• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu dalam Pemberian

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoamodjo, 2003).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Overt Behavior). Tingkat pengetahuan di dalam Domain Kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyebutkan, dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau

materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi juga dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat (Notoatmodjo, 2003).

Hal ini sesuai dengan pendapat Dedi (2010) Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan mereka tidak berperilaku sesuai dengan nilai kesehatan. Demikian juga hal nya dengan tidak tercapainya target imunisasi hingga mencakup semua bayi, dibeberapa daerah, disebabkan pemahaman masyarakat yang masih terbatas bahkan keliru terhadap imunisasi. Dengan imunisasi, berarti bayi sudah mendapat kekebalan dari penyakit. Untuk itu sebaiknya ibu memberikan imunisasi hepatitis B secepat mungkin untuk menghindari penyakit yang akan timbul dikemudian hari.

Menurut Notoatmodjo (2008) pengukuran pengetahuan di bagi atas tiga kategori, yaitu :

a. Tinggi : Jika responden menjawab benar 76 % - 100% b. Sedang : Jika responden menjawab benar 56% - 75% c. Rendah : Jika responden menjawab benar <56%. 2. Pendidikan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk memengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Dari batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan yakni: a) input adalah sasaran pendidikan, b) proses (upaya yang direncanakan untuk memengaruhi orang lain), c) output (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku) (Notoatmodjo, 2007).

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya dan masyarakat. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2004, jenjang pendidikan terdiri atas pendidikan dasar, Menengah, Pendidikan Tinggi (Depdiknas, 2005).

a. Pendidikan Dasar : jenjang pendidikan awal selama 9 (Sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

b. Pendidikan Menengah : merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.

c. Pendidikan Tinggi : jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, dokter dan spesialis yang di selenggarakan oleh perguruan tinggi.

Peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting. Pemahaman tentang program ini amat diperlukan. Pemahaman ibu atau pengetahuan ibu terhadap imunisasi dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu. Ibu yang berpendidikan tinggi mempunyai pengertian dan kesadaran lebih baik tentang pencegahan penyakit, yang sedikit banyak telah diajarkan di sekolah (Ali, 2007).

Menurut Retnaningsih dan Rusmiati (2010) Pendidikan sangat penting bagi seseorang untuk memberikan kemampuan dalam berfikir, menelaah dan memahami informasi yang diperoleh dengan pertimbangan yang rasional. Pendidikan yang baik akan memberikan kemampuan yang baik pula kepada seseorang dalam mengambil keputusan mengenai kesehatan keluarga. Ibu yang berpendidikan tinggi cenderung lebih besar keterlibatannya dalam program pelayanan kesehatan, memiliki pengertian yang lebih baik tentang pencegahan penyakit dan mempunyai kesadaran yang lebih tinggi terhadap masalah

kesehatan. Kesadaran ini dapat memperkuat motivasi dan memperbesar kemauan untuk ambil bagian dalam program-program kesehatan masyarakat, termasuk imunisasi, dalam hal ini yaitu imunisasi HB0.

3. Umur

Umur adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan. Umur berkaitan dengan kedewasaan psikologis yaitu semakin mampu menentukan kematangan jiwa, berfikir normal dan mengendalikan emosi (Hurlock, 2005).

Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan epidemiologi, baik angka-angka kesakitan maupun kematian maupun hampir didalam semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur (Notoadmojo, 2005).

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Pada umumnya semakin dewasa seseorang, maka tingkat pengetahuan seseorang akan semakin meningkat (Hardiwinoto, 2011).

Menurut Sukidi dkk (2012) peningkatan usia ibu tidak meningkatkan kelengkapan status imunisasi pada anak. Berdasarkan teori, usia akan meningkatkan kematangan seseorang dalam mengambil sebuah tindakan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa peningkatan usia seseorang

tidak mempengaruhi kelengkapan imunisasi HB0 pada anak. Selain itu juga peningkatan usia ibu tidak meningkatkan kepatuhan dalam memberikan imunisasi. Dimana peningkatan umur tidak meningkatkan partisipasi ibu dalam pemberian imunisasi pada bayi.

Sedangkan Darmawan (2012) menjelaskan bahwa umur ibu merupakan salah satu faktor yang memengaruhi perilaku seseorang termasuk dalam hal pemberian imunisasi Hepatitis B-0 pada umur bayi 0-7 hari. Untuk ibu yang usia muda cenderung untuk tingkat pendidikannya rendah sehingga belum memahami akan manfaat imunisasi, sedangkan ibu yang lebih tua cenderung lebih banyak pengalaman dan informasi yang didapat mengenai manfaat imunisasi bagi bayinya.

Menurut Depkes RI (2009), kategori umur produktif dibagi dalam 3 (tiga) kategori, yaitu :

a. Masa Remaja Akhir = 17 – 25 tahun. b. Masa dewasa Awal = 26 – 35 tahun. c. Masa dewasa Akhir = 36 – 45 tahun. 4. Pekerjaan

Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu biasanya bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sebelumnya. Pekerjaan adalah sumber penghasilan, sebab itu setiap orang yang

ingin memperoleh penghasilan yang lebih besar dan tingkat penghidupan yang lebih baik, haruslah siap dan bersedia bekerja keras (Anoraga, 2006).

Menurut Retnoningsih dan Rusmiati (2010) pekerjaan merupakan factor predisposisi dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Status dan jenis pekerjaan ibu memberi pengaruh terhadap imunisasi. Ada kecenderungan situasi pekerjaan akan menimbulkan masalah kesehatan bagi seorang ibu dan anggota keluarganya. Situasi kerja akan menimbulkan kesibukan dalam pekerjaan sehingga seorang ibu cenderung memiliki waktu terbatas untuk merawat keluarganya.

Sedangkan Darmawan (2012) menjelaskan bahwa status dan pekerjaan ibu memberi pengaruh terhadap status imunisasi. Ibu yang bekerja di luar rumah lebih sering memberikan imunisasi pada anaknya dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.

5. Pendapatan

Pendapatan adalah suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan dari orang tua dan anggota keluarga lainnya. Pendapatan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi seseorang untuk memelihara kesehatan dan pencegahan penyakit misalnya pemberian imunisasi. Hal ini dapat memengaruhi status kesehatan masyarakat (Loedin, 2005).

Status penghasilan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahannya. Seseorang dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin karena tidak ada cukup uang untuk membeli obat, membayar transport dan sebagainya (Notoatmodjo, 2009).

Menurut Faizal Noor (2007) hampir semua aktifitas manusia terkait dengan ekonomi, karena pada umumnya semua aktifitas manusia berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) dalam kehidupannya. Di sisi lain juga terlihat bahwa apapun profesi dan pekerjaan yang dilakukan seseorang tujuannya tidak terlepas dari pemenuhan keperluan hidup baik sekarang maupun masa depan, baik untuk keperluan sendiri atau generasi berikutnya.

Kehidupan seorang sangat ditunjang oleh kemampuan ekonomi keluarga,sebuah keluarga yang berada digaris kemiskinan akan sangat mustahil untuk memenuhi kebutuhan dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan pada keluarga. Orientasi keluaraga adalah kebutuhan fisiologis yang dibutuhkan sehari-hari sedangkan kesehatan baru mendapat perhatian apabila telah mengganggu aktifitas mereka sehari-hari (Notoatmodjo, 2009).

Di setiap daerah untuk upah minimum mempunyai standar yang berbeda-beda, sehingga Pemerintah menetapkan Undang-undang mengenai pengaturan Upah Minimum Regional yang biasa disebut UMR. Berdasarkan peraturan Gubernur Provinsi Aceh Nomor 65 tahun 2012 ditetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) adalah Rp. 1.550.000,-

Prayogo dkk (2009) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan pemenuhan imunisasi dasar telah diteliti sebelumnya menyebutkan bahwa kurangnya pengetahuan mengenai imunisasi, kondisi yang berhubungan dengan imunisasi, terbatasnya akses ke pelayanan imunisasi, kondisi yang berhubungan dengan status, keluarga atau budaya, keterbatasan ekonomi dan

kondisi yang berhubungan dengan perilaku petugas kesehatan akan mempengaruhi pelaksanaan imunisasi.

E. Kerangka Teoritis

Secara skematis teori Lauren Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003) dan menurut Azwar (2009) dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Teoritis Faktor Predisposisi (Notoatmodjo, 2003) :

• Pengetahuan • Sikap • Pendidikan • Ekonomi

• Nilai Kepercayaan

Ciri/ Karakteristik (Azwar, 2009) : • Pengetahuan

• Pendidikan • Status Perkawinan • Status Sosial Ekonomi • Ras/etnik • Agama • Sosial Budaya Prilaku Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan (termasuk Imunisasi Hb-0)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Menurut teori Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003) tentang prilaku masyarakat dalam mencari pelayanan kesehatan dan Menurut Azwar (1999), salah satu faktor yang menentukan status kesehatan (termasuk status imunisasi Hb-0) adalah ciri/karakteristik manusia seperti pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, status sosial ekonomi, ras/etnik, agama dan sosial budaya sehingga secara skematis dapat digambarkan kerangka konsep sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian B. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi

Operasional Cara Ukur

Alat

Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur Variabel Dependen 1. Pemberian Imunisasi Hb-0 Pelaksanaan imunisasi Hepatitis B (Hb) dosis pertama pada bayi berusia

Wawancara, dengan kriteria : a.Memberikan, jika ibu memberikan imunisasi Hb pada Kuesioner a. Memberikan b. Tidak Memberikan Nominal Pengetahuan Pemberian Imunisasi Hb-0 Pendidikan Umur Pekerjaan Pendapatan

antara 0 sampai 7 hari setelah kelahirannya oleh petugas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Meureudu

bayinya saat usia 0-7 hari kelahiran b.Tidak Memberikan, jika ibu memberikan imunisasi Hb pada bayi >7 hari kelahiran atau bahkan tak memberikannya Variabel Independen

2. Pengetahuan Segala sesuatu yang ibu tahu tentang imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir

Wawancara, dengan kriteria :

a.Baik, jika jawaban benar >75% b.Cukup, jika jawaban benar 56% – 75% c.Kurang, jika jawaban benar <56% Kuesioner a. Baik b. Cukup c. Kurang Ordinal 3. Pendidikan Jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh dan ditamatkan ibu serta memiliki ijazah

Wawancara, dengan kriteria :(Depdiknas, 2000)

a.Tinggi, jika ibu tamat jejang perguruan tinggi b.Menengah, jika ibu

tamat

SMA/sederajat c.Rendah, jika ibu

tamat SD/SMP sederajat Kuesioner a. Tinggi b. Menengah c. Rendah Ordinal

4. Umur Usia ibu dalam tahun yang dihitung menurut tanggal lahir berdasarkan KTP Wawancara, dengan kriteria : (Depkes Ri, 2009)

a.Dewasa Akhir, jika usia ≥36 – 45 tahun b.Dewasa Awal, jika

usia 26 – 35 tahun c.Remaja Akhir, jika

usia 17 – 25 tahun Kuesioner a. Dewasa Akhir b. Dewasa Awal c. Remaja Akhir Ordinal

No. Variabel Definisi Operasional

Cara Ukur Alat Ukur

Hasil Ukur Skala Ukur 5. Pekerjaan Kegiatan yang

dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan uang ataupun barang untuk pemenuhan kebutuhan sehari-Wawancara, dengan kriteria :

a.Bekerja, jika ada rutinitas tetap, seperti PNS, Pegawai Swasta, Wiraswasta, Pedagang, Petani, dll) Kuesioner a. Bekerja b. Tidak Bekerja Nominal

hari b.Tidak Bekerja, jika ibu rumah tangga dan tidak ada pekerjaan tetap 6. Pendapatan Jumlah

penghasilan rata-rata keluarga baik ibu maupun kepala keluarga yang dihitung dalam sebulan Wawancara, dengan kriteria :

a.Di atas UMP, jika penghasilan rata2

≥ Rp.1.650.000,- per bulan

b.Dibawah UMP, jika penghasilan rata2 < Rp. 1.6500.000,-

Kuesioner a. Diatas UMP b. Dibawah

UMP

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan crosssectional, untuk mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian imunisasi Hb-0 pada bayi baru lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie Jaya.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang di teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi berumur 0-28 hari yang menjadi target imunisasi pada tahun 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie Jaya yang berjumlah 466 orang.

2. Sampel

Karena populasi sebanyak 466 orang, maka untuk pengambilan sampel di dasarkan pada pendapat Notoatmodjo (2005) dengan rumus sebagai berikut:

) ( 1 N d2 N n + = Keterangan : n = besar sampel N = besar populasi

d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (10%) Perhitungannya sebagai berikut:

, 33 , 82 66 , 5 466 66 , 4 1 466 ) 01 , 0 ( 466 1 466 ) 1 , 0 ( 466 1 466 ) ( 1 2 2 = = + = + = + = + = n d N N n

Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 83 orang, dengan kriteria bersedia menjadi responden, bisa baca tulis, dan memiliki bayi yang merupakan target imunisasi Hb 0.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie Jaya, pada tanggal 22 sampai 26 Agustus 2013.

D. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang menyediakan jawaban alternative dan responden hanya memilih jawaban yang sesuai dengan pendapatnya. Kuesioner terdiri dari 23 buah pertanyaan dalam bentuk tertutup, yang meliputi data umum/ karakteristik ada 5 pertanyaan, data penelitian tentang Pemberian Imunisasi Hb-0 ada 2 pertanyaan, Pendapatan 1 pertanyaan, dan Pengetahuan 15 pertanyaan.

E. Pengumpulan Data 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari para responden, dan bukan berasal dari pengumpulan data yang pernah dilakukan sebelumnya. Pengumpulan data primer dilakukan dengan peninjauan langsung ke lapangan dengan menggunakan kuesioner yang telah peneliti persiapkan sebelumnya, seperti membagikan langsung kuesioner kepada responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan. Data sekunder penelitian ini diperoleh

dari Puskesmas Meureudu serta referensi buku-buku perpustakaan yang berhubungan dengan penelitian serta pendukung lainnya, misalnya berbentuk data penduduk, maupun teori-teori yang mendukung penelitian ini.

F. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data

Dalam pengolahan data penulis melakukan secara manual dengan mengikuti langkah-langkah (Budiarto, 2002).

a. Editing, kegiatan pengeditan dimaksudkan untuk meneliti kembali atau

melakukan pengecekan pada setiap jawaban yang masuk. Apabila terdapat kekeliruan akan dilakukan pencocokan segera pada responden.

b. Coding, setelah selesai editing, peneliti melakukan pengkodean data yakni

untuk pertanyaan tertutup melalui simbol setiap jawaban.

c. Transferring, kegiatan mengklasifikasikan jawaban, data yang telah diberi

kode disusun secara berurutan dari responden pertama sampai responden terakhir untuk dimasukkan kedalam tabel sesuai dengan variabel yang diteliti.

d. Tabulating, kegiatan memindahkan data, pengelompokan responden yang

telah dibuat pada tiap-tiap variabel yang diukur dan selanjutnya dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi

2. Analisa Data

Analisa dilakukan untuk masing-masing veriabel yaitu dengan melihat persentase dari setiap tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus (Budiarto, 2002) sebagai berikut:

 = 

  100%

Keterangan : P = Presentase

f = Frekuensi teramati

n = Jumlah responden yang menjadi sampel b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisis hasil dari variabel-variabel bebas yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisa yang digunakan adalah tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa statistik dengan mengunakan uji data kategori Chi square Test (X2) pada tingkat kemaknaannya adalah 95% (P ≤ 0,05) sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya perbedaan yang bermakna secara statistik, dengan menggunakan program computer SPSS for windows versi 16,0. Melalui perhitungan uji Chi Square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan bila nilai P lebih kecil atau sama dengan nilai alpha (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel terikat dengan variabel bebas.

Data yang telah dikumpulkan akan diolah secara manual, kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabulasi silang dan dibahas dalam bentuk narasi.

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Mereudu berada di Kecamatan Mereudu Kabupaten Pidie Jaya. Luas Kecamatan Mereudu 43,01 Km² yang terdiri dari 4 Mukim dan 12 Desa dengan jumlah keluarga 545 KK dan jumlah penduduk 18.567 jiwa dengan batas wilayah meliputi:

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bandar Baru 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Trienggadeng 3. Sebelah Utara berbatasan dengan Samudra Hindia.

4. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kecamatan Bandar Baru

PKM Mereudu mnempunyai 89 tenaga kerja termasuk Bidan Desa 46 orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. 1 orang dokter umum, 27 orang perawat, 8 orang AKL, 2 orang analis, 3 orang farmasi dan 2 orang perawat gigi.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mulai tanggal 22 Juli sampai dengan 26 Agustus terhadap 82 responden di wilayah kerja puskesmas Mereudeu diperoleh hasil adalah sebagai berikut :

1. Pemberian Imunisasi Hepatitis B0

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian Imunisasi Hepatitis B0 pada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

No Pemberian imunisasi HB0 Frekuensi (f) % 1

Dokumen terkait