• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Gizi Dengan Sikap Gizi Primigravida Muda

BAB IV HASIL PENELITIAN

5.1. Pengetahuan Gizi Dengan Sikap Gizi Primigravida Muda

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan dan sikap gizi primigravida muda di wilayah kerja puskesmas tanah tinggi berada pada kategori kurang namun dari hasil tabulasi silang pengetahuan gizi dengan sikap gizi primigravida muda didapatkan bahwa dari 100% primigravida muda yang memiliki tingkat pengetahuan baik seluruhnya 100% memiliki sikap yang baik, hal ini dapat dilihat dari pertanyaan pengetahuan pada primigravida yang berada pada pengetahuan kategori baik, dimana mereka dapat menjawab pertanyaan dengan benar untuk pertanyaan pengertian gizi, mereka dapat memahami bahwa zat gizi terdapat pada semua makanan yang bermanfaat bagi kesehatan.

Primigravida muda yang mempunyai pengetahuan pada kategori baik sebagian besar dapat menjawab dengan benar untuk pertanyaan hubungan gizi dengan kehamilan bahwa mereka memahami gizi tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan janin tetapi juga kesehatan ibu. Primigravida juga paham bahwa karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, serat dan air merupakan unsur zat gizi.

Pertanyaan pengetahuan yang terkait dengan dampak kehamilan usia muda terhadap kesehatan janin dan ibu tidak dapat dijawab dengan benar namun masih dipahami. Demikian halnya dalam merespon pernyataan sikap mereka setuju bahwa gizi sangat berperan penting dalam kehamilan, begitu juga dengan asam folat, Fe, karbohidrat dan protein mereka memberi respon setuju kalau hal tersebut berperan penting dalam kehamilan.

Hasil ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik di ikuti sikap yang baik. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Sutiah (2006) dimana ditemukan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan dan sikap. Untuk kategori pengetahuan dengan sikap yang baik terdapat pada primigravida muda dengan karakteristik memiliki pendidikan terahir SMU, sebagian besar memiliki aktifitas diluar rumah seperti berdagang dan buruh pabrik sehingga mereka bisa bertukar informasi dengan sesama teman kerja. Hasil ini sejalan dengan pendapat Azwar (2007) yang menyatakan bahwa sikap terbentuk dari adanya informasi, ini berarti sikap sejalan dengan pengetahuan yaitu jika pengetahuan baik sikap juga baik demikian sebaliknya.

Dari 33% primigravida muda yang memiliki tingkat pengetahuan kategori sedang, 16,7% memiliki sikap yang baik. Pengetahuan yang sedang namun dapat bersikap baik pada primigravida muda dengan karakteristik memiliki aktifitas diluar rumah seperti berdagang, memiliki tingkat pendidikan terakhir SMU sehingga dapat disimpulkan bahwa kecenderungan primigravida untuk bersikap dipengaruhi dari tingkat pendidikan yang dimiliki sehingga mudah menyerap informasi yang diterima. terutama dari teman di tempat bekerja.

Hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau dirubah (Notoatmodjo, 2003).

Sesuai dengan Sunaryo (2008) menyatakan bahwa faktor penentu sikap juga adalah faktor komunikasi sosial. Informasi yang diterima individu tersebut akan dapat menyebabkan perubahan sikap individu tersebut. Positif atau negatifnya informasi

dari proses komunikasi tersebut tergantung seberapa besar lingkungan sosial di sekitarnya mampu mengarahkan individu tersebut bersikap dan bertindak sesuai dengan informasi yang diterimanya.

Dari 83,3% primigravida muda yang berada pada kategori sikap sedang, dapat dilihat dari pertanyaan pengetahuan yang mayoritas dijawab dengan benar hanya pada pengetahuan yang bersifat umum seperti pemahaman tentang gizi dan unsur zat gizi. Untuk pengetahuan yang berada pada kategori sedang dan memiliki sikap sedang hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sutiah (2006) yang menyatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang berpengaruh signifikan terhadap sikap seseorang, sehingga sesorang akan cenderung bersikap sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Terdapat 55,6% primigravida muda yang memiliki pengetahuan yang berada pada kategori kurang. Rendahnya pengetahuan primigravida tentang gizi dapat dilihat dari jawaban terhadap pertanyaan pengetahuan seperti diketahui kenyataannya masih banyak Primigravida yang kurang mengetahui zat penting pada masa kehamilan, primigravida muda mengartikan bahwa gizi hanya terdapat pada makanan tertentu padahal gizi terdapat pada semua makanan yang bermanfaat bagi kesehatan. Sebanyak 47,2% mengatakan tidak ada hubungan kehamilan usia kurang dari 20 tahun terhadap kesehatan bayi yang akan dilahirkan, padahal kehamilan yang kurang dari 20 tahun dapat menyebabkan berat badan lahir rendah, prematur dan kelainan bawaan. Sebanyak 41,7% primigravida muda menjawab dampak kehamilan dari hamil usia kurang dari 20 tahun terhadap kesehatan ibu yaitu ibu masih muda tetapi sudah mempunyai anak padahal yang kita ketahui bahwa salah satu dampak dari

kehamilan di usia muda terhadap kesehatan ibu yaitu dapat menyebabkan ca cervik karena terlalu dini melakukan hubungan seksual dan juga terjadinya pre eklamsi/eklamsi karena ketidakstabilan emosi dan ketegangan yang umum terjadi pada kehamilan usia remaja menyebabkan stres yang berlebihan menjelang persalinan sehingga memicu terjadinya pre eklamsi/eklamsi.

Selain itu sumber informasi juga mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Semakin banyak dan lengkap infomasi yang diperoleh, maka akan semakin baik pula pengetahuannya. Kurangnya informasi tentang gizi selama kehamilan yang diperoleh primigravida muda dari lingkungan keluarga, tenaga kesehatan dan kurang mengakses terhadap teknologi yang bersifat positif menyebabkan pengetahuan primigravida muda tentang gizi selama kehamilan kurang juga. Hal ini dapat dilihat dari salah satu penyebab terjadi pernikahan diusia muda yang menunjang terjadinya kehamilan diusia muda yaitu penggunaan media internet dan jejaring sosial hanya sebagai wadah pertemanan dan penyalahgunaan media tersebut yang merupakan salah satu penyebab mereka harus menikah di usia dini.

Hal ini terlihat pada primigravida muda yang mayoritas dengan karakteristik memiliki tingkat pendidikan terahir SMP, dan berdiam dirumah sebagai ibu rumah tangga, namun dari hasil tabulasi silang dapat dilihat dari 100% primigravida yang memiliki pengetahuan kurang 20% memiliki sikap sedang dan lainya berada pada kategori kurang juga.

Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap hanyalah suatu kecenderungan untuk mengadakan

tindakan terhadap suatu objek dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda- tanda untuk mengingini atau tidak objek tersebut.

Dari hasil tabulasi silang pengetahuan dengan sikap primigravida muda dapat disimpulkan bahwa primigravida muda diwilayah kerja puskesmas tanah tinggi kota binjai mayoritas memiliki sikap tentang gizi sejalan dengan dengan pengetahuan yang dimiliki.

Pendidikan seseorang berkaitan dengan pengetahuan dan sikap seseorang juga menentukan pola pikir dan wawasan seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan pengetahuan semakin meningkat. Pendidikan juga memiliki peranan penting dalam kualitas, lewat pendidikan dianggap manusia memperoleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

Rendahnya pendidikan erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan tentang perawatan kesehatan, hygiene, serta kesadarannya terhadap kesehatan diri, anak dan keluarga. Tingkat pendidikan turut menentukan rendah tidaknya seseorang memakai pengetahuan tentang gizi yang mereka peroleh. Keadaan gizi sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan ibu yang rendah mempengaruhi penerimaan informasi sehingga pengetahuan gizi akan terbatas (Riyadi, 1990).

Dokumen terkait