• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGAMBARAN RENCANA UMUM Uraian Materi Secara Umum

Dalam dokumen LINESPLAN DAN RENCANA UMUM (1) (Halaman 65-90)

Langkah-langkah menggambar rencana umum : 1. Menggambar tata letak gambar rencana umum. 2. Memasang mesin induk.

3. Menempatkan komponen bobot mati (dead weight) dikapal. 4. Menetapkan ruang akomodasi anak buah kapal.

5. Menentukan peralatan keselamatan berlayar. 6. Menentukan perlengkapan kapal.

Menggambar tata letak gambar rencana umum mencakup : a. Menggambar potongan vertikal memanjang kapal.

b. Menggambar pandangan atas poop deck (lower boat deck), boat deck, lower bridge deck, upper bridge deck, navigation bridge deck, top deck dan fore castle deck.

c. Menggambar pandangan atas upper deck.

f. Menentukan nomor gading melintang.

2. Memasang mesin induk dikapal.

Memasang mesin induk pada pondasinya dikamar mesin melalui tahapan berikut : a. Menghitung daya mesin induk. Dengan rumus empiris :

Metode yang digunakan : Watson.

L n L V P

.

.

110

000

.

15

)

017

,

0

33

.(

.

.

0

,

5

2/3 3

( kW )

b. Memilih mesin induk.

d. Menentukan posisi sekat kamar mesin dan sekat ruang muat.

b. Merencanakan susunan anak buah kapal. Contoh susunan ABK adalah sebagai berikut :

Master/Captain ( Nakhoda ) Deck Department

Perwira:

a. Chief Officer ( Mualim I )

b. Second Officer ( Mualim II )

c. Radio Operator d. Dokter

Bintara:

a. Quarter Master ( Juru Mudi ) b. Boatswain ( Kepala Kelasi )

c. Seaman ( Kelasi )

Engine Department Perwira:

a. Chief Engineer ( Kepala Kamar Mesin )

b. Second Engineer c. Electrician Bintara: a. Fireman b. Oiler Catering Department Perwira: Chief Cook Bintara: a. Assistant Cook b. Steward c. Boys

c. Menghitung komponen bobot mati (dead weight) dikapal.

Menghitung kebutuhan bahan bakar mesin induk, mesin bantu, minyak pelumas, air tawar, bahan makanan, berat keseluruhan anak buah kapal dan barang bawaannya, berat barang cadangan.

^ Berat Bahan Bakar Mesin Induk

Wfo = BHPme . bme . S/Vs . 10-6 . C ( ton )

Dimana: BHPme = Bhp mesin induk ( katalog mesin ) kW

bme = spesifik konsumsi bahan bakar mesin induk

( 171 g/kWh )

S = jarak pelayaran ( mil )

Vs = kecepatan dinas ( knot )

C = koreksi cadangan ( 1,3 – 1,5 )

Menentukan volume bahan bakar mesin induk: V ( Wfo ) = Wfo/ ( m3 ) dimana:  = 0,95 ton/m3

Volume bahan bakar mesin induk ada penambahan karena:

➢ Double bottom ( 2 % )

➢ Ekspansi karena panas ( 2 % )

^ Berat Bahan Bakar Mesin Bantu ( Wfb )

Wfb = ( 0,1 – 0,2 ) Wfo ( ton )

Menentukan bahan bakar mesin bantu ( Vfb ):

Vfb = Wfb /  diesel ( m3 ) dimana: :  = 0,95 ton/m3

^ Berat Minyak Pelumas ( Wlo )

Wlo = BHPme . blo . S/Vs . 10-6 . ( 1,3 – 1,5 ) ( ton ) Dimana: blo = 1,2 – 1,6

Menentukan volume minyak pelumas ( lubricating oil ): Vlo = Wlo /  ( m3 ) dimana:  = 0,90 ton/m3

Volume tangki ada penambahan sebesar 4 % Vlo.

^ Berat Air Tawar ( Wfw )

a. Untuk diminum = ( 10 – 20 ) kg / orang hari

= [ (10 -20 ) . Jml ABK . S ] / ( 24 . Vs )

b. Untuk cuci = ( 80 – 200 ) kg / orang hari

= [ (80 -200 ) . Jml ABK . S ] / ( 24 . Vs ) c. Untuk pendinginan mesin = ( 2 -5 ) kg / BHP

Berat Total air tawar = = a + b + c ( ton )

^ Berat Bahan Makanan ( Wp )

Wp = 5 kg / orang hari

= ( 5 . Jml ABK . S ) / ( 24 . Vs )

^ Berat Crew Dan Barang Bawaan ( Wcp )

a. Untuk crew = 75 kg / orang hari

b. Untuk barang = 25 kg / orang hari

Wcp = berat crew + berat barang

^ Berat Cadangan ( Wr )

Terdiri dari peralatan di gudang:

▪ Cat

▪ Peralatan reparasi kecil yang dapat diatasi oleh ABK

▪ Peralatan lain yang diperlukan dalam pelayaran Wr = ( 0,5 – 1,5 ) % . Displ. ( ton )

d. Menentukan posisi dan volume tangki bahan bakar, tangki minyak pelumas, tangki air tawar. Setelah kebutuhan bahan bakar, minyak pelumas, air tawar diketahui. Selanjutnya ditentukan posisi tangkinya.

e. Menentukan berat muatan pada ruang muat. ^ Untuk general cargo ship.

Wpc = Vrm / Sf ( ton )

Dimana: Wpc = berat muatan diruang muat (ton) Vrm = volume ruang muat ( m3 ) Sf = stowage factor ( m3 / ton )

Contoh stowage factor (volume barang dengan pembungkusan tertentu)

Untuk bulk carrier dan oil tanker, cara menentukan berat muatan sama dengan general cargo ship.

^ Container ship

Kapal ini ukuran muatannya dinyatakan dengan jumlah ukuran kontener yang diangkut, 10feet,

20 feet atau 40 feet. Yang paling banyak dipakai adalah 20 feet, sehingga jumlah kontener yang diangkut sering dinyatakan dengan TEU, twenty feet equivalent unit.

Gambar penumpukan kontener

Gambar ukuran kontener 4.Menetapkan ruang akomodasi anak buah kapal.

Hal-hal penting yang dijadikan pertimbangan dalam merencanakan ruang akomodasi.

a. Posisi tangga dalam mulai dari main deck sampai dengan navigation deck harus pada nomor gading yang sama.

b. Diupayakan posisi sanitary accommodation (water closet, tub/shower bath) juga pada nomor gading yang sama.

c. Pada plat form kamar mesin disediakan “escape ladder” sampai menembus main deck,

rencanakan tembusan tersebut tidak pada gang way, tetapi pada store atau tempat lain. d. Jarak pandang dari wheel house sebagai berikut :

e. Kalau bisa engine casing bisa menerus sampai funnel, walaupun semakin keatas ukuran engine casing semakin mengecil, agar sinar matahari dapat menerangi kamar mesin

f. Ukuran accommodation facility menggunakan peraturan dari ILO.

g. Penentuan posisi accommodation facility untuk ABK, diatur dengan semakin tinggi jabatannya posisinya digeladak lebih atas, misalkan untuk bintara dimain deck sedangkan untuk perwira digeladak yang lebih tinggi, begitu juga untuk perwira diupayakan tempat tidurnya sendiri (1 kamar tidur untuk satu orang).

5.Menentukan peralatan keselamatan berlayar.

a. Lampu navigasi dan fasilitas navigasi lainnya.

Lampu navigasi.

Semua kapal yang berlayar dilaut harus dilengkapi dengan lampu-lampu navigasi sesuai dengan persyaratan International Regulations for Preventing Collision at Sea (COLREGS) sebagaimana juga telah ditetapkan International Maritime Organization (IMO).

Lampu navigasi :

a. Side light, dipasang pada kanan dan kiri lambung kapal lazimnya pada geladak navigasi. Cahaya lampu masih dapat terlihat pada jarak sekurangnya 3 mil laut pada masing-masing sisi kapal dari depan kapal sampai sudut

22.5

º kearah belakang. b. Mast head light, mast head light depan dan belakang masih dapat dilihat sekurang pada

jarak 6 mil laut dan sinarnya membentuk sudut 225 º kearah depan dan dapat dilihat sampai sudut

22.5

º pada arah samping kearah belakang. Lampu ini satu diletakkan didepan dan satu lagi diletakkan dibelakang keduanya pada centre line kapal. Mast head light belakang tingginya tidak boleh kurang 4.5 m diatas mast head light depan, sedangkan jarak mast head light depan dan mast head light belakang tidak boleh kurang dari ½ Loa tetapi tidak perlu > 100 m.

c. Stern light, dipasang diburitan kapal dapat dilihat dari belakang, membentuk sudut 135 º (67.5 º kearah port side dan 67.5 º kearah starboard side) dan masih dapat dilihat pada jarak sekurangnya 3 mil laut.

d. Anchor light, anchor light depan diletakkan dihaluan sekurangnya 6 m diatas fore castle deck, anchor light belakang diletakkan diburitan dengan ketinggian tidak boleh kurang 4.5 m dibawah anchor light depan. Kedua lampu tersebut dapat dilihat dari segala arah secara horizontal dan masih dapat dilihat pada jarak tidak boleh kurang dari 3 mil laut. e. Not under commad light, not under command light terdiri 2 lampu berwarna merah yang

dipasang pada tiang yang sama, satu lampu diatas lampu lainnya, jarak kedua lampu tidak boleh kurang dari 2 m, dapat dilihat kesegala arah secara horizontal dengan jarak pandang tidak boleh kurang dari 3 mil laut. Lampu ini umumnya diletakkan dimidship ditiang mast, satu tiang dengan salah satu mast head light dan terletak dibawah mast head light tersebut.

f. Towing light, towing light terdiri 2 lampu berwarna merah yang dipasang pada tiang yang sama, satu lampu diatas lampu lainnya, jarak kedua lampu tidak boleh kurang dari 2 m, dapat dilihat dari depan dengan sudut pandang 225 º (22.5 º dapat dilihat menyamping kearah portside dan starboard side) jarak pandang tidak boleh kurang dari 3 mil laut. Lampu ini umumnya diletakkan satu tiang dengan tiang mast depan dan terletak dibawah mast head light tersebut. Lampu ini dinyalakan pada saat kapal ditarik atau sedang menarik kapal.

6.Menentukan perlengkapan kapal. Perlengkapan dikapal meliputi :

a. Peralatan geladak. b. Peralatan bongkar muat. c. Peralatan pengemudian. a. Peralatan geladak.

Mencakup unit mesin windlass di fore castle deck

Gambar unit capstan pada poop deck

Untuk mendapatkan ukuran windlass, capstan, bollard, fairlaid, jangkar, rantai jangkar, tali tarik dan tali tambat, tergantung dari hasil pembacaan dari angka Z dari BKI.

b. Peralatan bongkar muat.

Tegantung tipe kapal, untuk general cargo ship menggunakan gabungan tiang mast dan boom muat, untuk bulk carrier menggunakan grab backet, conveyor dan peralatan yang cocok untuk muatan curah, kapal container ship, alat bongkar muatnya menggunakanyang berada dipelabuhan, sedangkan untuk oil tanker menggunakan system perpipaan dan pompa.

c. Peralatan pengemudian.

Yang paling penting dalam merencanakan peralatan pengemudian adalah memilih steering gear (mesin penggerak kemudi). Untuk dapat memilih ukuran kemudi harus diketahui momen torsi pada steering gear, besarnya momen torsi adalah perkalian gaya yang bekerja pada kemudi (bisa diambil dari BKI Vol II) dan titik berat daun kemudi terhadap AP.

Dalam dokumen LINESPLAN DAN RENCANA UMUM (1) (Halaman 65-90)

Dokumen terkait