• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

5.3. Pengetahuan Responden Tentang Kelainan Kulit

Perilaku merupakan suatu aktifitas dari seseorang baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Faktor manusia merupakan salah satu media sumber infeksi yang disebabkan oleh air. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti diperoleh bahwa, umumnya responden mengetahui jenis-jenis penyakit kulit 69,8% seperti gatal-gatal, panu, korengan, bisul-bisul, hal ini berarti bahwa meskipun lebih banyak yang mempunyai pendidikan SLTP tetapi mereka sudah tahu apa saja bahaya penyakit yang ditimbulkan oleh air. Kulit merupakan pembungkus elastis yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan yang berbahaya (Harahap, 1990).

Sedangkan responden pada umumnya sudah mengetahui kegunaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak, mandi, dan keperluan lainnya. Sedangkan akibat dari pencemaran air pada umumnya responden tidak mengetahuinya, hal ini sesuai dengan pendidikan responden yang hanya tamat SLTP. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan (Slamet, 2004).

Sedangkan berdasarkan wawancara dan observasi tentang penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh air laut seperti kudis, kurap, kutu air, korengan, panu, jamur dan scabies lebih banyak responden sudah mengetahuinya, sedangkan penyakit kulit dapat menimbulkan kanker pada umumnya responden tidak mengetahui, dan yang dapat menimbulkan infeksi lebih banyak responden sudah mengetahuinya. Hal ini menunjukkan bahwa responden hanya mengetahui

tentang penyakit kulit secara umum, dan akibat dari penyakit tersebut apabila sering di garuk akan menimbulkan infeksi sekunder pada kulit tersebut. Kulit terasa sangat gatal di malam hari dan pada kulit terdapat versiculae kecil-kecil berisi cairan bening (Kusnoputranto, 2000).

Berdasarkan tabel 4.9. (halaman 45), hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti bahwa responden lebih banyak mempunyai tingkat pengetahuan sedang yaitu 65,1%, hal ini sesuai dengan pendidikan responden yang hanya tamat SLTP. Mengacu dari hasil penelitian bahwa pengetahuan responden tentang gangguan kelainan kulit yang mereka alami bahwa mereka hanya melakukan pengobatan secara tradisional dan hanya membeli obat diwarung terdekat, karena mereka tidak mengetahui bahwa gangguan kelainan kulit tersebut apalagi yang dapat menimbulkan kanker .

Berdasarkan hasil tabulasi antara tingkat pengetahuan dengan gambaran kelainan kulit pada nelayan menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan sedang dan ada gambaran kelainan kulit yaitu sebesar 58,1%.

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu . Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni dengan indera penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sedangkan pengetahuan mengenai kelainan kulit dapat diketahui melalui jenis-jenis penyakit kulit seperti gatal-gatal, panu, korengan, bisul-bisul, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

5.4. Gangguan Kelainan Kulit

Gangguan kelainan kulit yang diderita nelayan yang dapat timbul akibat dari higiene dan air yang tidak memadai dapat berupa gatal-gatal, nyeri pada kulit, peradangan, dan sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara kepada responden mereka

sebelum bekerja sebagai nelayan lebih banyak tidak menderita gangguan kelainan kulit 32,6%, sedangkan yang setelah bekerja sebagai nelayan menderita gangguan kelainan kulit pada umumnya 95,3%. Lama menderita gangguan kelaianan kulit lebih banyak pada jangka waktu < 1 tahun 3,5%, keluhan gatal-gatal yang dialami responden pada umumnya 90,7%, sedangkan keluhan peradangan pada kulit ada 67,4%, keluhan nyeri yang dialami responden ada 65,1%, dan keluhan luka pada kulit lebih banyak 65,1% dialami responden. Sedangkan yang pernah mendapatkan pengobatan serius lebih banyak yang tidak dialami oleh responden. Penyakit kulit yang diderita lebih banyak tidak menular. Kelainan kulit yang timbul sewaktu bekerja tidak hanya berupa peradangan tetapi mungkin disebabkan karena alergi, tetapi itupun perlu mendapat perhatian yang cukup (Suma’mur, 1998).

Menurut WHO (1995), penyakit kulit akibat kerja adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit kulit ini meliputi penyakit kulit lama atau baru yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja akan dapat timbul (kambuh) kembali.

Zat-zat kimia dapat menyebabkan peradangan kulit oleh satu dari dua mekanisme yaitu iritasi atau reaksi alergi. Pada orang yang peka reaksi alergi akan menimbulkan kelainan kulit yang biasanya 6-48 jam hingga beberapa hari setelah kontak dan kadangkala bisa berlangsung selama 1-2 minggu (Harahap, 1990).

5.5. Gambaran dan Lokasi Kelainan Kulit

Gambaran kelainan kulit yang dialami responden dapat dilihat pada tabel yaitu berupa gatal-gatal, basah pada kulit, merah pada kulit yang dirasakan di tangan, kaki,

badan, sela-sela jari, wajah dan ketiak. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada umumnya responden terdapat warna merah, basah dan gatal-gatal dan kebanyakan karena gigitan binatang yang ada di air seperti ubur-ubur, bintang laut, nyamuk dan sebagainya, serta kurangnya kebersihan diri (mandi, kebersihan pakaian, lingkungan kerja dan lingkungan rumah).

Sedangkan lokasi timbulnya kelainan kulit yang dialami nelayan lebih banyak di kaki, tangan, sela-sela jari, badan. Sedangkan wajah tidak terkena karena sebagian besar responden memakai alat pelindung diri seperti topi dan masker untuk melindungi dari sengatan matahari dan hempasan air laut apabila ada ombak.

Menurut Kusnoputranto (2000), cara penularan penyakit melalui air dengan empat cara yaitu : water borne disease, water washed disease, water based disease dan water

rellated insecta vectors.

Sedangkan berdasarkan ada dan tidaknya gambaran kelainan kulit, responden yang ada gambaran kelainan kulit (merah, basah dan gatal-gatal) lebih banyak 83,7% dari pada yang tidak ada gambaran kelainan kulit 16,3%. Hal ini berarti keluhan penderita kelainan kulit bervariasi mulai dari tanda keluhan sampai mengeluh sangat gatal dan nyeri karena terjadinya infeksi sekunder dan peradangan. Lokasi yang sering dialami terutama pada tangan, kaki, lengan, badan. Bisa disertai ruam pada kulit yaitu terdapat lepuhan-lepuhan/gelembung-gelembung kecil yang sangat gatal. (Harahap, 1990).

Dokumen terkait