• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMILIH PILKADA KOTA SEMARANG 2015

3.8. Pengetahuan tentang Penyelenggara Pemilu

Penyelenggara pemilu, KPU dan pengawas pemilu, memainkan peran penting bagi suksesnya penyelenggaraan pilkada. Untuk itu bagian ini menggali pengetahuan responden tentang kedua lembaga tersebut.

91 No. Tahu KPU Frekuensi Persentase

1. Ya 150 78,1

2. Tidak 39 20,3

3. Tidak menjawab 3 1,6

Total 192 100,0

Dari data pada tabel di atas menunjukkan mayoritas responden atau sebanyak 15 responden (78,1%) mengetahui KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu. Sedangkan sebanyak 39 responden (20,3%) tidak mengetahui tugas KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu. Dan sebanyak 3 responden (1,6%) tidak menjawab. Artinya, pengetahuan tentang lembaga KPU merata pada seluruh pemilih Kota Semarang.

Tabel 3.61

Pengetahuan Responden tentang Tugas dan Tanggungjawab KPU No. Tahu Tugas dan

Tanggung jawab KPU Frekuensi Persentase

1. Ya 119 62,0

2. Tidak 71 37,0

3. Tidak menjawab 2 1,0

Total 192 100,0

Berdasarkan tabel diatas mayoritas responden atau sebanyak 119 responden (62%) sudah mengetahui tugas dan tanggung jawab KPU. Sementara itu, sebanyak 71 responden (37%) tidak mengetahui tugas dan tanggung jawab KPU.

92 Memberikan Informasi Teknis Pemilu dalam Pemilu 2014

No. KPU Memberi Informasi

teknis Pemilu Frekuensi Persentase

1. Ya 109 56,8

2. Tidak 81 42,2

3. Tidak menjawab 2 1,0

Total 192 100,0

Berdasarkan tabel diatas, mayoritas responden (56,8%) mengatakan KPU sudah memberikan informasi tentang teknis pemilu pada Pemilu 2014 . Sementara 42,2% mengatakan tidak.

Tabel 3.63

Pendapat KPU sudah Memberikan Sosialisasi Pemilu 2014 No. KPU Memberi

Sosialisasi Pemilu Frekuensi Persentase

1. Ya 97 50,5

2. Tidak 93 48,4

3. Tidak menjawab 2 1,0

Total 192 100,0

Berdasarkan tabel diatas, mayoritas responden (50,5%) telah menyatakan KPU sudah memberikan sosialisasi pemilu dalam Pemilu 2014. Sedangkan 48,4% menjawab tidak. Data ini menunjukkan sosialisasi pemilu oleh KPU dalam Pemilu 2014 belum merata menyentuh semua pemilih.

93 dalam Pemilu 2014 Sudah Baik

No. Kinerja KPU Sudah

Baik Frekuensi Persentase

1. Ya 115 59,9

2. Tidak 71 37,0

3. Tidak menjawab 6 3,1

Total 192 100,0

Berdasarkan tabel diatas, mayoritas responden (59,9%) sudah menyatakan kinerja KPUbaik, dan yang mengatakan tidak sebesar 37%. Bisa disimpulkan mayoritas responden yang punya pengetahuan tentang lembaga KPU mempunyai penilaian positif atas kinerja KPU dalam Pemilu 2014.

Tabel 3.65

Pengetahuan Responden tentang Panwaslu dan Bawaslu sebagai Lembaga Pengawas Pemilu

No. Pengetahuan tentang

Lembaga Pengawas Pemilu Frekuensi Persentase

1. Ya 102 53,1

2. Tidak 88 45,8

3. Tidak menjawab 2 1,0

Total 192 100,0

Berdasarkan tabel diatas Sebagian responden atau sebanyak 102 responden (53,1%) sudah mengetahui panwaslu dan bawaslu sebagai panitia dan badan pengawas pemilu. Sedangkan sebanyak 88 responden (45,8%) tidak mengetahui. Hasil penelitian ini menunjkkan bahwa pengenalan responden kepada lembaga pengawas pemilu lebih rendah dibanding pengenalan mereka

94 Tabel 3.66

Pengetahuan Responden tentang Tugas dan Tanggungjawab Panwaslu dan Bawaslu

No.

Tahu tugas dan tanggungjawab Panwaslu dan Bawaslu Frekuensi Persentase 1. Ya 81 42,2 2. Tidak 109 56,8 3. Tidak menjawab 2 1,0 Total 192 100,0

Berdasarkan tabel diatas, dari sebanyak 190 responden. Sebagian responden atau sebanyak 109 responden (56,8%) tidak mengetahui tugas dan tanggung jawab panwaslu dan bawaslu. Sementara itu, sebanyak 81 responden (81%) sudah mengetahui tugas dan tanggung jawab panwalu dan bawaslu. Hasil ini juga menunjukkan masih didapati sejumlah reponden yang belum mengetahui tentang tugas dan tanggung jawab lembaga pengawas pemilu.

95 PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan analisis data yang telah dilakukan pada bab terdahulu maka kesimpulan yang bisa disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan masyarakat Kota Semarang terhadap rencana pelaksanaan pemilihan kepala daerah pada bulan Desember 2015 masih terbatas. Hanya separuh dari responden yang diteliti mengetahui bahwa pilkada akan dilakukan pada akhir tahun ini. Mereka mengetahui informasi tentang pilkada ini berasal dari surat kabar, televisi dan baliho.

2. Masyarakat Kota Semarang, sebagian besar meyakini bahwa pilkada mampu membawa pengaruh yang baik terhadap demokrasi di kota ini. Pilkada akan mampu membentuk suatu sistem demokrasi yang baik. 3. Hampir semua responden yang diteliti menyatakan bahwa mereka akan

mengunakan hak pilihnya dalam Pilkada Kota Semarang akhir tahun ini. Hal ini menunjukan bahwa niat atau motivasi politik masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilihan kepala daerah sangat tinggi. Keyakinan sendiri merupakan pertimbangan utama mengapa mereka ingin berpartisipasi dalam pilkada kota ini.

4. Jujur dan peduli pada rakyat merupakan sifat pemimpin yang diharapkan oleh sebagian besar masyarakat Kota Semarang. Sementara latar belakang

96 kalangan tokoh masyarakat, pegusaha, PNS, TNI maupun POLRI.

5. Masyarakat Kota Semarang cukup rasional karena pertimbangan agama, suku, ras ataupun golongan tidak menjadi pertimbangan pokok dalam menentukan pilihan terhadap kepala daerah. Bahkan faktor partai pengusung juga bukan menjadi pertimbangan utama dalam melakukan pilihan politik.

6. Penanggulangan kemiskinan, penanggulangan banjir dan pembangunan infrastruktur merupakan tiga masalah pokok yang diharapkan oleh masyarakat untuk ditangani oleh siapapun yang menjadi walikota nantinya.

7. Pemilih Kota Semarang masih pragmatis karena sebagian besar responden (sekitar 60%) masih menilai bahwa pemberian uang atau barang kepada pemilih merupakan sesuatu yang wajar dan dapat mereka terima. Hanya sedikit yang menolak pemberian uang atau barang dalam politik menjelang pemilihan kepala daerah ini (sekitar 30% saja).

8. Sebagian besar responden mengetahui penyelenggara pemilu, beserta tugas pokok dan fugsinya. Mereka menilai bahwa KPU cukup memberikan informasi teknis soal pemilu 2014 yang lalu. KPU dinilai bekerja dengaan kinerja baik (sekitar 60%). Namun mereka berpendapat bahwa KPU masih minim dalam melakukan sosialisasi pemilu 2014.

97 Panwaslu. Mereka tidak memiliki banyak pengetahuan mengenai lembaga pengawas pemilu ini.

10. Responden di Kecamatan Candisari, Ngaliyan, Pedurungan, Semarang Selatan, Semarang Utara, Tugu menyatakan bahwa semuanya (100%) akan berpartisipasi dalam pemilihan kepala daerah 2015 mendatang. Kelompok profesi yang berkecenderungan tidak berpartisipasi adalah pekerja swasta, pedagang dan ibu rumah tangga.

4.2. Saran

Mengacu kepada kesimpulan diatas maka saran yang bisa direkomendasikan adalah sebagai berikut:

1. Sosialisasi tentang pelaksanaan pemilihan kepala daerah Kota Semarang pada Desember 2005 perlu dilakukan secara lebih intensif karena pengetahuan masyarakat yang masih kurang. KPU bisa menggandeng semua stakehoders yang relevan untuk melakukan sosialisasi ini melalui berbagai media. Stakeholders tersebut misalnya pemerintah kota hingga tingkat RT/RW, lembaga pendidikan (perguruan tinggi) ataupun kelompok-kelompok media massa dan organisasi sosial lainnya.

2. Perlu didorong dan direalisasikan oleh pemerintah kota menyangkut penilaian masyarakat Kota Semarang bahwa pilkada mampu membawa pengaruh yang baik terhadap demokrasi di kota ini. Pilkada akan mampu

98 ditindaklanjuti dalam kehidupan politik pemerintahan sehari-hari.

3. Perlu penyiapan fasilitasi politik dan administrasi yang baik agar niat masyarakat yang akan mengunakan hak pilihnya dalam pilkada Kota Semarang akhir tahun ini dapat ditindaklanjuti oleh lembaga penyelenggara pemilihan ini (KPU). KPU perlu mengusahakan jangan sampai ada yang tercecer dalam menggunakan hak pilihnya.

4. Perlu disedikan informasi yang lengkap dan menyeluruh serta rekam jejak kandidat yang akan bertarung dalam pilkada mendatang sehingga rakyat bisa memperoleh figur yang jujur dan peduli pada rakyat sebagaimana yang mereka harapkan. Penyediaan informasi ini penting agar pemilih memiliki kesempatan yang luas untuk menimbang-nimbang calon sebelum mereka pilih.

5. Perlu terus menerus dikedepankan sikap dan nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme sehingga penilaian yang sempit menyangkut SARA tidak berkembang subur di Kota Semarang.

6. Perlu disediakan fasilitasi dan kesempatan yang luas kepada masyarakat untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan para kandidat untuk menyampaikan harapan mereka khususnya menyangkut penanggulangan kemiskinan, penanggulangan banjir dan pembangunan infrastruktur. 7. Perlu langkah-langkah konkret untuk menyadarkan masyarakat bahwa

99 mereka menjadi pemilih yang baik dan cerdas, bukan pemilih transaksional.

8. Perlu dilakukan secara lebih intensif sosialisasi peran, kedudukan dan tugas pokok KPU sehingga masyarakat lebih mengetahui lembaga penyelenggara ini. Koordinasi, komunikasi dan kerjasama dengan berbagai lembaga lain perlu dilakukan untuk mengefektifkan peran KPU ini.

9. Perlu sosialisasi dan komunikasi yang masif menyangkut Bawaslu dan Panwaslu karena banyak masyarakat yang belum mengenal lembaga ini. Agar fungsi pengawasan efektif, Bawaslu dan Panwaslu perlu melakukan kontak politik yang efektif dengan berbagai elemen masyarakat.

10. Kecamatan-kecamatan yang belum maksimal niat untuk berpartisipasi politik dalam pilkada mendatang perlu diefektifkan, yakni Kecamatan Banyumanik, Gajah Mungkur, Gayamsari, Genuk, Gunungpati, Mijen, Semarang Barat, Semarang Tengah, Semarang Timur (paling rendah) dan Tembalang.

100 Gatara, AA Sahid, Ilmu Politik: Memahami dan Menerapkan, PT. Pustaka Setia, Bandung, 2009

Huntington, Samuel, P. dan Joan Nelson, Partisipasi Politik di Negara

Berkembang, Jakarta : Rineka Cipta, 1994

Huntington, Samuel, P. , Gelombang Demokratisasi Ketiga, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2001

Surbakti, Ramlan, Memahami Ilmu Politik, PT. Gramedia , Jakarta, 1992

Surbakti, Ramlan dan Didik Supriyanto, Buku ke-12: Partisipasi Warga

Masyarakat Dalam Proses Penyelenggaran Pemilihan Umum, Kemitraan bagi

Pembaruan Tata Pemerintahan, Jakarta, 2013

Wardhana, Arief W., “Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilu Dan Pemilukada”,

Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 1, Juni 2009

Internet:

Gril/Jpnn. 2012. Jumlah Golput Diprediksi Terus Meningkat. Diunduh dari http://berita. plasa. msn.com/nasional/jpnn/jumlah-golput-diprediksi-terus-meningkat, tanggal 1 Maret 2015

Putri, Ananda. 2012. Jumlah Golput Pilkada DKI 32 Persen. Diunduh dari http://www.tempo.co/read/news/2012/09/20/228430938/Jumlah-Golput-Pilkada-DKI-32-Persen, tanggal 1 Maret 2015

Dokumen terkait