BAB V PENUTUP
B. Penggalan Kisah Inspiratif KKN
Berikut ini adalah sepenggalan kisah inspiratif dari 11 anggota kelompok KKN DADALI, antara lain:
DADALI SELALU DI HATI Oleh: Lazuardi Imani Sendjaya A. KKN? Siapa takut?
KKN atau Kuliah Kerja Nyata. Rangkaian kata yang memiliki makna sangat dalam menurut saya. Kuliah Kerja Nyata atau yang biasa disebut oleh orang-orang di sini dengan KKN itu tidaklah semudah atau seseru yang dibayangkan oleh mereka yang belum pernah mengalaminya. KKN berbeda dengan PKL, ketika PKL hanya fokus pada satu kegiatan maka KKN punya 1000 kegiatan yang harus diterapkan terhadap masyarakat sekitar. KKN itu mengajarkan banyak hal, baik dari segi luar maupun dalam. Hidup satu kelompok satu atap mengajarkan saya banyak hal yang baru saya rasakan ketika KKN. Empati, emosi, kasih sayang, dan saling peduli adalah beberapa hal yang benar-benar saya baru alami di tempat KKN. Di KKN ini pula saya belajar bagaimana menghadapi sebuah permasalahan yang ada dan memecahkan masalah itu tanpa menimbulkan masalah yang lainnya. Perbedaan dalam sebuah kelompok yang baru itu sangat wajar, justru di situlah letak tantangan menurut saya, dengan perbedaan ini apakah kita bisa maju ke depan atau justru malah mundur ke belakang.
Pertama ketika ditentukan nama-nama anggota kelompok, jujur saya sangat kecewa karena saya dan beberapa teman saya sudah menentukan anggota KKN dan juga sudah mempersiapkannya dengan matang. Namun karena adanya perubahan kebijakan dari pihak PPM (yang baru dimulai
tahun ini) mengenai pemilihan kelompok, anggota-anggotanya, jumlah mereka, lokasi tempat kita KKN hingga dosen pembimbingnya, maka terpaksa saya dan beberapa teman saya harus mengakhirinya. Kesal itu wajar, apalagi saat diumumkan nama-nama anggota kelompok di Auditorium Harun Nasution, tidak ada satupun yang saya kenal, nama mereka terdengar asing, muka mereka terlihat sangat asing bagi saya, karena saya baru pertama kali kenal mereka. Kelompok saya berjumlah 11 orang, terdiri dari 7 laki-laki dan 4 perempuan. Di Audit Harun Nasution, pihak PPM menggelar acara pembekalan KKN dan setelah pembekalan itu kita semua berkumpul. Awal saya dan teman berkumpul, saya dan teman-teman masih canggung satu sama lain, masih malu, tapi seiring berjalannya waktu, masing-masing bersuara dan berpendapat akhirnya saya dan teman-teman semua tidak canggung satu sama lain. Kami pun juga berkumpul sebelum KKN untuk membahas semua hal mengenai KKN, hingga akhirnya terbentuklah struktur anggota yang mana saya pribadi menjadi ketua kelompok. Dari kumpul ini pula terbentuklah nama KKN kami, yaitu KKN DADALI yang memiliki kepanjangan Dari Angan Desa Aman Lingkungan Indah.
Selain mengumumkan anggota kelompok, pihak PPM juga mengumumkan tempat di mana saya dan teman-teman KKN dan siapa dosen pembimbing kami. Alhasil, kelompok saya pun mendapatkan lokasi KKN di Bogor, lebih tepatnya di Desa Batujajar, Kecamatan Cigudeg. Setelah saya tahu bahwa saya ditempatkan di Bogor, maka saya pribadi sangat senang karena sudah menjadi rahasia umum bahwa kota Bogor adalah kota hujan. Kota yang dikenal adem ayem, jarang panas, dan banyak angkotnya. Terlintas di pikiran saya kala itu bahwa yang namanya KKN pasti ditempatkan di tempat yang jauh dari kata modern. Karena KKN sendiri itu memang diadakan untuk melayani masyarakat yang sulit terjangkau oleh pemerintah. Namun saya juga sering mendengar kalau di desa saya nanti, banyak hal-hal mistis yang ada di sana, seperti hantu, dukun, atau pelet.
Setelah melewati beberapa minggu perkenalan di kelompok, akhirnya saya dan teman-teman bersepakat untuk survei ke tempat lokasi KKN di Desa Batujajar. Survei pertama, hanya beberapa orang saja yang melakukan survei, ditambah perwakilan kelompok lain. Kemudian survei yang kedua juga masih dengan kelompok lain. Survei kedua ini saya masih tidak ikut. Baru pada survei yang ketiga ini saya ikut survei bersama teman-teman yang lain. Anggota kelompok yang survei di sini berjumlah 5 orang terdiri dari 3
cowok dan 2 cewek. Saya dan teman-teman survei menggunakan sepeda motor, karena saya mendengar dari kelompok sebelumnya yang survei kemarin untuk tidak pergi ke Desa Batujajar menggunakan mobil, karena akses jalan ke sana sangatlah parah. Jalanannya sangat berlubang, bahkan bukan berlubang lagi, tapi jalannya sangat rusak. Banyak jalanan terbuat dari batu dan tanah, yang mana jika turun hujan membuat jalanan becek layaknya lumpur hidup. Oleh karena itu saya lebih memilih untuk mengendarai sepeda motor, menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Untuk survei yang ketiga ini (yang pertama bagi saya) jujur sangat berkesan bagi saya karena saya sangat kaget melihat rute perjalanan yang jauh, belum lagi jalannya yang sangat berdebu dan becek. Ketika cuaca cerah maka jalanan sangat berdebu, tapi ketika cuaca mendung dan hujan maka jalanan menjadi seperti sambal pecel, licin dan berlumpur. Jadi jika cuaca cerah siap-siap saja badan pegal-pegal dan hidung mampat karena debu. Namun jika cuaca hujan maka siap-siap sepatu dan celana berubah menjadi cokelat, karena lumpur dan tanahnya yang muncrat. Belum lagi kendaraan yang melintasi jalanan di sana yang tidak tanggung-tanggung, yaitu truk-truk besar yang membawa bebatuan dan pasir dari perusahaan pertambangan. Selain itu di tempat KKN saya banyak sekali perusahaan pertambangan.
Sesampainya saya di Desa Batujajar, maka saya dan 4 teman saya langsung menuju ke balai desa. Sesampainya di desa saya dan teman-teman langsung mencari mushalla karena saya dan teman-teman sampai di sana sekitar pukul 12 siang. Setelah saya dan yang lain selesai menunaikan shalat zuhur maka saya dan teman-teman langsung menemui aparatur desa yang berada di kantor tersebut, selain saya dan teman-teman memperkenalkan diri, saya juga ingin memberikan surat permohonan dari pihak kampus untuk mengadakan KKN di Desa Batujajar. Alhamdulillah para aparatur desa menyambut kedatangan saya dan teman-teman dengan sangat baik dan senang hati. Sebagai tambahan info, jadi Desa Batujajar ini ada 3 kelompok KKN yang mengabdi, kelompok 012, kelompok 013 (kelompok saya) dan yang terakhir kelompok 014. Karena satu desa ada 3 kelompok maka aparatur desa pun membagi wilayah agar bisa fokus pada satu desa saja, yang mana kelompok 012 mendapatkan bagian untuk mengabdi di RW 01, 02, dan 03. Kelompok 013 (kelompok saya) mendapat bagian untuk mengabdi di RW 07 dan 08. Terkahir kelompok 014 mendapatkan sisanya, yaitu RW 04, 05, dan 06.
Setelah berbicara panjang lebar dengan aparatur desa, maka saya dan teman-teman meminta bantuan untuk ditunjukkan letak RW 07 dan 08, engan senang hati salah satu staf desa mengajak saya dan teman-teman menuju RW 07 dan 08. Awalnya saya dan teman-teman dibawa berkeliling, mengenal RW yang lain sebelum kami sampai di RW 07 dan 08. Sesampainya di Desa Batujajar, saya dan teman-teman pun ditawarkan untuk tinggal di rumah yang sudah lama kosong, namun tempat yang saya dan teman-teman tempati sangat seram. Akhirnya staf desa ini menunjukkan rumah yang lain. Hingga akhirnya saya dan teman-teman memilih sebuah kobong, tempat di mana anak-anak kecil biasa mengaji. Karena sesuai permintaan di kampung sana agar laki-laki dan perempuan dipisah, maka kami pun juga menyewa sebuah rumah di samping kobong yang saya dan teman-teman tempati untuk tempat tinggal perempuan. Jadi yang laki-laki tinggal di kobong dan yang perempuan tinggal di rumah sebelah kobong.
Tempat tinggal kelompok kami berada di Kampung Babakan RT 02 RW 07 Desa Batujajar. Kobong yang akan saya dan teman-teman tempati adalah milik dari sesepuh atau kiyai di kampung tersebut, yaitu Abah Agus. Jujur saya senang sekali bisa mendapatkan izin untuk tinggal di kobongnya. Karena selain bisa lebih kenal dengan kiyai di kampung tersebut, tempat yang saya tempati juga termasuk tempat yang memiliki air bersih. Karena jujur saja, salah satu masalah di Desa Batujajar selain jalannya yang rusak adalah susah nya mencari sumber air yang bersih.
Selain survei pada hari itu, saya dan teman-teman juga survei kembali (tepatnya setelah liburan lebaran) namun survei kali ini bukan mencari rumah atau bertemu dengan staf desa. Namun lebih meyakinkan kelompok saya masalah apa yang terjadi di Desa Batujajar sehingga saya dan teman-teman lebih mudah menentukan program kegiatan mana yang benar-benar harus terlaksana di sana.
B. Tidak Ada Kalian, Tidak Ramai
Di sini saya akan menceritakan 10 teman saya yang beraneka ragam, di antaranya:
Pertama dimulai dari sekretaris saya, saya mempunyai 2 sekretaris yang pertama adalah Idah Maulidah dan yang kedua adalah Husnan Nashuha Lubis. Pertama saya akan menceritakan siapa itu Idah Maulidah. Idah maulidah, mahasiswi terasal dari Cikupa, Tangerang. Ida, sapaan akrabnya, kuliah di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Ida ini kalau
makan paling tidak bisa telat. Makan pagi jam 7, makan siang jam 12, makan malam jam 5 sore. Sampai hafal gua waktunya dan dia juga belum bisa makan makanan pedas, intinya untuk urusan makan dia super ketat. Mahasiswi Jurusan Manajemen Pendidikan ini menurut gua orangnya santai dan lumayan enak untuk diajak curhat. Pernah suatu ketika di tempat KKN dia curhat masalah percintaannya ke gua dan juga sebaliknya.
Kemudian sekretaris yang kedua, Husnan Nashuha Lubis. Mahasiswa asal Medan ini adalah yang paling semangat saat bermain PES, hampir setiap malam gua sama Husnan ini selalu bermain PES, karena memang di tempat KKN saya ini membuat jadwal ronda atau jaga malam dan kami berdua ini selalu kebagian shif 1, yaitu sampai jam 1 malam. Selain jago main PES, mahasiswa Jurusan Agribisnis ini juga cukup rajin dalam urusan mengajar di sekolah. Mungkin dia sedang kepincut dengan siswi di sana, oleh sebab itu dia rajin ke sekolah. Dia juga pernah mengisi seminar di tempat kami mengajar, dia bersama kawannya Yogi Sofiyullah mengisi seminar pembuatan proposal.
Tidak hanya sekretarisnya saja yang berpasangan, bendaharanya pun berpasangan. Kali ini saya akan membahas bendahara pertamanya terlebih dahulu. Namanya Fahrur Rozi, biasa dipanggil Fahrur. Mahasiswa Jurusan Aqidah Filsafat ini adalah yang paling ditakuti di antara kami, terutama kalangan cewek. Bukan karena dia galak atau dia yang paling kuat. Tapi dialah yang paling mistis di antara kami. Setiap ada suara-suara aneh di belakang tempat tinggal kelompok saya, pasti dia langsung menafsirkan “wah ada suara aneh ini, wah ini suara kuntilanak, wah disitu ada tuyul”. Selalu saja ada hal-hal mistis. Dia terasal dari Cirebon. Bahkan pernah suatu saat, ketika kelompok saya sedang rapat harian, dia tiba-tiba berkata bahwa di sudut ruangan ada hantu penunggu kobong ini. Secara spontan pun anak-anak yang bermental tempe pun takut dan berpindah tempat, menjauh dari sudut ruangan tersebut. Saya pribadi sih, saya percaya tidak percaya masalah hal-hal gaib seperti itu. Namun satu yang pasti, saya tidak berani menghina hal-hal gaib atau meremehkannya.
Kemudian lanjut ke bendahara yang kedua, Mayani Saimima. Mahasiswi asli Betawi yang kuliah di Jurusan Komisi Penyiaran Indonesia ini adalah yang paling keibuan di antara 3 cewek yang lainnya. Maya ini adalah yang paling betah di dapur. Dia 1x24 jam siap memasak makanan untuk teman-temannya agar tidak kelaparan. Walapun dia bukan bagian
konsumsi tapi dialah yang memimpin yang lainnya untuk pergi ke pasar. Dia juga yang mengurusi keuangan kelompok bersama dengan Fahrur.
Setelah itu ada Taufik Firmansyah, Mahasiswa asli Tangerang ini adalah anggota yang paling kocak menurut saya. Mulai dari sifatnya yang agak kekanak-kanakan, suka tidur siang, suka makan bubur, suka minum susu, tidak suka makan pedas, dan kebiasaan orang itu mirip seperti anak bayi atau anak kecil. Namun satu hal yang gua senang dari dia adalah dia orang paling polos yang pernah gua temuin. Tidak ada kata dusta maupun khianat yang keluar dari mulut dia. Tapi mahasiswa Jurusan Teknik Informatika ini termasuk anggota yang kurang peka. Dia mau kerja kalau disuruh, tapi jarang kerja karena inisiatif diri sendiri.
Kemudian ada Virly Indayani, mahasiswi asal Yogyakarta yang sekarang tinggal di Ciledug. Virly ini termasuk cewek yang gokil dan gak
jaim. Dia juga mahasiswi yang gak baperan. Dia paling suka bercanda dan
ketika dia dibercandain atau diusilin dia terlihat tidak marah. Cewek yang mengambil Jurusan Perbankan Syariah ini punya banyak pengalaman organisasi di kampus, sehingga saya selaku ketua kelompok merasa sangat terbantu dengan berbagai usulnya di rapat. Dia juga lumayan aktif ketika ada kegiatan selama KKN berlangsung. Ketika malam kami sering bermain kartu, baik itu kartu remi maupun uno untuk menyegarkan otak kami setelah seharian penuh suntuk dengan berbagai aktifitas.
Selanjutnya ada Fathurrahman, mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum asal Manado, Sulawesi Utara ini adalah yang paling aktif di antara kami. Mungkin waktu tidurnya hanya sekitar 5 jam dalam sehari atau bahkan kurang. Hampir setiap hari, baik di siang maupun malam dia sering berkumpul dengan pemuda sekitar. Jujur, kalau bukan karena Fathur ini mungkin kelompok saya sudah tidak disenangi dan disegani oleh pemuda sekitar. Jadi menurut saya, Fathur ini merupakan kartu hoki kelompok saya. Ada satu hal lagi, Fathur ini adalah satu-satunya di kelompok saya yang
cinlok. Tapi bukan dengan satu kelompok, melainkan dengan kelompok
tetangga.
Anggota yang ke 8, Dwie Yovanka. Mahasiswi Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam ini adalah bagian konsumsi kelompok. Dia beserta Mayani mengelola makan kelompok saya. Dia juga seru untuk diajak bercanda, tidak ada rasa baper ketika kami bercanda. Sangat senang satu kelompok dengannya.
Kemudian ada Yogi Sofiyullah, Mahasiswa Jurusan Dirasat Islamiyah yang tinggal di Karawang. Dia bersama Husnan dan Ida adalah yang paling rajin main ke sekolah, baik untuk mengajar atau sekedar main bersama siswa/i di sekolah.
Terakhir adalah Muhammad Rafli, Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah ini bisa dikatakan adalah yang paling hobi tidur. Ada waktu sedikit kosong, pasti dia manfaatkan untuk tidur. Tetapi bukan berarti dia malas. Justru dia beserta Fahrur adalah yang paling sering mengajar mengaji.
C. Desa Ini, Batujajar Namanya
Negeri yang hilang, negeri yang terlupakan. Ya, itulah cerminan yang cocok menurut saya dalam pandangan saya terhadap desa ini. Bagaimana tidak? Sudah sangat terlihat jelas dan kontras perbedaan yang ada di perbatasan Desa Batujajar dengan desa yang lainnya. Di mana jalan yang bisa dibilang tidak diurus oleh pemda setempat, jalanan rusak, tidak ada lampu penerangan di jalan, dan merupakan daerah BULOG. Ya, BULOG. Jika cuaca cerah dan tidak disiram oleh PT maka jalanan akan ngebul oleh debu-debu yang berterbangan, jika cuaca hujan maka jalannya akan ngeblok, akan ada banyak lumpur di mana-mana dan tiba-tiba ada kolam ikan di tengah jalan. Hal ini merupakan salah satu faktor yang membahayakan bagi pengendara motor maupun pengemudi truk-truk yang besarnya seperti transformer. Tak dapat dibayangkan apabila para transformer yang ada tumbang di tengah jalan yang ada di Desa Batujajar, dapat dipastikan bahwa kegiatan yang ada di desa tersebut berhenti total.
Mendengar dari cerita warga setempat bahwa jalanan Desa Batujajar tidak pernah diperbaiki sejak tahun 1970-an hingga sekarang, sehingga jalan yang dilalui ke Desa Batujajar rusak parah sampai ke ujung Desa Batujajar. Masih banyak para sesepuh-sesepuh desa yang menggunakan tradisi-tradisi yang ada pada zaman dahulu kala. Inilah yang sangat saya sayangkan, azan hanya akan berkumandang ketika sesepuh sampai di masjid. Selain itu di sini juga mengenal adanya tradisi anti speaker, jadi azan tidak akan terdengar. Hanya sekedar suara beduk yang akan terdengar. Jika sesepuh belum sampai masjid maka azan pun akan tertunda, hal ini saya rasakan sendiri ketika menurut saya sudah masuk untuk waktu isya pada saat itu tetapi beduk baru terdengar ketika jam menunjukkan pukul 21:00 WIB.
Sungguh saya tidak dapat pungkiri bahwa azan merupakan suara yang sangat saya rindukan ketika di Desa Batujajar. Suara merdu yang memanggil
saya untuk beribadah. Mengajak saya dan teman-teman untuk beribadah dan sungguh saya merindukan suara azan yang merdu.
D. Terima Kasih dan Jangan Lupakan Saya
Disetiap pertemuan pasti ada perpisahan, itulah kata-kata yang pas untuk menggambarkan akhir dari KKN kita. Saya sangat sedih ketika saya dan teman-teman semua harus pulang menuju rumah masing-masing, banyak kenangan yang sudah kita lalui bersama, mulai dari belajar bersama hingga bermain bersama.
Saya selalu berdoa yang terbaik untuk kalian semua. Walaupun saya banyak salah terhadap kalian, saya selalu memohon ampunan agar dimaafkan kesalahan-kesalahan saya dan saya juga sudah pasti akan memaafkan kesalahan kalian semua.
Saya berdoa untuk Fathur, Fahrur, Taufik, Husnan, Rafli dan Yogi agar bisa menjadi imam dan suami yang baik bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya. Saya juga berdoa untuk Virly, Ida, Mayani dan Dwie agar menjadi makmum dan istri yang taat dengan suami dan pelindung bagi keluarganya kelak, amin. Semoga yang bercita-cita di hari kelak dipermudahkan oleh Allah Ta’ala untuk menggapai impiannya.
Saya bersyukur kepada Allah Ta’ala karena telah menjaga saya dan teman-teman saya selama satu bulan penuh ini. Saya juga berterima kasih kepada pihak desa, teman-teman, pihak kampus, dan keluarga saya yang telah mendukung saya untuk mengikuti kegiatan KKN ini hingga berakhir. Terima kasih.
KKN PUNYA CERITA Oleh: Idah Maulidah A. Pengantar
KKN UIN Syarif Hidayatullah yang dilaksanakan dari tanggal 25 Juli-25 Agustus. KKN yang merupakan bagian dari pada Tri Darma Perguruan Tinggi yang harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa dan tidak hanya mengajarkan bagaimana pendidikan itu, akan tetapi terjun langsung kemasyarakat melihat problema yang dihadapi, dan dengan ini tidak secara langsung membentuk pribadi dan karakter, menjadi pribadi yang lebih tahu dan paham tentang fenomena sosial dan problematikanya, sehingga nantinya kita terjun kemasyarakat tidak canggung lagi ketika kita menghadapinya. KKN benar-benar adalah tempat pembelajaran atau pendidikan kita untuk bisa berorganiasi dan bermasyarakat yang tentunya akan kita alami kelak di masyarakat. KKN mengajarkan kita untuk selalu berbuat yang terbaik untuk masyarakat yang bermanfaat bagi masyarakat, karena apa yang kita dapatkan di bangku kuliah harus dapat kita transfer dan kita praktekkan dalam kehidupan masyarakat sehingga kita menjadi pribadi yang bermanfaat, di sinilah peran besar KKN dalam mengajarkan itu semua, mengajarkan cara berfikir kreartif, bekerja keras, dan inovatif dalam segala tindakan, dengan mendengarkan keluhan mereka dan berusaha mencari bersama jalan keluarnya. KKN pun mengajarkan kita untuk bekerja tim untuk satu tujuan yang kita rencanakan yaitu untuk membantu masyarakat. Kegiatan KKN ini banyak sekali pengalaman dan kisah-kisah yang tidak mungkin kita lupakan selama hidup kita, kegiatan KKN kita mulai dengan mencari lokasi KKN dan tempat yang akan kita tinggali.
Sebelumnya saya masih bingung dengan KKN karena saya terasal dari Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang awalnya Jurusan MP tidak melaksanakan KKN tetapi melaksanakan PPKT. Setelah itu saya mencari informasi mengenai KKN melalui senior dari fakultas lain dan mulai mencari teman kelompok KKN, karena adanya perubahan kebijakan KKN untuk tahun 2016 kelompok dan lokasi KKN ditentukan oleh PPM. Selain anggota KKN yang terasal dari lintas fakultas dalam satu universitas, terdapat juga program KKN yang dilaksanakan lintas universitas. KKN kebangsaan merupakan nama dari program KKN yang anggotanya terasal dari universitas yang berbeda. Implementasi kegiatan KKN sangat membantu saya terkait sejauh mana saya mampu menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan realita di lapangan. Dalam kegiatan ini sebenarnya sebagai media pembelajaran untuk menata masa depan ketika terjun langsung ke masyarakat. Setiap kelompok diberikan
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), yang tentunya sudah diberikan tanggung jawab dan tugas selama KKN berlangsung.
Kendala terbesar yang saya bayangkan sebelum pelaksanaan KKN berlangsung yaitu apakah saya mampu melaksanakan KKN selama satu bulan di lokasi desa yang sangat pelosok dan jauh dari rumah? Karena