• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan daun sirih untuk mimisan kurang baik. Daun sirih merupakan

Penggunaan daun sirih untuk mimisan

kurang baik. Daun sirih merupakan

astrigent, yang berfungsi mengecilkan

pembuluh darah. Daun sirih dapat

menolong, tetapi sterilisasinya kurang

terjaga. Jangan-jangan mimisannya

sembuh tapi malah terjadi infeksi. Tekan

dengan jari akan lebih aman.

Lampiran V

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :

Yth. Bpk/Ibu Calon Responden

Assalamu’alaikum, Wr. wb.

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Mahasiswa tingkat 4 prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong

Nama : Septi Triani

NIM : A11300939

Dengan ini memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden

dalam penelitian saya guna penyusunan skripsi, yang berjudul “EFEKTIVITAS

PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN P3K

PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PURING”. Wassalamu’alaikum Wr. wb.

Hormat saya,

Lampiran VI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong, tentang “Efektivitas Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan P3K pada Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Puring tahun 2017”

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak menimbulkan dampak negatif dan data mengenai diri saya dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Semua berkas yang mencantumkan identitas saya hanya akan digunakan untuk keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan akan dimusnahkan. Hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan data-data penelitian.

Demikian dengan sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.

Gombong, ...2017 Responden

Lampiran VIII

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok bahasan : Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)

Sub Pokok Bahasan : Cara Mengatasi luka, Mengatasi mimisan, Mengatasi pingsan, Resusitasi Jantung Paru (RJP), Mengatasi luka bakar, Mengatasi dislokasi, Mengatasi Fraktur

Sasaran : Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Puring

Waktu : 15-30 menit

A.TIU (Tujuan Instruksional Umum)

Setelah diberikan penyuluhan pada guru sekolah dasar diharapkan pengetahuan P3K meningkat

B.TIK (Tujuan Instruksional Khusus)

No TIK Materi Media Metode Evaluasi

Setelah diberikan penyuluhan pengetahuan P3K diharapkan guru sekolah dasar dapat: Lembar balik & leaflet Ceramah 1. Menjelaskan cara Mengatasi luka, Mengatasi mimisan, Mengatasi pingsan, Bantuan Hidup Dasar, Mengatasi luka bakar, Mengatasi Cara Mengatasi luka, Mengatasi mimisan, Mengatasi pingsan, Bantuan Hidup Dasar, Guru sekolah dasar mampu mengetahui cara mengatasi luka, Mengatasi mimisan, Mengatasi pingsan,

dislokasi, Mengatasi Fraktur, dan Mimisan Mengatasi luka bakar, Mengatasi dislokasi, Mengatasi Fraktur, dan Keracunan Bantuan Hidup Dasar, Mengatasi luka bakar, Mengatasi dislokasi, Mengatasi Fraktur, dan Keracunan

C.Jadwal Kegiatan Penyuluhan

Waktu Kegiatan Peneliti Guru Sekolah

Dasar 5 Menit Pembukaan 1. Mengucapkan Salam

2. Memperkenalkan Diri

3. Menjelaskan maksud dan tujuan

-Menjawab salam

20 Menit

Isi - Menjelaskan cara untuk

mengatasi luka lecet dan memar, mengatasi mimisan, mengatasi pingsan, Bantuan Hidup Dasar, mengatasi luka bakar, mengatasi dislokasi, mengatasi fraktur, Keracunan

-Menjawab dan mendengarkan

5 Menit Penutup Mengevaluasi guru sekolah dasar untuk menjelaskan cara mengatasi luka lecet dan memar, mengatasi mimisan, mengatasi pingsan, Bantuan Hidup Dasar, mengatasi luka bakar, mengatasi dislokasi, mengatasi fraktur, Keracunan

Melakukan tindakan

MATERI A.Cara merawat luka

1. Luka gores atau tersayat. Jika luka tersebut adalah luka yang baru, tindakan yang harus dilakukan adalah:

a. Mencuci luka dengan air bersih dan segera beri obat antiseptik yang tersedia.

b. Tutup luka dengan kasa sterilyang kering dan plester atau balut 2. Tindakan pada luka tertutup (memar)

Memar kecil pada umumnya tidak memerlukan perawatan. Bila memar dirasa cukup besar maka berikan kompres dingin untuk membantu menghilangkan rasa sakit dan mengurangi pembengkakan.

3. Tindakan mengatasi perdarahan akibat luka:

a. Letakkan bagian yang luka lebih tinggi dari badan.

b. Gunakan sepotong kain bersih untuk menekan langsung pada sumber perdarahan.

c. Lakukan penekanan 15-20 menit atau sampai terfiksasi sehingga tak ada lagi perdarahan.

d. Jika dengan penekanan perdarahan tidak berhenti, lakukan pengikatan luka dengan kain tipis di sebelah luka bagian yang mendekati tubuh. B.Mimisan dan cara Perawatannya

1. Penyebab Mimisan:

a. Penyebab paling sering adalah benturan atau kebiasaan mengorek hidung.

b. Udara yang kering dan panas mengakibatkan selaput lendir hidung kering dan pecah.

c. Bila hidung tersumbat terus dan berbau busuk, mungkin disebabkan anak memasukka benda ke dalam hidungnya.

d. Sekat hidung yang bengkok, menyebabkan aliran udara kurang baik. Akibatnya selaput lendir hidung menjadi kering dan pecah.

e. Pilek dan alergi. Peradangan di rongga hidung dan membuang ingus terlalu keras dapat menyebabkan mimisan.

f. Mencium bahan kimia, misalnya: asam sulfat, bensin, ammonia.

g. Kadang-kadang mimisan adalah gejala dari penyakit darah, misalnya: kurang trombosit, kurang faktor pembekuan darah, leukimia dan lain-lain. Pada penyakit-penyakit tersebut, sering ada gejala lain misalnya: pucat, biru-biru di kulit, dan lain-lain.

h. Mimisan pada orang dewasa , dapat disebabkan karena merokok, hipertensi, konsumsi alkohol atau mengkonsumsi obat yang dapat mengencerkan darah.

i. Anak yang minum obat yang mengandung asetosal dan ibuprofen juga dapat mengalami mimisan karena darah menjadi kurang cepat membeku.

2. Pertolongan Pada Mimisan:

a. Duduk, agar posisi hidung lebih tinggi dari jantung. b. Badan membungkuk sedikit, dan bernafas melalui mulut.

c. Jangan tidur terlentang. Karena aliran darah ke hidung akan bertambah deras, dan darah dapat tertelan.

d. Tekan hidung selama 5 menit. Yang ditekan adalah seluruh bagian depan cuping hidung, tapat di atas lubang hidung.

e. Tangan yang lain dapat digunakan untuk memberi kompres dingin menggunakan es pada tulang hidung, untuk memperlambat aliran darah ke hidung.

f. Bila setelah 5menit masih berdarah, tekan lagi selama 10 menit. g. Kalau masih tetap berdarah bawa ke rumah sakit

h. Bila sudah sering mengalami mimisan, dapat meminta campuran lidokain 4% untuk mengurangi nyeri dan epinefrin 1 : 10.000 untuk mempercepat darah berhenti. Pemasangan selama 10-15 menit seringkali sudah cukup. Semprotan hidung oxymetazoline 0.05% juga dapat membantu

Penggunaan daun sirih untuk mimisan kurang baik. Daun sirih merupakan astrigent, yang berfungsi mengecilkan pembuluh darah. Daun sirih dapat menolong, tetapi sterilisasinya kurang terjaga. Jangan-jangan mimisannya sembuh tapi malah terjadi infeksi. Tekan dengan jari akan lebih aman.

C.Pingsan

Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tertidur yang diakibatkan karena sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan, terkejut/kaget, lapar, haus, kondisi fisik lemah, dan sebagainya. Yang harus dilakukan untuk membantu orang yang pingsan antara lain:

1. Untuk mengembalikan kesadaran orang yang pingsan dapat menggunakan bau-bauan yang menyengat dan merangsang seperti minyak wangi, amoniak, durian, dll.

2. Jika wajah orang yang pingsan itu pucat sebaiknya buat badannya lebih ti nggi dari kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke kepala korban.

3. Jika muka orang yang pingsan itu merah maka sanggah kepalanya dengan bantal atau sesuatu agar darah di kepalanya bisa mengalir ke tubuh secara normal.

4. Apabila orang yang pingsan muntah, maka sebaiknya miringkan kepalanya agar muntahan korban bisa keluar dengan mudah sehingga jalur pernafasan korban bisa normal kembali.

5. Longgarkan aksesoris dan pakaian korban yang mengganggu jalan pernafasan.

6. Beri minuman hangat bila korban sudah sadar , jangan memberi minum pada saat kesadaran korban belum benar-benar pulih agar tidak tersedak. 7. Baringkan badan dalam posisi pemulihan sambil menunggu bnatuan

D.Bantuan Hidup Dasar

Bantuan hidup dasar merupakan bagian dari pengelolaan gawat darurat medik yang bertujuan:

1. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi.

2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban yang mengalami henti jantung atau henti nafas melalui Resusitasi Jangtung Paru (RJP).

Resusitasi jantung paru (RJP) terdiri dari 2 tahap yaitu:

a. Survei Primer (Primary Survey), yang dapat dilakukan oleh setiap orang. b. Survei Sekunder (Secondary Survey), yang hanya dapet dilakukan oleh

tenaga medis dan paramedic terlatih dan merupakan lanjutan dari survey primer.

Dalam survei primer difokuskan pada bantuan nafas dan bantuan sirkulasi serta defibrilasi. Untuk dapat mengingat dengan mudan tindakan survei primer maka dirumuskan dengan abjad A, B, C yakni:

A = airway (jalan nafas) : pemeriksaan jalan napas, membuka jalan napas menggunakan teknik head tilt/Chin lift dan jaw trust

B = breathing (bantuan napas): dengan cara menarik nafas biasa lalu tempelkan bibir anda ke bibir korban dengan perantara alat pelindung diri (face mask, face shield) lalu hembuskan perlahan.

C = circulation (bantuan sirkulasi): Lakukan kompresi sebanyak 30x kemudian diselingi dengan nafas buatan sebanyak 2x. Ini merupakan satu siklus.

E. Pemberian pertolongan pertama pada luka bakar:

1. Hentikan proses luka bakar dengan memindahkan sumber panas. Pastikan pakaian yang terbakar supaya didinginkan. Jangan lepaskan kain atau benda lain yang terbakar, kecuali benda tersebut jatuh.

2. Lepaskan pakaian sebanyak mungkin di area yang terbakar, jika kain tidak lengket ke kulit. Pakaian yang ketat dapat membahayakann dikemudian hari.

3. Jika penyelamat datang dalam waktu beberapa menit, sirami area luka dengan air dingin. Jangan memberikan es.

4. Sirami sebagian luka bakar akibat kimia denganair kran yang mengalir terus-menerus dan lembut sampai bantuan darurat tiba.

5. Selalu periksa wadah kimia untuk mendapatkan petunjuk penanganan darurat.

6. Awasi adanya menggigil jika menggunakan air untuk mendinginkan luka bakar yang menutupi lebihh dari 10% tubuh. Ganti ke balutan steril dan kering jika terjadi menggigil.

7. Jangan meletakkan apa pun selain air atau zat yang telah diprogramkan secara khusus untuk penanganan luka bakar.

8. Lepaskan perhiasan korban.

9. Pantau jalan napas, pernapasan dan sirkulasi individu. Bersiap untuk melakukan CPR.

10.Jika luka baka berlebihan tutupi dengan akin kering, tidak lengket dan steril. Jangan menggunakan kassa.

11.Pastikan balutan untuk tetap dingin dan basah. Pastikan untuk menjaga individu tetap hangat dan pantau adanya hipotermia.

12.Cegah kontaminasi luka sebisa mungkin.

13.Tangani syok bila trejadi. Nyeri, kehilangan cairan tubuh, dan ansietas berkontribusi pada terjadinya syok.

F. Cedera Muskuloskeletal

Cedera muskuloskeletal adalah cedera yang mengenai tulang, otot atau sendi. Setelah seseorang mengalami MVA atau jatuh, lihat kemungkinan masalah yang akan terjadi berikut ini:

1. Fraktur (patah tulang): terputusnya terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang pada umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur dapat dibagi menjadi:

a) Fraktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar.

b) Fraktur terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena terdapat perlukaan pada kulit. Pertolongan Pertama pada fraktur

Membelat

Belat adalah alat yang digunakan untuk mengimmobilisasi bagian tubuh yang fraktur atau terkilir. Dapat menggunakan benda yang keras dan lurus. Belat darurat yang baik digunakan untuk lengan adalah majalah yang dililitkan membungkus lengan dan diikat. Setiap benda yang lurus dan panjang dapat digunakan sebagai pembelat sementara untuk tungkai. Jangan mengikat belat terlalu ketat karena dapat memutus sirkulasi darah ke ekstremitas.

Belat yang efektif digunakan untuk fraktur jari kaki adalah menggunakan jari yang berada di dekatnya, plester jari bersamaan (buddy taping). Hal yang sama juga dilakukan pada jari tangan jika mengalami fraktur.

2. Dislokasi: Pergeseran tulang dari sendi.

Terkadang sulit menentukan apakah seseorang terjadi kesleo atau fraktur. Jika ragu mengenai derajat cedera, asumsikan bahwa fraktur terjadi dan tangani korban dengan tepat hingga diagnosis yang pasti ditemukan. Gunakan es sebagai penanganan untuk fraktur atau kesleo hingga bantuan medis datang atau tersedia. Biasanya seseorang akan mengalami nyeri ketika bergerak atau mengangkat benda beratsetelah mengalami fraktur. Jangan menyuruh individu untuk berdiri atau berjalan pada bagian yang diduga mengalami fraktur untuk memeriksa nyeri, karena hal itu akan memprburuk keadaan atau cedera.

Ingat akronim RICE dalam prosedur darurat untuk mengatasi terkilir dan cedera regang:

R = Rest (Istirahat) I = Ice (Es)

E = Elevation (elevasi, posisikan bagian tubuh yang cedera tetap lebih tinggi dari jantung jika memungkinkan)

G.Keracunan

Racun adalah sesuatu yang meskipun dalam jumlah sedikit namun apabila masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan jaringan tubuh, sehingga mengganggu kesehatan, menyebabkan kecelakaan, bahkan dapat membawa kematian. Pertolongan pertama pada keracunan makanan:

1. Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air sebanyak-banyaknya 2. Jika korban dalam kondisi sadar, usahakan untuk memuntahkannya.

Lakukan dengan memasukkan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan kontraksi.

3. Apabila korban dalam keadaan pingsan, bawa segera ke rumah sakit atau dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.

Dokumen terkait