• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

5.2 Pengetahuan Responden

Pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah adalah sejauh mana responden tahu akan manfaat pengelolaan sampah dan dampak yang ditimbulkan oleh sampah terhadap diri serta lingkungannya.

Pada tabel 4.21 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan reponden tentang pengelolaan sampah pada kategori baik di desa Medan Senembah sebanyak 69 responden (71,87%) dan di kelurahan Asam Kumbang sebanyak 83 responden (86,46%) dan pada kategori sedang di desa Medan Senembah sebanyak 18 responden (18,75%) dan di kelurahan Asam Kumbang sebanyak 13 responden (13,54%) dan pengetahuan kurang di desa Medan Senembah 9 responden (9,38%) dan Asam Kumbang tidak ada. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengetahuan responden dianggap baik karena hanya 9,38% responden desa Medan Senembah dan hanya 1,04% responden kelurahan Asam Kumbang dengan pengetahuan kurang. Tingkat pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah adalah pada tingkat tahu (Know). Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang sesuatu adalah menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan ( Notoatmodjo, 2003).

Dari segi umur dapat diketahui seperti pada tabel 4.22 bahwa responden dengan pengetahuan baik di desa Medan Senembah ada pada kelompok umur 30-34 tahun sebanyak 18 responden (75%) dan di kelurahan Asam Kumbang pada kelompok umur 35-39 tahun sebanyak 22 responden (94%). Disini dapat dilihat bahwa umur responden dengan pengetahuan baik adalah kelompok umur yang masih produktif hal ini bisa dipengaruhi usia produktif ini banyak melakukan interaksi dengan lingkungannya sehingga responden bisa melihat dan mendengar informasi dari lingkungan seperti yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan sedang di desa Medan Senembah ada pada kelompok umur 30-34 tahun sebanyak 7 responden (28%) dan di kelurahan Asam Kumbang juga pada kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 2 responden (20%). Pengetahuan dengan kategori kurang di desa Medan Senembah ada pada kelompok umur 60-64 tahun sebanyak 3 responden (100%) dan di kelurahan Asam Kumbang juga pada kelompok umur 60-64 tahun sebanyak 2 responden (50%),Sehingga dapat kita ketahui bahwa kategori pengetahuan kurang umumnya ada pada kelompok usia tua karena semakin lanjut usia maka daya ingat juga mengalami penurunan.

Dari tingkat pendidikan seperti pada tabel 4.23 dapat diketahui bahwa pengetahuan responden pada kategori baik adalah responden dengan pendidikan tinggi yaitu di desa Medan Senembah Akademi/ PT sebanyak 5 responden (100%), SLTA sebanyak 16 responden (75%) dan di kelurahan Asam Kumbang Pengetahuan

baik untuk Akademi/PT sebanyak 10 responden (100%), SLTA sebanyak 22 responden (90,90%). Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2003) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka tingkat pengetahuannya juga akan semakin baik karena semakin banyak materi yang diserap dan pendidikan yang tinggi akan menambah wawasan seseorang juga. Untuk pengetahuan dengan kategori sedang di desa Medan Senembah sebagian besar adalah dengan pendidikan SD sebanyak 11 responden (20,75%) dan di kelurahan Asam Kumbang adalah SD sebanyak 7 responden (17,50%), dalam hal ini tingkat pendidikan rendah dengan kategori pengetahuan sedang bisa disebakan responden mendapatkan informasi dari media elektronik seperti televisi. Untuk tingkat pengetahuan kurang di desa Medan Senembah umumnya adalah dengan pendidikan SD sebanyak 7 responden (13,21%) dan di kelurahan Asam Kumbang tidak ada responden dengan pengetahuan kurang. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pendidikan yang rendah menyebabkan tingkat pengetahuan yang rendah juga karena pendidikan mempengaruhi seseorang dalam menerima ide/informasi baru. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin cepat menerima informasi baru sebaliknya pendidikan yang rendah membuat seseorang lambat dalam menerima ide/ informasi baru. Hal ini sesuai dengan teori Inovasi yang dikemukakan oleh Rogers (1993) yang menyatakan bahwa golongan yang paling cepat menerima ide/informasi baru adalah golongan pelopor yang biasanya terdiri dari kelompok yang terpelajar, berpikiran maju, penghasilan lebih baik sehingga keinginan untuk mencari informasi lebih tinggi.

Dari tingkat pekerjaan responden dapat diketahui pada tabel 4.24 bahwa responden dengan pengetahuan baik untuk desa Medan Senembah adalah yang

bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 55 responden (83,33%), buruh 8 responden (40%)sedangkan di kelurahan Asam Kumbang adalah yang bekerja sebagai IRT sebanyak 75 responden (91,46%). Dari sini dapat kita ketahui bahwa pekerjaan tidak mempengaruhi pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah. Hal ini dapat kita lihat dari persentase responden yang berpengetahuan baik antara yang bekerja didalam dan diluar rumah tidak jauh berbeda. Pengetahuan responden dengan kategori sedang di desa Medan Senembah umumnya yang bekerja sebagai buruh sebanyak 10 resonden (50%) sedangkan di kelurahan Asam Kumbang umumnya yang bekerja sebagai wiraswasta/ pedagang sebanyak 4 responden (66,67%), sehingga dapat diketahui bahwa kategori pengetahuan sedang seluruhnya adalah responden yang bekerja diluar rumah sehingga memungkinkan responden untuk berinteraksi dengan banyak orang yang dapat menambah pengetahuan responden. Sedangkan untuk kategori pengetahuan kurang di desa Medan Senembah umumnya yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 7 responden (9,34%) hal ini bisa diakibatkan karena kurangnya interaksi dengan lingkungan diluar rumah sehingga pengetahuan responden kurang.

Dari tingkat penghasilan keluarga seperti pada tabel 4.25 dapat diketahui bahwa responden dengan pengetahuan baik untuk desa Medan Senembah adalah dengan penghasilan antara Rp.738.000-Rp.1500.000 perbulan sebanyak 48 responden (87,27%) Demikian juga untuk kelurahan Asam Kumbang responden dengan pengetahuan baik adalah dengan penghasilan Rp 738.000-1500.000 sebanyak 58 responden (89,23%). Hal ini sesuai dengan teori innovation Decision process yang dikembangkan oleh Rogers dalam Sarwono (1993) bahwa golongan yang paling

cepat menerima ide/informasi baru adalah golongan pelopor yang biasanya terdiri dari kelompok yang terpelajar, berpikiran maju, terbuka, penghasilan lebih baik sehingga keinginan mencari informasi lebih tinggi. Untuk tingkat pengetahuan sedang di desa Medan Senembah sebagian besar adalah dengan penghasilan < RP 738.000 sebanyak 10 responden (38,46%) dan di kelurahan Asam Kumbang

dengan penghasilan Rp 738.000-1500.000 sebanyak 7 responden(10,77%) hal ini bisa terjadi karena orang yang lebih cepat menerima informasi tidak hanya dengan penghasilan yang baik tetapi juga ditentukan oleh pendidikan serta keterbukaan seseorang untuk memerima informasi. Untuk pengetahuan kurang umumnya adalah dengan penghasilan < Rp 738.000 di desa Medan Senembah sebanyak 8 responden (30,77%). Sehingga dapat dikatakan bahwa penghasilan juga mempengaruhi pengetahuan, jika penghasilan kurang maka keinginan mencari informasi juga akan kurang.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa Kategori pengetahuan responden di desa Medan Senembah dan di kelurahan Asam Kumbang adalah sama-sama dalam kategori baik. Hal ini bisa terjadi karena karakteristik responden seperti umur, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan di desa Medan Senembah dan di kelurahan Asam Kumbang secara umum tidak jauh berbeda.

Dokumen terkait