• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian dan Tujuan Sistem Informasi Akuntansi 1 Pengertian Sistem Informasi Akuntans

SUMATERA UTARA

A. Pengertian dan Tujuan Sistem Informasi Akuntansi 1 Pengertian Sistem Informasi Akuntans

Untuk memahami lebih dalam tentang pengertian sistem informasi akuntansi, penulis akan mengutip beberapa definisi sistem, informasi, akuntansi dan sistem informasi akuntansi itu sendiri. Keempat elemen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

Sistem

Menurut Hall (2001 : 5) sistem adalah “Sekelompok dua atau lebih komponen yang saling berkaitan atau subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).”

Menurut Mulyadi (1997 : 2) sistem adalah “Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi sama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.”

Sedangkan menurut Nugroho Widjajanto (2001 : 1) sistem adalah “Sesuatu yang memiliki bagian – bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahap yaitu input, proses, dan output.”

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Setiap sistem terdiri dari unsu unsur.

2. Unsur–unsur merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan. 3. Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem. 4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. • Informasi

Informasi berasal dari data. Untuk mengetahui arti dari informasi, kita harus mengetahui arti data terlebih dahulu. Data adalah fakta statistik dalam bentuk kumpulan simbol yang tidak mengartikan sesuatu. Beberapa pendapat para ahli yang mendefinisikan, informasi sering disebut sebagai pengolahan data. Secara umum informasi terdiri dari beberapa tugas dasar, yaitu:

1. Pengumpulan data

2. Manipulasi data yang terdiri dari pengklasifikasian, penyortiran, perhitungan dan pengikhtisaran

3. Penyimpan data 4. Penyiapan dokumen

Maka dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data yang menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, menggambarkan suatu kejadian – kejadian dan kesatuan nyata, digunakan untuk pengambilan keputusan.

Akuntansi

Menurut Soemarso (2004 : 3) akuntansi adalah “Proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan

adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.”

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Akuntansi adalah keseluruhan pengetahuan dan fungsi yang berhubungan secara sistematis mengenai penciptaan, pengesahan,, pencatatan, pengelompokkan, pengolahan, penganalisaan, penafisiran, dan penyajian informasi yang dapat dipercaya dan penting artinya mengenai untuk memimpin dan operasi suatu badan dan laporan – laporan yang harus diajukan mengenai hal tadi guna memenuhi pertanggungjawaban yang bersifat keuangan atau lainnya.”

Berkembangnya kebutuhan informasi telah mendorong perkembangan akuntansi sebagai suatu sistem informasi, perkembangan ini juga mengakibatkan perubahan beberapa istilah dan teknik yang digunakan jika sebelumnya pemrosesan data akuntansi menjadi informasi disebut dengan sistem akuntansi maka dewasa ini disebut sistem informasi akuntansi.

Pengertian yang jelas mengenai sistem informasi akuntansi yang diuraikan oleh Bodnar, dkk (2000 : 1) adalah:

“Kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi yang dikomunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan.”

Sistem Informasi Akuntansi merupakan kesatuan dan keseluruhan komponen yaitu modal dan manusia, untuk mengolah data transaksi dalam menyiapkan informasi keuangan yang berguna bagi para pemakai informasi

keuangan dalam membuat keputusan untuk mencapai berbagai tujuan dalam kesatuan usaha dan dalam penggunaan sumber daya seefisien dan seefektif mungkin. Sistem Informasi Akuntansi dapat juga dipakai untuk menentukan indikasi kinerja (performance indicator) sebagai dasar penilaian kinerja. Indikator kinerja dapat berupa finansial dan non-finansial.

Dari definisi Sistem Informasi Akuntansi dapat dilihat kaitan yang erat antara akuntansi dan sistem informasi. Akuntansi membentuk sebagian besar informasi umum yang dinyatakan secara kuantitatif. Dalam konteks ini akuntansi menjadi bagian dari sistem informasi umum dari suatu kesatuan yang beropersai sekaligus menjadi bagian dari suatu bidang dasar yang dibatasi oleh konsep informasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang saling berhubungan dengan tujuan memberikan informasi kepada para pengguna informasi untuk pengambilan keputusan – keputusan manajemen dengan menggunakan berbagai sumber daya.

2. Tujuan dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi

Dalam pelaksanaan kegiatan instansi ini, manajemen membutuhkan sistem informasi untuk melakukan perencanaan yang merupakan langkah awal sebelum melakukan kegiatan usaha. Perencanaan bertujuan menentukan tujuan, menyusun target yang akan dicapai, menyusun anggaran dan untuk mengambil keputusan yang efektif dalam mencapai tujuan-tujuan instni yang terkit. Dalam perencanaan ditentukan apa yang harus dilakukan instansi pada waktu yang akan datang, siapa yang bertanggungjawab dan bagaimana jika

terjadi kegagalan. Manfaat dari adanya perencanaan pada sistem informasi adalah:

1. Instansi bisa memperoleh dan mengikat sumber daya-daya sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan – tujuan.

2. Kemajuan dapat terus dipantau dan diukur sehingga tindakan korektif dapat diambil apabila tingkat pelayanan publik tidak memuaskan.

3. Dapat mempercepat dalam menghimpun dan mengkaji data objek daerah, retribusi daerah dan pendapatan lainnya sesuai dengan standar yang ditetapkan.

4. Dapat mempermudah pengembangan sistem otomatisasi dan komputerisasi penyajian data objek, subjek dan potensi pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan lainnya.

Tujuan utama pengawasan adalah mengusahakan agar apa yang direncanakan dapat terjadi. Untuk dapat merealisasikan tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada tahap pertama bertujuan agar tahap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi – instruksi yang dikeluarkan. Pada tahap berikutnya untuk mengetahui kelemahan–kelemahan serta kesulitan–kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana. Berdasarkan hal tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya. Jadi sistem pengawasan harus dapat dengan segera melaporkan penyimpangan dari rencana.

Proses pengawasan biasanya terdiri dari beberapa tahap yaitu: 1. Penetapan standar pelaksanaan (perencanaan).

3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata.

4. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar. 5. Pengambilan tindakan koreksi bila perlu.

B. Sumber-sumber Pendapatan dan Realisasi Pendapatan pada Dinas

Dokumen terkait