BAB II TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
A. Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain1. Dengan
pengertian lain bahwa pemasaran adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat terhadap produk dan jasa. Sedangkan Asosiasi Pemasaran Amerika (AMA) memberikan definisi pemasaran adalah satu
fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan oraganisasi dan
pemilik sahamnya2.
Basu Swasta dan Irawan dalam bukunya Manajemen Pemasaran
Modern menberikan pengertian bahwa pemasaran adalah suatu sistem
kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan untuk merencanakann,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa
kepada pembeli3. Ahli pemasaran Indonesia, Hermawan Kertajaya dalam
bukunya “Syariah Marketing” mendefinisikan pemasaran sebagai sebuah
1
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Indeks, 2005), Jilid 1, h. 10 2
Ibid, h. 11 3
Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 1990) cet. Pertama, h. 5
disiplin bisnis strategi yang mengarah proses penciptaan, penawaran dan
perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholdernya.4
Dari banyaknya pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa:
a. Pemasaran bertujuan untuk membantu perusahaan menjaga kelangsungan
hidupnya secara sehat
b. Pemasaran mengandalkan pada perancangan penawaran perusahaan yang
bukan melihat dari segi selera pribadi penjual, melainkan harus dilihat dari segi kebutuhan serta keinginan pembeli.
c. Pemasaran menggunakan dan mencampurkan seperangkat sarana yaitu
berupa penawaran, penetapan harga, komunikasi, distribusi dan sebagainya.
d. Kegiatan pemasaran selalu melekat dalam usaha apapun, baik usaha yang
berorientasi profit, non-profit maupun usaha profit dan non-profit seperti Baitul Maal wa Tamwil (BMT).
2. Pengertian Pemasaran Baitul Maal wa Tamwil (BMT)
Pemasaran terdiri dari pemasaran barang dan jasa. Pemasaran jasa adalah seperti lembaga keuangan, termasuk didalamnya lembaga keuangan mikro syariah yaitu BMT. Kita baru mengenal pemasaran bank, yaitu suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan
memberikan kepuasan5. Sedangkan dalam hal pengertian pemasaran BMT
4
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: Mizan, 2006), h 26
5
Kasmir Pemasaran Bank (Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2008) Edisi Revisi h. 55
yang merupakan usaha yang berorientasi profit dan non-profit ini, belum ada buku yang secara penuh membahas akan hal tersebut. Menurut penulis, mengambil pengertian pemasaran bank, pemasaran BMT adalah suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa BMT yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah/mitra/anggota BMT dengan memberikan kepuasan.
3. Strategi Pemasaran
Konsep pemasaran menurut William J. Stanton adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan
syarat ekonomi dan sosial bagi kelansungan hidup perusahaan6. Kelansungan
hidup perusahaan tidak akan tercapai jika tidak diiringi oleh suatu strategi pemasaran yang teratur dan baik. Strategi pemasaran dapat diartikan sebagai seleksi atas pasar sasaran, menentukan posisi bersaiang dan pengembangan suatu bauran pemasaran yang efektif untuk mencapai dan melayani klien yang
dipilih7. Ringkasnya strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang
menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapai tujuan pemasaran suatu perusahaan.
4. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan
6
Philip kotler dan Paul N. Bloom, Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa Profesional, (Jakarta: Intermedia, 1995) h. 27
7
produk atau ramuan pasar tersendiri8. Dalam buku Manajemen Pemasaran karya hargo Utomo disebutkan bahwa segmentasi pemasaran adalah Proses membagi-bagi pasar yang semula berprilaku heterogen menjadi beberapa kelompok pasar yang berprilaku lebih seragam. Atau proses mengelompokkan bagian-bagian pasar yang berprilaku sama dari keseluruhan prilaku pasar yang
beragam9. Segmentasi pasar ini perlu dilakukan, hal ini disebabkan di dalam
suatu pasar terdapat banyak pembeli yang berbeda keinginan dan kebutuhannya yang akan memberi peluang potensi untuk menjadi pasar tersendiri.
Segementasi pasar terdiri dari segmentasi pasar dan segmentasi pasar konsumen dan segmentasi pasar industrial. Ada beberapa variabel utama yang
bisa digunakan sebagai dasar segmentasi, yaitu10:
a. Segmentasi geografis; adalah mencoba untuk membagi pasar menjadi unit
geografis yang berbeda: unit-unit ini meliputi: kawasan, Negara, kota, kepadatan penduduk, dan iklim.
b. Segmentasi demografis; adalah membagi pasar menjadi sejumlah
kelompok berdasarkan variable-variabel seperti usia, gender, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaann, pendidikan, agama, ras dan kebangsaan.
8
Ibid, h. 100 9
Hargo Utomo, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Penerbit Gunadarma, 1993), h. 56 10
Philip Kotler, Marketing Management, Analysis, Planing, implementation, and control (Manajemen Pemasaran; Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian), Jilid 1, Penerjemah Jaka Wasana (Jakarta; Erlangga, 1994), h. 4.
c. Segmentasi psikografis; adalah membagi pembeli menjadi kelompok-kelompok yang berbeda berdasarkan kelas social, gaya hidup atau karakteristik kepribadian.
d. Segmentasi berdasarkan prilaku; adalah membagi suatu pasar kesejumlah
kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pengunaan atau tanggapan konsumen terhadap suatu produk.
B. Baitul Maal wa Tamwil (BMT )
1. Pengertian
BMT adalah singkatan dari Baitul Maal wa Tamwil, yang terdiri dari
dua istilah baitul maal dan baitul tamwil. Baitul Maal menerima titipan dana
zakat, infaq dan shodaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan
peraturan dan amanahnya.. Sedangkan baitut tamwil melakukan kegiatan
pengembangan usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan
menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya11. Pusat inkubasi
bisnis usaha kecil (PINBUK) mengartikan BMT dengan Balai Usaha Mandiri Terpadu yang merupakan lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dan kecil, dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin. Dilanjutkan BMT adalah lembaga keuangan mikro syariah yan ditumbuhkan oleh prakarsa dan dengan modal awal dari masyarakat
11
Amin Aziz, Pedoman Pendirian BMT (Baitul Maal wat Tamwil), (Jakarta: Pinbuk Press, 2004) Cet. 1, h.1
setempat sebagai landasan sistem ekonomi yang salaam (keselamatan; berintikan keadilan), kedamaian dan kesejahteraan12.