• Tidak ada hasil yang ditemukan

Leaflet sebagai media cetak yang memiliki manfaat untuk menyebarkan informasi, atau mempengaruhi khalayak sasarannya, memiliki sebuah desain yang diharapkan mampu menarik khalayak untuk mau membaca informasi yang terdapat di dalamnya. Pembuat media ini perlu memperhatikan beberapa hal yang akan mempengaruhi ketertarikan khalayak terhadap leaflet yang disebarkan. Dalam penelitian ini diperhatikan pula desain leaflet yang dibuat mencakup desain latar dan desain isi pesan mengenai informasi yang akan disampaikan.

Penilaian Petani terhadap Aspek-Aspek pada Desain Leaflet

Desain leaflet yang menarik, bahasa yang sederhana, penjelasan yang mudah dipahami, tulisan yang terbaca merupakan hal-hal yang dapat membuat petani tertarik dengan leaflet yang diberikan. Aspek desain leaflet digunakan untuk melihat bagaimana penilaian petani terhadap media leaflet yang diberikan dan apakah terdapat hubungan antara perubahan pengetahuan petani dengan desain yang terdapat di dalam leaflet. Aspek yang dilihat dari desain leaflet ini adalah warna, gambar, huruf, bahasa, dan desain dari leaflet secara keseluruhan. Penilaian dari petani menunjukkan bahwa jumlah skor paling tinggi dari petani ini terdapat pada kategori menarik. Hasil dari skor yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 11.

.

Tabel 11 Jumlah dan persentase petani menurut kategori desain Kategori desain Jumlah (orang) Persentase (%)

Sangat menarik (49 ≤ x ≤ 56) 5 16.7

Menarik (41≤ x <49) 19 63.3

Tidak menarik ( x < 41) 6 20.0

Desain leaflet yang digunakan di dalam penelitian ini berada pada kategori menarik yang dinilai sudah baik untuk memberikan infromasi kepada petani. Walaupun jumlah petani yang memberi penilaian bahwa leaflet ini berada kategori rendah memiliki jumlah yang rendah, namun dapat dikatakan leaflet ini masih memiliki kelemahan yang harus diperbaiki agar dapat digunakan sebagai mana mestinya.

Jumlah skor pada setiap aspek merupakan skor kumulatif dari pernyataan yang terdapat di dalam kuisioner untuk aspek tersebut. Setiap aspek terdiri dari beberapa pernyataan yang mendukung penilaian petani terhadap aspek tersebut. Untuk aspek warna terdiri dari dua pernyataan, aspek gambar dan bahasa terdiri dari tiga pernyataan. Sedangkan aspek huruf terdapat lima pernyataan dan pada desain keseluruhan satu pernyataan.

Aspek pertama yang merupakan elemen dari suatu desain leaflet adalah aspek warna. Warna merupakan elemen utama yang memberikan sentuhan dan karakter kepada sebuah tampilan media cetak. Penggunaan warna pada leaflet

38

mengikuti pedoman penggunaan warna yang baik untuk sebuah media cetak. Kombinasi warna digunakan sederhana dan tidak terlalu beragam pada suatu ruang tampilan. Kombinasi paling banyak adalah 3 warna yang terdiri dari 2 jenis warna hijau dan warna putih sebagai warna dasar. Kombinasi warna pada leaflet secara keseluruhan berjumlah lima warna yang terdiri dari warna putih sebagai warna dasar dan 4 jenis warna hijau yang berbeda-beda jenisnya. Warna hijau yang digunakan selain sebagai icon pertanian, juga disesuaikan dengan pedoman penggunaan warna bila menggunakan warna latar putih. Warna hijau tersebut dinilai sudah sesuai dengan pedoman karena dapat menciptakan kontras dan menarik perhatian pembaca.

Separuh dari jumlah petani yang ada menganggap bahwa warna yang terdapat pada leaflet sesuai dengan tema materi yang terdapat di dalam leaflet pada aspek ini. Petani menilai bahwa warna hijau pada leaflet adalah warna yang sesuai dengan isi materi yang diangkat, yaitu pertanian, dan kombinasi warna hijau yang digunakan menarik untuk dilihat. Lebih dari setengah dari jumlah petani yang ada pun menyukai penggunaan warna pada leaflet yang dianggap menarik. Dapat dilihat bahwa sebagian petani menganggap penggunaan warna di dalam leaflet sudah sesuai dan menarik pada aspek ini. Penilaian petani terhadap warna pada leaflet dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Presentase jawaban petani mengenai warna pada leaflet menurut pertanyaan

Pertanyaan Jawaban (%)

SS S TS STS Warna yang digunakan

menggambarkan pertanian 43.3 50 3.3 3.3

Warna yang digunakan

menarik 36.7 60 3.3 0.0

Elemen desain leaflet selanjutnya adalah elemen gambar yang merupakan pelengkap teks. Dalam leaflet, gambar yang ada digunakan sebagai dekorasi atau hiasan yang sesuai dengan materi di dalamnya. Gambar di dalam leaflet berjumlah enam buah yang terdiri dari gambar padi dan sayur-sayuran. Aspek gambar pada kuisioner terdiri dari tiga pernyataan yang masing-masing memiliki jumlah skor tertinggi berbeda-beda. Hampir separuh dari petani menganggap gambar yang terdapat pada leaflet sesuai dengan tema pertanian seperti pada materi di dalam leaflet. Meskipun terdapat beberapa petani yang menganggap jumlah gambar yang terdapat di dalam leaflet kurang banyak, namun lebih banyak petani yang setuju dengan pernyataan bahwa jumlah gambar yang terdapat di dalam leaflet sudah cukup banyak. Adanya responden yang menilai bahwa jumlah gambar tersebut belum cukup banyak disebabkan oleh ukuran gambar yang relatif kecil dan tidak menyebar keseluruh halaman leaflet sehingga dianggap kurang terlihat. Secara keseluruhan, responden memberikan penilaian bahwa gambar yang terdapat di dalam leaflet sesuai dengan materi yang terdapat di dalam leaflet dengan jumlah yang sudah cukup banyak dan menarik untuk dilihat. Hasil penilaian petani terhadap gambar yang terdapat di dalam leaflet dalam dilihat pada Tabel 13.

39 Tabel 13 Presentase jawaban petani mengenai gambar pada leaflet menurut

pertanyaan

Pertanyaan Jawaban (%)

SS S TS STS Gambar yang digunakan

menggambarkan pertanian 36.7 43.3 16.7 3.3

Jumlah gambar yang digunakan

sudah cukup banyak 16.7 46.7 33.3 3.3

Gambar yang digunakan menarik 20.0 70.0 6.7 3.3

Aspek selanjutnya yang dilihat adalah penggunaan huruf yang terdapat di dalam leaflet. Penjelasan di dalam leaflet berhubungan erat dengan bagaimana penulisan dan bahasa yang digunakan dalam menjelaskan materi tersebut. Penulisan di dalam leaflet dapat dilihat dari penggunaan huruf dan warna yang digunakan pada huruf tersebut. petani menilai huruf yang digunakan cukup besar dengan warna hitam yang kontras dengan warna latar sehingga dapat terbaca. Jenis huruf yang digunakan dinilai menarik oleh petani karena memiliki kombinasi yang berbeda dan tidak monoton tetapi tetap dapat dibaca dengan jelas.

Terdapat lima pertanyaan yang berkaitan dengan penggunaan huruf pada tulisan di dalam leaflet pada aspek ini. Penggunaan huruf pada leaflet termasuk ke dalam elemen tipografi atau seni merangkai huruf. Jenis huruf yang digunakan pada leaflet ini adalah A Year Without Rain untuk bagian judul dan sub judul dan Arial untuk bagian penjelasan isi. Jenis huruf tersebut adalah jenis yang jarang digunakan pada buku-buku teks atau pada pelatihan-pelatihan formal sehingga penggunaan jenis huruf yang pertama dianggap menarik namun tetap membuat tulisan mudah terbaca karena ukuran huruf yang besar dan warna hitam yang kontras dengan warna latar. Jenis huruf ini juga dikombinasikan dengan jenis huruf Arial untuk menghindari kesulitan dalam membaca akibat jenis huruf yang tidak biasa. Kombinasi jenis huruf ini juga dilakukan karena jenis huruf Arial merupakan jenis huruf yang mudah terbaca oleh khalayak.

Petani menilai bahwa tulisan yang digunakan di dalam leaflet terbaca karena ukuran huruf cukup besar dan warna hitam pada tulisan kontras dengan warna latar yaitu hijau. Petani juga menganggap bahwa jenis huruf yang digunakan pada leaflet menarik dan tidak monoton sehingga petani mampu membaca tulisan yang terdapat di dalamnya. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah petani yang setuju terhadap pernyataan pendukung pada aspek huruf mencapai separuh dari jumlah petani. Seluruh petani menilai bahwa tulisan yang terdapat di dalam leaflet dapat dibaca. Begitu juga dengan pernyataan mengenai penggunaan warna pada tulisan dan jenis huruf yang menarik, lebih dari separuh petani setuju dengan pernyataan tersebut. Selain itu, jarak antar tulisan yang terdapat di dalam leaflet dinilai sudah cukup baik yang berarti tidak terlalu berdekatan antar tulisan satu dengan yang lainnya. Hasil skor penilaian petani terhadap penggunaan huruf dan tulisan tersebut dapat dilihat pada Tabel 14.

40

Tabel 14 Presentase jawaban petani mengenai penggunaan huruf pada leaflet menurut pertanyaan

Pertanyaan Jawaban (%)

SS S TS STS

Ukuran huruf yang digunakan cukup

besar 26.7 50.0 16.7 6.7

Huruf yang digunakan dapat dibaca 33.3 63.3 3.3 0.0 Warna huruf yang digunakan membuat

tulisan terbaca 33.3 60 3.3 3.3

Jenis huruf yang digunakan menarik 26.7 56.7 13.3 3.3 Jarak antar tulisan yang satu dengan

lainnya renggang 30.0 46.7 16.7 6.7

Desain pesan di dalam leaflet tidak lepas dari aspek pesan dalam suatu komunikasi. Mengacu pada model komunikasi Berlo, pesan yang sampaikan sumber kepada penerima memiliki faktor-faktor tertentu untuk mencapai keefektifan suatu komunikasi. Menurut Berlo (1960) dalam Mugniesyah (2010), setiap pesan memiliki elemen dan struktur serta Faktor-faktor yang terdapat di dalam komponen pesan. Faktor-faktor di dalam pesan komunikasi tersebut adalah kode pesan, isi pesan dan perlakuan pesan.

Kode pesan diartikan sebagai setiap kelompok simbol-simbol yang dapat distukturkan dengan cara tertentu sehingga bermakna bagi sejumlah orang. Kode pesan tersebut adalah aspek bahasa di dalam leaflet yang memiliki elemen berupa pilihan kosa kata bahasa. Kosa kata digunakan untuk menjelaskan materi tentang sertifikasi pertanian organik. Kosa kata yang digunakan di dalam leaflet merupakan kosa kata bahasa Indonesia yang baik dan dinilai mudah dimengerti oleh petani. Bahasa yang digunakan.

Isi pesan diartikan sebagai materi dalam pesan yang diseleksi oleh sumber untuk mengekspresikannya tujuannya berkomunikasi. Isi pesan di dalam leaflet adalah mengenai sertifikasi pertanian organik dengan judul pesan yaitu ”Mengenali Sertifikasi Pertanian Organik”. Materi yang dijelaskan adalah tentang sertifikasi organik itu sendiri, latar belakang munculnya sertifikasi, mengapa sertifikasi diperlukan bagi hasil produk pertanian, manfaat mengikuti sertifikasi, tata cara pengajuan sertifikasi, dan pihak-pihak yang dapat mengikuti sertifikasi. Penjelasan materi tersebut dirancang secara sistematis dan terstruktur yang bermula dari latar belakang munculnya sertifikasi pertanian organik. Selanjutnya adalah penjelasan mengenai definisi dari sertifikasi organik dan bagaimana sorang petani dapat memperoleh sertifikasi. Penjelasan ketiga adalah tentang mengapa diperlukannya sertifikasi organik bagi petani. Penjelasan keempat berbicara tentang manfaat mengikuti sertifikasi organik. Penjelasan berikutnya adalah tentang tata cara pengajuan sertifikasi pertanian organik dan penjelasan terakhir adalah mengenai pihak-pihak yang dapat mengikuti sertifikasi. Materi pesan tersebut sesuai dengan tujuan sumber dalam melakukan komunikasi yaitu meningkatkan pengetahuan penerima tentang sertifikasi pertanian organik.

Perlakuan pesan adalah keputusan-keputusan yang dibuat oleh sumber untuk memiliki metode untuk menyusun dan mengirim kode dan isi pesan. Dalam

41 hal ini, perlakuan pesan tentang materi sertifikasi pertanian organik adalah melalui bahasa tertulis atau komunikasi verbal non-vokal. Pesan tersebut disebarkan melalui media berupa leaflet yang kemudian dibaca langsung oleh petani sehingga dapat menerima pesan yang disampaikan oleh sumber. Petani dalam penelitian ini adalah petani organik yang belum mengikuti sertfiikasi sehingga isi pesan yang yang disampaikan berupa konsep-konsep dasar sertifikasi mencakup manfaat, kegunaan, tata cara pengajuan, dan pihak-pihak yang diperbolehkan mengikuti sertifikasi. Perlakuan pesan dalam penelitian ini tidak dibedakan antara petani dengan pendidikan rendah dan petani dengan pendidikan tinggi. Kedua petani memperoleh informasi tentang materi sertifikasi yang sama dari leaflet sehingga perubahan yang diperoleh mengalami sedikit perbedaan dengan berbedanya kemampuan petani dalam menerjemahkan isi pesan di dalam leaflet.

Lebih dari lima puluh persen petani menganggap bahwa bahwa penjelasan materi di dalam leaflet mudah dipahami. Hal ini didukung oleh banyaknya jumlah petani yang setuju bahwa penggunaan bahasa di dalamnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik sehingga mudah dimengerti. Hasil persentase skor petani tersebut dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 15.

Tabel 15 Presentase jawaban petani mengenai penggunaan bahasa pada leaflet menurut pertanyaan

Pertanyaan Jawaban (%)

SS S TS STS Bahasa yang digunakan adalah Bahasa

Indonesia yang baik dan benar 46.7 53.3 0.0 0.0 Bahasa yang digunakan mudah dimengerti 40.0 46.7 13.3 3.3 Penjelasan di dalam leaflet dapat dipahami 23.3 60.0 13.3 3.3

Aspek terakhir yang dinilai oleh petani adalah desain leaflet secara keseluruhan. Penilaian ini didapatkan dari anggapan petani terhadap tampak leaflet secara keseluruhan baik isi, materi dan desain yang mencakup penggunaan huruf serta pemilihan gambar dan warna. Penilaian yang diberikan petani adalah bahwa desain leaflet tersebut menarik dengan jumlah proporsi terbesar lebih dari separuh jumlah petani. Presentase skor petani dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Presentase jawaban petani mengenai desain leaflet menurut pertanyaan

Pertanyaan Jawaban (%)

SS S TS STS

Desain Leaflet secara keseluruhan

42

Secara keseluruhan, desain yang terdapat di dalam leaflet dinilai cukup baik untuk memberikan informasi kepada petani. Tingginya jumlah petani yang menjawab setuju pada pertanyaan tentang aspek-aspek tertentu menunjukkan bahwa mereka cukup menyukai dan tertarik dengan desain leaflet tersebut dilihat dari lima aspek yang telah dijabarkan di atas.

Desain Leaflet dan Hubungannya dengan Perubahan Akhir Petani

Desain yang terdapat pada leaflet sertifikasi pertanian organik dinilai sudah baik dan menarik dari sisi bahasa, warna, huruf, isi, penjelasan dan gambar yang terdapat di dalamnya. Hal tersebut sesuai dengan tingginya jumlah responden yang berada pada kategori menarik pada penilaian terhadap desain leaflet. Penilaian terhadap desain tersebut kemudian dilihat hubungannya dengan tingkat pengetahuan petani setelah membaca leaflet. Secara rinci hubungan antara tingkat pengetahuan petani setelah diberikan leaflet dan penilaian terhadap desain dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Persentase petani berdasarkan hubungan tingkat pengetahuan petani setelah membaca leaflet dan kategori desain leaflet

Desain leaflet Tingkat pengetahuan petani setelah diberikan leaflet (%)

A B C D

Sangat menarik 10.0 6.7 10.0 0.0

Menarik 20.0 33.3 0.0 0.0

Tidak menarik 3.3 16.7 0.0 0.0

Untuk melihat hubungan antara desain yang terdapat di dalam leaflet dengan tingkat pengetahuan petani setelah memabca leaflet, digunakan uji statistik Rank Spearman. Pengujian tersebut menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0.387 dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari nilai alfa yaitu sebesar 0.05. Ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara desain leaflet dengan pengetahuan akhir petani setelah mempelajari leaflet.

Meskipun desain di dalam leaflet dinilai menarik oleh petani, namun berdasarkan uji statistik leaflet tidak mampu mempengaruhi pengetahuan. Peningkatan pengetahuan yang terjadi pada petani memiliki kecenderungan dipengaruhi oleh faktor-faktor mengacu pada Notoatmodjo yaitu pendidikan, informasi, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia. Kebanyakan petani memiliki tingkat pendidikan hanya sampai sekolah dasar atau sederajat, banyak pula di antara mereka yang tidak tamat. Namun, mereka juga memperoleh pengetahuan lainnya diluar pendidikan sekolah. Petani memiliki pengetahuan awal yang baik tentang pertanian organik yang berasal dari pendidikan alami dilingkungan mereka yaitu keluarga dan teman terdekat. Keluarga petani banyak yang sudah memahami pentingnya pertanian organik dan bagaimana cara melakukan pertanian organik yang sederhana. Selain itu, beberapa dari petani juga tergabung dalam suatu perkumpulan petani yang melakukan pertanian secara organik. Dari perkumpulan tersebut mereka saling bertukar

43 informasi yang berkaitan dengan pertanian organik termasuk sedikit banyak mengenai sertifikasi pertanian organik.

Faktor sosial budaya dan ekonomi juga terlihat pada petani yang sudah melakukan pertanian organik secara turun-temurun, sehingga mereka sudah memiliki dasar tata cara melakukan pertanian organik. Adanya perkumpulan dan kebiasaan dalam hal bertani organik tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan petani dipengaruhi oleh faktor lingkungan dimana terjadi interaksi antara petani dengan hal-hal sekitar yang secara sadar atau tidak sadar mempengaruhi pengetahuan mereka. Petani dapat secara sadar memperoleh pengetahuan baru ketika mereka menanyakan langsung apa yang tidak mereka mengerti kepada tokoh-tokoh, akademisi, dan teman-teman yang ada di lingkungan mereka. Namun, terkadang pengetahuan juga diperoleh secara tidak sadar ketika mereka bercakap-cakap dengan teman lainnya dan secara tidak sengaja memperoleh pandangan dan wawasan baru dari hasil perbincangan tersebut.

Faktor lainnya adalah pengalaman petani dalam hal bertani organik. Kebanyakan petani sudah melakukan pertanian organik selama lebih dari dua tahun, terutama mereka yang sudah sejak dulu diajarkan secara turun-temurun untuk bertani organik. Petani tersebut telah memperoleh cukup banyak informasi yang berkaitan dengan pertanian organik atau mengikuti pelatihan dan perkumpulan bersama petani organik. Sehingga, sedikit-sedikit mereka mengetahui adanya sertifikasi pertanian organik, walaupun tidak dikenali secara pasti sebagai sertifikasi.

Dalam hal memperoleh pengetahuan, faktor usia sangat berpengaruh terutama dalam hal daya tangkap dan pola pikir. Petani dalam penelitian ini beragam, dari mulai usia madya hingga mereka yang berusia paruh baya. Daya tangkap petani yang berada di usia produktif cenderung lebih cepat dibandingkan dengan petani yang sudah berumur paruh baya. Terutama dalam hal pola pikir, petani yang berusia 50 tahun keatas cenderung sudah memiliki idealisme tersendiri mengenai berbagai macam hal, dalam hal ini pertanian organik, yang terkadang sulit utuk dipengaruhi. Namun petani yang berusia madya dan produktif cenderung memiliki pola pikir yang luwes dan mampu menyesuaikan dengan situasi yang terjadi. Petani yang berada pada usia madya juga memiliki kemampuan verbal yang lebih baik karena karakeristik fisiknya yang mendukung, seperti mata yang masih jeli untuk membaca. Sementara petani yang berada di atas usia 50 tahun cenderung memiliki rabun untuk membaca jarak dekat.

45

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Penggunaan leaflet efektif dalam meningkatkan pengetahuan petani tentang sertifikasi pertanian organik. Peningkatan pengetahuan petani terjadi setelah petani membaca leaflet yang diberikan.

2. Desain yang terdapat di dalam leaflet dinilai sudah baik dengan kategori menarik. Komposisi yang terdapat di dalamnya sudah sesuai, sehingga menjadikan leaflet tersebut secara keseluruhan menarik. Namun, tidak ada hubungan yang nyata antara desain dengan perubahan pengetahuan.

Saran

1. Guna meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang sertifikasi pertanian organik bagi petani, perlu diadakan pendampingan berupa diskusi kelompok dan belajar kelompok dengan seorang fasilitator pada saat mempelajari leaflet yang diberikan.

2. Pemerintah daerah, melalui Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Pertanian dan Kehutanan (BP4K), perlu berperan aktif dalam mengadakan penyuluhan tentang sertifikasi pertanian organik. Penyuluh sebaiknya adalah orang yang memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai pertanian organik dan sertifikasi pertanian organik.

3. Perlu adanya sosialisasi langsung dari lembaga sertifikasi kepada petani organik agar informasi tentang sertifikasi pertanian organik dapat dipahami dengan baik.

47

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah SE. 2003. Pengaruh media komunikasi hiv/aids berbentuk booklet dan leaflet terhadap peningkatan pengetahuan mahasiswa perguruan tinggi swasta di DKI Jakarta [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[AOI] Aliansi Organis Indonesia. 2011. Perluasan pertanian organik diharapkan penuhi pangan sehat [internet]. [diunduh 2012 Mei 21]. Tersedia dari: http://www.organicindonesia.org/05infodata-news.php?id=267.

Andrianti Y. 2010. Pengaruh sertifikasi qualified internal auditor terhadap kualitas audit internal [Skripsi] [Internet]. [diunduh 2012 Juni 21]. Bandung (ID): Universitas Padjajdaran. Tersedia dari:

http://www.scribd.com/yayah_adams/d/44369498/15-Pengertian-Sertifikasi.

Ariesusanty R, Nuryati S, dan Wangsa R. 2012. Statistik pertanian organik Indonesia – 2011. Bogor (ID): Aliansi Organis Indonesia.

Arsyad A. 2009. Media pembelajaran. Jakarta (ID): PT RajaGrafindo Persada Badan Litbang Pertanian. 2002. Prospek pertanian organik di Indonesia [internet].

[diunduh 2012 Mei 21]. Tersedia dari:

http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/17/.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Kecamatan Cibungbulang dalam Angka. Bogor (ID): BPS – Kabupaten Bogor.

BIOCert Indonesia. 2007. Tanya jawab sertifikasi organik bagi kelompok tani [internet]. [diunduh 2012 Mei 21]. Tersedia dari:

http://www.biocert.or.id/faq.php?id=126.

Daftar isian data profil desa. 2010. Bogor. Tidak dipublikasi.

Darmawan D. 2012. Efektifitas merek dan leaflet sebagai media promosi produk beras organik (studi kasus: beras organik SAE di bawah lembaga pertanian sehat) [Skrpsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Effendy, OU. 2002. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. Bandung (ID): Remaja Rosdakarya.

Effendi S. 1989. Proses Penelitian Survai. Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, editor. Metode penelitian survai. Jakarta (ID): LP3ES.

Effendi S dan Manning C. 1989 Prinsip-Prinsip Analisa Data. Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, editor. Metode penelitian survai. Jakarta (ID): LP3ES. Herrmawan A. 2009. Penelitian bisnis paradigma kuantitatif [internet]. [diunduh

2013 Januari 16]. Jakarta {ID): Grasindo. Tersedia dari: books.google.co.id/books?isbn=9790259522.

Ikada DC. 2010. Tingkat penerimaan buku cerita bergambar sebagai media pendidikan gizi dan pengaruhnya terhadap pengetahuan gizi anak sekolah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[INOFICE] Indonesia Organic Farming Infection and Certification. 2007. Hidup organis, sejahtera dan sehat selaras dengan alam [internet]. [diunduh pada 2012 Mei 31]. Tersedia pada: http://inofice.tripod.com/.

Kurniawan E. 2006. Studi analisis isi pemberitaan media massa tentang lingkungan hidup dan implikasinya terhadap kebijakan pengelolaan lingkungan di kabupaten Bangka [tesis] [internet]. [diunduh 2012 Maret 29]. Semarang [ID]: Universitas Diponegoro. Tersedia dari:

48

Lubis DP. 2010. Pendahuluan. Aida Vitalaya S. Hubies, editor. Dasar-dasar komunikasi. Bogor (ID): Sains KPM IPB Press.

Madjadikara AS. 2004. Bagaimana biro iklan memproduksi iklan [internet]. [diunduh pada 2013 Januari 17]. Jakarta (ID): Gramedia. Tersedia dari: books.google.co.id/books?isbn=9792209808.

Marlina L. 2010. Perbandingan efektivitas media cetak (folder dan poster-kalender) dan penyajian tanaman zodia terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat [tesis] [intenet]. [diunduh 2012 Maret 14]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Tersedia dari:

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/32181.

Mugniesyah SS. 2010. Media komunikasi dan komunikasi massa. Aida Vitalaya S. Hubies, editor. Dasar-dasar komunikasi. Bogor (ID): Sains KPM IPB Press.

Notoatmodjo. 2007. Definisi pengetahuan serta faktor-faktor yang mempengaruhi

Dokumen terkait