• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengetahuan

pencegahan penyakit TBC (p value=0.003). Diharapkan tenaga kesehatan dapat lebih meningkatkan promosi kesehatan yang lebih baik lagi mengenai pentingnya melakukan upaya pencegahan penyakit TBC yang dapat dilakukan oleh masyarakat sebagai pencegahan terhadap penyakit TBC yang dapat menyebabkan kematian.

Kata Kunci: Tuberkulosis, Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis, Pengetahuan, Sikap

vii Undergraduated thesis, September 2013 Sumiyati Astuti, NIM: 109104000039

Relationship of Knowledge Level and Society Attitude Against Tuberculosis Disease Prevention in RW 04 Lagoa, North Jakarta Year 2013

xx + 89 pages + 10 tables + 3 sketch + 5 appendixes

ABSTRACT

Tuberculosis (TBC) is an infection disease which it caused by

Mycobacterium tuberculosis. Prevalence increase in 2012 total cases of TBC disease in Lagoa, Koja district health centre reported there up to 67 cases. This happen due to the prevention has not done optimaly by citizen from Lagoa district.

The purpose of this study was determine the relationship of the level of knowledge and society attitude due the effort from preventing tuberculosis disease. This study is quantitative cross sectional design, the sample in this study were citizen from RW 04 subdistrict of Lagoa with Cluster Sampling. Analysis of the data used is the univariate and bivariate analysis. Bivariate analysis used is Correlation Spearman’s test.

The result of univariate analysis showed 71,7% majority of respondent have good knowledge about the prevention of tuberculosis, 55% of respondent have positive attitude about tuberculosis prevention and 66,7% of respondent have good effort of preventing the TBC disease. Bivariate analysis with Correlation

Spearman’s test with α=0.05 level, the result found there were a relationship between knowledge and the prevention of tuberculosis (p value=0.000). And a relationship between society attitude and the prevention of tuberculosis (p value=0.003). therefore health workers are expected to further enhance the promotion of better health and more about the importance of prevention of TBC disease that can be done by the community as the prevention of tuberculosis disease that can cause death.

Keyword : Tuberculosis, Preventing TBC disease, Knowledge, Attitude

viii

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Hubungan tingkat

pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit

tuberkulosis di RW 04 Kelurahan Lagoa Jakarta Utara”.

Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan berupa bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Prof. Dr. (hc). dr. M. K Tadjudin, Sp. And sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep, MKM dan Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.

Kep, M. Sc, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep, MKM, selaku pembimbing pertama yang telah membimbing dengan sabar dan memberikan motivasi kepada penulis.

4. Ns. Puspita Palupi, S. Kep, M. Kep, Sp. Kep. Mat, selaku pembimbing kedua yang telah membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis. 5. Bapak/Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, yang telah

memberikan doa dan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan.

ix

7. Kepala Dinas Kesehatan Kota Jakarta beserta seluruh stafnya karena telah membantu dalam perizinan penelitian.

8. Kepala Puskesmas Kecamatan Koja Jakarta Utara beserta seluruh stafnya karena telah membantu dalam pemberian data untuk penelitian.

9. Kepala Kelurahan Lagoa Kecamatan Koja Jakarta Utara beserta seluruh stafnya karena telah membantu dalam perizinan dan pengambilan data penelitian.

10. Ketua RT 002, RT 004, RT 006, RT 008, RT 010 dan RT 012 karena telah membantu dalam perizinan dan pengambilan data.

11. Teristimewa ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga tercinta, orang tua yang telah memberikan kasih sayang, doa, dan pengorbanan baik moril maupun materil demi kelancaran kehidupan dan masa depan penulis, serta untuk kakak-kakakku yang selalu memberikan doa dan semangat.

12. Karang Taruna 03, Wati, Yessi, dan Winda yang telah banyak membantu dalam mengumpulkan data penelitian.

13. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan doa dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.

14. Teman-teman PSIK 2009 yang telah berjuang bersama-sama dalam mengikuti perkuliahan di Keperawatan.

x

bagi pembaca sekalian. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kesalahan. Oleh sebab itu kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Terima kasih untuk semua bimbingan, arahan, kritikan dan saran yang telah diberikan oleh semua pihak. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan kemudahan kepada kita semua.

Jakarta, Oktober 2013

Sumiyati Astuti

xi Halaman HALAMAN JUDUL PERNYATAAN PERSETUJUAN ... i LEMBAR PENGESAHAN ... ii LEMBAR PERNYATAAN ... iv RIWAYAT HIDUP ... v ABSTRAK ... vi ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 8 C. Pertanyaan Penelitian ... 9 D. Tujuan Penelitian ... 9 E. Manfaat Penelitian ... 10

xii

A. Pengetahuan ... 12

1. Pengertian ... 12

2. Klasifikasi ... 13

3. Proses Adopsi Perilaku ... 14

4. Tingkat Pengetahuan dari Domain Kognitif ... 15

5. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 16

B. Sikap ... 18

1. Pengertian ... 18

2. Komponen Pokok Sikap ... 19

3. Tingkatan Sikap ... 20

4. Faktor yang Mempengaruhi Sikap ... 21

C. Tuberkulosis ... 23 1. Pengertian Tuberkulosis ... 23 2. Etiologi ... 24 3. Penularan ... 25 4. Manifestasi Klinis ... 25 5. Komplikasi ... 27 6. Faktor Risiko TBC ... 28 7. Pencegahan ... 34

8. Kebijakan Program Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis di Indonesia ... 37

D. Penelitian Terkait ... 39

xiii

A. Kerangka Konsep ... 43

B. Hipotesis Penelitian ... 44

C. Definisi Operasional ... 44

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 48

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 48

C. Populasi dan Sampel ... 49

1. Populasi Penelitian ... 49

2. Sampel Penelitian ... 49

D. Teknik Pengambilan Sampling ... 52

E. Alat Pengumpul Data dan Prosedur Penelitian ... 52

1. Instrumen Penelitian ... 52

2. Uji Validitas dan Reabilitas ... 56

3. Metode Pengumpulan Data ... 58

F. Pengolahan Data ... 59

G. Teknik Analisa Data ... 60

H. Etika Penelitian ... 61

BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Kelurahan Lagoa Jakarta Utara ... 64

xiv

2. Karakteristik Jenis Kelamin ... 66

3. Karakteristik Pendidikan ... 66

4. Karakteristik Pekerjaan ... 67

C. Analisa Univariat ... 67

1. Gambaran Pengetahuan Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis ... 68

2. Gambaran Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis ... 69

3. Gambaran Upaya Pencegahan Penyakit TBC ... 69

D. Analisa Bivariat ... 70

1. Hubungan Pengetahuan Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis ... 70

2. Hubungan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis ... 71

BAB VI PEMBAHASAN A. Analisis Univariat ... 73

1. Gambaran Pengetahuan Tentang Penyakit Tuberkulosis Dan Upaya Pencegahan Penyakit TBC ... 73

2. Gambaran Sikap Masyarakat Tentang Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis ... 77

xv

Upaya Pencegahan Penyakit TBC ... 81 2. Hubungan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan

Penyakit Tuberkulosis ... 83 C. Keterbatasan Penelitian ... 85

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 87 B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

xvi

No. Tabel Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 45

Tabel 5.1 Distribusi Statistik Deskriptif Umur Responden... 65

Tabel 5.2 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 66

Tabel 5.3 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 66

Tabel 5.4 Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan ... 67

Tabel 5.5 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis ... 68

Tabel 5.6 Distribusi Responden Menurut Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis ... 69

Tabel 5.7 Distribusi Responden Menurut Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis ... 69

Tabel 5.8 Distribusi Responden Menurut Proporsi Pengetahuan Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis ... 70

Tabel 5.9 Distribusi Responden Menurut Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis ... 71

xvii

No. Bagan Halaman

Bagan 2.1 Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi ... 19 Bagan 2.2 Kerangka Teori ... 42 Bagan 3.1 Kerangka Konsep ... 43

xviii Lampiran 1 Lembar Informed Concent

Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Output Analisis Univariat dan Bivariat Lampiran 4 Surat Izin Uji Validitas dan Reabilitas

xix

Amiloidosis : Kelainan metabolisme protein Apeks paru-paru : Bagian puncak paru-paru

BCG : Bacillus Calmette et Guerin

Bronkitis kronis : Gangguan paru obstruktif yang ditandai produksi mukus berlebihan di saluran napas bawah dan menyebabkan batuk kronis

Depkes : Departemen Kesehatan

DOTS : Directly Observed Treatment, Shorcourse chemotherapy

Efusi pleura : suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura

Empiema : Terkumpulnya cairan purulen (pus) di dalam rongga pleura

Hemoptisis : Darah yang keluar dari mulut saat batuk

Karsinoma paru : Neoplasma ganas yang muncul dari epitel bronkus

Kor pulmonale : Gagal jantung kanan akibat penyakit paru kronis Laringitis : Infeksi pada daerah laring

MDGs : Millenium Development Goals

Meninges : Membran tipis yang membungkus otak dan medula spinalis.

xx

mengelilingi cabang-cabang bronkus.

Penyakit jantung koroner : Penyakit jantung yang disebabkan penyempitan arteri koroner

Pleuritis : Peradangan pada pleura

Sindrom gagal napas : Suatu kondisi yang ditandai dengan hipoksemia berat, dispnea dan infiltrasi pulmonari bilateral Tuberkulosis ekstrapulmonar : Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain

selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain.

1

A. Latar Belakang

Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan global. Sepertiga dari populasi dunia sudah tertular dengan TBC dimana sebagian besar penderita TBC adalah usia produktif (15-55 tahun). Hal ini menyebabkan kesehatan yang buruk di antara jutaan orang setiap tahun dan menjadi penyebab utama kedua kematian dari penyakit menular diseluruh dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV)/AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Pada tahun 2011 terdapat 9 juta kasus baru dan 1,4 juta kematian akibat penyakit TBC dan HIV. World Health Organization

(WHO) menyatakan TBC sebagai global darurat kesehatan masyarakat pada tahun 1993 (WHO, 2012).

Di Indonesia, TBC merupakan masalah kesehatan yang harus ditanggulangi oleh pemerintah. Data WHO (2008) mencatat bahwa Indonesia berada pada peringkat 5 dunia penderita TBC terbanyak setelah India, China, Afrika Selatan dan Nigeria. Peringkat ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2007 yang menempatkan Indonesia pada posisi ke-3 kasus TBC terbanyak setelah India dan China (Depkes, 2012).

Angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium tuberculosis di Indonesia sangatlah tinggi. Tahun 2009, 1,7 juta orang meninggal karena TBC yang diantaranya 600.000 perempuan dan 1,1 juta laki-laki, sementara ada 9,4 juta kasus baru TBC yang diantaranya 3,3 juta

perempuan dan 6,1 juta laki. Kasus TBC lebih banyak diderita oleh laki-laki dibandingkan perempuan. Tahun 2010 Indonesia telah berhasil menurunkan insidens, prevalensi, dan angka kematian. Insidens berhasil diturunkan sebesar 45% yaitu 343 menjadi 189 per 100.000 penduduk, prevalensi dapat diturunkan sebesar 35% yaitu 443 menjadi 289 per 100.000 penduduk dan angka kematian diturunkan sebesar 71% yaitu 92 menjadi 27 per 100.000 penduduk. TBC masih merupakan masalah kesehatan penting di dunia dan di Indonesia. TBC juga merupakan salah satu indikator keberhasilan MDGs yang harus dicapai oleh Indonesia, yaitu menurunkan angka kesakitan dan angka kematian menjadi setengahnya di tahun 2015 (Depkes, 2011).

Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional pada tahun 2007 menunjukkan prevalensi TBC paru cenderung meningkat sesuai bertambahnya umur dan prevalensi tertinggi pada usia lebih dari 65 tahun. Prevalensi TBC paru 20% lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan, tiga kali lebih tinggi di pedesaan dibandingkan perkotaan dan empat kali lebih tinggi pada pendidikan rendah dibandingkan pendidikan tinggi. Sebanyak 17 provinsi mempunyai prevalensi Tuberkulosis Paru diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat, dan Papua (Depkes, 2008).

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2007 menunjukkan total presentase angka kejadian TBC paru secara klinis sebesar 37,026% dimana presentase wilayah Jakarta Pusat sebesar 2,269%, Jakarta Utara sebesar 16,274%, Jakarta Barat sebesar 2,274%, Jakarta Selatan sebesar 4,615% dan Jakarta Timur sebesar 11,594%. Presentase tertinggi terdapat pada wilayah Jakarta Utara yaitu sebesar 16,274% (Dinkes, 2007).

Hasil survei prevalensi TBC tahun 2004 mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku menunjukkan bahwa 96% keluarga merawat anggota keluarga yang menderita TBC dan hanya 13% yang menyembunyikan keberadaan mereka. Meskipun 76% keluarga pernah mendengar tentang TBC dan 85% mengetahui bahwa TBC dapat disembuhkan, akan tetapi hanya 26% yang dapat menyebutkan dua tanda dan gejala utama TBC. Cara penularan TBC dipahami oleh 51% keluarga dan hanya 19% yang mengetahui bahwa tersedia obat TBC gratis (Depkes, 2011). Dari hasil survei tersebut menunjukkan bahwa masih ada keluarga yang belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakit tuberkulosis.

Survei pada tahun 2004 tersebut juga mengungkapkan pola pencarian pelayanan kesehatan. Apabila terdapat anggota keluarga yang mempunyai gejala TBC, 66% akan memilih berkunjung ke Puskesmas, 49% ke dokter praktik swasta, 42% ke rumah sakit pemerintah, 14% ke rumah sakit swasta dan sebesar 11% ke bidan atau perawat praktik swasta. Namun pada responden yang pernah menjalani pengobatan TBC, tiga Fasilitas Pelayanan Kesehatan (FPK) utama yang digunakan adalah rumah sakit, puskesmas dan praktik dokter swasta. Keterlambatan dalam mengakses fasilitas DOTS

(Directly Observed Treatment, Shorcourse chemotherapy) untuk diagnosis dan pengobatan TBC merupakan tantangan utama di Indonesia dengan wilayah geografis yang sangat luas (Depkes, 2011).

Media (2010) melakukan penelitian yang berjudul “Pengetahuan, Sikap

dan Perilaku Masyarakat Tentang Penyakit Tuberkulosis Paru di Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatra Barat”. Hasil

penelitian ini menunjukkan pengetahuan sebagian masyarakat mengenai tanda-tanda penyakit TBC relatif cukup baik, sikap masyarakat masih kurang peduli terhadap akibat yang dapat ditimbulkan oleh penyakit TBC, perilaku dan kesadaran sebagian masyarakat untuk memeriksakan dahak dan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan masih kurang, karena mereka malu dan takut divonis menderita TBC.

Penelitian yang dilakukan oleh Handoko (2010) tentang “Hubungan

Tingkat Penghasilan, Pendidikan, Pengetahuan, Sikap Pencegahan dan Pencarian Pengobatan, Praktek Pencegahan dan Pencarian Pengobatan Dengan Penyakit TBC di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM)

Surakarta” mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara

sikap pencegahan dan pencarian pengobatan serta tingkat pendidikan masyarakat terhadap penyakit TBC di kota Surakarta. Dan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat penghasilan, pengetahuan dan praktek pencarian pengobatan terhadap penyakit TBC di kota Surakarta.

Wahyuni (2008) melakukan penelitian tentang “Determinan Perilaku

Masyarakat Dalam Pencegahan, Penularan Penyakit TBC Di Wilayah Kerja

bermakna antara pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, kepadatan hunian rumah dan luas ventilasi rumah dengan pencegahan penularan penyakit tuberkulosis. Serta determinan yang paling besar pengaruhnya adalah tingkat pendidikan, kepadatan hunian dan pengetahuan.

Pencegahan penyakit merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Perawatan pencegahan melibatkan aktivitas peningkatan kesehatan termasuk program pendidikan kesehatan khusus, yang dibuat untuk membantu klien menurunkan risiko sakit, mempertahankan fungsi yang maksimal, dan meningkatkan kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatan yang baik (Perry & Potter, 2005). Upaya pencegahan penyakit tuberkulosis dilakukan untuk menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit tuberkulosis. Upaya pencegahan tersebut terdiri dari menyediakan nutrisi yang baik, sanitasi yang adekuat, perumahan yang tidak terlalu padat dan udara yang segar merupakan tindakan yang efektif dalam pencegahan TBC (Francis, 2011).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang baik apabila tidak ditunjang dengan sikap yang positif yang diperlihatkan akan mempengaruhi seseorang untuk berperilaku, seperti yang diungkapkan oleh Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2007) yang menyatakan bahwa domain dari perilaku adalah pengetahuan, sikap dan tindakan. Menurut Roger (1974) dalam Notoadmodjo (2007) sikap dan praktek yang tidak didasari oleh pengetahuan yang adekuat tidak akan bertahan lama pada kehidupan seseorang, sedangkan pengetahuan yang adekuat jika tidak

diimbangi oleh sikap dan praktek yang berkesinambungan tidak akan mempunyai makna yang berarti bagi kehidupan. Maka dari itu pengetahuan dan sikap merupakan penunjang dalam melakukan perilaku sehat salah satunya upaya pencegahan penyakit tuberkulosis.

Kasus penyakit tuberkulosis di wilayah kecamatan Koja cukup tinggi. Data kasus penyakit tuberkulosis yang tercatat di Puskesmas Kecamatan Koja menunjukkan tahun 2010 sebanyak 147 kasus, tahun 2011 sebanyak 142 kasus dan tahun 2012 sebanyak 129 kasus. Dari hasil data yang tercatat selama tiga tahun terakhir menunjukkan kasus penyakit tuberkulosis yang terjadi di wilayah Kecamatan Koja cukup tinggi. Puskesmas Kecamatan Koja memiliki wilayah cakupan kerja sebanyak enam kelurahan, yaitu kelurahan Tugu Utara, kelurahan Tugu Selatan, kelurahan Koja, kelurahan Lagoa, kelurahan Rawa Badak Utara dan kelurahan Rawa Badak selatan. Penanggung jawab poli TB mengatakan bahwa dari semua kelurahan yang ada di kecamatan koja, yang memiliki kasus tuberkulosis terbanyak yaitu kelurahan Lagoa sebanyak 52 kasus tahun 2010, 58 kasus tahun 2011, dan 67 kasus tahun 2012.

Studi pendahuluan yang telah dilakukan di wilayah RW 04 Kelurahan lagoa melalui wawancara. Hasil wawancara dari 5 pertanyaan didapatkan delapan warga mengatakan tidak tahu mengenai penyakit tuberkulosis, cara penularan, dan tindakan pencegahan. Dua warga kelurahan Lagoa lainnya mengatakan tahu tentang penyakit tuberkulosis, penularan dan tindakan pencegahannya.

Wawancara lebih lanjut mengenai sikap masyarakat kelurahan Lagoa mengenai penyakit tuberkulosis didapatkan hasil dari 3 pertanyaan yaitu delapan warga mengatakan bahwa tidak terlalu mempedulikan tentang tindakan pencegahan penyakit TBC karena mereka beranggapan selama mereka tidak berinteraksi dengan penderita TBC, mereka tidak akan tertular penyakit TBC. Responden juga mengatakan bahwa saat bersin dan batuk tidak menutup mulutnya, dan masih ada masyarakat yang membuang ludah atau dahak disembarang tempat.

Penelitian-penelitian terkait tentang tuberkulosis sudah banyak dilakukan di Indonesia namun kebanyakan hanya terbatas pada keberhasilan pengobatan penyakit tuberkulosis saja. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu mengenai upaya pencegahan penyakit tuberkulosis secara keseluruhan. Pengetahuan mengenai upaya pencegahan penyakit tuberkulosis bagi masyarakat merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui dan dipahami sehingga masyarakat dapat terhindar dari penyakit tuberkulosis.

Berdasarkan latar belakang ini peneliti ingin mengetahui adakah hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit tuberkulosis di RW 04 kelurahan Lagoa Jakarta Utara.

B. Perumusan Masalah

TBC masih menjadi masalah kesehatan global. Pada tahun 2011 terdapat 9 juta kasus baru dan 1,4 juta kematian akibat penyakit TBC dan HIV (WHO, 2012). Angka kematian dan kesakitan akibat kuman

Mycobacterium tuberculosis di Indonesia sangat tinggi sebesar 1,7 juta orang meninggal karena TBC (Depkes, 2011).

Kasus penyakit tuberkulosis di wilayah kecamatan Koja cukup tinggi. Data kasus penyakit tuberkulosis yang tercatat di Puskesmas Kecamatan Koja menunjukkan tahun 2010 sebanyak 147 kasus, tahun 2011 sebanyak 142 kasus dan tahun 2012 sebanyak 129 kasus. Dari semua kelurahan yang ada di kecamatan koja, yang memiliki kasus tuberkulosis terbanyak yaitu kelurahan Lagoa sebanyak 52 kasus tahun 2010, 58 kasus tahun 2011, dan 67 kasus tahun 2012.

Studi pendahuluan yang telah dilakukan di wilayah RW 04 Kelurahan lagoa didapatkan masih banyaknya warga yang tidak mengetahui tentang penyakit TBC dan pencegahannya, serta sikap warga Kelurahan Lagoa tidak terlalu memperhatikan tentang tindakan pencegahan penyakit TBC.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit TBC pada Masyarakat di RW 04 kelurahan Lagoa Jakarta Utara.

C. Pertanyaan penelitian

1. Bagaimana tingkat pengetahuan tentang upaya pencegahan penyakit TBC pada masyarakat di RW 04 kelurahan Lagoa Jakarta Utara?

2. Bagaimana sikap tentang upaya pencegahan penyakit TBC pada masyarakat di RW 04 kelurahan Lagoa Jakarta Utara?

3. Bagaimana upaya pencegahan penyakit TBC pada masyarakat di RW 04 kelurahan Lagoa Jakarta Utara?

4. Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan terhadap upaya pencegahan penyakit TBC pada masyarakat di RW 04 kelurahan Lagoa Jakarta Utara? 5. Bagaimana hubungan sikap terhadap upaya pencegahan penyakit TBC

pada masyarakat di RW 04 kelurahan Lagoa Jakarta Utara?

D. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum :

Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap upaya pencegahan penyakit TBC pada masyarakat RW 04 kelurahan Lagoa Jakarta Utara.

2. Tujuan khusus :

a. Diketahuinya tingkat pengetahuan tentang upaya pencegahan penyakit TBC pada masyarakat RW 04 kelurahan Lagoa Jakarta Utara.

b. Diketahuinya sikap tentang upaya pencegahan penyakit TBC pada masyarakat RW 04 kelurahan Lagoa Jakarta Utara.

c. Diketahuinya upaya pencegahan penyakit TBC pada masyarakat RW 04 kelurahan Lagoa Jakarta Utara.

d. Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan terhadap upaya pencegahan penyakit TBC pada masyarakat RW 04 kelurahan Lagoa Jakarta Utara.

e. Diketahuinya hubungan sikap terhadap upaya pencegahan penyakit TBC pada masyarakat RW 04 kelurahan Lagoa Jakarta Utara.

E. Manfaat penelitian

1. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya PSIK

Secara akademik penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mahasiswa keperawatan mengenai pengaruh tingkat pengetahuan dan sikap terhadap upaya pencegahan penyakit TBC

2. Bagi profesi keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menambah informasi bagi perawat khususnya mengenai penyakit TBC tentang pentingnya pengetahuan dan sikap terhadap upaya pencegahan penyakit TBC

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan untuk penelitian yang akan datang mengenai aspek lain tentang pencegahan penyakit TBC

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan design penelitian analitik dengan pendekatan secara cross sectional. Alat pengumpul data yang digunakan berupa kuesioner. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat RW 04 kelurahan Lagoa Jakarta Utara, dengan membatasi masalah pada penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit TBC. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik cluster sampling.

12

Tinjauan Pustaka

A. Pengetahuan 1. Pengertian

Martin dan Oxman (1988) dalam Kusrini (2009) mengungkapkan bahwa pengetahuan merupakan kemampuan untuk membentuk model mental yang menggambarkan obyek dengan tepat dan merepresentasikannya dalam aksi yang dilakukan terhadap suatu obyek.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan suatu kejadian tertentu. Pengindraan terjadi

Dokumen terkait