• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Gizi Primigravida Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perilaku Gizi Primigravida Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai Tahun 2012"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN 2012

SKRIPSI

OLEH : ROSENI GINTING

NIM 101000441

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TAHUN 2012

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH : ROSENI GINTING

NIM 101000441

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

MUDA WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAH TINGGI KECAMATAN BINJAI TIMUR KOTA BINJAI TAHUN 2012

Nama Mahasiswa : ROSENI GINTING No. Induk Mahasiswa : 101000441

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan : Gizi Kesehatan Masyarakat Tanggal Lulus : 15 Februari 2013

Disahkan Oleh : Komisi Pembimbing

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ernawati Nasution, SKM, M.Kes) (Fitri Ardiani, SKM, MPH) NIP. 19700212 199501 2 001 NIP. 19820729 200812 2 002

Medan, Februari 2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(4)

Primigravida muda adalah kehamilan yang dialami oleh seorang wanita untuk pertama kalinya di usia yang masih muda yaitu kurang dari 20 tahun. Kesiapan wanita untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan fisik, kesiapan mental, emosi, psikologis, kesiapan sosial dan ekonomi. Secara umum, seorang wanita dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya (ketika tubuhnya berhenti tumbuh) yaitu sekitar usia 20 tahun, sehingga usia 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik. Kehamilan pada usia muda dikategorikan sebagai kehamilan resiko tinggi karena merupakan salah satu dari 4T(terlalu sering hamil, terlalu rapat jarak kehamilan, terlalu tua dan terlalu muda untuk hamil dan melahirkan) yang merupakan salah satu penyebab tinggginya AKI karena menyebabkan berbagai komplikasi didalam kehamilan dan persalinan baik terhadap ibu maupun janin.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku gizi primigravida muda di wilayah kerja puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai Tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk memperoleh gambaran perilaku gizi primigravida muda. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang sedang hamil untuk pertama kalinya di usia kurang dari 20 tahun sebanyak 36 orang yang berada di wilayah kerja puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai tahun 2012. Analisis data yaitu data yang telah dikumpulkan, diolah dengan menggunakan program komputer dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi kemudian dianalisa secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55,6% primigravida muda memiliki pengetahuan kategori kurang dan sebesar 44,4% memiliki sikap kategori kurang. Tingkat konsumsi energi 44,4% pada kategori sedang, tingkat konsumsi protein sebesar 47,2% pada kategori kurang.

Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Binjai agar memberikan penyuluhan kepada primigravida muda meningkatkan pengetahuan primigravida muda terutama tentang gizi serta kegiatan pensosialisasian tentang resiko tinggi dari kehamilan di usia muda.

(5)

old. The readiness of a woman to have pregnancy depends on physical, mental, emotion, psychological, social and economy preparation. A woman is called physically ready to face pregnancy after completing its growth time with the age around 20 years old. The pregnancy in young age can be categorized as high risk because it is included in 4T (frequent pregnant, close pregnancy, too old and too young) for high morbidity leading into various complication in pregnancy and giving birth.

The objective of this research is to know the behavior of nutrient of young primigravida in Community Health Centre Tanah Tinggi Binjai City in 2012. This research was descriptive with cross sectional design to know the behavior of nutrient of young primigravida. The population was all pregnant women for the first time under 20 years old for 36 persons in Community Health Centre Tanah Tinggi Binjai City in 2012. Data analysis was carried out by distributing questionnaire. The collected data was analyzed using computer program, presented in frequency distribution table and analyzed descriptively.

The results of research showed that 55,6% young primigravida had low knowledge, 44,4% had low attitude. Energy consumption rate was 44,4% in medium category, and 47,2% was categorized low.

Based on the results of research, it can be concluded that the behavior of young primigravida was categorized low. It is suggested for Health Department Binjai City to give counseling to add the knowledge of young primigravida regarding the socialization activity for nutrient and high risk of pregnancy in young age.

(6)

Tempat/Tanggal Lahir : Juhar, 13 Desember 1982

Agama : Katolik

Status Perkawinan : Belum Kawin

Jumlah Anggota Keluarga : Anak Ke 2 Dari 4 Bersaudara

Alamat : Jl. Jamin Ginting Gg. Bersama No. 10

Kelurahan Selayang Kecamatan Medan Tuntungan Medan

Riwayat Pendidikan :

1. SDN Tiga Binanga Tahun 1989-1995

2. SMPN 1 Tiga Binanga Tahun 1995-1998

3. SMA Dharma Bakti Medan Tahun 1998-2001

4. Akademi Kebidanan Santa Elizabet Medan Tahun 2001-2004 5. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Tahun 2010-2013 Riwayat Pekerjaan :

1. Rumah Sakit Umum Sarah Medan Tahun 2005-2007

2. Puskesmas Tanah Tinggi Tahun 2006-2008

(7)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan maupun kesehatan kepada penulis selama dalam penyelesaian skripsi yang berjudul : “Perilaku Gizi Primigravida Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai Tahun 2012” yang merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga membutuhkan banyak masukan dan kritikan dari berbagai pihak yang sifatnya membangun dalam memperkaya materi skripsi ini. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan berarti bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang kesehatan masyarakat

Penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Ir. Gerri Silaban., M.Kes selaku dosen Penasehat Akademik.

3. Ibu Ernawati Nasution, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing I dan Ibu Fitri Ardiani, SKM, MPH selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan kritik dan saran dalam penulisan skipsi ini.

(8)

6. Seluruh dosen dan staf pegawai FKM USU yang telah membantu dalam penyelesaian pendidikan dan skripsi ini.

7. Kepada kedua Orangtua ku yang telah memberikan doanya tanpa kenal waktu, semangat, nasehat, dukungan, dan kasih sayang yang tak terhitung banyaknya. 8. Kepada abangku serta adik-adikku yang telah memberikan dukungan, nasehat

selama penulis menyusun skripsi.

9. Kepada Kepala Puskesmas Tanah Tinggi beserta Staf yang telah banyak membantu selama proses penelitian serta Primigravida Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

10. Sahabat-sahabat penulis Purnawati Nainggolan, SKM, Jenni Ginting, Harto Pratiwi, Misdar Aini, Emma Bermilla, Hastati Hasan, Dina Sari Lubis, dokter Iga, dr. Rina, dr. Vivit, dr. Ella dan Juliana Pardede, dan Rinda Sinaga sebagai teman penyemangat, pemberi dorongan, dan tempat berbagi selama penyelesaian skripsi ini.

(9)

Medan, Februari 2013 Penulis

(10)

Halaman

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalahan ... 6

1.3.Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1. Tujuan Umum ... 6

1.3.2. Tujuan Khusus ... 6

1.4.Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Primigravida Muda ... 8

2.1.1. Faktor Pendorong Terjadinya Primigravida Muda ... 10

2.1.2. Resiko Primigravida Muda ... 13

2.1.3. Kebutuhan Gizi Primigravida Muda ... 16

2.1.4. Dampak Kekurangan Gizi Bagi Ibu Hamil ... 22

2.1.5. Pola Makan Sehat Bagi Ibu Hamil ... 24

2.2. Perilaku Gizi ... 24

2.2.1. Pengetahuan Gizi ... 24

2.2.2. Sikap Tentang Gizi ... 26

2.2.3. Konsumsi gizi ibu hamil ... 27

2.3. Kerangka Konsep ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1. Jenis Penelitian ... 30

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 30

3.2.2. Waktu Penelitian ... 30

(11)

3.4.1. Data Primer ... 31

3.4.2. Data Sekunder ... 31

3.5. Instrumen Penelitian ... 32

3.6. Definisi Operasional ... 32

3.7. Aspek Pengukuran ... 33

3.8. Pengolahan Data dan Analisa Data ... 35

3.8.1. Pengolahan Data ... 35

3.8.2. Analisa Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 37

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 37

4.1.1. Kondisi Geografi ... 37

4.1.2. Demografi ... 37

4.2. Karakteristik Primigravida Muda ... 37

4.3. Perilaku Gizi Primigravida Muda ... 39

4.3.1. Pengetahuan Gizi Primigravida Muda ... 39

4.3.2. Sikap Gizi Primigravida Muda ... 41

4.3.3. Tabulasi Silang Pengetahuan dan Sikap Primigravida Muda... 43

4.4. Pola Konsumsi Primigravida Muda ... 44

4.5. Konsumsi Energi ... 47

4.6. Konsumsi Protein ... 47

BAB V PEMBAHASAN ... 54

5.1. Pengetahuan Gizi Dengan Sikap Gizi Primigravida Muda ... 54

5.2. Pengetahuan Dengan Pola Konsumsi ... 58

5.3. Sikap Dengan Pola Konsumsi ... 61

5.4. Usia Kehamilan Dengan Pola Konsumsi ... 64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 66

6.1. Kesimpulan ... 66

6.2. Saran ... 66

(12)

3. Formulir Food Recall 4. Formulir Food Frekuensi 5. Output

6. Master Data

(13)

No Judul Halaman 2.1. Kecukupan Energi yang Dianjurkan untuk Primigravida Muda

Berdasarkan Usia Ibu Dan Usia Kehamilan ... 22 2.2. Kecukupan Protein Yang Dianjurkan Untuk Primigravida Muda

Berdasarkan Usia Ibu Dan Usia Kehamilan ... 22 4.1 Distribusi Karakteristik Primigravida Muda di Wailayah

Kerja Puskesmas Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2012 ... 38 4.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Primigravida Muda Tentang Gizi

di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Pemerintah Kota

Binjai Tahun 2012... 39 4.3 Distribusi Jawaban Ibu Berdasarkan Pengetahuan Gizi

Primigravida Muda yang Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas

Tanah Tinggi Pemerintah Kota Binjai Tahun 2012 ... 40 4.4 Distribusi Sikap Tentang Gizi Primigravida Muda di Wilayah

Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Pemerintah Kota Binjai

Tahun 2012 ... 42 4.5 Distribusi Jawaban Ibu Berdasarkan Sikap yang Kurang tentang

Gizi Prigramida Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Pemerintah Kota Binjai Tahun 2012... 42 4.6 Tabulasi Silang Sikap dan Pengetahuan Primigravida Muda di

Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tnggi Kota Binjai Tahun 2012 .. 43 4.7 Distrubusi Frekuensi Konsumsi Makan Primigravida Muda

Berdasarkan Jenis Makanan Pokok di Wilayah Kerja Puskesmas

Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2012 ... 44 4.8 Distribusi Konsumsi Energi Primigravida Muda di Wilayah Kerja

Puskesmas Binjai Timur Pemerintah Kota Binjai Tahun 2012 ... 47 4.9 Distribusi Konsumsi Protein Primigravida Muda di Wilayah Kerja

(14)

4.11 Tabel Distribusi Tingkat Konsumsi Protein Berdasarkan Pengetahuan Primigravida Muda di Wilayah Kerja Puskesmas

Tanah Tinggi Pemerintah Kota Binjai Tahun 2012 ... 49 4.12 Tabel Distribusi Tingkat Konsumsi Energi Berdasarkan Sikap

Primigravida Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi

Pemerintah Kota Binjai Tahun 2012... 49 4.13 Tabel Distribusi Tingkat Konsumsi Protein Berdasarkan Sikap

Primigravida Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi

Pemerintah Kota Binjai Tahun 2012... 50 4.14 Tabel Distribusi Tingkat Konsumsi Energi Berdasarkan

Usia Kahamilan Primihravida Muda di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanah Tinggi Pemerintah Kota Binjai Tahun 2012 ... 51 4.15 Tabel Distribusi Tingkat Konsumsi Protein Berdasarkan

Usia Kahamilan Primihravida Muda di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanah Tinggi Pemerintah Kota Binjai Tahun 2012 ... 51 4.16 Tabel Distribusi Tingkat Asupan Energi Berdasarkan Tinggal

Dengan Primigravida Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah

Tinggi Pemerintah Kota Binjai Tahun 2012 ... 52 4.17 Tabel Distribusi Tingkat Konsumsi Protein Berdasarkan Tinggal

Dengan Primigravida Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah

(15)
(16)

Primigravida muda adalah kehamilan yang dialami oleh seorang wanita untuk pertama kalinya di usia yang masih muda yaitu kurang dari 20 tahun. Kesiapan wanita untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan fisik, kesiapan mental, emosi, psikologis, kesiapan sosial dan ekonomi. Secara umum, seorang wanita dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya (ketika tubuhnya berhenti tumbuh) yaitu sekitar usia 20 tahun, sehingga usia 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik. Kehamilan pada usia muda dikategorikan sebagai kehamilan resiko tinggi karena merupakan salah satu dari 4T(terlalu sering hamil, terlalu rapat jarak kehamilan, terlalu tua dan terlalu muda untuk hamil dan melahirkan) yang merupakan salah satu penyebab tinggginya AKI karena menyebabkan berbagai komplikasi didalam kehamilan dan persalinan baik terhadap ibu maupun janin.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku gizi primigravida muda di wilayah kerja puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai Tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk memperoleh gambaran perilaku gizi primigravida muda. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang sedang hamil untuk pertama kalinya di usia kurang dari 20 tahun sebanyak 36 orang yang berada di wilayah kerja puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai tahun 2012. Analisis data yaitu data yang telah dikumpulkan, diolah dengan menggunakan program komputer dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi kemudian dianalisa secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55,6% primigravida muda memiliki pengetahuan kategori kurang dan sebesar 44,4% memiliki sikap kategori kurang. Tingkat konsumsi energi 44,4% pada kategori sedang, tingkat konsumsi protein sebesar 47,2% pada kategori kurang.

Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Binjai agar memberikan penyuluhan kepada primigravida muda meningkatkan pengetahuan primigravida muda terutama tentang gizi serta kegiatan pensosialisasian tentang resiko tinggi dari kehamilan di usia muda.

(17)

old. The readiness of a woman to have pregnancy depends on physical, mental, emotion, psychological, social and economy preparation. A woman is called physically ready to face pregnancy after completing its growth time with the age around 20 years old. The pregnancy in young age can be categorized as high risk because it is included in 4T (frequent pregnant, close pregnancy, too old and too young) for high morbidity leading into various complication in pregnancy and giving birth.

The objective of this research is to know the behavior of nutrient of young primigravida in Community Health Centre Tanah Tinggi Binjai City in 2012. This research was descriptive with cross sectional design to know the behavior of nutrient of young primigravida. The population was all pregnant women for the first time under 20 years old for 36 persons in Community Health Centre Tanah Tinggi Binjai City in 2012. Data analysis was carried out by distributing questionnaire. The collected data was analyzed using computer program, presented in frequency distribution table and analyzed descriptively.

The results of research showed that 55,6% young primigravida had low knowledge, 44,4% had low attitude. Energy consumption rate was 44,4% in medium category, and 47,2% was categorized low.

Based on the results of research, it can be concluded that the behavior of young primigravida was categorized low. It is suggested for Health Department Binjai City to give counseling to add the knowledge of young primigravida regarding the socialization activity for nutrient and high risk of pregnancy in young age.

(18)

1.1 Latar Belakang

Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang karena tumbuh kembang anak akan sangat ditentukan oleh kondisi pada saat janin dalam kandungan. Berat badan lahir yang normal menjadi titik awal yang baik bagi proses tumbuh kembang setelah lahir serta menjadi petunjuk bagi kualitas hidup selanjutnya. Kehamilan merupakan kelompok rentan terhadap masalah gizi oleh karena ibu hamil memerlukan unsur gizi yang lebih banyak dari pada ibu yang tidak hamil. Keadaan gizi ibu sangat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung, bila status gizi ibu baik kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat. Perbaikan gizi sangat penting untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil menurunkan angka kematian bayi dan balita serta meningkatkan kemampuan tumbuh kembang fisik. Oleh karena itu, keadaan gizi mempunyai peranan yang sangat penting didalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

(19)

menurunkan AKI dari 390 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 102 kasus per 100.000 kelahiran hidup (Riskesdas 2010).

Salah satu yang menyebabkan tingginya angka kematian ibu yaitu 4T atau sering juga disebut empat terlalu yaitu terlalu muda (<20 tahun) untuk hamil dan melahirkan, terlalu sering hamil, terlalu rapat jarak kehamilan dan kelahiran, terlalu tua usia hamil dan melahirkan yaitu (>35 tahun). Berdasarkan data WHO tahun 2008 sekitar 16 juta perempuan berusia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya atau bisa dikatakan sekitar 11% dari semua kelahiran diseluruh dunia. Praktek pernikahan usia dini paling banyak terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. Di Afrika diperkirakan 42% dari populasi anak menikah sebelum mereka berusia 18 tahun sedangkan di Asia Tenggara didapatkan data bahwa sekitar 10 juta anak usia di bawah 18 tahun telah menikah. Sebesar 95% dari kelahiran di usia remaja tersebut terjadi di negara-negara berkembang (Saroso. S, 2009).

Hasil penelitian UNICEF di Indonesia tahun 2002, menemukan angka kejadian pernikahan anak berusia 15 tahun berkisar 11%, sedangkan yang menikah disaat usia tepat 18 tahun sekitar 35%. Hasil Riskesdas tahun 2010 terdapat sebesar 46,4% menikah diusia muda yang akan menunjang terjadinya kehamilan di usia muda. BKKBN Provinsi Sumatera Utara menyebutkan jumlah kehamilan pada perempuan dibawah usia 20 tahun di tahun 2011 sebesar 20-30% dari jumlah usia remaja, terdapat di daerah pedesaan dan daerah pinggiran kota.

(20)

immature (kurang matang), introvert (tidak mau berbagi dengan orang lain), perasaan dan emosi yang tidak stabil dalam menghadapi kehamilan.

Primigravida muda merupakan salah satu resiko tinggi didalam kehamilan karena merupakan kehamilan untuk pertama kalinya dan terjadi diusia muda yaitu usia kurang dari 20 tahun. Kehamilan pada usia ini termasuk ke dalam salah satu kategori dari 4T yaitu terlalu muda. Pada kehamilan ini selain organ reproduksi yang belum siap seutuhnya untuk hamil dan melahirkan, primigravida muda juga menjadi resiko didalam kehamilan karena merupakan kehamilan untuk pertama kalinya dan proses peralihan menjadi seorang calon ibu pada usia remaja, dalam hal ini primigravida belum ada pengalaman sama sekali dalam perawatan kehamilan tersebut termasuk didalam pemenuhan asupan gizi. Dimana primigravida muda membutuhkan asupan gizi yang lebih tinggi dari ibu hamil pada umumnya karena selain membutuhkan asupan gizi untuk kehamilannya ibu primigravida muda juga membutuhkan asupan gizi yang lebih untuk pertumbuhan tubuhnya sendiri.

(21)

82% dari mereka berpendidikan sekolah dasar, dan 70,6% berstatus ekonomi kurang. Prianita dalam penelitianya tentang faktor usia terhadap keluaran kehamilan di Rumah Sakit kariadi semarang tahun 2010 dengan 240 sampel menyebutkan sebesar 33,35% bayi berat badan lahir rendah yang dilahirkan oleh primigravida muda. Ibu yang berusia kurang 20 tahun lebih sering mengalami komplikasi dalam kehamilan maupun didalam persalinan pertamanya seperti terjadinya pre eklamsia, perdarahan, anemia, melahirkan BBLR, bayi prematur dan kurang energi kronis (KEK) yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jumlah maupun kualitasnya (Manuaba, 1998).

Salah satu hal penting selain dari faktor obstetri yang menyebabkan banyaknya masalah dan komplikasi pada kehamilan usia muda yaitu masalah gizi. Hal ini bisa disebabkan karena menikah pada usia muda berarti mereka meninggalkan bangku sekolah, tingkat pendidikan yang rendah, dan pendapatan yang rendah tentunya akan berpengaruh terhadap perawatan kehamilan termasuk asupan gizi selama kehamilan. Kurangnya pengetahuan berperan didalam proses terjadinya masalah gizi diberbagai masyarakat termasuk primigravida muda. Hal ini menyebabkan adanya pandangannya yang salah terhadap suatu makanan, dan akibatnya terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi zat gizi dengan kecukupan zat gizi. Jika seseorang mengonsumsi zat gizi kurang dari kebutuhan gizinya maka akan menyebabkan kekurangan gizi.

(22)

pedesaan atau pinggiran kota. Di Pemerintah Kota Binjai ditemukan kasus kehamilan di usia muda dari tahun ke tahun, menurut laporan KIA per Desember tahun 2011 terdapat sebanyak 64 orang ibu primigravida muda yang pernah melakukan kunjungan kehamilan dari 454 kunjungan kehamilan. Di tahun 2012 Januari sampai dengan Oktober tercatat 66 primigravida yang sudah melakukan kunjungan hamil dari 411 kunjungan kehamilan yang tercatat. Kasus primigravida muda yang di wilayah kerja Puskesmas Binjai Timur juga tidak terlepas dari masalah kehamilan seperti anemia dan mual muntah yang berlebihan. Selain itu, juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, kebanyakan dari mereka tinggal bersama keluarga dan pola makan mereka masih dipengaruhi oleh kebiasaan bersama keluarga, seperti minum kopi bersama di pagi hari.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti di klinik bersalin penerima Jampersal yang berada di wilayah kerja Puskesmas Binjai Timur menyatakan bahwa ibu hamil yang dirawat karena hiperemisis gravidarum lebih sering ibu hamil dengan usia muda, dan menurut catatan persalinan klinik tersebut di tahun 2011 terdapat sebesar 15% dari persalinan ibu primigravida muda melahirkan bayi berat badan lahir rendah.

(23)

Mengingat komplikasi yang ditimbulkan serta kasus yang masih ada setiap tahun, juga faktor pendukung yang menyebabkan terjadinya komplikasi merupakan salah satu hal yang tidak kalah penting adalah gizi dalam kehamilan. Maka peneliti tertarik untuk melihat bagaimana Gambaran Perilaku Gizi Primigravida Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2012.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku gizi ibu hamil sehubungan dengan kehamilan untuk pertama kalinya diusia muda di wilayah kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui perilaku gizi primigravida muda di wilayah kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai Tahun 2012.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui jenis dan frekuensi konsumsi pangan ibu primigravida muda di wilayah kerja Puskesmas Binjai Timur Kota Binjai.

(24)

1.4 Manfaat Penelitian

(25)

2.1. Primigravida Muda

Gravida adalah istilah yang digunakan dalam kebidanan yang artinya seorang wanita yang sedang hamil. Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung didalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan diakhiri dengan proses persalinan (Prawiroharjho, 1999).

Primi berarti pertama. Primigravida adalah seorang wanita hamil untuk pertama kali. Kehamilan terjadi apabila ada dua pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan mani (spermatozoa) lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari atau 40 minggu kehamilan.

Primigravida muda adalah suatu proses kehamilan yang sedang dialami oleh seorang wanita untuk pertama kalinya di usia yang masih muda yaitu kurang dari 20 tahun. Kehamilan pertama merupakan pengalaman baru yang dapat menimbulkan stress bagi ibu dan suami, Beberapa yang dapat diduga dan yang tidak dapat diduga atau tidak teranstisipasi sehingga menimbulkan konflik persalinan. Kesiapan wanita untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan fisik, kesiapan mental, emosi, psikologis kesiapan sosial dan ekonomi. Secara umum, seorang wanita dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya (ketika tubuhnya berhenti tumbuh) yaitu sekitar usia 20 tahun, sehingga usia 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik (BKKBN, 2005).

(26)

masa kehamilan sangat menentukan kesehatan bayi yang dilahirkannya. Pemenuhan kebutuhan zat gizi sangat penting karena pada masa kehamilan tersebut terbentuk seorang manusia baru. Melalui makanan yang dikonsumsi, ibu hamil menyalurkan kebutuhan gizi bagi janin tersebut sebagai awal dan keberlanjutan pertumbuhan dan perkembangannya. Pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil sangat penting diperhatikan untuk mengurangi kasus kematian akibat kehamilan. Berdasarkan berbagai penelitian, sebanyak 20-45% wanita di negara berkembang mengalami kematian akibat kehamilan (Saiffudin, 2001).

(27)

2.1.1 Faktor Pendorong Terjadinya Primigravida Muda 1. Umur

Orang tua menganggap bahwa perkawinan dalam usia muda mempunyai suatu faktor pematangan. Dibalik motivasi orang tua yang ingin sekali untuk segera mengawinkan anak-anaknya adalah demi melepaskan mereka dari tanggung jawab. Di daerah pedesaaan atau pinggiran perkawinan pada usia relatif muda masih sering dilakukan, para orang tua merasa malu kalau anak gadisnya belum ada yang melamar, sehingga banyak orang tua aktif menjodohkan anak-anak mereka sebelum pantas dikawinkan. Orang tua selalu mengharapkan perkawinan anaknya segera membuahkan hasil, dikaruniai anak sebagai bukti kesuburan anak gadisnya dan kejantanan anak prianya. Kebudayaan untuk menunda lahirnya anak pertama pada usia yang lebih matang belum ada sehingga pasangan itu akan dihadapkan pada masa subur yang sangat panjang. Masyarakat pedesaan pada umumnya lebih baik dan terhormat menjadi janda muda dari pada perawan tua (Sampurno dan Azwar, 1997).

2. Pergaulan Bebas

(28)

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja yaitu agama, iman, faktor lingkungan seperti kurangnya pendidikan seks dari orang tua dan keluarga, teman, tetangga dan perkembangan iptek yang tidak didasari oleh mental yang kuat, faktor pengetahuan yang minim di tambah rasa ingin tahu yang berlebihan dan juga faktor perubahan zaman. Kebebasan pergaulan antar jenis kelamin pada remaja dengan mudah bisa disaksikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di kota besar (Sarwono, 2011).

3. Hormon

Perubahan kadar hormon pada usia yang masih muda meningkatkan libido atau dorongan seksual yang membutuhkan penyaluran aktifitas seksual. 4. Pubertas

Semakin cepatnya usia pubertas, sehingga anak usia remaja tampilanya seperti anak dewasa (Sarwono, 2011).

5. Menarche

Menstruasi yang lebih cepat dianggap sebagai tanda bahwa seorang wanita sudah layak untuk hamil namun itu adalah anggapan yang salah karena dengan menstruasi yang lebih dini bukan berarti seorang wanita sudah layak untuk hamil karena proses pertumbuhan masih berlanjut (Manuaba, 1998).

6. Pendidikan

(29)

karena mereka tidak mengetahui seluk beluk perkawinan sehingga cenderung untuk cepat berkeluarga dan melahirkan anak. Suatu masyarakat yang tingkat pendidikanya rendah akan cenderung untuk mengawinkan anaknya dalam usia yang masih muda.

8. Adat

Adat dapat mendorong perkawinan wanita diusia muda, karena jika terlambat menikah akan membuat malu pada pihak keluarga (Sampurno dan Azwar, 1997).

9. Agama

Dalam agama islam nikah itu disyariatkan, maka oleh beberapa pemeluknya dianggap sesuatu yang harus disegerakan agar terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan.

9. Pekerjaan

Umumnya pasangan yang menikah pada usia muda belum cukup memiliki pengetahuan dan keterampilan sehingga sukar mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, penghasilan yang rendah akan berpengaruh di dalam kebutuhan dan keutuhan rumah tangga.

10. Orang Tua dan Ekonomi

(30)

11. Peran di Hari Depan

Ada anggapan suku tertentu, tidak adanya harapan mengenai peran diri individu di hari depan kecuali sebagai ibu rumah tangga, akan mendorong anak wanita menikah pada usia muda. Ada yang mengatakan kepada anak gadisnya: ”untuk apa sekolah tinggi-tinggi, umur habis dan akhirnya kembali ke dapur juga dan mengurus anak-anak”.

12. Undang-Undang

Undang-undang perkawinan dan peraturan pelaksananya membolehkan wanita menikah pada usia 16 tahun. Dari segi lain, makin mudah orang bercerai dalam suatu masyarakat makin banyak perkawinan muda dalam komunitas tersebut (Sampurno dan Azwar, 1997).

13. Perubahan Nilai

Pada daerah perkotaan, sebagai akibat dari pengaruh modernisasi telah terjadi perubahan nilai berupa makin longgarnya hubungan antara pria dan wanita. Hubungan yang longgar ini dapat menjadi penyabab terjadinya hubungan kelamin diluar pernikahan, yang pada akhirnya karena pengaruh keluarga ataupun masyarakat sekitarnya, yang antara lain untuk mencegah rasa malu atau menutup aib keluarga, mendorong terjadinya pernikahan dini (Gusvita H, 2009). 2.1.2. Resiko Primigravida Muda

(31)

a. Risiko Fisik 1. Keguguran

Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak sengaja misalnya: karena terkejut, cemas, stress, tetapi ada juga yang sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan efek samping yang serius seperti tingginya angka kematian ibu dan infeksi alat reproduksi yang akhirnya menyebabkan kemandulan (Manuaba, 1998).

2. Persalinan Prematur, BBLR, dan Kelainan Bawaan

Kekurangan berbagai zat pada saat pertumbuhan mengakibatkan tingginya prematuritas, BBLR, cacat bawaan, berat badan lahir rendah dan kelainan bawaan. Hal ini dapat terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan. Berat badan lahir rendah juga dipengaruhi gizi ibu disaat hamil kurang dan ibu juga belum menginjak umur 20 tahun (Manuaba, 1998).

3. Mudah Terjadi Infeksi

Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi yang rendah, dan stres memudahkan terjadi infeksi saat hamil.

4. Anemia Kehamilan disebabkan kurangnya zat besi dan mall nutrisi.

(32)

5. Keracunan Kehamilan

Kombinasi alat reproduksi yang belum matang dan anemia meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan dalam bentuk pre eklamsi dan eklamsi.

6. Kematian Ibu yang tinggi

Akibat dari stres karena belum siap hamil diusia muda, perdarahan, sepsis dan komplikasi lainnya (Prawiroharjo, 1999).

b. Resiko psikologis

Ada kemungkinan pihak perempuan akan menjadi orang tua tunggal, karena pasangan tidak mau menikahinya atau tidak mempertanggungjawabkan perbuatannya, kalau mereka menikah hal ini juga mengakibatkan perkawinan bermasalah yang penuh konflik karena sama-sama belum dewasa dan belum siap memikul tanggung jawab sebagai orang tua. Selain itu pasangan muda terutama pihak perempuan akan sangat dibebani oleh berbagai perasaan yang tidak nyaman seperti dihantui rasa malu terus menerus, rendah diri, bersalah, berdosa, depresi atau tertekan, pesimis, bila tidak ditangani bisa berlanjut kepada gangguan kejiwaan (Sarwono, 2011).

c. Resiko Sosial

Berhenti atau putus sekolah di karenakan rasa malu atau cuti melahirkan, kemungkinan lain di keluarkan dari sekolah, resiko sosial lain menjadi objek gosip, kehilangan masa remaja yang seharusnya di nikmati (Sampurno dan Azwar, 1997). d. Resiko Ekonomi

(33)

2.1.3. Kebutuhan Gizi Primigravida Muda

Gizi adalah proses makhluk hidup menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti (penyerapan), absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan. Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang di kandungnya, kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya akan digunakan untuk pertumbuhan ibunya. Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 11-13 kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan ibu hamil meningkat seiring dengan bertambahnya kehamilan.

Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi selama kehamilannya. Makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan janin yang dikandungnya. Dalam keadaan hamil, makanan yang dikonsumsi bukan untuk dirinya sendiri tetapi ada individu lain yang ikut mengkonsumsi makanan yang di makan. Dalam hal ini jumlah makanan yang dikonsumsi bukan sebanyak dua porsi melainkan hanya ditambah sebagian kecil dari jumlah makanan yang biasa dikonsumsi untuk menghindari berat badan yang berlebihan (Huliana, 2007).

(34)

1. Karbohidrat

Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori per hari atau 15% lebih banyak dari jumlah normalnya yaitu sekitar 2800 sampai 3000 kalori dalam satu hari. Karbohidrat dapat diperoleh dari beras, jagung, tepung terigu, ubi, kentang dan gula murni. Tidak semua sumber karbohidrat baik maka ibu hamil harus bisa memilih bahan pangan yang tepat (Adriani M dan Wirjatmadi, 2012).

2. Protein

Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Kebutuhan protein yang dianjurkan 80 gram/hari. Trimester pertama kurang dari 6 gram per hari sampai trimester dua. Trimester terahir pada waktu pertumbuhan janin sangat cepat sampai 10 gram per hari. Menurut WHO tambahan protein ibu hamil adalah 0,75 gram per kg berat badan. Dari jumlah tersebut 70% di pakai untuk kebutuhan janin dalam kandungan. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani antara lain: ikan, udang, kerang, kepiting, daging, ayam, hati, telur, susu dan keju. Sumber protein nabati antara lain: kacang-kacangan, tahu, tempe. 3. Lemak

(35)

Lemak digunakan tubuh untuk membentuk energi dan juga membangun sel-sel baru serta perkembangan sistem saraf janin. Ibu hamil dianjurkan makan makanan yang mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari seluruh kalori yang di konsumsi sehari. Lemak biasa di dapat dari asam lemak jenuh yang umumnya berasal dari hewani dan asam tak jenuh yang berasal dari nabati. Sumber lemak hewani yaitu daging sapi, kambing, ayam, susu, dan produk olahan seperti mentega butter, keju dan rim sedangkan sumber lemak nabati yaitu minyak zaitun, minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan minyak jagung (Almatsier, 2011).

4. Vitamin

Vitamin diperlukan tubuh mempertahankan kesehatan, selama hamil, vitamin penting untuk perkembangan janin termasuk kekebalan tubuh dan produksi darah merah serta sistem sarafnya. Berbagai jenis vitamin yang di perlukan oleh ibu hamil sebagai berikut:

a) Vitamin A

Vitamin A digunakan untuk pertumbuhan sel gigi dan tulang. Sumber makanan yang mengandung vitamin A antara lain kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna hijau dan buah-buahan berwarna kuning terutama wortel, tomat dan nangka (Almatsier, 2011).

b) Vitamin B6

(36)

antara lain gandum, jagung, hati dan daging (Adriani M dan Wirjatmadi, 2012).

c) Vitamin C

Vitamin C dibutuhkan untuk mendukung pembentukan jaringan ikat dan pembuluh darah. Sumber makanan yang mengandung vitamin C antara lain jeruk, tomat, melon, brokoli, dan sayuran berwarna hijau (Adriani M dan Wirjatmadi, 2012).

d) Vitamin D

Vitamin D di butuhkan untuk mendukung proses penyerapan kalsium dan fosfor, serat, proses mineralisasi tulang dan gigi. Sumber makanan yang mengandung vitamin D antara lain minyak ikan laut, susu dan margarin. e) Vitamin K

Vitamin K di butuhkan untuk mencegah terjadinya pendarahan agar proses pembekuan darah berlangsung normal.

f) Asam folat

(37)

g) Zink

Zink berperan pada pembentukan retinol biding protein sehingga Vitamin A tidak dapat ditransfer ke fetus (Adriani M dan Wirjatmadi, 2011). h) Magnesium

Magnesium berperan sebagai pembentukan tulang (Adriani M dan Wirjatmadi, 2012).

5. Mineral

Mineral sangat penting bagi tubuh ibu dan tumbuh kembang janin. Peningkatan kebutuhan mineral bergantung pada fungsi masing masing jenis mineral dan membantu proses metabolisme tubuh, berbagai jenis mineral yang di butuhkan oleh ibu hamil sebagai berikut:

a) Zat kapur

Selama kehamilan kebutuhan zat kapur bertambah sebesar 400 mg. Zat kapur dibutuhkan untuk mendukung pembentukan tulang dan gigi janin. Sumber makanan yang mengandung zat kapur antara lain susu, keju, aneka kacang-kacangan dan sayuran berwarna hijau.

b) Fosfor

Selama kehamilan kebutuhan fosfor bertambah besar 400 mg. Fosfor dibutuhkan untuk mendukung pembentukan tulang dan gigi janin. Sumber makanan yang mengandung fosfor adalah susu, keju dan daging.

c) Zat besi

(38)

Sel darah merah ini dibutuhkan untuk peningkatan sirkulasi darah ibu dan pembentukan haemoglobin. Dengan demikian, daya angkut oksigen selama kehamilan dapat mencukupi kebutuhan. Sumber makanan yang mengandung zat besi adalah telur, hati, daging, kerang, ikan, kacang kacangan dan sayur sayuran berwarna hijau, zat besi sangat penting untuk mencegah anemia. d) Yodium

Yodium sangat penting untuk mencegah timbulnya keterlambatan mental (mental terbelakang) dan kelainan fisik yang cukup serius (kerdil). Sumber makanan yang mengandung yodium antara lain minyak ikan, ikan laut dan garam beryodium.

e) Kalsium

Kalsium dibutuhkan untuk mendukung pembentukan tulang dan gigi janin, sumber makanan yang mengandung kalsium antara lain susu dan keju. 6. Serat

Bahan makanan kaya serat adalah buah-buahan, sayuran, serelia atau padi-padian, kacang-kacangan, biji-bijian, gandum, beras dan olahannya. Ibu hamil membutuhkan asupan serat setiap hari sekitar 25-30 gram. Serat membantu sistem pencernaan, sehingga mencegah terjadinya sembelit.

7. Air

(39)

Tabel 2.1 Kecukupan Energi Yang Dianjurkan Untuk Primigravida Muda Berdasarkan Usia Ibu Dan Usia Kehamilan

No Umur

Kebutuhan Kalori Berdasarkan Usia* Ibu Hamil (Tambahan)** Kecukupan Kalori (kkal/hari)*** TM II TM II TM

III TM

I

TM II

TM III

Energi Energi Energi

1 13 – 15 Tahun 2350 180 300 300 2530 2650 2650

2 16 – 19 Tahun 2200 180 300 300 2380 2500 2500

* : Kebutuhan Kalori Nyata ** : TambahanKalori Ibu Hamil *** : Kecukupan Kalori Yang Di Anjurkan

Sumber : Widiya Karya Pangan dan Gizi Tahun 2004 dalam Almatsier. S Tahun 2011

Tabel 2.2 Kecukupan Protein Yang Dianjurkan Untuk Primigravida Muda Berdasarkan Usia Ibu Dan Usia Kehamilan

No Umur

Kebutuhan Kalori Berdasarkan Usia* Ibu Hamil (Tambahan)** Kecukupan Protein (kkal/hari)*** TM II TM II TM

III TM

I

TM II

TM III

Protein Protein Protein

1 13 – 15 Tahun 57 17 17 17 74 74 74

2 16 – 19 Tahun 57 17 17 17 72 72 72

* : Kebutuhan Protein Nyata ** : Tambahan Protein bu Hamil *** : Kecukupan Protein Yang Di Anjurkan

Sumber : Widiya Karya Pangan dan Gizi Tahun 2004 dalam Almatsier. S Tahun 2011

2.1.4. Dampak Kekurangan Gizi Bagi Ibu Hamil

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama kehamilan akan menimbulkan masalah baik pada ibu maupun pada janin.

1. Ibu

[image:39.612.115.532.112.212.2] [image:39.612.109.532.283.372.2]
(40)

2. Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat menyebabkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya, perdarahan setelah persalinan, persalinan macet (Pudiastuti, 2011).

3. Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, dapat menyebakan abortus, bayi lahir mati, kematian janin dalam kandungan, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra uterin, lahir dengan berat badan lahir rendah asupan zat gizi selama kehamilan (Pudiastuti, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian nining kejadian hiperemesis gravidarum lebih sering dialami oleh primigravida dari pada multigravida, hal ini berhubungan dengan tingkat kestresan dan usia si ibu saat mengalami kehamilan pertama, Hiperemesis gravidarum terjadi 60% pada primigravida dan 40% pada multigravida.

(41)

2.1.5. Pola Makan Sehat Bagi Ibu Hamil

Jadwal makan makanan bergizi seimbang tiga kali sehari pada waktu yang tepat yaitu sarapan, makan siang dan makan malam. Untuk makan utama makanan yang dikonsumsi tetap harus mengandung zat gizi lengkap yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral serta air.

Porsi Sedikit Tetapi Sering untuk mencegah gangguan pencernaan pada ibu hamil dengan mengatur porsi makan dalam jumlah kecil namun sering (5 atau 6 kali sehari).

Mengurangi konsumsi kandungan kafein terdapat dalam minuman seperti kopi, coklat dan minuman ringan lainya, kafein dan tanin yang ada didalam minuman tersebut dapat menghambat penyerapan beberapa zat gizi terutama makanan yang mengandung kalsium (Varney. dkk, 2002).

2.2. Perilaku Gizi 2.2.1. Pengetahuan Gizi

(42)

Pengetahuan tentang gizi sebaiknya mendapat bimbingan dan pengawasan dari orang yang lebih mengerti tentang masalah tersebut, sehingga ibu primigravida muda semakin tahu dan mengerti tentang gizi dan dapat melaksanakannya dengan baik. Pengetahuan ibu primigravida muda yang baik akan mendukung konsumsi makanan yang baik juga sehingga tercapai gizi seimbang selama kehamilannya untuk mengoptimalkan derajat kesehatan. Seseorang yang didasari dengan pengetahuan gizi yang baik akan memperhatikan keadaan gizi makanan yang dikosumsinya. Makanan yang bergizi bukannya selalu makanan yang mahal dan enak rasanya. Pengetahuan gizi sangat diperlukan dalam upaya pemilihan makanan yang di konsumsi, dengan tujuan agar makanan tersebut memberikan gizi yang sesuai dengan yang di butuhkan oleh tubuh atau sering di sebut gizi seimbang (Notoadmotjo, 2007).

Tingkat pengetahuan gizi menentukan perilaku konsumsi pangan, salah satu melalui pendidikan gizi. Pendidikan gizi berusaha menambah pengetahuan dan perbaikan kebiasaan konsumsi pangan yang umumnya dipandang baik diberikan sedini mungkin. Selain itu pengetahuan diharapkan akan menghasilkan perilaku individu dalam penerapan konsumsi pangan untuk mempertahankan gizi yang baik. Selain itu akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan, yang selanjutnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu yang bersangkutan (Mulyaningrum S, 2009).

(43)

menyebabkan ibu hamil mengalami anemia yang berakibat pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin. Untuk itu pengetahuan ibu hamil tentang zat besi sangat diperlukan untuk mencegah ibu mengalami anemia. Tingkat pengetahuan menentukan perilaku konsumsi pangan, salah satu melalui pendidikan gizi (Mulyaningrum S, 2009).

Pendidikan gizi berusaha menambah pengetahuan dan perbaikan kebiasaan konsumsi pangan yang umumnya dipandang baik diberikan sedini mungkin. Selain itu pengetahuan diharapkan akan menghasilkan perilaku individu dalam penerapan konsumsi pangan untuk mempertahankan gizi yang baik. Selain itu akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan, yang selanjutnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu yang bersangkutan (Hasanah, 2012).

2.2.2. Sikap Tentang Gizi

Sikap tentang gizi merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek yang berhubungan dengan gizi. Sikap hanyalah suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk mengingini atau tidak objek tersebut. Sikap ini tergantung dari segi positif atau negatifnya, makin tinggi pengetahuan maka makin banyak segi positifnya (Notoadmodjo, 2007).

(44)

2.2.3. Konsumsi Gizi Ibu Hamil

Konsumsi gizi ibu hamil adalah susunan dan jumlah pangan yang di konsumsi ibu yang sedang hamil, konsumsi gizi dimaksud untuk memenuhi kebutuhan gizi didalam kehamilan, konsumsi seseorang terhadap pangan menunjukkan tingkat keberagaman pangan seseorang. Konsumsi pangan dapat dipengaruhi oleh aspek sosial, pengetahuan, ekonomi, dan budaya. Pola makan yang baik akan cukup menyediakan gizi yang dibutuhkan untuk kesehatan kehamilan dan mengurangi resiko lahirnya bayi cacat. Selain itu makanan yang baik akan membantu system pertahanan tubuh ibu hamil terhadap terjadinya infeksi. Makanan yang baik akan melindungi ibu hamil dari akibat buruk zat-zat yang mungkin ditemui seperti obat-obatan, toksin dan polutan (Mulyaningrum S, 2009).

Hasil penelitian Surasih (2005) menyatakan salah satu penyebab munculnya gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kurangnya pengetahuan tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian yang dilakukan Khaidar di Puskesmas Seyegan (2005), menyebutkan bahwa kejadian kekurangan energi kronik pada ibu hamil didaerah penelitian dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang jumlah makanan dan pengetahuan tentang anggota keluarga yang diprioritaskan untuk memperoleh makanan.

(45)

hal termasuk pendidikan, kesehatan, sosial dan gizi. Dari aspek gizi ibu hamil usia remaja tergolong rawan karena tubuh masih dalam pertumbuhan dan janin yang dikandungnya memerlukan masukan gizi yang tinggi.Tanpa didukung oleh tingkat pendidikan, pengetahuan gizi dan tingkat sosial ekonomi yang memadai ibu hamil usia remaja akan mudah mengalami mallnutrisi (Khomsan, 2002).

Usia seorang ibu berkaitan dengan perkembangan alat-alat reproduksinya, kehamilan kurang dari 20 tahun secara biologi belum matang emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami guncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilan (Manuaba, 1998).

Hasil penelitian Gustian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola konsumsi dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil. Hal ini disebabkan banyaknya pantangan atau tabu pada ibu hamil sehingga ada bahan makanan tertentu yang dilarang dikonsumsi oleh ibu hamil seperti larangan mengkonsumsi udang yang merupakan pelancar absorpsi zat besi. Larangan ini akan berakibat pada terhambatnya absorpsi zat besi pada ibu hamil yang akan menyebabkan terjadinya anemia. Selain itu juga terkait dengan konsumsi makanan pokok orang Indonesia yaitu beras yang mengandung zat besi rendah dan kaya akan phytat dimana zat ini menurunkan bioavailibilitas zat besi.

(46)
[image:46.612.145.482.136.270.2]

2.3. Kerangka konsep

Gambar 2.1 Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian menggambarkan bahwa yang akan diteliti perilaku gizi ibu yaitu pengetahuan gizi, sikap tentang gizi dan bagaimana gambaran pola konsumsi gizi ibu primigravida muda yang dapat dilihat dari jenis, jumlah dan frekuensi makan.

Pengetahuan tentang gizi

Konsumsi gizi ibu primigravida muda meliputi:

− Jenis makanan − Frekuensi makan − jumlah zat gizi

(energi dan protein) Sikap tentang

(47)

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional bertujuan memperoleh gambaran perilaku gizi primigravida muda di wilayah kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2012.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini karena kasus primigravida muda pada tahun 2011 tercatat sebanyak 64 orang dari 454 kunjungan kehamilan. Tahun 2012 ada 66 kasus ibu hamil untuk pertama kalinya diusia kurang dari 20 tahun yang tidak terlepas dari masalah kehamilan yaitu hiperemesis gravidarum, mereka tampak anemis, serta mempunyai pandangan yang salah terhadap makanan-makanan tertentu yang sebenarnya sangat bermanfaat terhadap kehamilan. Mengikuti kebiasaan makan keluarga yang sebenarnya tidak baik bagi kehamilan, dan cenderung membatasi porsi makan selama kehamilan dengan tujuan memiliki tubuh yang langsing setelah melahirkan.

3.2.2. Waktu Penelitian

(48)

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang sedang hamil untuk pertama kalinya di usia kurang dari 20 tahun sebanyak 36 orang yang berada di wilayah kerja puskesmas Tanah Tinggi kota Binjai Tahun 2012.

3.3.2. Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu seluruh ibu yang sedang hamil untuk pertama kalinya di usia kurang dari 20 tahun sebanyak 36 orang.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini berdasarkan sumbernya dapat dibagi dua, yaitu :

3.4.1. Data Primer

Data primer dikumpulkan dengan wawancara langsung dengan responden. Data primer terdiri dari pengetahuan gizi primigravida muda, sikap tentang gizi, dan data konsumsi pangan yang terdiri dari jenis pangan, tingkat konsumsi energi dan protein didasarkan pada metode food recall 24 jam. Frekuensi makan dan jenis makanan diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan formulir food frequency.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan atau dokumen puskesmas tanah tinggi yang terdiri dari:

(49)

− Data gambaran umum puskesmas 3.5. Instrumen Penelitian

Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Kuesioner pengetahuan gizi dan sikap tentang gizi. 2. Formulir food frequency dan food recall 24 jam. 3.6. Defenisi Operasional

1. Ibu primigravida muda adalah ibu yang pertama kalinya hamil diusia kurang dari 20 tahun yang mayoritas pada penelitian ini terdapat direntang usia 16-19 tahun, yang terdapat di wilayah kerja puskesmas Tanah Tinggi kecamatan Binjai Timur Kota Binjai.

2. Pengetahuan tentang gizi adalah yang diketahui ibu primigravida muda yang berhubungan dengan makanan yang berguna bagi tubuh dan kesehatan terutama saat kehamilan serta dampak dari kehamilan di usia muda.

3. Sikap tentang gizi adalah respon primigravida muda didalam mengonsumsi makanan yang berguna bagi tubuh dan kesehatan serta dampak dari kehamilan di usia muda.

4. Pola konsumsi adalah susunan jenis, frekuensi dan jumlah pangan yang dikonsumsi primigravida muda dalam pemenuhan gizi kehamilannya. 5. Jenis makanan adalah ragam makanan yang dikonsumsi oleh

(50)

6. Frekuensi makan adalah berapa kali setiap jenis bahan makanan dikonsumsi primigravida muda setiap hari yaitu: >1x/hari, 1x/hari, 4-6x/minggu, 1-3xseminggu, 1x/bulan, jarang dan tidak pernah.

7. Tingkat konsumsi energi dan protein adalah jumlah energi dan protein yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi oleh primigravida muda dalam sehari.

3.7. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran dalam penelitian ini didasarkan pada jawaban ibu primigravida muda, terhadap pertanyaan kuosioner yang disesuaikan dengan skor yang ada. Skala pengukuran pengetahuan dalam penelitian ini berdasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden terhadap semua pertanyaan yang diberikan (Arikunto, 2006).

− Nilai Baik : Jika total nilai jawaban yang benar diperoleh > 66%

− Nilai sedang : Jika total nilai jawaban yang benar diperoleh 33% -66%

− Nilai sedang : Jika total nilai jawaban yang benar diperoleh < 33% 1. Pengetahuan Gizi

Untuk pengetahuan disusun sebanyak 11 pertanyaan yang mempunyai nilai tertinggi 2 dan yang terendah 0, dengan total skor tertinggi 22. Berdasarkan jumlah nilai yang dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:

− Pengetahuan baik, apabila skor responden > 15 (>66%).

− Pengetahuan sedang, apabila jumlah skor responden 8-15 (33%-66%).

(51)

2. Sikap

Untuk pengetahuan disusun sebanyak 10 pertanyaan yang mempunyai nilai tertinggi 2 dan yang terendah 0, dengan total skor 20 berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:

− Sikap baik, apabila skor responden >13 (> 66%).

− Sikap sedang, apabila jumlah skor responden 7-13 (33%-66%). − Sikap kurang , apabila jumlah skor responden < 7 (< 33%).

3. Jenis makanan terdiri dari aneka ragam makanan yang dikonsumsi oleh primigravida muda yang diperoleh dengan menggunakan formulir food recall. Jenis makanan terdiri dari: nasi, sayuran, lauk-pauk, buah-buahan serta makanan lain yang dikonsumsi.

4. Frekuensi makan diperoleh dengan wawancara menggunakan formulir food frquency. Data frekuensi makan diolah menjadi 7 jenis yaitu : >1x/hari, 1x/hari, 4-6x/minggu, 1-3x/minggu, 1x/bulan, jarang dan tidak pernah.

5. Tingkat konsumsi Energi dan Protein.

Tingkat konsumsi energi dan protein diukur dengan menggunakan formulir food recall 24 jam sebanyak 2x, dengan cara bahan makanan yang dikonsumsi primigravida muda dihitung energi dan proteinnya kemudian dibandingkan dengan angka kecukupan energi dan protein kemudian dibandingkan dengan daftar kecukupan gizi yang dianjurkan (DKGA) dengan menggunakan rumus:

K

(52)

Dimana:

TK = Tingkat kecukupan K = konsumsi

KC = kecukupan yang dianjurkan.

Menurut Suparissa, dkk, tahun 2002, tingkat energi dan protein dapat digolongkan atas:

− Baik : >100% − Sedang : 80 -90%

− Kurang : 70-79%

− Defisit : <70%

3.8. Pengolahan Dan Analisis Data 3.8.1. Pengolahan Data

Proses pengolahan data dilakukan melalui tahap sebagai berikut: 1. Pengeditan Data (Editing)

Kegiatan ini dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang telah diisi, berkaitan dengan kelengkapan pengisian, kejelasan, dan konsistensi jawaban dan koreksi terhadap kesalahan pengisian.

2. Pengkodean Data (Coding)

(53)

3. Pemasukan Data (Entry)

Tahapan ini dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam komputer untuk diolah dan dianalisis

4. Pengecekan Data (Cleaning)

Adalah pengecekan data yang sudah dientri, apakah ada kesalahan atau tidak. 3.8.2. Analisis Data

(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Kondisi Geografi

Puskesmas Tanah Tinggi adalah puskesmas yang terdapat di Kecamatan Binjai Timur Pemerintahan Kota Binjai, tepatnya di Jalan Cut Nyakdien No. 112. Puskesmas Tanah tinggi membawahi 5 pukesmas pembantu yang terdiri dari 38 lingkungan. Luas wilayah kerja puskesmas tanah tinggi 21.70 Km2.

Adapun batas - batas wilayah Puskesmas Tanah Tinggi adalah :

− Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Binjai Utara. − Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Binjai Kota.

− Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

− Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Langkat. 4.1.2. Demografi

Wilayah kerja Puskesmas Tanah Tinggi memiliki jumlah rumah tangga sebanyak 10.551 dengan jumlah penduduk sebanyak 47.137 jiwa yang terdiri dari 15.985 laki-laki dewasa dan 15.128 perempuan dewasa dengan kepadatan penduduk 2.172 jiwa/km2.

4.2. Karakteristik Primigravida Muda

(55)

yaitu sebanyak 22 orang (61,4%). Pekerjaan primigravida muda beragam namun sebagian besar sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 23 orang (63,9%), Primigravida Muda sebagian besar suku Jawa yaitu sebanyak 23 orang (63,9%). Primigravida muda mayoritas beragama Islam yaitu 94.4%. Usia kehamilan Primigravida Muda sebesar 41.7% berada pada kehamilan trimester III, dan sebanyak 22 orang (61,1%) masih tinggal dengan keluarga. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Primigravida Muda di Wailayah Kerja Puskesmas Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2012

No Karakteristik Primigravida Muda Jumlah (n) %

1 Umur Ibu 16 17 18 19 1 10 18 7 2,8 27,8 50 19,4

Total 36 100,0

2 Pendidikan − SMP − SMU 22 14 61,1 38,9

Total 36 100,0

3 Pekerjaan − Buruh Pabrik − Berdagang − IRT

− Buruh Cuci

2 9 23 2 5,6 25,0 63,9 5,6

Total 36 100,0

4 Agama − Islam − Kristen 34 2 94,4 5,6

Total 36 100,0

5 Suku − Jawa − Batak − Banjar − Padang − Melayu 23 5 4 3 1 63,9 13,9 11,1 8,3 2.8

[image:55.612.114.527.278.710.2]
(56)

No Karakteristik Primigravida Muda Jumlah (n) % 6 Usia Kehamilan

− TM I − TM II − TM III

8 13 15

22,2 36,1 41,7

Total 36 100,0

7 Tinggal Dengan − Orang Tua/Mertua − Mengontrak

22 14

61,1 38,9

Total 36 100,0

4.3. Perilaku Gizi Primigravida Muda

Perilaku gizi primigravida muda dilihat dari pengetahuan tentang gizi, sikap tentang gizi, dan pola konsumsi primigravida muda.

4.3.1. Pengetahuan Gizi Primigravida Muda

Hasil penelitian menunjukan bahwa primigravida muda sebagian besar memiliki pengetahuan yang kurang yaitu 20 orang (55,6%), memiliki pengetahuan sedang 12 orang (33,3%).

Tabel 4.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Primigravida Muda Tentang Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Pemerintah Kota Binjai Tahun 2012

No Pengetahuan Gizi Jumlah %

1 Baik 4 11,1

2 Sedang 12 33,3

3 Kurang 20 55,6

Total 36 100,0

[image:56.612.114.526.85.231.2]
(57)

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Ibu Berdasarkan Pengetahuan Gizi Primigravida Muda yang Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Pemerintah Kota Binjai Tahun 2012

1 Menurut yang ibu ketahui apa yang dimaksud dengan gizi?

a. Zat yang terdapat pada makanan tertentu yang berguna bagi

kesehatan tubuh

22 61.1

b. Zat yang terdapat pada makanan yang berguna bagi kesehatan 14 38.9

Total 36 100,0

2 Menurut yang ibu ketahui apakah akibat kehamilan diusia <20 tahun terhadap bayi yang akan dilahirkan?

a. Akan menyebabakan BBLR, premature, partus lama, perdarahan,

b. Akan menyebabkan BBLR, premature, kelainan bawaan.

c. Tidak ada hubungan.

15 4 17 41,7 47,2 11,1

Total 36 100,0

3 Manurut yang ibu ketahui apakah hubungan kehamilan di usia < 20 tahun dengan kesehatan ibu?

a. Meningkatkan resiko perdarahan, Ca.cervik, infeksi,

KEK,keracunan kehamilan

b. Anemia dan meningkatkan resiko perdarahan.

c. Ibu masih muda tetapi sudah mempunyai anak

1 20 15 2,8 55,5 41,7

Total 36 100,0

4 Menurut yang ibu ketahui apakah ada perbedaan kebutuhan gizi

berdasarkan usia kehamilan?

a. Ada, diawal kehamilan harus makan banyak dan gizi yang

dikonsumsi harus lengkap.

b. Ada, setiap trimester pada kehamilan berbeda kebutuhanya.

c. Tidak ada, mengkonsumsi makanan sesuai selera saja.

18 4 14 50,0 11,1 38,9

Total 36 100,0

5 Menurut yang ibu ketahui berapa kg seharusnya terjadi peningkatan berat badan selama kehamilan?

a. 4-6 kg. b. 13-22 kg. c. 10-13 kg.

19 12 5 52,8 33,3 13,9

Total 36 100,0

6 Menurut yang ibu ketahui apakah hamil din usia < 20 tahun

membutuhkan gizi yang lebih banyak dari pada hamil di usia >20 tahun?

a. Ya, karena ibu hamil diusia < 20 tahun membutuhkan asupan gizi untuk pertumbuhan ibu dan janin.

b. Ya, ibu hamil harus makan untuk kebutuhan 2 orang.

c. Tidak tahu.

5 23 8 13,9 63,9 13,9

Total 36 100,0

[image:57.612.111.524.90.585.2]
(58)

kehamilan usia kurang dari 20 tahun terhadap kesehatn bayi yang akan dilahirkan sebanyak 17 orang primigravida muda menjawab tidak ada hubungan. Pengaruh kehamilan di bawah 20 tahun terhadap kesehatan ibu sebanyak 15 orang primigravida Muda menjawab ibu masih muda tetap sudah mempunyai anak, padahal kita ketahui bahwa kehamilan di usia muda resiko tinggi terhadap kesehatan ibu seperti terjadinya Ca.Cervik, keracunan kemanilan dan kurang energi kronis. Untuk pertanyaan kebutuhan gizi berdasarkan usia kehamilan sebanyak 18 orang (50%) primigravida muda menjawab di awal kehamilan harus banyak makan, padahal yang kita ketahui peningkatan energi protein yang meningkat lebih banyak terjadi pada kehamilan trimester II dan III. Untuk pertanyaan peningkatan berat badan selama kehamilan sebanyak 19 orang (52,8%) primigravida muda menjawab 5-7 kg padahal peningkatan berat badan yang terjadi selama kehamilan seharusnya 10-13 kg. Untuk pertanyaan kebutuhan gizi hamil di usia kurang dari 20 tahun dengan hamil di atas 20 tahun sebanyak 23 orang (63,9%) primigravida muda menjawab ibu hamil harus makan untuk kebutuhan 2 orang.

4.3.2. Sikap Gizi Primigravida Muda

(59)

Tabel 4.4 Distribusi Sikap Tentang Gizi Primigravida Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Pemerintah Kota Binjai Tahun 2012

No Sikap Tentang Gizi Jumlah (n) %

1 Baik 6 16,7

2 Sedang 14 38,9

3 Kurang 16 44,4

Total 36 100,0

Sikap Primigravida muda tidak hanya sebatas masalah gizi pada kehamilan namun dilihat respon ibu tentang bagaimana dampak kehamilan diusia muda terhadap kesehatan ibu dan janin serta sikap ibu terhadap kebiasan keluarga yang tidak baik bagi kehamilan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Ibu Berdasarkan Sikap yang Kurang tentang Gizi Priigramida Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Pemerintah Kota Binjai Tahun 2012

No Pernyataan Setuju

Kurang Setuju

Tidak

Setuju Total n % n % n % n %

1 Kebiasaan makan keluraga bisa

dilanggar jika hal itu tidak baik bagi kehamilan

2 5,6 26 72,2 8 22,2 36 100,0

2 Mengkonsumsi jamu,merokok,minum

kopi dapat menyebabakan masalah terhadap kesehatan ibu dan janin

4 11,1 23 63,9 9 25,0 36 100,0

3 Infeksi kehamilan, anemia, perdarahan,

KEK, keracunan kehamilan, anemia, perdarahan, KEK, keracunan kehamilan (pre eklamsia/eklamsia), Ca. cervik, merupakan slah satu akibat dari kehamilan di usia muda terhadap ibu.

1 2,8 21 58,3 14 38,9 36 100,0

4 Kebutuhan gizi ibu hamil berbeda untuk

setiap trimester pada kehamilan.

8 22,2 16 44,4 12 33,3 36 100,0

5 Dalam kehamilan peningkatan berat

badan sebanyak 11-13 kg prosesnya bertahap di TM I, TM II, TM III.

6 16,7 18 50,0 12 33,3 36 100,0

[image:59.612.123.526.358.601.2]
(60)

menganai merokok dan kebiasaan minum jamu sebanyak 23 orang (63,9%) primigravida muda menjawab kurang setuju. Untuk pernyataan tentang dampak kehamilan di usia muda terhadap kesehatan ibu sebanyak 21 orang (58,3%) primigravida muda menjawab kurang setuju. Untuk pernyatan kebutuhan gizi ibu hamil setiap kehamilan berbeda sebanyak 16 orang (44,4%) primigravida muda menyatakan kurang setuju. Untuk pernyataan peningkatan berat badan sebanyak 11-13 kg dan prosesnya bertahap sebanyak 18 oang (50%) primigravida muda menyatakan kurang setuju.

4.3.3. Tabulasi Silang Pengetahuan dan Sikap Primigravida Muda

[image:60.612.112.526.422.530.2]

Untuk melihat bagaimana sikap tentang gizi primigravida muda dari pengetahuan gizi yang dimiliki dalam hal ini dikategorikan menjadi 3 (tiga) yaitu baik, sedang, dan kurang.

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Sikap dan Pengetahuan Primigravida Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tnggi Kota Binjai Tahun 2012 No Pengetahuan gizi

Sikap tentang Gizi Total

Baik Sedang Kurang

n %

n % n % n %

1 2 3 Baik Sedang Kurang 4 2 0 100,0 16,7 0,0 0 10 4 0,0 83,3 20 0 0 16 0,0 0,0 80 4 12 20 100,0 100,0 100,0

(61)

memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang gizi 4 orang (20%) memiliki sikap yang sedang tentang gizi dan 16 orang (80%) memiliki sikap yang kurang.

4.4. Pola Konsumsi Primigravida Muda

Untuk melihat pola konsumsi primigravida dari yaitu jenis makanan dan frekuensi makan primigravida muda serta tingkat konsumsi energi dan protein.

Tabel 4.7 Distrubusi Frekuensi Konsumsi Makan Primigravida Muda Berdasarkan Jenis Makanan Pokok di Wilayah Kerja Puskesmas Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2012

Frekuensi Makanan

Jenis Makanan 1x/hr

4–6x/ Minggu

1–3x/ Minggu

1–3x/

Bulan Tidak Pernah Jumlah n % n % n % n % n % 100,0 Makanan Pokok Nasi Mie Roti Singkong 36 13 3 0 100,0 36,1 8,3 0,0 0 23 26 8 0,0 63,9 72,2 22,2 0 0 7 12 0,0 0,0 19,4 33.3 0 0 0 18 0,0 0,0 0,0 50 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Frek

Gambar

Tabel 2.1 Kecukupan Energi Yang Dianjurkan Untuk Primigravida Muda Berdasarkan Usia Ibu Dan Usia Kehamilan
Gambar 2.1 Kerangka konsep
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Primigravida Muda di Wailayah Kerja
Tabel 4.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Primigravida Muda Tentang Gizi di
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dengan membrikan kesehatan, kekuatan dan kesabaran kepada

Sasaran kegiatan meningkatkan KINERJA PELAYANAN sarana dan prasarana transportasi kereta api diwilayah Kerja Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten , indikator

Pada watermarking copy attack tersebut, terdapat 3 langkah utama dari proses serangan ini, yaitu melakukan prediksi terhadap watermark yang ada pada file yang telah

Kesimpulan dari penelitian Putz-Bankuti et al ini yaitu terdapat hubungan signifikan dari 25(OH)D dengan derajat disfungsi hati dan memberi kesan bahwa rendahnya kadar

Hasil penelitian pada parameter tinggi tanaman, perlakuan dengan perbedaan jenis media tanam sistem akuaponik memberikan efektivitas yang sangat nyata pada minggu

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian (Berpikir kritis (Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam mengamati permasalahan (literasi

error rate yang paling baik dihasilkan oleh algoritme EBP.Sedangkan pada data dengan 5 variabel terjadi overprune, hal tersebut terlihat dari nilai error rate ketiga

Dalam proses penyusunannya, Rencana Kerja (Renja) Bappeda Kabupaten Klaten Tahun 2020, juga mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang