• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.2 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. (Notoadmodjo, 2007) Pengetahuan remaja tentang seks bebas adalah segala sesuatu yang remaja ketahui tentang seks bebas.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden mengetahui dan memberi jawaban yang benar atas pertanyaan yang berhubungan dengan informasi tentang seputar seks bebas. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden terkecil yang menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan, yaitu 52.4% responden yang menjawab benar bahwa perempuan bisa hamil bila melakukan hubungan seks pada masa subur (14 hari setelah haid), 59.8% responden yang menjawab benar bahwa hubungan seks bebas yang dilakukan secara tidak aman dapat menyebabkan penyakit menular seksual. Sementara itu 61% sampai 100% responden menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan lainnya. Yaitu 61% responden menjawab benar bahwa HIV dan AIDS termasuk penyakit menular seksual, 100% responden menjawab benar bahwa meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME serta belajar disiplin merupakan salah satu upaya dalam menghadapi seks bebas.

Tabel 5.1.2.a

Distribusi Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas Berdasarkan Jawaban Benar dan Salah

di Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008

No Pernyataan

Jawaban

Benar Salah Total

N % N % N %

1 Seks bebas merupakan aktivitas seksual yang dilakukan tanpa dilandasi oleh suatu ikatan perkawinan yang sah.

82 100 0 0 82 100

2 Berciuman termasuk salah satu

aktivitas seksual remaja. 58 70.7 24 29.3 82 100 3 Berpelukan sambil berciuman

merupakan salah satu aktivitas seksual yang beresiko kearah aktivitas seks bebas (hubungan intim).

55 67.1 27 32.9 82 100

4 Rangsangan yang dilakukan oleh pasangan pada bagian-bagian organ seksual seperti alat kelamin dapat menyebabkan seseorang sulit untuk mengendalikan nafsu seksualnya.

82 100 0 0 82 100

5 Perempuan bisa hamil bila melakukan hubungan seks pada saat masa subur ( 14 hari setelah haid).

43 52.4 39 47.6 82 100 6 Hubungan seks bebas dapat

mengakibatkan kehamilan yang tidak diharapkan.

81 98.8 1 1.2 82 100 7 Tindakan aborsi merupakan

salah satu akibat dari kehamilan yang tidak diharapkan.

69 84.1 13 15.9 82 100 8 Aborsi selain dapat merusak

organ reproduksi remaja juga dapat menyebabkan kematian.

53 64.6 29 35.4 82 100 9 Hubungan seks bebas yang

dilakukan secara tidak aman dapat menyebabkan penyakit menular seksual.

Tabel 5.1.2.a (Lanjutan) N

o Pernyataan

Jawaban

Benar Salah Total

N % N % N %

10 HIV dan AIDS termasuk

penyakit menular seksual. 50 61 32 39 82 100 11 Penyakit menular seksual yang

tidak diobati secara tepat dapat mengakibatkan kematian.

53 64.6 29 35.4 82 100 12 Penyebaran informasi melalui

media massa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi remaja berperilaku beresiko kearah

aktivitas seks bebas.

82 100 0 0 82 100

13 Hubungan seksual merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang termasuk remaja.

58 70.7 24 29.3 82 100

14 Adanya tekanan dari pacar

mempengaruhi remaja melakukan seks bebas.

67 81.7 15 18.3 82 100 15 Meningkatkan keimanan dan

ketakwaan terhadap Tuhan YME serta belajar disiplin merupakan salah satu upaya dalam menghadapi seks bebas.

82 100 0 0 82 100

Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas di Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai dikategorikan baik dan kurang baik. Pengetahuan diukur dengan menjawab 15 pertanyaan. Pengetahuan baik diperoleh dengan menjawab benar > 8 pertanyaan, sedangkan pengetahuan kurang baik diperoleh dengan menjawab benar ≤ 8 pertanyaan.

responden dan yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang seks bebas yaitu sebanyak 31.7% responden. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5.1.2.b

Tabel 5.1.2.b

Distribusi Kategori Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas di Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008

Pengetahuan Jumlah %

Baik 56 68.3

Kurang baik 26 31.7

Jumlah 82 100

5.1.3 Sikap Remaja Dalam Menghadapi Seks bebas di Desa Petuaran Hilir kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008.

Sikap remaja dalam menghadapi seks bebas adalah respon atau pendapat remaja tentang paham yang berhubungan dengan seks bebas.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pernyataan positif (favourable) yang menyangkut tentang seks bebas mayoritas responden menyatakan penilaian yang positif (sangat setuju / setuju) yaitu meliputi 45.1% responden sangat setuju dan 54.9% setuju pada pernyataan: hubungan seks hanya dibenarkan jika sudah menikah karena sesuai dengan hukum agama dan negara, seks bukan satu-satunya cara untuk mengungkapkan kasih sayang kepada pasangan karena seks dapat membawa akibat yang dapat merusak masa depan,

gejolak seks adalah wajar pada remaja tetapi bukan berarti harus melakukan hubungan seks karena seks hanya dibenarkan jika sudah menikah, mampu menahan diri pada saat berpacaran merupakan sikap yang tepat untuk menghindari hubungan seks karena hubungan seks dapat mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan. Kemudian 42.7%

responden sangat setuju dan 54.9% setuju pada pernyataan mengatakan tidak bila pacar mengajak berhubungan seks merupakan cara yang tepat dalam mengambil keputusan karena menyangkut masa depan dan harga diri.

Sementara pada pernyataan negatif (unfavourable) yang menyangkut tentang seks bebas masih ada responden menyatakan penilaian negatif (sangat setuju / setuju). Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa sebesar 8.5% responden sangat setuju dan 35.4% setuju pada pernyataan hubungan seks sebelum

menikah sah-sah saja karena berhubungan seks berarti serius dengan pacar, 30.5%

responden sangat setuju dan 18.3% setuju pada pernyataan dikatakan pacaran

kalau sudah berciuman karena ciuman merupakan variasi dari pacaran, 3.7%

responden sangat setuju dan 37.8% setuju pada pernyataan melakukan rangsangan pada alat kelamin pacar merupakan hal yang wajar dalam berpacaran karena melakukan rangsangan bukan berarti melakukan hubungan seksual (hubungan antar kelamin), 11% responden sangat setuju dan 35.4% setuju pada pernyataan melakukan hubungan seks bebas adalah suatu hal yang wajar asalkan tidak membuat hamil, dan 9.8% responden sangat setuju dan 37.8% setuju pada pernyataan melakukan seks bebas merupakan suatu hal yang trendi saat ini karena mengikuti perkembangan zaman.

Tabel 5.1.3.a

Distribusi Sikap Remaja dalam Menghadapi Seks Bebas Berdasarkan Jawaban Responden

di Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008

No Pernyataan Jawaban Total SS S R TS STS N % N % N % N % N % N % 1 (+)

Hubungan seks hanya dibenarkan jika sudah menikah karena sesuai dengan hukum agama dan negara.

37 45.1% 45 54.9% 0 0 0 0 0 0 82 100% 2 (+)

Seks bukan satu-satunya cara untuk mengungkapkan kasih sayang kepada pasangan karena seks dapat membawa akibat yang merusak masa depan.

37 45.1% 45 54.9% 0 0 0 0 0 0 82 100% 3 (+)

Gejolak seks adalah wajar pada remaja tetapi bukan berarti harus melakukan hubungan seks karena seks hanya dibenarkan jika sudah menikah. 37 45.1% 45 54.9% 0 0 0 0 0 0 82 100% 4 (+)

Mampu menahan diri pada saat berpacaran merupakan sikap yang tepat untuk menghindari hubungan seks, karena hubungan seks dapat mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan. 37 45.1% 45 54.9% 0 0 0 0 0 0 82 100% 5 (+)

Mengatakan tidak bila pacar mengajak berhubungan seks merupakan cara yang tepat dalam mengambil keputusan karena menyangkut masa depan dan harga diri. 35 42.7% 45 54.9% 2 2.4% 0 0 0 0 82 100%

Tabel 5.1.3.a (Lanjutan) No Pernyataan Jawaban Total SS S R TS STS N % N % N % N % N % N % 6 (-)

Hubungan seks sebelum menikah sah-sah saja karena berhubungan seks berarti serius dengan pacar.

7 8.5% 29 35.4% 0 0 12 14.6% 34 41.5% 82 100% 7 (-)

Dikatakan pacaran kalau sudah berciuman karena ciuman merupakan variasi dari pacaran.

25 30.5% 15 18.3% 0 0 8 9.8% 34 41.5% 82 100% 8 (-)

Melakukan rangsangan pada alat kelamin pacar merupakan hal yang wajar dalam berpacaran karena melakukan rangsangan bukan berarti melakukan hubungan seksual (hubungan antar kelamin).

3 3.7% 31 37.8% 0 0 14 17.1% 34 41.5% 82 100% 9 (-)

Melakukan hubungan seks bebas adalah suatu hal yang wajar asalkan tidak membuat hamil.

9 11% 29 35.4% 0 0 10 12.2% 34 41.5% 82 100% 10 (-)

Melakukan seks bebas merupakan suatu hal yang trendi saat ini karena mengikuti perkembangan zaman. 8 9.8% 31 37.8% 0 0 9 11% 4 41.5% 82 100%

Sikap Remaja Dalam Menghadapi Seks Bebas di Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai dikategorikan baik (positif) dan kurang baik (negatif). Sikap diukur dengan menjawab 10 pertanyaan (5 favourable dan 5

unfavourable). Sikap baik (positif) diperoleh jika skor > 30. sedangkan sikap kurang baik(negatif) diperoleh jika skor ≤ 30

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 82 responden lebih banyak memiliki sikap baik (positif) dalam menghadapi seks bebas yaitu sebanyak 59.8% responden dan yang memiliki sikap kurang baik (negatif ) dalam menghadapi seka bebas yaitu sebanyak 40.2% responden. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5.1.3.b

Tabel 5.1.3.b

Distribusi Kategori Sikap Remaja dalam Menghadapi Seks Bebas di Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008

Sikap Remaja Jumlah %

Baik (positif) 49 59.8

Kurang baik (negatif) 33 40.2

Jumlah 82 100

5.1.4 Perilaku Remaja dalam Menghadapi Seks Bebas di Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai

Perilaku remaja dalam menghadapi seks bebas adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan remaja dalam menghadapi seks bebas.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas remaja memiliki perilaku seksual yang tidak beresiko tinggi terjadinya hubungan seks bebas. Hal ini dapat dilihat bahwa dari 82 responden mayoritas remaja menjawab tidak bersedia melakukan hubungan intim yaitu sebanyak 97.6% responden, tidak pernah saling melakukan rangsangan pada alat kelamin yaitu sebanyak 92.7% responden, dan tidak pernah melakukan atau mencumbu buah dada yaitu sebanyak 68.3% responden. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5.1.4.a.

Tabel 5.1.4.a.

Distribusi Perilaku Remaja dalam Menghadapi Seks Bebas Berdasarkan Jawaban Ya dan Tidak

di Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008

No Pernyataan

Jawaban

Total

Ya Tidak

n % n % N %

1 Saling pegangan tangan dengan

pacar pada saat berduaan. 80 97.6 2 2.4 82 100 2 Membiarkan pacar untuk

memeluk / memeluk pacar pada saat berduaan.

74 90.2 8 9.8 82 100

3 Membiarkan pacar meletakkan tangannya ke pundak / meletakkan tangan ke pundak pacar pada saat berduaan.

73 89 9 11 82 100

4 Setiap bertemu pacar selalu ada

ciuman di pipi. 58 70.7 24 29.3 82 100 5 Pernah berciuman bibir dengan

pacar pada saat berduaan. 56 68.3 26 31.7 82 100 6 Pernah berpelukan dengan

pacar sambil ciuman di dahi. 53 64.6 29 35.4 82 100 7 Pernah berpelukan dengan

pacar sambil ciuman di mata. 49 59.8 33 40.2 82 100 8 Pernah berpelukan dengan

pacar sambil mencumbui telinga.

47 57.3 35 42.7 82 100

9 Pernah berpelukan dengan pacar sambil adu mulut dengan lidah.

Tabel 5.1.4.a. (Lanjutan) No Pernyataan Jawaban Total Ya Tidak n % n % N %

10 Pernah berpelukan dengan pacar sambil mengusap pinggang.

46 56.1 36 43.9 82 100

11 Membiarkan pacar mencumbu buah dada / mencumbu buah dada pacar pada saat berduaan.

26 31.7 56 68.3 82 100

12 Pernah saling melakukan rangsangan dengan pacar pada bagian-bagian organ seksual seperti alat kelamin.

6 7.3 76 92.7 82 100

13 Bersedia diajak oleh pacar untuk melakukan hubungan intim (hubungan kelamin).

2 2.4 80 97.6 82 100

Perilaku Remaja Dalam Menghadapi Seks Bebas di Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai dikategorikan beresiko tinggi dan berisiko rendah terjadinya hubungan seks bebas. Perilaku diukur dengan menjawab 13 pertanyaan. Perilaku beresiko rendah, jika menjawab ya pada sebagian atau seluruhnya pertanyaan nomor 1-10. sedangakan perilaku beresiko tinggi jika menjawab ya pada sebagian atau seluruhnya pertanyaan nomor 11-13.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 82 responden lebih banyak memiliki perilaku seksual yang beresiko rendah terjadinya hubungan seks bebas yaitu sebanyak 68.3% responden dan yang memiliki

berperilaku seksual yang beresiko tinggi terjadinya hubungan seks bebas yaitu sebanyak 31.7%.

Secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.1.4.b

Tabel 5.1.4.b

Distribusi Kategori Perilaku Remaja dalam Menghadapi Seks Bebas di Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008

Perilaku n % Beresiko tinggi 26 31.7 Beresiko rendah 56 68.3 Total 82 100 . 5.2 Pembahasan

5.2.1. Pengetahuan Remaja Dalam menghadapi Seks bebas di Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai

Berdasarkan distribusi kategori pengetahuan remaja dalam menghadapi seks bebas di Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai menunjukkan bahwa dari 82 responden lebih banyak memiliki pengetahuan baik tentang seks bebas yaitu sebanyak 68.3% responden. Namun masih ada yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang seks bebas yaitu sebanyak 31.7%. Hal ini disebabkan masih ada responden yang tidak mengetahui bahwa:

a. Perempuan bisa hamil bila melakukan hubungan seks pada masa subur (14 hari setalah haid) yaitu sebanyak 47.6% responden.

c. HIV dan AIDS termasuk penyakit menular seksual yaitu sebanyak 39% responden.

d. Aborsi selain dapat merusak organ reproduksi remaja juga dapat menyebabkan kematian yaitu sebanyak 35.4% responden.

e. Penyakit menular seksual yang tidak diobati secara tepat dapat mengakibatkan kematian yaitu sebanyak 35.4% responden.

Melihat hasil diatas, remaja yang berpengetahuan kurang baik, dapat dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang seks bebas. Hasil Penelitian ini sesuai dengan hasil survey Baseline (1999) yang menyatakan bahwa pengetahuan seks remaja Indonesia masih kurang / relatif rendah antara lain hanya 55% remaja yang mengetahui proses kehamilan dengan benar, 42% mengetahui tentang HIV / AIDS dan hanya 24% mengetahui tentang penyakit menular seksual (PMS).

Menurut Wilopo (2002), pengetahuan remaja Indonesia mengenai masalah kesehatan reproduksi memang masih sangat kurang / minim. Kurangnya pengetahuan tersebut disebabkan karena kurangnya informasi kesehatan reproduksi baik dari sekolah maupun lingkungan keluarganya.

5.2.2. Sikap Remaja Dalam menghadapi Seks bebas di Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai

Berdasarkan distribusi kategori sikap remaja dalam menghadapi seks bebas di Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai menunjukkan bahwa dari 82 responden lebih banyak memiliki sikap baik (positif) dalam menghadapi seks bebas yaitu sebanyak 59.8% responden, namun masih ada yang memiliki

sikap kurang baik (negatif ) dalam menghadapi seks bebas yaitu sebanyak 40.2% responden. Adanya sikap kurang baik (negatif) tersebut disebabkan oleh:

a. Masih ada responden yang menyatakan penilaian negatif (sangat setuju / setuju) pada pernyataan unfavourable yang menyangkut tentang seks bebas, yaitu antara lain:

1. 8.5% responden sangat setuju dan 35.4% setuju pada pernyataan hubungan

seks sebelum menikah sah-sah saja karena berhubungan seks berarti serius

dengan pacar.

2. 30.5% responden sangat setuju dan 18.3% setuju pada pernyataan dikatakan pacaran kalau sudah berciuman karena ciuman merupakan variasi dari pacaran.

3. 3.7% responden sangat setuju dan 37.8% setuju pada pernyataan

melakukan rangsangan pada alat kelamin pacar merupakan hal yang wajar dalam berpacaran karena melakukan rangsangan bukan berarti melakukan hubungan seksual (hubungan antar kelamin).

4. 11% responden sangat setuju dan 35.4% setuju pada pernyataan melakukan

hubungan seks bebas adalah suatu hal yang wajar asalkan tidak membuat hamil.

5. 9.8% responden sangat setuju dan 37.8% setuju pada pernyataan melakukan

seks bebas merupakan suatu hal yang trendi saat ini karena mengikuti perkembangan zaman.

Data-data ini menunjukkan adanya kecenderungan sikap menyetujui

LDFEUI & NFPCB (1999) yang menyatakan bahwa ada 2,2% remaja Indonesia setuju apabila berhubungan seks sebelum menikah.

b. Masih ada responden yang berpengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 31.7% responden. Berdasarkan hasil uji silang (Lampiran 7), dari 26 responden yang berpengetahuan kurang baik, 61.5% diantaranya memiliki sikap kurang baik (negatif) dalam menghadapi seks bebas.

Melihat hasil diatas, remaja yang bersikap kurang baik, dapat dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang seks bebas. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Dianawati (2006) bahwa sikap remaja yang kurang baik dalam menghadapi seks bebas dikarenakan kurangnya pengetahuan remaja tentang seks bebas tersebut. Kurangnya pengetahuan remaja dikarenakan remaja kurang menerima dan menghargai arahan yang diberikan dari orangtua, sehingga remaja lebih senang menggali informasi mengenai seks bebas dengan teman-teman terdekatnya.

5.2.3. Perilaku Remaja Dalam menghadapi Seks bebas di Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai

Berdasarkan distribusi kategori perilaku remaja dalam menghadapi seks bebas di Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai menunjukkan bahwa dari 82 responden lebih banyak memiliki perilaku seksual yang beresiko rendah terjadinya hubungan seks bebas yaitu sebanyak 68.3% responden, namun masih ada responden yang memiliki perilaku seksual yang beresiko tinggi terjadinya hubungan seks bebas dengan pasangannya yaitu sebanyak 31.7% responden. Adanya perilaku beresiko tinggi tersebut disebabkan oleh:

a. Masih ada responden yang bersedia melakukan hubungan intim yaitu sebanyak 2.4% responden, pernah saling melakukan rangsangan pada alat kelamin yaitu sebanyak 7.3% responden, dan pernah melakukan atau mencumbu buah dada yaitu sebanyak 31.7% responden.

Data-data ini menggambarkan adanya pergeseran nilai perilaku seksual dibandingkan nilai yang pada umumnya dianut oleh masyarakat Indonesia yang religius dan masih taat pada adat istiadatnya. Para responden sadar bahwa seharusnya hubungan seks sebelum menikah itu tidak sesuai dengan hukum agama dan negara (100%), namun masih ada responden yang melakukan perilaku seks bebas tersebut.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian PSK UII /Pusat Studi Kriminologi Universitas Indonesia 1991 Yogyakarta yang menunjukkan bahwa dari 1200 remaja, 23.1% sudah berciuman bibir diwaktu pacaran, 11.9% sudah memegang buah dada, 8.7% sudah pegang alat kelamin, bahkan 4.2% sudah melakukan hubungan kelamin. (Sriwidodo, 1992)

b. Masih ada responden yang berpengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 31.7%. Berdasarkan hasil uji silang (Lampiran 7), dari 26 responden yang berperilaku beresiko tinggi, 42.3% diantaranya memiliki pengetahuan kurang baik tentang seks bebas. Melihat hasil diatas, remaja yang berperilaku beresiko tinggi, dapat dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang seks bebas.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Soetjiningsih (2004) bahwa Kurangnya pengetahuan seks remaja menyebabkan meningkatnya perilaku seks bebas dikalangan remaja sehingga meningkatkan resiko kehamilan usia remaja dan penyakit menular seksual.

Hal ini juga didukung oleh pendapat Green (dalam Notoatmodjo, 2007) bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi seseorang untuk berperilaku.

c. Masih ada responden yang memiliki sikap kurang baik (sikap negatif ) dalam menghadapi seks bebas yaitu sebanyak 40.2% responden. Berdasarkan hasil uji silang (Lampiran 7), dari 26 responden yang berperilaku beresiko tinggi, 53.8% diantaranya memiliki sikap yang kurang baik dalam menghadapi seks bebas.

Melihat hasil diatas, remaja yang berperilaku beresiko tinggi, dapat dikarenakan sikap remaja yang kurang baik (negatif) dalam menghadapi seks bebas. Hal ini sesuai dengan pendapat Green (dalam Notoatmodjo, 2007) bahwa sikap merupakan salah satu faktor predisposisi seseorang untuk berperilaku. Apabila remaja bersikap baik (positif) dalam menghadapi seks bebas maka remaja tersebut akan dapat menghindari perilaku beresiko tinggi terjadinya hubungan seks bebas.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian didapatkan gambaran:

6.1.1 Remaja lebih banyak memiliki pengetahuan baik tentang seks bebas. 6.1.2 Remaja lebih banyak memiliki sikap baik (positif) dalam menghadapi

seks bebas.

6.1.3 Remaja lebih banyak memiliki perilaku seksual yang beresiko rendah terjadinya hubungan seks bebas.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Remaja

Agar dapat memiliki pengetahuan yang baik, remaja diharapkan mencari informasi yang lengkap dan benar dari sumber yang dapat dipercaya atau pihak yang berkopeten dibidang promosi kesehatan sehingga dapat bersikap positif dan berperilaku yang tidak beresiko. Selain itu remaja perlu menanamkan nilai-niali agama dan norma adat istiadat dalam rangka mengantisipasi terjadinya perilaku yang menyimpang di kalangan remaja.

6.2.2 Bagi Tempat Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Ali dan Asrori. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara. Amirudin, dkk. 1997. Kecenderungan Perilaku Seks Bebas Remaja Perkotaan.

Semarang.

Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baseline Survey. 1999. Remaja Indonesia Peduli Kesehatan Reproduksi.

BKKBN. 2006. Informasi Kesahatan Reproduksi Remaja. Medan.

BPS. 2004. Laporan Hasil Survei Surveilans (SSP) 2002-2003 di Indonesia. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Kesehatan Reproduksi Untuk Petugas Kesehatan di Tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Dianawati, Ajen. 2006. Pendidikan Seks untuk Remaja. Jakarta: PT Kawan Pustaka.

Glasier dan Gebbie. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

Iriany. 2006. Dampak dan Penanggulangan Penyimpangan Perilaku Seksual

Remaja.

Kartono, Kartini. 2006. Psikologi Wanita. Bandung: Mandar Maju.

Kompas. 2001. Bahaya Pengutukan Seks Bebas.

LDFEUI & NFPCB.1999. Kesehatan Reproduksi Remaja.

Lim Su Min. 2007. 101 Questions about Sex. Surabaya: PT. Java Pustaka Media Utama.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Raditya. 2002. Pendidikan Seks bagi Remaja. Jakarta.

Sijabat, Ridwan (Ed). 2007. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Sarwono, Sarlito wirawan. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo. Sherris, Jacqueline (Ed). 2000. Out Look. Washington: Path.

SKRRI. 2004. Remaja Indonesia Peduli Kesehatan Reproduksi.

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.

Sriwidodo. 1992. Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta: Grup PT Kalbe Farma. Tempo. 2006. Free Sex Remaja Bandung Mengkhawatirkan. Bandung.

Wilopo. 2002. Kesehatan Reproduksi Remaja .

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1Searching Judul Pengajuan Judul 2Searching Proposal Pendahuluan Tinjauan Pustaka Kerangka Konsep

Riset Design dan Metodologi Instrumen Penelitian Final Proposal Ujian Proposal Perbaikan Proposal

3Mengajukan Ijin Penelitian Melakukan Data Collection Analisa Data

4Searching Literatur

Menyusunan Hasil Penelitian dan Diskusi Membuat Kesimpulan dan Rekomendasi Appendices

Vitae Final Laporan Ujian KTI

Oktober November Desember Januari

Dina Indarsita, SST, M.Kes

Februari

Dosen Pembimbing Mengetahui

JADWAL KEGIATAN (TIME TABLE) PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIH (KTI) D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

KUESIONER PENELITIAN

MAHASISWI D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU 2008

JUDUL : Perilaku Remaja Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai dalam Menghadapi Seks Bebas.

A. Petunjuk

1. Bacalah terlebih dahulu kuesioner penelitian ini dengan seksama. 2. Jawablah pertanyaan sesuai dengan apa yang saudara anggap benar. 3. Berilah tanda (√ ) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai dengan

pendapat saudara.

B. Identitas Responden

1. Nomor responden :

2. Umur :

C. Pengetahuan Remaja dalam Menghadapi Seks Bebas

No Pernyataan Benar Salah

1 Seks bebas merupakan aktivitas seksual yang dilakukan tanpa dilandasi oleh suatu ikatan perkawinan yang sah.

2 Berciuman termasuk salah satu aktivitas seksual remaja.

3 Berpelukan sambil berciuman merupakan salah satu aktivitas seksual yang beresiko kearah aktivitas seks bebas (hubungan intim).

4 Rangsangan yang dilakukan oleh pasangan pada bagian-bagian organ seksual seperti alat kelamin dapat menyebabkan seseorang sulit untuk mengendalikan nafsu seksualnya.

5 Perempuan bisa hamil bila melakukan hubungan seks pada saat masa subur ( 14 hari setelah haid).

6 Hubungan seks bebas dapat mengakibatkan kehamilan yang tidak diharapkan.

7 Tindakan aborsi merupakan salah satu akibat dari kehamilan yang tidak diharapkan.

8 Aborsi selain dapat merusak organ reproduksi remaja juga dapat menyebabkan kematian.

aman dapat menyebabkan penyakit menular seksual. 10 HIV dan AIDS termasuk penyakit menular seksual. 11 Penyakit menular seksual yang tidak diobati secara

tepat dapat mengakibatkan kematian.

12 Penyebaran informasi melalui media massa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi remaja berperilaku beresiko kearah aktivitas seks bebas.

13 Hubungan seksual merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang termasuk remaja.

14 Adanya tekanan dari pacar mempengaruhi remaja melakukan seks bebas.

Dokumen terkait