Ibid, h. 46 22 Ibid, h. 31 23 Ibid

24

hasil atau akibatnya. Yang jelas bahwa ketidakpastian jenis ini selalu tidak menguntungkan, cuma seberapa besar kerugian yang ditimbulkanya juga tidak pasti.24

Ketidakpastian murni ini juga disebut sebagai resiko, yang mana resiko ini mempengaruhi produktivitas bagi tenaga kerja. Resiko adalah suatu kondisi yang mengandung kemungkinan terjadinya penyimpangan yang lebih buruk dari hasil yang diharapkan.25 Resiko juga merupakan kerugian yang timbul di luar kesalahan salah satu pihak.26 Pada dasarnya program jaminan sosial tenaga kerja bertujuan untuk meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan bagi tenagakerja. Iman Soepomo merumuskan jaminan sosial adalah pembayaran yang diterima pihak buruh dalam hal buruh di luar kesalahannya tidak melakukan pekerjaannya, jadi menjamin kepastian pendapatan (income security) dalam hal ini buruh kehilangan upahnya karena alasan di luar kehendaknya.27Kata pembayaran dalam definisi Imam Soepomo di atas mengandung makna bahwa pengertian yang dikemukakan sangatlah sempit, jauh dari apa yang sesungguhnya berkembang dalam praktik pemberian jaminan sosial di Indonesia saat ini.28

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, pengertian jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari

24

Zaeni Asyhadie I, op.cit, h. 22

25

Junaedy, 2013, Hukum Asuransi Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, h. 40

26

Ahmadi Miru, 2011, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak, Rajawali Pers, Jakarta, h. 130

27

Zaeni Asyhadie II, op.cit, h. 120

28

Dokumen terkait