• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUATAKA A. Ruang Lingkup Perlindungan Konsumen

E. Pengertian Obat Tradisional

Dalam pasal 1 ayat 1 peraturan kepala pengawasan obat dan makanan republik indonesia nomor 12 tahun 2012 tentang persyaratan mutu obat tradisional di rumuskan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sari(galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.38

Sedangkan Definisi obat sendiri menurut KBBI di artikan sebagai “bahan untuk mengurangi, menghilangkan penyakit, atau menyembuhkan seseorang dari penyakit”.39.

Pada era modert ini obat tradisional kembali digemari oleh masyrakat, selain karena harganya yang relatif lebih murah juga karena efek samping dari penggunaan obat relatif lebih kecil jika digunakan secara tepat.

1. Jenis Obat Tradisional40 a. Jamu

Jamu adalah obat tradisional yang berisi seluru bahan bahan tamanan yang menjadi openyusun jamu tersebut. Jamu di sajikan dalam bentuk serbuk seduhan,

38. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional.

39. Mulyono dan Astuti, Sehat Dengan Obat Tradisional, (Depok: PT Agro MediaPustaka 2005) h. 14

40. Suharmiati dan Lestari Handayani, Cara Benar meracik Obat Tradisiona, (Depok:

Agro Media Pustaka 2005) h 5

pil atau cairan. Umumnya, obat tradisional ini dibuat dengan mengacu pada pada resep peninggalan leluhur, satu jenis jamu disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya anatar 5-10 macam, bahkan lebih. Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tapi cukup dengan pembuktian empiris. Di samping klaim khasiat yang di buktikan secara empiris jamu juga harus memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu. Jamu yang telah di guanakan selama berpuluh puluh tahun atau bahkan sampai beratus ratus tahun telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan.

b. Obat Herbal standar

Meskipun obat tradisional yang di sajikan dari hasil ekstraksi atau penyaringan bahan alam, baik tanaman obat, binatang, maupun mineral. Dalam proses pembuatannya, dibutuhkan peralatan yang tidak sederhana dan lebih mahal daripada jamu. Obat herbal ini pada umumnya ditunjang oleh pembuktian ilmiah berupa penelitian praktis. Penelitian ini meliputi standardisasi kandungan senyawa berkhasiat dalam bahan penyusunannya, stadardisasi pembuatan ekstrak yang higeienis serta uji toksisitas akut maupun kronis.

2. Manfaat Obat Tradisional

Disamping kebutuhan akan sandang, pangan, dan pendidikan, kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan manusia, karena dengan kondisi kesehatan yang baik dan kondisi tubuh yang prima, manusia dapat melaksanakan proses aktifitas dengan baik.

Pada dasarnya, ada dua tipe penggomsumsi obat tradisional. Pertama tipe orang yang panatik terhadap obat tradisional, yang artinya mereka hanya

menggunakan obat obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit. Sementara itu tipe yang ke dua, adalah orang yang ingin mencari alternatif penyembuhan dengan ramuan tradisional setelah ‘putus asa’ menggunakan obat obat kimia (modert). 41 3. Perkembangan Peredaran Obat Tradisional

Saat ini pemerintah mengemukakan gagasan untuk memasukkan obat tradisional ke dalam sistem pelayanan kesehatan formal. Misalnya Departemen Kesehatan Republik Indonesia sudah mencanangkan program jamu masuk Puskesmas. Dilain pihak terutama produsen jamu modern, menganggap bahwa seyogyanya jamu yang telah dikemas secara modern dapat digunakan dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas, karena bentuk ketersediaannya sudah sama dengan obat modern.

Dalam menanggapi rencana pemerintah itu, maka profesi kedokteran mengemukakan pendapatnya bahwa mereka tidak apriori menerima atau menolak masuknya obat tradisional ke dalam pelayanan kesehatan formal.

Sikap yang selama ini dianut adalah agar sebelum suatu bahan obat digunakan dalam pelayanan kesehatan, perlu dilakukan serangkaian penelitian guna mendapatkan bukti-bukti ilmiah tentang kebenaran khasiat maupun keamanan bahan alami itu. Bila telah terbukti nyata bahwa bahan obat tradisional itu berkhasiat dan aman maka terbukalah jalan bagi obat tradisional untuk masuk dalam pelayanan kesehatan formal seperti fitofarmaka.42

Pada saat sekarang ini, dokter tidak dapat membuat resep dengan menggunakan obat tradisional karena dapat melanggar kode etik kedokteran.

41. Irvan Prapanza dan Lukito Adi Marianto, Sehat Dengan Ramuan Tradisional,(Depok:

Agro Media 2003) h 2

42.Departemen Kesehatan, Kebijakan Obat Tradisional Nasional, (Jakarta: Departemen Kesehatan. 2007), h. 11.

Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI), untuk sementara obat tradisional tidak boleh dipakai dalam pelayanan kesehatan formal karena belum ada penelitian lebih lanjut terhadap obat tradisional dan pengaturan yang memperbolehkan dokter memberikan resep obat tradisional. Selain itu, menurut kode etik kedokteran, dokter tidak boleh menjual obat, termasuk menjual obat tradisional.

Masyarakat kedokteran harus ikut memikirkan akan keselamatan para pemakai obat tradisional. Obat tradisional yang saat ini aktif dipergunakan sebenarnya telah mengalami tempaan secara trial and error selama ratusan bahkan mungkin ribuan tahun. Meskipun demikian informasi yang diperoleh sekarang ini merupakan pengetahuan empiris dan belum menjadi ilmu pengetahuan itu diperlukan pelaksanaan penelitian-penelitian yang mengikuti sistematika dan kaidah ilmiah. Disadari bahwa pola pengembangan kedua jenis obat tradisional melalui jalur yang sangat berbeda, namun demi keamanan masyarakat Indonesia perlu diterapkan prinsip dasar pengujian obat yang telah diberlakukan. Agar pengembangan obat tradisional tidak dirugikan, memang diperlukan beberapa penyesuaian kaidah etik penelitian. Tahap-tahap berikutnya dalam jangka panjang harus tetap berpegang teguh pada prinsip dasar pengujian suatu obat. Berbagai kendala kuat masih terasa menghambat pelaksanaan pengujian obat tradisional secara ilmiah. Kendala utama adalah kenyataan bahwa para pengusaha obat tradisional cenderung merahasiakan komposisi temuannya, suatu sikap yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar pengujian obat. Selain itu masalah kekurangan dana penelitian juga merupakan faktor penghambat yang tidak kecil peranannya.

BAB III

METODE PENELITIAN