PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
DI DESA MEDAN SENEMBAH KABUPATEN DELISERDANG
DAN DI KELURAHAN ASAM KUMBANG KOTA MEDAN
TAHUN 2007
SKRIPSI
OLEH:
LASMA ROHANI
NIM :051000535
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
DI DESA MEDAN SENEMBAH KABUPATEN DELISERDANG
DAN DI KELURAHAN ASAM KUMBANG KOTA MEDAN
TAHUN 2007
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH:
LASMA ROHANI
NIM :051000535
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul
PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA MEDAN SENEMBAH KABUPATEN DELISERDANG
DAN DI KELURAHAN ASAM KUMBANG KOTA MEDAN TAHUN 2007
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
LASMA ROHANI
NIM :051000535
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Pada Tanggal 22 September 2007
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
(Drs.Alam Bakti Keloko Mkes) (Ir. Indra Chahaya S.MSi) NIP : 131996172 NIP : 132 058731
Penguji II Penguji III
(Drs. Eddy Syahrial, MS) (Drs.Tukiman, MKM) NIP : 131674466 NIP : 131918719
Medan, September 2007 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan
ABSTRAK
Dalam program pembangunan kesehatan salah satunya adalah program lingkungan sehat yang bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat serta melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan.
Masalah sampah di Indonesia adalah masalah yang rumit karena kurangnya pengertian masyarakat terhadap akibat yang ditimbulkan sampah serta kurangnya biaya pemerintah untuk mengusahakan pembuangan sampah yang baik dan memenuhi syarat.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk memberikan gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat dalam pengelolaan sampah di Medan Senembah dan di Asam Kumbang . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang ada di Dusun VI Medan Senembah dan di Lingkungan VI Asam Kumbang. Sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus dari Lemeshow dengan jumlah sampel 96 orang di Medan Senembah dan 96 orang di Asam Kumbang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner dan diolah secara manual dan disajikan dalam tabel distribusi frekwensi.
Dari hasil penelitian diketahui pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah berada pada kategori baik di Medan Senembah 59,37% dan di Asam Kumbang 86,46%, Sikap responden terhadap pengelolaan sampah berada pada kategori sedang di Medan Senembah 100% dan di Asam Kumbang 100%, sedangkan Tindakan responden dalam pengelolaan sampah berada pada kategori sedang di Medan Senembah 85,42% dan di Asam Kumbang 84,36%.
Untuk meningkatkan perilaku pengelolaan sampah yang lebih baik diharapkan pemberian informasi oleh petugas kesehatan lingkungan melalui penyuluhan secara teratur dan berkesinambungan serta mensosialisasikan cara pembuangan sampah yang baik dan benar kepada masing-masing daerah, baik di desa maupun di kota oleh instansi terkait.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Lasma Rohani
Tempat/Tanggal Lahir : Balige / 05 Juli 1974 Agama : Kristen Protestan Status Perkawinan : Kawin
Jumlah Anak : 2 (Dua) orang
Alamat Rumah : Jln.Tembakau XIV No.14 Perum Simalingkar Medan Alamat Kantor : Rumah Sakit Umum Tanjung Pinang Kepri
Riwayat Pendidikan :
1.Tahun 1981 –1987 : SD Negeri No 173524 Balige Tobasa 2.Tahun 1987 – 1990 : SMP Negeri 2 Balige Tobasa
3.Tahun 1990 – 1993 : SMA Negeri I Balige Tobasa 4.Tahun 1993 – 1996 : Akademi Perawatan Darmo Medan 5.Tahun 2005 – 2007 : FKM USU Medan
Riwayat Pekerjaan :
1.Tahun 1998 – 2004 : Pelaksana Perawatan Di Rumah Sakit Umum Tanjung Pinang KEPRI
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul “Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Desa Medan Senembah dan Kelurahan Asam Kumbang Tahun 2007”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasi yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, Msi, Selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumetera Utara.
2. Bapak Drs. Tukiman MKM, selaku Kepala Departemen Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumetera Utara. 3. Bapak Drs. Alam Bakti Keloko, MKes selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak membantu dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ir Indra Chahaya, S. MSi selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu dan membimbing penuli dalan penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Jasri selaku kepala Desa Medan Senembah Kecamatan tanjung Morawa 7. Bapak Joni Sebayang selaku Lurah Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang. 8. Suami dan Anak- anakku yang kusayangi yang telah banyak memberikan
semangat dan dukungan doa dalam penyelesaian skripsi ini
9. Rekan- rekan mahasiswa/I Peminatan PKIP yang telah memberikan dorongan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih belum sempurna, tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati kita semua.
Medan, Sepember 2007
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan ... i
Abstrak ... ii
Daftar Riwayat Hidup ... iii
Kata Pengantar ... iv
2.4 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Sampah... 10
2.5 Elemen Fungsional Pengelolaan Sampah ... 11
2.6 Cara- Cara Pengelolaan Sampah... 11
2.7 Hubungan Sampah Dengan Manusia Dan Lingkungan ... 13
2.8 Hambatan Dalam Pengelolaan Sampah ... 14
2.9 Teori Perilaku... 15
2.10Perilaku Manusia... 17
2.10.1 Konsep Perilaku ... 17
2.10.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku ... 24
2.10.3 Cara Pembentukan Perilaku ... 25
2.10.4 Proses Perubahan Perilaku ... 25
2.10.5 Perilaku Kesehatan... 26
2.10.6 Model Kepercayaan Terhadap Kesehatan... 26
2.10.7 Kerangka Konsep ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
3.1 Jenis Penelitian... 28
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 28
3.2.1 Lokasi Penelitian... 28
3.3 Populasi Dan Sampel ... 29
3.4 Pengumpulan Data ... 30
3.5 Defenisi Operasional... 30
3.6 Aspek Pengukuran Dan Instrumen Penelitian ... 31
3.6.1 Aspek Pengukuran ... 31
3.6.2 Instrumen Penelitian ... 34
3.7 Teknik Analisa Dan PengolahanData ... 34
3.7.1 Teknik Analisa Data... 34
5.1 Karakteristik responden ... 78
5.2 Pengetahuan Responden ... 79
5.3 Sikap Responden... 83
5.4 Tindakan Responden... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90
5.5 Kesimpulan ... 90
5.6 Saran... 91
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur Di Medan Senembah Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2006... 35 Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Di Medan Senembah
Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2006... 36 Tabel 4.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan KepalaKeluarga Di
Medan Senembah Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2006... 36 Tabel 4.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur Di Asam Kumbang
Kecamatan Medan SelayangTahun 2006... 38 Tabel 4.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Di Asam Kumbang
Kecamatam Medan Selayang... 38 Tabel 4.6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Kepala Keluarga Di Asam
Kumbang Kecamatan Medan Selayang... 39 Tabel 4.7 Distribusi Responden Menurut Umur Di Medan Senembah Dan Asam
Kumbang Tahun 2007... 40 Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Di Medan
Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 40 Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Sehari- hari Di
Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 41 Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Keluarga Di Medan
Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 41 Tabel 4.11 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Sampah Di
Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 42 Tabel 4.12 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Jenis Sampah Menurut
Sifatnya Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 43 Tabel 4.13 Disrtibusi Pengetahuan Responden Tentang Contoh SampahYang
Mudah Membusuk Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 43 Tabel 4.14 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Contoh Sampah Yang
Tidak Mudah Membusuk Di Medan Senembah dan Asam Kumbang Tahun 2007... 44 Tabel 4.15 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Sampah Beracun Dan
Berbahaya Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 45 Tabel 4.16 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penyakit Yang
Ditimbulkan Sampah Di Medan Senembah Dan Asam KumbangTahun 2007... 46 Tabel 4.17 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah
Yang Baik Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007.... 46 Tabel 4.18 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Tempat Sampah Yang
Tabel 4.19 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Penyimpanan Sampah Sementara Di Rumah Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 48 Tabel 4.20 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Pengelolaan
Sampah Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 49 Tabel 4.21 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan
Sampah Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 49 Tabel 4.22 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Responden Tentang
PengelolaanSampah Menurut Umur Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 50 Tabel 4.23 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan
Sampah Menurut Di Medan Senembah Dan Kumbang Tahun 2007... 51 Tabel 4.24 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan
Sampah Menurut Pekerjaan Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 52 Tabel 4.25 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan
Sampah Menurut Penghasilan Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 53 Tabel 4.26 Disribusi Sikap Responden Terhadap Pernyataan Sampah Adalah
Sesuatu Yang Tidak Tidak Berguna, Harus Dibuang Dan Berasal Dari Kegiatan Manusia Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 54 Tabel 4.27 Distribusi Sikap Responden Terhadap Pernyataan Jenis Sampah
Adalah Mudah Membusuk, Tidak Mudah Membusuk, Mudah Terbakar Dan tidak Mudah Terbakar Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 54 Tabel 4.28 Distribusi Sikap Responden Terhadap Pernyataan Sisa Makanan
Adalah Sampah Yang Mudah Membusuk Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 55 Tabel 4.29 Distribusi Sikap Responden Terhadap Pernyataan Kertas, Plastik Dan
Gelas Adalah Sampah Yang Tidak Dapat Membusuk Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 56 Tabel 4.30 Distribusi Sikap Responden Terhadap Pernyataan Sampah Beracun
Dan Berbahaya Apabila Tidak Diolah Dengan Baik Dapat Merusak Lingkungan Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007.... 56 Tabel 4.31 Distribusi Sikap Responden Terhadap Pernyataan Sampah Yang
Diolah Dengan Baik Dapat Mencegah Penyakit Disentry Di Bedan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 57 Tabel 4.32 Distribusi Sikap Responden Terhadap Pernyataan Pengelolaan Sampah
Tabel 4.33 Distribusi Sikap Responden Terhadap Pernyataan Tempat Sampah Dirumah Harus Memenuhi Syarat Kesehatan Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 58 Tabel 4.34 Distribusi Sikap Responden Terhadap Pernyatan Dalam Penyimpanan
Sampah Di Rumah Dipisahkan Sampah Basah Dan Sampah Kering Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 58 Tabel 4.35 Distribusi Sikap Responden Terhadap Pernyataan Sampah Rumah
Tangga Yang Diolah Dengan Baik Dapt Mencegah Penyakit PES Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 59 Tabel 4.36 Distribusi Sikap Responden Terhadap Pernyataan Air Limbah Dan
Kotoran Manusia Termasuk Jenis Sampah Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 60 Tabel 4.37 Distribusi Sikap Responden Terhadap Pernyataan Semua Sampah
Tidak Dapat Membusuk Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 60 Tabel 4.38 Distribusi Sikap Responden Terhadap Pernyataan Sisa Makanan Tidak
Dapat Diolah Menjadi Makanan Ternak Di Medan Senembah DanAsamKumbangTahun2007... 61 Tabel 4.39 Distribusi Sikap Responden Terhadap Pernyataan Pengelolaan Sampah
Yang Tidak Mudah Membusuk Harus Lebih Cepat Dari Sampah Yang Mudah Membusuk Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 61 Tabel 4.40 Distribusi Sikap Responden Terhadap Pernyataan Sampah Beracun
Dan Berbahaya Tidak Dapat Menyebabkan Gangguan Kesehatan Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007... 62 Tabel 4.41 Distribusi Sikap Responden Terhadap Pernyataan Penyakit Disentry
merupakan penyakit yang tidak terkait dengan sampah... 62 Tabel 4.42 Distribusi Sikap Responden Terhadap Pernyataan Pengelolaan Sampah
Tidak Perlu Memperhatikan Unsur Keindahan... 63 Tabel 4.43 Distribusi Sikap Responden Terhadap Pernyataan Tempat
pembuangan sampah di Rumah Tidak Harus Memenuhi Syarat Kesehatan... 63 Tabel 4.44 Distribusi Sikap responden Terhadap Pernyataan Penyimpanan
Sampah dirumah Tidak Perlu Memisahkan Sampah Basah Dan Sampah Kering... 64 Tabel 4.45 Distribusi Sikap responden Terhadap Pernyataan Pengelolaan Sampah
Yang Tidak Baik Tidak dapat Menyebabkan Kerusakan Lingkungan... 64 Tabel 4.46 Distribusi Tindakan Anggota Keluarga Responden Dalam Membuang
Sampah Ke Tempat Sampah... 65 Tabel 4.47 Distribusi Tindakan Responden Dalam Pemisahan sampah Basah Dan
Sampah Kering... 65 Tabel 4.48 Distribusi Tindakan responden dalam Keseringan Membuang Sampah
Tabel 4.49 Distribusi Tindakan responden dalam Menjadikan Sisa Makanan Menjadi Makanan Ternak... 67 Tabel 4.50 Distribusi Tindakan respondenTentang Kebersihan tempat Sampah... 67 Tabel 4.51 Distribusi Tindakan responden dalam Pemilikan Tempat Sampah
Yang Bertutup... 68 Tabel 4.52 Distribusi Tindakan responden dalam Penggunaan Tempat Sampah
Yang Mudah Dibuka... 68 Tabel 4.53 Distribusi Tindakan responden dalamPenggunaan Tempat Sampah
Yang Mudah dibersihkan... 69 Tabel 4.54 Distribusi Tindakan responden dalam Penggunaan Tempat Sampah
Yang MUdah diangkat oleh Satu Orang... 69 Tabel 4.55 Distribusi Tindakan Responden Tentang Kebersihan Tempat
Sampah... 70 Tabel 4.56 Distribusi Tindakan Responden Dalam pemilikan Tempat
Sampah... 70 Tabel 4.57 Distribusi Tindakan Responden Dalam Penggunaan Tempat
Sampah... 71 Tabel 4.58 Distribusi Tindakan Responden Dalam Penggunaan Tempat Sampah
Yang Mudah Dibersihkan... 71 Tabel 4.59 Distribusi Tindakan Responden Dalam Penggunaan Tempat Sampah
Yang ... 72 Tabel 4.60 Distribusi Tindakan Responden Dalam Membuang Sampah 2-3 Kali
Seminggu... 72 Tabel 4.61 Distribusi Tindakan Responden Tentang Pengangkutan Sampah Oleh
petugas ... 73 Tabel 4.62 Distribusi Tindakan Responden Dalam Pembayaran Restribusi
Sampah... 73 Tabel 4.63 Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat tindakan responden
tentang pengelolaan sampah dengan kategori seperti tabel dibawah ini... 74 Tabel 4.64 Tabulasi Silang Tindakan Responden Tentang Pengelolaan Sampah
Menurut Umur... 74 Tabel 4.65 Tabulasi Silang Tingkat Tindakan Responden Tentang Pengelolaan
Sampah Menurut Pendidikan... 75 Tabel 4.66 Tabulasi Silang Tindakan Responden Tentang Pengelolaa Sampah
Menurut Pekerjaan... 76 Tabel 4.67 Tabulasi Silang Tindakan Responden Tentang Pengelolaan Sampah
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Lampiran 2 Master Data
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat keterangan selesai penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat ditetapkan enam Program Pembangunan Kesehatan, salah satunya adalah Program Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat yang bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat yang mendukung tumbuh kembang anak dan remaja, memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup sehat, dan memungkinkan interaksi sosial serta melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan (Indonesia Sehat 2010).
Pesatnya pertambahan penduduk, penggunaan lahan yang semakin meningkat akibat desakan pembangunan akan mempunyai implikasi yang mempengaruhi sumber-sumber alam dan kualitas lingkungan. Sejak tahun 1986, pemerintah telah memperlihatkan prioritas pentingnya sanitasi lingkungan dengan menciptakan sistim kompetisi antar daerah dalam meningkatkan dan menjaga kebersihan (Slamet, 2000).
Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena kurangnya pengertian masyarakat terhadap akibat-akibat yang dapat ditimbulkan oleh sampah, kurangnya biaya pemerintah untuk mengusahakan pembuangan sampah yang baik dan memenuhi syarat.
keselarasan pengetahuan tentang persampahan dan juga partisipasi masyarakat yang
kurang untuk memelihara kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya (Slamet, 2000).
Sampah adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia tetapi bukan biologis karena kotoran manusia tidak termasuk didalamnya dan umumnya bersifat padat (air bekas tidak termasuk didalamnya) (Azwar, 2002).
Produksi sampah perorangan maupun rumah tangga setiap harinya tidak dapat dipisahkan dari setiap kegiatan kehidupan manusia itu sendiri. Khususnya sampah rumah tangga, berkaitan juga dengan tingkat pendapatann, tingkat pendidikan dan besarnya keluarga (Dainur, 1995).
Bersamaan dengan kenaikan jumlah penduduk, pendapatan juga mengalami kenaikan. Kenaikan pendapatan menyebabkan pola hidup komsuntif sehingga tingkat komsumsi kita meningkat, mulai dari makanan dan kemasannya. Limbah yang dihasilkan perorang makin besar padahal jumlah penduduk juga bertambah. Sementara itu pendapatan kita untuk menangani sampah masih terbatas. Akibatnya, di daerah pedesaan banyak sampah yang tertumpuk atau berserakan. Di perkotaan lebih lagi hanya sebagian sampah yang terangkut oleh dinas kebersihan kota. Sampah yang tidak terangkut menumpuk atau berserakan dan menjadi masalah kesehatan. Banyak juga penduduk yang berusaha memusnahkan sampah dengan membakarnya yang akan menghasilkan zat-zat pencemar yang berbahaya (Soemarwoto, 2001).
sungai dan bahkan menumpuk dipekarangan atau kebun. Sungguh pun para ahli telah menemukan berbagai cara penanggulangan sampah, termasuk cara pendaur-ulangan, namun cara-cara tersebut masih belum memecahkan masalah sampah yang semakin meningkat jumlah dan jenisnya, baik di pedesaan maupun daerah kumuh diperkotaan (Dainur, 1995).
Dari survei awal yang dilakukan oleh peneliti di desa Medan Senembah Kecamatan Tanjung Morawa sebagian besar masyarakat mengelola sampah dengan membakar atau membuang ke lahan kosong milik orang lain di dusun tersebut. Hanya sedikit masyarakat yang mengelola sampah menjadi kompos. Sehingga permasalahan timbul terutama pada musim hujan, dimana sampah-sampah tidak dapat dibakar sehingga oleh masyarakat sampah tersebut dibiarkan berserakan disekitar rumah, selain dapat menimbulkan penyakit maka sampah-sampah ini juga menutupi parit yang ada sehingga pada musim hujan air masuk kedalam rumah (banjir).
1.2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan maka penulis merumuskan masalah yaitu bagaimana gambaran perilaku masyarakat dalam mengolah sampah domestik pada dua daerah yang berbeda yaitu Desa Medan Senembah Kecamatan Tanjung Morawa yang merupakan gambaran perilaku masyarakat desa dan Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang yang merupakan gambaran perilaku masyarakat perkotaan.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah.
1.3.2. Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui karakteristik masyarakat dari segi umur, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan.
2 Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah.
3 Untuk mengetahui bagaimana sikap masyarakat terhadap pengelolaan sampah.
4 Untuk mengetahui bagaimana tindakan masyarakat dalam pengelolaan sampah.
1.4. Manfaat Penelitian.
1. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi masyarakat Desa Medan Senembah Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dan Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang.
2. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa/I FKM USU Medan khususnys dalam pengelolaan sampah domestik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sampah.
Menurut Azwar (2002) yang dimaksud dengan sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi bukan biologis karena kotoran manusia (human waste) tidak termasuk kedalamnya dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk didalamnya). Manik (2003) mendefinisikan sampah sebagai suatu benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan manusia.
Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna dan dibuang disebut sampah.Dengan demikian sampah mengandung prinsip sebagai berikut :
1. Adanya sesuatu benda atau bahan padat.
2.2. Sumber dan Jenis Sampah.
1. Sumber-Sumber Sampah.
a. Sampah buangan rumah tangga, termasuk sisa bahan makanan, sisa pembungkus makanan dan pembungkus perabotan rumah tangga sampai sisa tumbuhan kebun dan sebagainya.
b. Sampah buangan pasar dan tempat tempat umum (warung, toko dan sebagainya) termasuk sisa makanan, sampah pembungkus makanan, dan pembungkus lainnya, sisa bangunan, sampah tanaman dan sebagainya
c. Sampah buangan jalanan termasuk diantaranya sampah berupa debu jalan, sampah sisa tumbuhan taman,sampah pembungkus bahan makanan dan bahan lainnya, sampah sisa makanan, sampah berupa kotoran serta bangkai hewan. d. Sampah industri termasuk diantaranya air limbah industri, debu industri. Sisa
bahan baku dan bahan jadi dan sebagainya (Dainur, 1995).
2. Sampah Berdasarkan Zat Pembentuknya
a. Sampah organik termasuk diantaranya sisa bahan makanan serta sisa makanan, sisa pembungkus dan sebagainya.
b. Sampah anorganik termasuk diantaranya berbagai jenis sisa gelas, logam, plastik dan sebagainya (Manik, 2003)
3. Menurut Sifat Fisiknya.
b. Sampah basah yaitu sampah yang karena sifat fisiknya sukar dikeringkan untuk dibakar (Dainur, 1995)
2.3. Jenis Sampah.
a. Sampah Basah (Garbage).
Adalah jenis sampah yang terdiri dari sisa sisa potongan hewan atau sayur sayuran hasil dari pengolahan, pembuatan dan penyediaan makanan yang sebagian besar terdiri dari zat zat yang mudah membusuk.
b. Sampah Kering (Rubbish).
Adalah jenis sampah yang dapat terbakar dan tidak dapat terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat pusat perdagangan,kantor-kantor. Sampah yang mudah terbakar umumnya terdiri dari zat-zat organik seperti kertas, karbon, kardus, plastik dan lain lain.sedangkan sampah yang tidak dapat/sukar terbakar sebagian besar mengandung zat-zat inorganik seperti logam-logam, kaleng-kaleng dan sisa pembakaran.
c. Abu (Ashes).
Sampah jenis ini adalah sampah yang berasal dari sisa pembakaran dari zat yang mudah terbakar seperti dirumah, kantor maupun di pabrik pabrik industri.
d. Sampah Jalanan.
e. Bangkai Binatang.
Sampah jenis ini berupa sampah sampah biologis yang berasal dari bangkai binatang yang mati karena alam, penyakit atau kecelakaan.
f. Sampah Rumah Tangga.
Sampah jenis ini merupakan jenis sampah campuran yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes yang berasal dari daerah perumahan.
g. Bangkai Kendaraan.
Adalah sampah yang berasal dari bangkai bangkai mobil, truk, kereta api.
h. Sampah Industri.
Merupakan sampah padat yang berasal dari industri-industri pengolahan hasil
bumi/tumbuh tumbuhan dan industri lain.
i. Sampah Perumahan.
Sampah yang berasal dari sisa pembangunan gedung, perbaikan dan pembaharuan gedung gedung, sampah dari daerah ini berasal dari batu batuan, mengandung tanah, potongan kayu, alat perekat dan lain lain.
j. Sampah Padat.
Sampah yang terdiri dari benda benda kasar yang umumnya zat organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pengolahan air buangan.
k. Sampah Khusus.
2.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kuantitas dan Kualitas Sampah.
Sampah baik kualitas maupun kuantitasnya sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang penting antara lain :
a. Jumlah Penduduk.
Semakin banyak penduduk semakin banyak pula sampahnya b. Keadaan Sosial Ekonomi.
Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak jumlah perkapita sampah yang dibuang.
c. Kemajuan Tehnologi
Kemajuan tehnologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam pula ( Slamet, 2000).
2.5. Elemen Fungsional Pengelolaan Sampah
Teknik pengelolaan sampah dapat dimulai dari sumber sampah sampai pada tempat pembuangan akhir sampah. Usaha pertama adalah mengurangi sumber sampah baik dari segi kuantitas maupun kualitas dengan cara :
- Meningkatkan pemeliharaan dan kualitas barang sehingga tidak cepat menjadi sampah.
- Meningkatkan penggunaan bahan yang dapat terurai secara alamiah, misalnya pembungkus plastik diganti dengan pembungkus kertas.
Semua usaha ini memerlukan kesadaran dan peran serta masyarakat. Selanjutnya, pengelolaan ditujukan pada pengumpulan sampah mulai dari produsen sampai pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan membuat tempat pembuangan sampah sementara (TPS), transportasi yang sesuai lingkungan, dan pengelolaan pada TPA. Sebelum dimusnahkan sampah dapat juga diolah dulu baik untuk memperkecil volume, untuk daur ulang atau dimanfaatkan kembali. Pengolahan dapat sangat sederhana seperti pemilahan, sampai pada pembakaran atau Insenerasi (Slemet, 2000).
2.6. Cara -cara Pengelolaan Sampah
1. Hog Feeding.
Yaitu penggunaan sampah garbage untuk makanan ternak.
2. Insenaration (Pembakaran).
dirancang untuk pembakaran sampah. Sistim ini memerlukan biaya besar untuk pembangunan, operasional dan pemeliharaan mesin dan peralatan lain.
3. Sanitary Landfill.
Yaitu pembuangan sampah dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan lapis demi lapis, sedemikian rupa sehingga sampah tidak berada dialam terbuka, jadi tidak sampai menimbulkan bau serta tidak menjadi tempat binatang bersarang. Cara ini tentu amat bermanfaat jika sekaligus bertujuan untuk meninggikan tanah yang rendah seperti rawa-rawa, genangan air dan sebagainya.
4. Composting (Pengomposan).
Merupakan pemanfaatan sampah organik menjadi bahan kompos. Untuk tujuan pengomposan sampah harus dipilah-pilah sehingga sampah organik dan anorganik terpisah.
5. Discharge To Seweres.
Disini sampah harus dihaluskan dahulu dan kemudian dibuang kedalam saluran pembuangan air bekas. Cara ini dapat dilakukan pada rumah tangga atau dikelola secara terpusat di kota-kota. Cara ini membutuhkan biaya yang besar serta tidak mungkin dilakukan jika sistim pembuangan air kotor tidak baik.
6. Dumping (Penumpukan).
berpengaruh buruk terhadap lingkungan, berupa sumber penyakit, tempat binatang bersarang
7. Individual Inceneration.
Ialah pembakaran sampah yang dilakukan secara perorangan dirumah tangga. Pembakaran haruslah dilakukan dengan baik, jika tidak asapnya akan mengotori udara serta dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
8. Recycling.
Ialah menghancurkan sampah menjadi jumlah yang lebih kecil dan hasilnya dimanfaatkan misalnya kaleng, kaca dan sebagainya. Cara ini berbahaya untuk kesehatan, terutama jika tidak mengindahkan segi kebersihan.
9. Reduction.
Ialah menghancurkan sampah menjadi jumlah yang lebih kecil dan hasilnya dimanfaatkan, misalnya garbage reduction yang dapat menghasilkan lemak. Hanya saja biayanya sangat mahal tidak sebanding dengan hasilnya (Azwar, 2002).
2.7. Hubungan Sampah Dengan Manusia Dan Lingkungan.
Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan dampak menguntungkan dan pengelolaan sampah yang kurang baik akan memberikan dampak yang merugikan. Untuk mengetahui dampak tersebut lebih jelas dapat dilihat seperti :
a. Dampak terhadap manusia
1. Dampak menguntungkan
- Dapat digunakan sebagai makanan ternak - Dapat berperan sebagai sumber energi
- Benda yang dibuang dapat diambil kembali untuk dimanfaatkan 2. Dampak merugikan
- Dapat berperan sebagai sumber penyakit - Dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
b. Dampak Terhadap Lingkungan
1. Dampak menguntungkan
- Dapat dipakai sebagai penyubur tanah. - Dapat dipakai sebagai penimbun tanah.
- Dapat memperbanyak sumber daya alam melalui proses daur ulang. 2. Dampak merugikan
- Dapat menimbulkan bau yang tidak enak.
2.8. Hambatan Dalam Pengelolaan Sampah
Masalah pengelolaan sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena :
- Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat daripada kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memahami persoalan sampah.
- Meningkatnya taraf hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan.
- Kebiasaan pengolahan sampah yang tidak efisien menimbulkan pencemaran udara, tanah dan air, gangguan estetika dan memperbanyak populasi lalat dan tikus.
- Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan.
- Kurangnya partisipasi masyarakat untuk memelihara kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya (Slamet, 2002).
2.9. Teori Perilaku
Ada beberapa teori yang dapat dikemukakan yaitu : 1. Teori Naluri (Instinct Theory)
Teori ini dikemukakan oleh MC Dougaal sebagai pelopor dari psikologi sosial. Menurut beliau perilaku itu disebabkan naluri. Naluri merupakan perilaku yang
innate, perilaku yang bawaan dan naluri akan mengalami perubahan karena
pengalaman
2. Teori Dorongan (Drive Theory)
Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan-dorongan atau drive tertentu. Dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku. Bila organisme mempunyai kebutuhan, dan organisme ingin memenuhi kebutuhannya maka akan terjadi ketegangan dalam diri organisme itu. Bila organisme berperilaku dan dapat memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi pengurangan atau reduksi dari dorongan-dorongan tersebut
3. Teori Insentif (Insentive Theori)
Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan karena adanya insentif. Dengan insentif akan mendorong organisme berbuat atau berperilaku
4. Teori Atribusi
sosial. Pada dasarnya perilaku manusia itu dapat atribusi internal, tetapi juga dapat atribusi eksternal ( Machfoedz, Suryani, 2006).
2.10. Perilaku Manusia
2.10.1. Konsep Perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas diamati langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Menurut Skinner (1938) yang dikutip oleh Notoatmojo (2003) menegaskan bahwa perilaku itu merupakan respon atau reaksi orang terhadap rangsangan atau stimulus dari luar. Oleh karena itu teori Skinner ini disebut teori S-O-R atau Stimulus -Organisme-Respon. Skinner membedakan adanya dua respon;
1. Respondent responds atau reflexise respons, yaitu respon yang ditimbulkan oleh stimulus tertentu misalnya cahaya menyilaukan menyebabkan mata tertutup. 2. Operant respons atau instrumental respons yakni timbulnya respon diikuti oleh
stimulus atau perangsanga tertentu. Misalnya seorang staf mengerjakan pekerjaannya dengan baik maka sebagai imbalannya petugas itu mendapatkan reward atau hadiah. Maka petugas tadi akan lebih baik lagi ketika
melaksanakan tugas berikutnya.
Sebagian besar perilaku manusia adalah operant response. Oleh sebab itu untuk membentuk jenis respon atau perilaku perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant conditioning.
dikatakan bahwa faktor genetika dan lingkungan ini merupakan faktor penentu daripada perilaku mahluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan merupakan kondisi atau lahan untuk perkembangan perilaku tersebut. Suatu mekanisme pertemuan antara kedua faktor tersebut dalam rangka terbentuknya perilaku disebut proses belajar (learning process).
Blum (1908), seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu kedalam 3 kawasan yakni. Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Komponen Kognitif terdiri dari seluruh kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek tertentu seperti pengetahuan dan keyakinan tentang objek. Komponen Afektif terdiri dari penilaian dan komponen Psikomotor terdiri dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek (Notoatmodjo, 2002)
Dalam perkembangannya, teori Blum ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni :
a. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan marupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan. Pengetahuan atau Kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Tingkatan Pengetahuan didalam domain kognitif : 1. Tahu (Know)
2. Memahami.
Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, yang dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi.
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
4. Analisis.
Analisis atau kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis.
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintasis adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi.
b. Sikap
Sikap merupaan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap merupakan kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu :
1. Kepercayaan (Keyakinan.), ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak
Ketiga komponen ini bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Berbagai tingkatan sikap yaitu :
1. Menerima, diartikan subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek
2. Merespon, memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap
3. Menghargai, Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
c. Ciri-ciri dan Fungsi Sikap
a. Ciri- ciri Sikap
Sikap menentukan jenis tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsangan yang relevan, orang-orang atau kejadian-kejadian. Dapatlah dikatakan bahwa sikap itu faktor internal, tetapi tidak semua factor internal adalah sikap.
Adapun ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut: 1. Sikap itu dipelajari
Sikap merupakan hasil belajar ini perlu dibedakan dengan motif-motif psikologi lainnya yang tidak dipelajari misalnya lapar, haus adalah motif psikologi yang tidak dipelajari sedangkan pilihan ke makanan Eropa adalah sikap. Beberapa sikap dipelajari tidak sengaja atau tanpa kesadaran sebagian individu. Barangkali yang terjadi adalah mempelajari sikap dengan sengaja bila individu mengerti bahwa hal ini akan membawa lebih baik untuk dirinya sendiri, membantu tujuan kelompok, atau memperoleh sesuatu nilai yang sifatnya perseorangan.
2. Memiliki kestabilan ( Stability)
Sikap bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan stabil melalui pengalaman
3. Personal societal significance
4. Berisi cognity dan affecti
Komponen cognity dari pada sikap adalah berisi informasi yang factual. Misalnya objek itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan
5. Approach avoidance directionality
Bila seseorang memiliki sikap yang favorable terhadap sesuatu objek, mereka akan mendekati dan membantunya, sebaliknya bila seseorang memiliki sikap yang anfavorable, mereka akan menghindarinya ( Ahmadi, 1999).
d. Fungsi Sikap
Fungsi sikap dapat dibedakan menjadi empat golongan yaitu : 1. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri.
Bahwa sikap adalah sesuatu yang bersifat communicable artinya sesuatu yang mudah dipelajari sehingga mudah pula menjadi milik bersama. justru karena itu sesuatu golongan yang mendasarkan atas kepentingan bersama biasanya ditandai oleh adanya sikap anggotanya yang sama terhadap sesuatu objek sehingga dengan demikian sikap bisa menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelompoknya atau dengan anggota kelompok yang lain. Oleh karena itu anggota kelompok yang mengambil sikap yang sama terhadap objek tertentu dapat meramalkan tingkah laku anggota-anggota lainnya.
2. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku
proses secara sadar untuk menilai perangsangan-perangsangan itu. Jadi antara perangsangan dan reaksi terdapat suatu yang disisipkan yaitu sesuatu yang berwujud pertimbangan-pertimbangan terhadap perangsangan itu.
3. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman- pengalaman
Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia dalam menerima pengalaman-pengalaman dari luar sikapnya tidak pasif tetapi diterima secara aktif artinya semua pengalaman yang berasal dari dunia luar itu tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih-milih mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman itu diberi nilai lalu dipilih.
4. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian
Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang. Ini sebabnya karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap pada objek-objek tertentu sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut . Jadi sikap sebagai pernyataan pribadi ( Ahmadi, 1999).
e. Praktek Atau Tindakan
Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan yaitu : 1. Persepsi
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
2. Respon terpimpin.
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar atau sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat kedua.
3. Mekanisme
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia telah mencapai praktek tingkat tiga.
4. Adaptasi
Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik ( Notoatmodjo, 2003).
2.10.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Green (1980), mengembangkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku adalah sebagai berikut:
a. Faktor predisposisi (Predisposing factor) seperti kebiasaan, tradisi, sikap, kepercayaan, pengetahuan dan lain-lain.
c. Faktor yang memperkuat (Reinfocing faktor), seperti sikap dan perilaku petugas kesehatan. (Notoatmodjo, 2003).
2.10.3. Cara Pembentukan Perilaku
a. Pembentukan perilaku dengan kebiasaan yaitu dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut.
b. Pembentukan perilaku dengan pengertian yaitu pembentukan perilaku yang ditempuh dengan pengertian atau insight. Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan disertai adanya pengertian.
c. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model yaitu pemimpin dijadikan model atau contoh oleh yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan atas teori belajar sosial ( Sosial learning theory) ( Suryani, 2003).
2.10.4. Proses Perubahan Perilaku
1. Perubahan alamiah
Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan, maka kita sering mengikuti perubahan itu tanpa banyak pikiran inilah yang disebut dengan perubahan alamiah.
2. Perubahan terencana
Perubahan ini terjadi karena memang direncanakan sendiri. 3. Kesediaan berubah.
2.10.5. Perilaku Kesehatan
Berdasarkan batasan perilaku dari Skinner maka perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistim pelayanan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok:
1 Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)
Yaitu usaha usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.
2 Perilaku pencarian dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan.
Perilaku ini menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan.
3. Perilaku kesehatan lingkungan.
Yaitu bagaimana seseorang merespon lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan sebagainya.( Notoatmodjo, 2003)
2.10.6 Model ” Kepercayaan Terhadap Kesehatan” Dari Rosenstock
Healht Belief Model ( HBM) seringkali dipertimbangkan sebagai kerangka
utama dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan manusia dan telah mendorong penelitian perilaku kesehatan sejak tahun 1950-an.
Penilaian pertama adalah ancaman yang dirasakan terhadap resiko yang akan muncul hal ini mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir penyakit atau kesakitan betul- betul merupakan ancaman kepada dirinya. Asumsinya adalah bahwa bila ancaman yang dirasakan tersebut meningkat maka perilaku pencegahan juga akan meningkat.
Penilaian yang kedua yang dibuat adalah perbandingan antara keuntungan dan kerugian dari perilaku dalam usaha untuk memutuskan melakukan tindakan pencegahan atau tidak ( Machfoedz, Suryani, 2005).
2.10.7. Kerangka Konsep
Karakteristik Responden
1.Umur
2.Pendidikan
3.Pekerjaan
4.Penghasilan
Tindakan dalam pengelolaan sampah Sikap
Pengetahuan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Survei yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Desa Medan Senembah yang terdiri dari 9 dusun dan Kelurahan Asam Kumbang yang terdiri dari 10 Lingkungan. Tetapi karena keterbatasan tenaga, waktu dan kemampuan peneliti maka peneliti hanya mengambil satu dusun untuk Desa Medan Senembah yaitu Dusun VI dan satu Lingkungan untuk Kelurahan Asam Kumbang yaitu Lingkungan VI. Penentuan lokasi penelitian ditetapkan secara purfosif.
Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut adalah :
- Karena setelah dilakukan observasi ternyata masih banyak sampah yang berserakan disekitar rumah penduduk apalagi selama musim hujan karena sampah tidak bisa dibakar, sehingga menjadi tempat berkembang biaknya lalat dan tikus yang akan dapat memyebabkan penyakit seperti Diare.
3.2.2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah mulai bulan Juni 2007 sampai dengan Juli 2007. 3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang ada di dusun VI Desa Medan Senembah yaitu sebanyak 120 KK dan seluruh rumah tangga yang ada di Lingkungan VI Kelurahan Asam Kumbang yaitu sebanyak 150 KK. Maka jumlah seluruh populasi adalah 270 KK.
3.3.2. Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus dari Lemeshow yaitu :
P = Proporsi dari suatu kejadian yang diharapkan terjadi ( 0,5) q = Proporsi kejadian yang bukan diharapkan ( 1-P = 0,5) d = Presisi ( Tingkat ketepatan) = 0,1
3.4. Pengumulan Data
Dalam penelitian ini alat untuk pengumpulan data adalah kuisioner dan cara pengumpulan data diperoleh dengan :
3.4.1. Data primer
Data primer diperoleh dengan cara wawancara dengan menggunakan kuisioner kepada responden.
3.4.2. Data sekunder.
Data sekunder diperoleh dari kantor Kelurahan Asam Kumbang dan dari Kantor Kepala Desa Medan Senembah.
3.5. Defenisi Operasional
1. Pendidikan
Pendidikan formal terakhir responden. Pendidikan rendah tidak sekolah/tidak tamat SD/tamat SD/tidak tamat SLTP. Pendidikan sedang tamat SLTP/SMP. Pendidikan tinggi tamat SLTA /SMU dan Akademi/Universitas
2. Umur
Umur adalah lamanya hidup responden dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan hingga saat ulang tahun terakhir.
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan responden untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari.
4. Penghasilan Keluarga .
5. Sampah
Sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi dan harus dibuang yang berasal dari kegiatan manusia.
6 Perilaku
Adalah segala segala aktifitas manusia yang dapat diamati secara langsung maupun tidak dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga.
7 Pengetahuan
Adalah kemampuan responden dalam hal pemahamam terhadap hal pembuangan sampah rumah tangga dan penyakit yang berhubungan dengan sampah tersebut.
8. Sikap
Adalah tanggapan responden terhadap sampah rumah tangga.
9. Tindakan
Adalah bentuk perbuatan/aktivitas nyata dari responden terhadap sampah rumah tangga.
3.6. Aspek pengukuran Dan Instrumen Penelitian
3.6.1. Aspek Pengukuran
Dalam mengukur aspek perilaku ada 3 (Tiga) jenis variabel yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Menurut Pratomo (1986) memberikan gambaran untuk mengklasifikasikan dengan perhitungan sebagai berikut :
- Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku baik jika total skor > 75%
1. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan responden dalam penelitian ini diukur dengan metode skoring terhadap kuisioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan ada 10 buah, nilai tertinggi adalah 20. Jawaban yang terdiri dari 3 pilihan maka
- Jawaban yang paling benar nilainya 2 - Jawaban yang kurang nilainya 1 - Jawaban yang salah nilainya 0
Jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan kedalam 3 (Tiga) ketegori yaitu a. Pengetahuan baik apabila jumlah nilai responden > 15 (75%)
b. Pengetahuan sedang apabila jumlah nilai responden 8- 15 (40%- 75%) c. Pengetahuan kurang apabila jumlah nilai responden < 8 (< 40%)
2. Sikap
Sikap responden dalam penelitian ini diukur melalui kuisioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan 20 buah.nilai tertinggi adalah 60. Jawaban yang tersedia terdiri dari 4 yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Untuk pertanyaan nomor 1 sampai 10 maka
- Nilai 3 untuk jawaban sangat setuju - Nilai 2 untuk jawaban setuju - Nilai 1 untuk jawaban tidak setuju
Untuk pertanyaan nomor 11 sampai 20 maka - Nilai 3 untuk jawaban sangat tidak setuju - Nilai 2 untuk jawaban tidak setuju
- Nilai 1 untuk jawaban setuju - Nilai 0 untuk jawaban sangat setuju
Berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat di klasifikasikan dalam 3 (Tiga) kategori yaitu :
a. Sikap baik apabila jumlah nilai reponden > 45 (>75%)
b. Sikap sedang apabila jumlah nilai responden 24- 45 (40%- 75%) c. Sikap kurang apabila jumlah nilai responden < 24 (< 40%)
3. Tindakan
Tindakan responden dalam penelitian ini diukur melalui kuisioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan ada 12 buah dan nilai tertinggi adalah 24. Jawaban yang tersedia terdiri dari 3 yaitu Ya , Kadang-kadang dan tidak
- Nilai 2 untuk jawaban Ya
- Nilai 1 untuk jawaban Kadang-kadang - Nilai 0 untuk jawaban Tidak
Berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 (Tiga ) kategori yaitu :
a. Tindakan baik apabila jumlah nilai responden > 18 (>75%)
.3.6.2 Instrumen Penelitian
Instrumen yang dipakai untuk pengumpulan data adalah kuisioner yang berisi pertanyaan tentang pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat dalam pengelolaan sampah.
3.7. Teknik Analisa dan Pengolahan Data
3.7.1. Teknik Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis yang bersifat deskriptif untuk mengetahui gambaran perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah di Medan Senembah dan Asam Kumbang
3.7.2. Teknik Pengolahan Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Desa Medan Senembah
Desa Medan Senembah terletak di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deliserdang yang terdiri dari 9 Dusun. Luas Desa Medan Senembah adalah 350 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa - Sebelah Timur : Desa Bandar Labuhan Kecamatan Tanjung Morawa - Sebelah Barat : Desa Patumbak Kecamatan Sigara-gara
- Sebelah Selatan : Kecamatan STM Hilir
Jumlah penduduk Desa Medan Senembah sebanyak 5224 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 1317 jiwa sedangkan jumlah penduduk Dusun VI 442 Jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 120 Jiwa.
4.1.1.1. Data Kependudukan Desa Medan Senembah
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur Di Desa Medan Senembah Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2006
No Umur ( Tahun ) Jumlah %
1 0 – 6 761 14,57
2 7 – 15 1118 21,40
3 16 – 18 391 7,48
4 19 – 24 583 11,16
5 25 – 55 2091 40,03
6 56 – 79 264 5,05
7 > 81 16 0,31
J u m l a h 5224 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbanyak di Desa Medan Senembah terbanyak pada kelompok umur 25-55 tahun sebanyak 2091 orang ( 40,03%).
Tabel 4.2 Distribui Penduduk Berdasarkan Pendidikan Di Desa Medan Senembah Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2006
No Tingkat Pendidikan Jumlah %
Sumber: Data Potensi Desa Medan Senembah Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2006
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk mayoritas adalah tidak tamat SD yaitu sebanyak 1370 responden (26,23%).
Tabel 4.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Kepala Keluarga di Desa Medan Senembah Tahun 2006.
No Jenis Pekerjaan Jumlah KK %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pekerjaan kepala keluarga mayoritas adalah buruh yaitu sebanyak 819 jiwa ( 62,19%).
4.1.2. Gambaran Umum Kelurahan Asam Kumbang
Kelurahan Asam Kumbang terletak di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan yang terdiri dari 10 Lingkungan. Jumlah penduduk Asam Kumbang sebanyak 10864 jiwa dengan jumlah keluarga 2487 jiwa, sedangkan Lingkungan VI mempunyai jumlah penduduk 774 jiwa dan terdapat 150 kepala keluarga.
Luas Kelurahan Asam Kumbang adalah 400 Ha dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Sunggal
- Sebelah Timur : Kelurahan Tanjung Sari
4.1.2.1Data Kependudukan Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2006
Tabel 4.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur Di Kelurahan Asam Kumbang Kecamaan Medan Selayang Tahun 2006
No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah %
Sumber : Profil Kelurahan Asam Kumbang Tahun 2006.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa golongan umur yang terbanyak adalah 26-35 tahun sebanyak 1952 jiwa (17,96%).
Tabel 4.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2006
No Pendidikan Jumlah %
1 Belum Selolah 1209 11,13
2 Tidak tamat SD 357 3,29
3 SD/Sederajat 1591 14,64
4 SLTP Sederajat 2142 19,71
5 SLTA/Sederajat 4285 39,44
6 DI 219 2,02
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir penduduk yang paling banyak adalah tamat SLTA yaitu sebanyak 4285 jiwa ( 39,44%).
Tabel 4.6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Kepala Keluarga Di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2006.
No Perkerjaan KK Jumlah %
1 Buruh 360 14,48
2 PNS 417 16,77
3 Pengrajin 5 0,20
4 Pedagang 260 10,45
5 Penjahit 30 1,21
6 Tukang Batu 65 2,61
7 Tukang Kayu 20 0,80
8 Peternak 55 2,21
9 Montir 123 4,95
10 Dokter 56 2,25
11 Supir 257 10,33
12 Tukang Becak 85 3,42
13 TNI/POLRI 700 28,15
14 Pengusaha 54 2,17
J u m l a h 2487 100
Sumber: Profil Keluraha Asam Kumbang Tahun 2006
4.2. Data Umum Responden
4.2.1. Umur
Tabel 4.7. Distribusi Responden Menurut Umur
Desa / Kelurahan
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa data umur terendah adalah 20 tahun dan tertinggi adalah 64 tahun. Data dikelompokan berdasarkan interval. umur terbanyak di desa Medan Senembah kelompok umur 30-34 tahun sebanyak 25 responden (26,04%). Sedangkan di kelurahan Asam Kumbang kelompok umur terbanyak adalah umur 35-39 sebanyak 23 responden (23,96%).
4.2.2 Pendidikan
Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Desa / Kelurahan No Pendidikan Terakhir Medan
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa secara umum pendidikan responden adalah tamat SD, untuk desa Medan Senembah 53 responden (55,21%) dan kelurahan Asam Kumbang 40 responden (41,67%).
4.2.2 Pekerjaan Responden
Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Sehari- hari
Desa/ Kelurahan No Pekerjaan Ibu Sehari-hari Medan
Senembah
% Asam Kumbang
%
1 Ibu Rumah Tangga 66 68,75 82 85,42
2 Wiraswasta/Pedagang 8 8,33 6 6,25
3 Buruh 20 20,83 7 7,29
4 PNS 2 2,09 1 1,04
J u m l a h 96 100 96 100
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa secara umum pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga, yaitu desa Medan Senembah sebanyak 66 responden (68,75%) dan kelurahan Asam Kumbang 82 responden ( 85,42 %).
4.2.3 Penghasilan Keluarga
Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Keluarga
Desa/ Kelurahan No Penghasilan/Bulan (Rp) Medan
Senembah %
responden (57,29%) dan kelurahan Asam Kumbang sebanyak 65 responden (67,70%).
4.3. Data Khusus Responden.
4.3.1. Pengetahuan Responden.
Pertanyaan pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah terdiri dari 10 pertanyaan.
4.3.1.1. Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Sampah
Tabel 4.11 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Pengertian Sampah
Desa/ Kelurahan
No Pengertian Sampah Medan
Senembah %
Asam
Kumbang %
1 Sesuatu yang tidak dipakai 21 21,88 15 15,62 2 Sesuatu yang tidak dipakai dan
tidak disenangi dan harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan manusia
72 75 76 79,17
3 Sesuatu yang berasal dari kegiatan manusia termasuk kotoran
3 3,12 5 5,21
Jumlah 96 100 96 100
4.3.1.2. Pengetahuan Responden Tentang Jenis Sampah.
Tabel 4.12 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Jenis Sampah Menurut Sifatnya.
Desa/ Kelurahan No Jenis Sampah Menurut Sifatnya Medan
Senembah %
Asam
Kumbang % 1 Mudah membusuk, tidak mudah
membusuk, mudah terbakar dan tidak mudah terbakar
73 76,04 60 62,5
0 2 Mudah membusuk dan tidak
mudah membusuk 14 14,58 29
30,2 1
3 Tidak tahu 9 9,38 7 7,29
J u m l a h 96 100 96 100
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa mayoritas responden menjawab jenis sampah menurut sifatnya adalah mudah membusuk, tidak mudah membusuk, mudah terbakar dan tidak mudah terbakar yaitu di desa Medan Senembah sebanyak 73 responden (76,04%) dan di kelurahan Asam Kumbang sebanyak 60 responden (62,50%).).
4.3.1.3 Pengetahuan Responden Tentang Contoh Sampah Yang Mudah Membusuk
Tabel 4.13 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Contoh Sampah yang Mudah Membusuk.
Desa/ Kelurahan No Contoh Sampah Yang
Mudah Membusuk Medan
Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa pada umumnya responden di desa Medan Senembah menyatakan contoh sampah yang mudah membusuk adalah sisa makanan sebanyak 60 responden (62,50%) sedangkan di kelurahan Asam Kumbang mayoritas menjawab sisa makanan dan daun-daunan sebanyak 50 responden (52,08%).
4.3.1.4 Pengetahuan Responden Tentang Contoh Sampah Yang Tidak Mudah Membusuk
Tabel 4.14 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Contoh Sampah yang Tidak Mudah Membusuk
Desa/ Kelurahan No Contoh Sampah yang Tidak
Mudah Membusuk Medan
Senembah
% Asam Kumbang
%
1 Sisa Makanan 2 2,08 2 2,08
2 Kertas, Plastik dan Gelas 73 76,04 81 84,38
3 Kertas dan Plastik 21 21,88 13 13,54
J u m l a h 96 100 96 100
4.3.1.5 Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Sampah Beracun Dan Berbahaya
Tabel 4.15 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Pengertian Sampah berbahaya dan beracun.
Desa/ Kelurahan No Pengertian Sampah
Berbahaya dan Beracun Medan
Senembah %
Asam
Kumbang %
1 Semua sampah yang berasal
dari rumah tangga 8 8,33 3 3,12
Tabel 4.16 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penyakit Yang Ditimbulkan Sampah
Desa/ Kelurahan No Penyakit yang ditimbulkan
oleh sampah Medan
Sienembah %
Dari tabel 4.16 dapat dilihat bahwa secara umum pengetahuan responden tentang penyakit yang ditimbulkan oleh sampah mayoritas menjawab Disentry, Typus, Pes dan Leptospirosis sebanyak yaitu di desa Medan Senembah sebanyak 47 responden (48,96%) dan di kelurahan Asam Kumbang sebanyak 58 responden ( 60,42%).
4.3.1.7 Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah Yang Baik.
Tabel 4.17 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah Yang Baik
Desa/ Kelurahan No Pengelolaan Sampah Yang Baik Medan
Senembah %
Asam
Kumbang %
1
Sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit
25 26,04 16 16,67
2
Sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit, tidak menimbulkan baud an tidak mencemari lingkungan
66 68,75 77 80,21
3 Sampah tersebut dibuang
sembarangan 5 5,21 3 3,12
Dari tabel 4.17 dapat dilihat bahwa secara umum pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah yang baik mayoritas menjawab apabila sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit, tidak menimbulkan baudan tidak mencemari lingkungan yaitu di desa Medan Senembah sebanyak 66 responden (68,75%) dan di kelurahan Asam Kumbang sebanyak 77 responden ( 80,21%).
4.3.1.8 Pengetahuan Responden Tentang Tempat Sampah Yang Memenuhi Syarat Kesehatan.
Tabel 4.18. Disrtibusi Pengetahuan Responden tentang Tempat Sampah Yang Memenuhi Syarat Kesehatan.
Desa/ Kelurahan No Tempat Sampah Yang
Memenuhi Syarat Kesehatan Medan
Senembah % diangkat oleh satu orang
81 84,38 76 79,17
2 Terbuka dan ukurannya besar 3 3,12 4 4,16
3 Mempunyai tutup dan mudah
diangkat 12 12,50 16 16,67
J u m l a h 96 100 96 100
4.3.1.9 Pengetahuan Resonden Tentang Cara Penyimpanan Sampah Sementara Dirumah.
Tabel 4.19 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang cara Penyimpanan Sampah Sementara Dirumah Yang Memenuhi Syarat Kesehatan.
Desa/ Kelurahan No Cara Penyimpanan Sampah
Sementara Dirumah Medan
Senembah %
Asam
Kumbang %
1 Memisahkan sampah basah
dan sampah kering 67 69,79 85 88,54
2 Tidak perlu memisahkan sampah basah dan sampah kering
24 25 4 4,17
3 Tidak tahu 5 5,21 7 7,29
J u m l a h 96 100 96 100
4.3.1.10 Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Pengelolaan Sampah.
Tabel 4.20 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Pengelolaan Sampah
Desa/ Kelurahan No Manfaat pengelolaan sampah Medan
Senembah %
Asam
Kumbang %
1 Mencegah terjadinya penyakit, kelestarian sumber daya alam dan mencegah gangguan keindahan
70 72,92 72 75
2 Mencegah terjadinya penyakit 16 16,67 17 17,71
3 Mencegah terjadinya
kelestarian lingkungan 10 10,41 7 7,29
J u m l a h 96 100 96 100
Dari tabel 4.20 dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang manfaat pengelolaan sampah adalah mencegah terjadinya penyakit, kelestarian sumber daya alam dan mencegah gangguan keindahan yaitu di desa Medan Senembah sebanyak 70 responden (72,92%) dan di kelurahan Asam Kumbang 72 responden (75%).
4.3.1.11. Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah
Dari hasil penelitian diketahui tingkat pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah dengan kategori seperti tabel dibawah ini
Tabel 4.21 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah Di Medan Senembah Dan Asam Kumbang Tahun 2007.
Desa/ Kelurahan No Tingkat Pengetahuan Medan
Dari tabel 4.21 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah kategori baik di desa Medan senembah 69 responden (71,87%), sedang, 18 responden (18,75%) dan kurang, 9 responden (9,38%) Sedangkan untuk kelurahan Asam Kumbang kategori baik 83 responden (86,46%), kategori sedang 13 responden (13,54%).
4.3.1.12. Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah Menurut Umur
Tabel 4.22 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah Menurut Umur di Desa Medan Senembah Dan Di Kelurahan Asam Kumbang Tahun 2007.
Medan Senembah Asam Kumbang
No Umur
Baik % Sdg % Krg % n Baik % Sdg % Krg % n
1 20-24 1 50 1 50 - - 2 8 80 2 20 - - 10
2 25-29 6 75 2 25 - - 8 18 94,74 1 5,26 - - 19
3 30-34 18 72 7 28 - - 25 16 94,12 1 5,88 - - 17
4 35-39 17 85 3 15 - - 20 22 95,65 1 4,34 - - 23
5 40-44 8 80 1 10 1 10 10 7 77,78 2 22,22 - - 9
6 45-49 11 78,57 2 14,29 1 7,14 14 6 85,71 1 14,29 - - 7
7 50-54 7 70 1 10 2 20 10 2 50 2 50 - - 4
8 55-59 1 25 1 25 2 50 4 2 66,67 1 33,33 - - 3
9 60-64 - - - - 3 100 3 2 50 2 50 - - 4
4.3.1.13 Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah Menurut Pendidikan.
Tabel 4.23 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah Menurut Pendidikan Di Desa Medan Senembah Dan Di Kelurahan Asam Kumbang Tahun 2007
Desa Medan Senembah Kelurahan Asam Kumbang
No Pddk
Baik % Sdg % Krg % n Baik % Sdg % Krg % n
1 SD 35 66,04 11 20,75 7 13,21 53 33 82,50 7 17,50 0 2,5 40
2 SLTP 17 77,27 3 13,64 2 9,09 22 20 83,33 4 16,67 0 0 24
3 SLTA 12 75 4 25 0 0 16 20 90,90 2 9,10 0 0 22
4
Akad
emi/
PT
5 100 0 0 0 0 5 10 100 0 0 0 0 10
4.3.1.14 Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah Menurut Pekerjaan
Tabel 4.24 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah Menurut Pekerjaan Di Desa Medan Senembah Dan Di Kelurahan Asam Kumbang Tahun 2007
Desa Medan Senembah Kelurahan Asam Kumbang
No Pekerjaan
Baik % Sdg % Krg % n Baik % Sdg % Krg % n
1 PNS 1 50 1 50 - - 2 1 100 - - - - 1
2 Wiraswasta/
Pedagang
5 62,50 3 37,5 - - 8 2 33,33 4 66,67 - - 6
3 Buruh 8 40 10 50 2 10 20 5 71,43 2 28,57 - - 7
4 IRT 55 83,33 4 5,33 7 9,34 66 75 91,46 7 8,54 - - 82
4.3.1.15 Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah Menurut Penghasilan.
Tabel 4.25 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah Menurut Penghasilan
Desa Medan Senembah Kelurahan Asam Kumbang
No Penghasilan
Kel/Bln Baik % Sdg % Krg % n Baik % Sdg % Krg % n
1 <738000 8 30,77 10 38,46 8 30,77 26 15 71,42 6 28,58 - - 21
2 738000-
1500000
48 87,27 6 10,91 1 1,82- 55 58 89,23 7 10,77 - - 65
3 > 1500 000 13 86,67 2 13,33 - - 15 10 100 - - - - 10
4.3.2.1 Sikap Responden Terhadap Pengertian Sampah.
Tabel 4.26 Distribusi Sikap Responden Tentang Sampah Adalah Sesuatu Yang Tidak Berguna, Harus Dibuang Dan Berasal Dari Kegiatan Manusia.
No
Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna harus dibuang
dan berasal dari kegiatan manusia
Dari tabel 4.26 dapat dilihat bahwa secara sikap responden terhadap pernyataan diatas untuk desa Medan Senembah mayoritas sangat setuju sebanyak 57 responden (59,38%) dan kelurahan Asan Kumbang adalah setuju sebanyak 46 responden (47,92%).
4.3.2.2 Sikap Responden Tentang Jenis Sampah.
Tabel 4.27 Distribusi Sikap Responden Tentang Jenis Sampah Adalah Mudah Membusuk, Tidak Mudah Membusuk, Mudah Terbakar Dan Tidak Mudah Terbakar.
Desa/ Kelurahan No
Jenis sampah adalah mudan membusuk, tidak mudah membusuk, mudah terbakar
dan tidak mudah terbakar