• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

2.2 Penggunaan Antibiotik berdasarkan Bakteri Penyebab

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Berdasarkan ruang lingkup penelitian, maka penelitian ini adalah penelitian klinis. Penelitian dilakukan pada pasien yang menderita pneumonia. Jumlah subjek penelitian ditentukan secara consecutive sampling. Consecutive sampling merupakan sampling non-probability, di mana jumlah subjek ditentukan dari subjek yang datang dan memenuhi kriteria inklusi dan eklusi (Sastroasmoro dkk., 2002). Penelitian ini bersifat studi observasi dengan melakukan pengamatan sewaktu (cross sectional).

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap A (Rindu A) Departemen Ilmu Penyakit Paru dan Saluran Pernafasan, RSUP. H. Adam Malik Medan, setelah mendapat persetujuan Komisi Etik Penelitian Kesehatan yang beralamat di Fakultas Kedokteran USU, selama ± 3 bulan.

3.2 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Chemistry Autoanalyzer COBAS INTEGRA 400 dari Roche Laboratories USA. b. Alat centrifuge (Beckman model Tj-6)

d. Clinipet 100 µl

e. Vortex mixer (Heidoph, type REAXI). f. Tabung venoject

g. Syring 3 ml

3.3 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Injeksi gentamisisn sulfat ampul 80 mg

b. Dapar pengencer (monoclonal antibody dalam dapar pospat) c. Pereaksi TDx gentamisin yang terdiri dari

S : antiserum gentamisin

T : gentamisisn fluorescein tracer

d. Kalibrator gentamisin COBAS-FP terdiri dari 3,5 ml Cat. No. 20717622 system- ID 071762 2

e. Kontrol multianalyte 200 ml cat. No.20720720 system-ID 07 2072 0

3.4 Rancangan Penelitian 3.4.1 Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian penelitian ini memenuhi persyaratan berikut:

i. pria

ii. berusia 20-70 tahun

iii. menyatakan bersedia ikut dalam penelitian ini iv. fungsi ginjal normal

v. tidak mengalami alergi terhadap antibiotik khususnya golongan aminoglikosida vi. memiliki kadar kreatinin, BUN dan SCr yang normal.

b. Kriteria Eklusi

Pasien tidak diperkenankan ikut dalam penelitian ini jika mengalami: i. gangguan pada ginjal dan hati

ii. gangguan pendengaran

iii. penyakit-penyakit lain yang beresiko tinggi menyebabkan terjadinya gangguan ginjal seperti hipertensi, diabetes nefropati, dan jantung koroner.

iv. hamil dan menyusui

3.4.2 Prosedur Penelitian

Pasien yang telah memenuhi persyaratan, mengisi lembaran persetujuan Informed Consent tanda setuju dikutsertakan dalam penelitian ini (Lampiran 2). Sebelum menerima terapi, semua pasien menjalani pemeriksaan anamnese, pemeriksaan fisik, foto toraks, laboratorium darah lengkap (FBC = full blood count) menggunakan Cell Counter Analyzer (Cell depin 3700 dari Abboat Diagnostic), faal

ginjal (BUN menggunakan metode Barthelot, SCr menggunakan metode Jaffe’) (Lampiran 3) dan uji sensitivitas mikroba (Lampiran 4).

Pasien diberi injeksi gentamisin 80 mg bolus intravenus berlahan-lahan selama 2-3 menit. Setelah keadaan steady state tercapai, cuplikan darah sebanyak 3 cc diambil dari vena perifer yaitu :

a tigapuluh menit sesudah pemberian gentamisin dosis pertama pada kondisi steady state untuk mengetahui kadar puncak obat (Cmax).

b enam jam sesudah pemberian dosis pertama pada kondisi steady state untuk mengetahui kecukupan kadar gentamisin dalam serum

c lima menit sebelum pemberian gentamisin dosis kedua pada kondisi steady state untuk mengetahui kadar lembah obat (Cmin).

Cuplikan darah didiamkan selama 15 menit dalam tabung tanpa penambahan antikoagulan hingga beku sempurna, serum dipisahkan dengan pemusingan 2500- 3000 rpm selama 5-10 menit, serum dimasukkan ke dalam cup sampel dan disimpan dalam lemari pendingin pada temperatur 2-8 C sampai dilakukan penetapan kadar gentamisin dengan Chemistry Autoanalyzer COBAS INTEGRA 400 Roche. Data yang diperoleh dimasukkan kedalam lembar pengumpul data (Lampiran 5). Selama penelitian berlangsung terapi lain tetap diberikan sesuai kebutuhan penderita.

Pemeriksaan kadar BUN dan SCr dilakukan selama pemberian terapi gentamisin. Keluhan-keluhan yang dialami penderita yang dikaitkan dengan efek samping obat dikumpulkan dan dicatat dalam lembaran data (Lampiran 6). Jika

ternyata ada keluhan efek samping obat pada telinga, maka penderita dikonsulkan ke bagian telinga hidung dan tenggorokan (THT).

3.5 Tehnik Analisis

3.5.1 Persiapan Cuplikan

Serum dari subjek penelitian yang telah disimpan dalam lemari pendingin dikeluarkan dan dibiarkan pada temperatur kamar selama 3-5 menit, kemudian dihomogenkan dengan vortex mixer.

3.5.2 Prosedur pemeriksaan

Sebelum penetapan kadar gentamisin dilakukan maka disiapkan: Cuvet : untuk tempat serum yang akan diperiksa

Air : untuk membilas cuvet pada saat rotor beroperasi Cleaner : untuk mencuci cuvet pada saat rotor beroperasi

3.5.3 Penetapan Kadar Gentamisin dalam Serum dengan Metode Fluorescence

Polarization Immuno Assay

Prinsip metode ini adalah reaksi antigen-antibodi, yaitu bersaing antara antigen yang tidak bertanda untuk mendapatkan tempat ikat pada antibodi spesifik. Pada reaksi ini antigen bertanda adalah larutan gentamisin fluorecein tracer, sedangkan antigen tidak bertanda adalah gentamisin dalam sampel serum (Cobas

Integra systems TDM, 2004). Apabila antigen bertanda terikat dengan antibodi, maka fluorophore tidak bebas berotasi sehingga bila dikenai cahaya akan terjadi polarisasi, dan apabila antigen bertanda bebas, maka rotasi yang terjadi akan lebih besar akibatnya molekul mengalami acak sehingga bila cahaya diemisikan akan terjadi depolarisasi. Jika kadar gentamisin dalam sampel serum rendah maka semakin kecil jumlah antigen bertanda yang terikat sehingga polarisasi yang dihasilkan rendah dan demikian sebaliknya.

Penetapan kadar gentamisin dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. diaktifkan tombol power monitor, tombol alat Chemistry Autoanalyzer COBAS INTEGRA 400 dan Central processing unit (CPU).

b. dibiarkan selama 2-3 menit

c. alat akan mencuci jarum sampel dan jarum reagen selama 5-6 menit sambil menyesuaikan temperatur

d. dimasukkan serum pada rak ise dengan posisi dua dan D protein pada posisi delapan., rak ise masukkan ke dalam alat Chemistry Autoanalyzer COBAS INTEGRA 400 - Roche.

e. alat siap untuk dioperasikan

f. untuk kalibrasi pada monitor kursor diarahkan pada posisi order, kalibrasi , parameter yang akan diperiksa, save klik secara berurutan.

g. untuk kontrol pada monitor kursor diarahkan pada posisi kualiti kontrol, parameter yang akan diperiksa, save klik secara berurutan.

h. untuk membaca hasil pemeriksaan klik start dan alat mulai bekerja, kemudian secara berurutan klik result, kalibrasi, parameter dan kontrol. i. dibaca hasil pemeriksaan pada monitor.

3.5.4 Penetapan Kadar Kreatinin dalam serum (Metode Jaffe’)

Serum ditambahkan NaOH lalu ditambahkan reagensia asam pikrat. Pada larutan basa, kreatinin akan membentuk kompleks yang berwarna kuning orange dengan asam pikrat. Intensitas warna yang terbentuk diukur secara kolorimetri.

3.5.5 Penetapan Kadar Ureum dalam Serum (Metode Barthelot)

Serum ditambahkan buffer dan enzim urease maka urea yang terdapat dalam serum akan terhidrolisis membentuk CO2 dan amonia. Lalu amonia akan bereaksi dengan a-ketoglutarat dan NADH dan enzim glutamat dehidrogenase (GLDH) menghasilkan glutamat yang diukur ssecara titrimetri.

3.6 Pengolahan Data

3.6.1 Data fisik dan Pemeriksaan Laboratorium (faal ginjal)

Data fisik penderita berupa jenis kelamin, umur, berat badan, hasil pemeriksaan BUN dan SCr sebelum dan selama terapi dicatat dalam lembar pengumpul data dan dilakukan tabulasi (Lampiran 3).

3.6.2 Diagnosis dan Terapi Gentamisin

Data diagnosis, pengamatan efek samping obat berupa keluhan yang dialami penderita berkaitan dengan kemungkinan efek samping obat akibat penggunaan gentamisin diamati pada saat dilakukan penelitian. Data dicatat dalam lembar pengumpul data dan ditabulasi (Lampiran 6).

3.6.3 Pengamatan Kadar Gentamisin dalam Cuplikan Serum

Kadar gentamisin dalam cuplikan serum diamati dengan menggunakan alat Chemistry Autoanalyzer COBAS INTEGRA 400 – Roche yang dilakukan bersamaan dengan pembuatan kurva kalibrasi. Data yang diperoleh dicatat dalam lembar pengumpul data dan dilakukan tabulasi (Lampiran 5).

3.6.4 Usulan Rekomendasi Dosis Individual

Berdasarkan data kadar gentamisin dalam serum yang diperoleh (Cmax, C6jam, Cmin), dilakukan analisis kecukupan dosis pemberian gentamisin dikaitkan

dengan efektifitas dan keamanannya. Dari data ini dapat dibuat suatu rekomendasi dosis individu dengan cara menghitung.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian terhadap 3 subjek yang dirawat inap dan menjalani terapi gentamisin di RSUP H. Adam Malik bagian Paru dan Saluran Pernafasan, diperoleh hasil sebagaimana dipaparkan selanjutnya.

4.1 Data Karakteristik Fisik Pasien, Pemeriksaan Kreatinin dan Laju

Dokumen terkait