• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Pengetahuan Orangtua tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

a. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan

Pada penelitian ini keseluruhan responden (100%) menjawab ya bahwa persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan bermanfaat bagi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan orangtua yang memiliki anak balita tentang persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dapat dilihat pada tabel 5.2

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Orang Tua Tentang Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan

No Pernyataan Ya Tidak

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1 Persalinan yang ditolong

oleh tenaga

kesehatan(dokter, bidan, perawat) bermanfaat agar bayi dan ibu sehat

48 (100 %) 0 0

b. Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian seluruh responden menjawab ya bahwa ASI mengandung nutrisi lengkap yang diperlukan bayi dan balita dan mengandung zat kekebalan tubuh (100%) hampir tiga perempat (3/4) responden (64,6%) menjawab ya bahwa ASI (Air Susu Ibu) baru boleh diberikan kepada bayi sehari setelah bayi lahir, mayoritas responden (91,7%) menjawab ya bahwa ASI eksklusif merupakan ASI yang diberikan kepada bayi sampai berumur 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan orangtua yang memiliki anak balita tentang pemberian ASI eksklusif dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Orang Tua Tentang Pemberian ASI eksklusif .

No Pernyataan Ya Tidak

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 2 ASI (Air Susu Ibu)

mengandung nutrisi lengkap yang

diperlukan bayi/balita serta mengandung zat kekebalan tubuh.

48 100 0 0

3 ASI (Air Susu Ibu) baru boleh diberikan kepada bayi sehari setelah bayi lahir.

31 64,6 17 35,4

4 ASI eksklusif merupakan Asi yang diberikan kepada bayi sampai berumur 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun

44 91,7 4 8,3

c. Penimbangan Berat Badan Bayi dan Balita Setiap Bulan

Pada penelitian ini sebagian besar responden (97,9%) menjawab ya bahwa penimbangan berat badan bayi dan balita di lakukan setiap bulan, keseluruhan responden (100%) menjawab ya bahwa penimbangan berat badan bayi dan balita yang dilakukan di posyandu bermanfaat untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan orangtua yang memiliki anak balita tentang penimbangan berat badan bayi dan balita setiap bulan dapat dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Orang Tua Tentang Penimbangan Berat Badan Bayi dan Balita Setiap Bulan.

No Pernyataan Ya Tidak

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 5 Penimbangan berat

badan bayi/balita dilakukan setiap bulan.

47 97,9 1 2,1 6 Menimbangan bayi/balita di posyandu bermanfaat untuk mengetahui perkembangan berat badan bayi/balita. 48 100 0 0

d. Menggunakan Air Bersih

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mayoritas responden (93,8%) menjawab tidak bahwa air sumur dapat langsung diminum tanpa dimasak terlebih dahulu, sebagian besar responden (97,9%) menjawab ya bahwa penggunaan air bersih bermanfaat agar terhindar dari berbagai kuman penyakit, keseluruhan responden (100%) menjawab benar bahwa memasak air bersih hingga mendidih sebelum diminum bermanfaat untuk membunuh kuman penyakit, lebih dari (1/2) responden (52,1%) menjawab ya bahwa jarak antara sumur pompa, sumur dan mata air dari tempat pembuangan kotoran adalah 5 meter. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan orangtua yang memiliki anak balita tentang penggunaan air bersih dapat dilihat pada tabel 5.5

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Orang Tua Tentang Penggunaan Air Bersih.

No Pernyataan Ya Tidak

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 7 Air sumur dapat

langsung diminum tanpa dimasak terlebih dahulu.

3 6,3 45 93,8

8 Penggunaan air bersih bermanfaat agar terhindar dari berbagai penyakit

47 97,9 1 2,1

9 Memasak air bersih hingga mendidih sebelum diminum bermanfaat untuk membunuh kuman penyakit. 48 100 0 0

10 Jarak antara sumber air pompa, sumur dan mata air dari tempat pembuangan kotoran adalah 5 meter

25 52,1 23 47,9

e. Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun

Pada penelitian ini keseluruhan responden (100%) menjawab ya bahwa mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dilakukan agar tangan terbebas dari kuman dan kotoran serta tangan menjadi bersih dan sehat, lebih dari tiga perempat (3/4) responden (81,3%) menjawab tidak bahwa mencuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum makan dan lebih dari setengah (1/2) responden (60,4%) menjawab ya bahwa mencuci tangan cukup dengan air bersih saja. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan orangtua yang memiliki anak balita tentang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Orang Tua Tentang Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun.

No Pernyataan Ya Tidak

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 11 Mencuci tangan dengan

air bersih dan sabun dialakukan agar tangan terbebas dari kuman dan kotoran serta tangan menjadi bersih dan sehat. 48 100 0 0 12 Mencuci tangan sebaiknya dilakukan setelah makan 9 18,8 39 81,3

13 Mencuci tangan cukup dilakukan dengan air bersih saja

29 60,4 19 39,6

f. Menggunakan Jamban yang Sehat

Hasil penelitian menunjukkan hampir keseluruhan responden (95,8%) menjawab ya bahwa jamban/wc bermanfaat agar lingkungan menjadi bersih, sehat dan tidak berbau, mayoritas responden (87,5%) menjawab ya bahwa jamban/wc yang sehat adalah jamban/wc yang sehat adalah jamban/wc yang berbentuk leher angsa dan tersedia air bersih dan sabun. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan orangtua yang memiliki anak balita tentang penggunaan jamban yang sehat dapat dilihat pada tabel 5.7

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Orang Tua Tentang Penggunaan Jamban yang Sehat

No Pernyataan Ya Tidak

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 14 Jamban/WC

bermanfaat agar lingkungan menjadi bersih, sehat dan tidak berbau.

46 95,8 2 4,2

15 Jamban/WC yang sehat adalah jamban/wc yang berbentuk leher angsa serta tersedia air bersih dan sabun.

42 87,5 6 12,5

g. Memberantas Jentik di dalam Rumah Seminggu Sekali

Hasil penelitian menunjukkan lebih dari tiga perempat (3/4) responden (79,2%) menjawab ya bahwa membersihkan bak mandi dilakukan seminggu sekali, seluruh responden (100%) menjawab ya bahwa membersihkan bak mandi bermanfaat untuk memberantas jentik nyamuk dan mencegah penyakit DBD. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan orangtua yang memiliki anak balita tentang membersihkan jentik didalam rumah seminggu sekali dapat dilihat pada tabel 5.8

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Orang Tua Tentang Membersihkan Jentik Didalam Rumah Seminggu Sekali

No Pernyataan Ya Tidak

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 16 Membersihkan bak mandi dilakukan seminggu sekali. 38 79,2 10 20,2 17 Membersihkan bak mandi bermanfaat untuk memberantas jentik nyamuk dan mencegah penyakit DBD.

48 100 0 0

h. Mengkonsumsi Sayur dan Buah Setiap Hari

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden (97,9%) menjawab ya bahwa sayur dan buah merupakan makanan yang baik untuk dikonsumsi balita setiap hari, sebagian besar responden (97,9%) menjawab ya bahwa sayur dan buah baik bagi pertumbuhan daan perkembangan balita. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan orangtua yang memiliki anak balita tentang mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari dapat dilihat pada tabel 5.9

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Orang Tua Tentang Mengkonsumsi Sayur dan Buah Setiap Hari.

No Pernyataan Ya Tidak

Frekuensi Persentase (%)

Frekuensi Persentase (%) 18 Sayur dan buah

merupakan makanan yang baik untuk dikonsumsi balita setiap hari.

47 97,9 1 2,1

19 Sayur dan buah baik bagi pertumbuhan dan perkembangan balita.

i. Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari

Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah (1/2) responden (56,3%) menjawab ya bahwa aktivitas fisik (olahraga dilakukan 30 menit setiap hari), mayoritas responden (85,4%) menjawab ya bahwa kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak balita saya merupakan bentuk olahraga yang sederhana, lebih dari setengah (1/2) responden (52,1%) menjawab ya bahwa membersihkan rumah tidak termasuk ke dalam aktifitas fisik. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan orangtua yang memiliki anak balita tentang melakukan aktivitas fisik setiap hari dapat dilihat pada tabel 5.10

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Orang Tua Tentang Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari.

No Pernyataan Ya Tidak

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 20 Aktifitas fisik

(olahraga) dilakukan selama 30 menit setiap hari.

27 56,2 21 43,8

21 Kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak balita saya merupakan bentuk olahraga yang sederhana.

41 85,4 7 14,6

22 Membersihkan rumah tidak termasuk kedalam aktifitas olahraga.

25 52,1 23 47,9

j. Tidak Merokok di dalam Rumah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden (83,3%) menjawab tidakn bahwa membiarkan anggota kelurga merokok disekitar anak balita anda karena hal tersebut tidak berbahaya, sebagian besar responden (89,6%) menjawab tidak bahwa asap rokok tidak berbahaya bagi balita. Distribusi

frekuensi dan persentase pengetahuan orangtua yang memiliki anak balita tentang tidak merokok di dalam rumah dapat dilihat pada tabel 5.11

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Orang Tua Tentang Tidak Merokok Di Dalam Rumah.

No Pernyataan Ya Tidak

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 23 Membiarkan anggota

keluarga merokok disekitar anak balita anda karena hal tersebut tidak berbahaya.

8 16,7 40 83,3

24 Asap rokok tidak berbahaya bagi bayi/balita.

5 10,4 43 89,6

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua tentang perilaku hidup bersih dan sehat berada pada kategori baik sebanyak 44 orang (91,7%) dan 4 orang (8,3%) berada pada kategori cukup. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan orang tua tentang pendidikan seks pada remaja dapat dilihat pada tabel 5.12

Tabel 5.12 Distribusi frekuensi dan persentase Pengetahuan Orang Tua Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Keluarga di Lingkungan XIII Kelurahan Binjai Estate (n=48)

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Kurang 0 0

Cukup 4 8,3

Baik 44 91,7

5.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa tingkat pengetahuan orang tua tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada keluarga di Lingkungan XIII Kelurahan Binjai Estate adalah baik sebanyak 91,7% dan cukup sebanyak 8,3%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadaniati (2008) tentang pengetahuan dan sikap terhadap perilaku hidup bersih dan sehat pada ibu rumah tangga RW04 Kelurahan Manggarai Jakarta Selatan dan didapatkan hasil bahwa sebanyak 124 (71,3%) responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi tentang PHBS sebanyak 95 (54,6%).

Pengetahuan merupakan faktor pemudah (predisposising factor) untuk terlaksananya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dengan demikian faktor ini menjadi pemicu atau anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi tindakanya akibat tradisi atau kebiasaan, kepercayaan, tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi (Notoadmodjo, 2007).

Artini (2010) menyatakan, ada keeratan hubungan antara pengetahuan dalam upaya penerapan PHBS. Meningkatnya pengetahuan akan memberi hasil yang cukup berarti untuk memperbaiki perilaku, hal ini sesuai dengan pernyataan Rogers dalam Notoatmodjo (2007) yang menyatakan bahwa pengetahuan/ kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku dan perilaku yang didasari pengetahuan akan bertahan langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan orangtua tentang persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah baik yakni 100% begitu juga tentang penimbangan berat badan bayi/balita setiap bulan adalah baik

yakni 97,9%. Pengetahuan orang tua tentang penggunaan air bersih dan penggunaan jamban yang sehat berada pada kategori baik yakni 97,7% dan 83,3%. Pengetahuan orang tua tentang memberantas jentik nyamuk di dalam rumah seminggu sekali dan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari adalah baik yakni 83,3% dan 97,9%. Demikian halnya dengan pengetahuan tentang tidak merokok di dalam rumah adalah baik yakni 86,6%.

Notoadmodjo (2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang memepengaruhi pengetahuan adalah tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, dan sosial ekonomi. Sebanyak 37,5% dari 48 responden adalah lulusan SMA dan melanjutkan keperguruan tinggi atau diploma (10,4%). Hal ini sesuai pernyataan Notoatmodjo (2003) bahwa pendidikan bagi seorang individu merupakan pengaruh yang dinamis dalam memberikan informasi dan pendidikan yang berbeda akan memberikan jenis pengetahuan yang berbeda pula. Faktor lain yang turut mempengaruhi adalah faktor pengalaman. Sebanyak 91,7% responden berada di tahap perkembangan dewasa awal dengan rentang usia 21-40 tahun. Pengalaman yang dimaksudkan disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu. Semakin bertambahnya umur dan pendidkan yang tinggi maka pengalaman juga akan semakin luas yang berarti pengetahuan juga akan semakin baik (Notoatmodjo, 2003). Sehingga pengetahuan orang tua tentang tentang persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, penimbangan berat badan bayi/balita setiap bulan, penggunaan air bersih dan penggunaan jamban yang sehat, memberantas jentik nyamuk di dalam rumah seminggu sekali dan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari dikategorikan baik.

Dilihat dari jawaban responden atas pernyataan kuesioner terlihat bahwa terdapat 3 pernyataan yakni pernyataan nomor 3, 13, 22 yang lebih banyak dijawab salah oleh responden. Pada pernyataan nomor 3 tentang waktu pemberian ASI untuk pertama kalinya, sebagian besar responden menjawab salah (64,6%), hal tersebut dikarenakan orang tua tidak mengetahui waktu yang tepat pemberian ASI untuk pertama kalinya pada bayi baru lahir. Padahal menurut Roesli (2008) bayi yang baru lahir harus segera dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) yaitu bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Inisisasi menyusu dini dapat meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif enam bulan dan lama menyusui sampai dua tahun, dengan demikian dapat menurunkan angka kematian anak secara menyeluruh. Inisiasi menyusu dini juga memberikan kesempatan kepada bayi mendapatkan ASI kolostrum yaitu ASI yang pertama kali keluar kaya akan daya tahan tubuh dan penting untuk ketahanan terhadap infeksi.

Kusmawati (2010) menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang IMD dengan praktik menyusu dini, hal tersebut diperlihatkan dengan pengetahuan baik yang melakukan IMD sebanyak 72%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terdapat beberapa hal yang menghambat IMD diantaranya takut bayinya kedinginan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusu bayinya pada 1 jam pertama, tenaga kesehatan kurang tersedia dan kurang merespon adanya praktik IMD.

Pernyataan nomor 13 tentang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun kebanyakan responden menjawab salah yaitu (60,4%). Rahmani (2010) menyatakan mencuci tangan menggunakan sabun dapat mencegah penyakit yang dapat menyebabkan ratusan ribu anak meninggal setiap tahunnya. Mencuci tangan

dengan sabun adalah satu-satunya intervensi kesehatan yang paling murah dan efektif jika dibandingkan dengan hasil yang diperolehnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kebanyakan responden menganggap mencuci tangan merupakan hal yang sepele sehingga kebanyakan responden menganggap bahwa mencuci tangan hanya cukup dengan air bersih saja serta kurangnya informasi yang didapatkan dari petugas kesehatan tentang pentingnya mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Padahal menurut Effendy (1990) dalam Luthfianti (2008) bahwa informasi dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Semakin banyak informasi yang didapat oleh seseorang maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Terutama jika informasi tersebut disampaikan dengan cara yang benar, karena penyampaian informasi yang baik dapat merubah perilaku seseorang yang tadinya tidak melakukan sesuatu menjadi melakukan sesuatu.

Penelitian yang dilakukan oleh Lufthiani (2008) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku mencuci tangan memakai sabun pada siswa-siswi di MI AL Istiqomah dan SDN Kedaung Wetan Baru 2 Kota Tanggerang menyatakan bahwa kelompok yang mendapatkan informasi tentang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun memiliki perilaku mencuci tangan yang baik sehingga semakin banyak sumber informasi yang didapat oleh responden tentang perilaku mencuci tangan memakai sabun maka semakin tinggi perilaku mereka dalam mencuci tangan memakai sabun.

Pernyataan nomor 13 tentang melakukan aktifitas fisik setiap hari kebanyakan responden menjawab salah (52,1%). Sudarko (2009) menyatakan bahwa aktifitas olahraga atau aktifitas fisik adalah semua gerakan tubuh yang

membakar kalori, misalnya menyapu, naik turun tangga, setrika, atau berkebun. Depkes RI (2007) dalam Suriyani (2009) menyatakan bahwa melakukan aktivitas fisik setiap hari dapat terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi, kencing manis dan lain-lain. Berat badan terkendali, otot menjadi lentur dan tulang menjadi lebih kuat, bentuk tulang bagus, lebih percaya diri, lebih bertenaga, dan bugar dan secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan rendahnya pengetahuan orang tentang aktifitas fisik dapat disebabkan pendapatan orang tua yang rendah sehingga orang tua berorientasi pada pendapatan.

Daud (2000, dalam Amalia, 2009) menyatakan bahwa pendapatan merupakan faktor yang berhubungan dengan kualitas PHBS. Pendapatan orang tua dilingkungan XIII Kelurahan Binjai Estate tergolong berpenghasilan rendah sehingga mengakibatkan kurang terpenuhinya kebutuhan pokok dalam jumlah cukup. Hal ini juga menyebabkan orang tua kurang memperhatikan PHBS karena orang tua lebih berorientasi dengan perbaikan penghasilan. Bila ditinjau dari faktor sosial ekonomi, maka pendapatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat wawasan masyarakat mengenai kesehatan (Sumiarto, 1993 dalam Amalia, 2009). Hal ini juga sesuai dengan pendapat Faturahman dan Mollo (1995, dalam Amalia, 2009) bahwa tingkat pendapatan berkaitan dengan kemiskinan yang berpengaruh pada status kesehatan.

Pengetahuan orang tua tentang perilaku hidup bersih dan sehat tidak terlepas dari faktor pendidikan atau pengalaman orangtua itu sendiri. Sarwono (2000) menyatakan bahwa salah satunya adalah jenjang pendidikan orang tua dan pengetahuan orang tua. Oleh karena faktor inilah yang menyebabkan orang tua

kurang berfungsi untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat pada keluarga. Namun secara umum dapat disimpulkan bahwa pengetahuan orangtua tentang perilaku hidup bersih dan sehat di Lingkungan XIII Kelurahan Binjai Estate, adalah baik yaitu 91,7%.

BAB 6

Dokumen terkait