• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen (lanjutan)

3. Management Use of Estimates, Judgments

and Assumptions (continued)

Estimasi dan Asumsi Estimates and Assumptions

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber utama lain dalam mengestimasi ketidakpastian pada tanggal pelaporan yang mempunyai risiko signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Kondisi yang ada dan asumsi mengenai perkembangan masa depan dapat berubah karena perubahan situasi pasar yang berada di luar kendali Grup. Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi ketika keadaan tersebut terjadi:

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial period are disclosed below. The Group based its assumptions and estimates on parameters available when the consolidated financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes on circumstances arising beyond the control of the Group. Such changes are reflected in the assumptions when they occur:

a. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas

Keuangan

a. Fair Value of Financial Assets and Financial Liabilities

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi. Komponen pengukuran

nilai wajar yang signifikan ditentukan

berdasarkan bukti-bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai

wajar dapat menjadi berbeda karena

penggunaan metode penilaian yang berbeda.

Indonesian Financial Accounting Standards require measurement of certain financial assets and liabilities at fair values, and the disclosure requires the use of estimates.

Significant component of fair value

measurement is determined based on verifiable objective evidence (i.e. foreign exchange rate, interest rate), while timing and amount of changes in fair value might differ due to different valuation method used.

Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 17.

The fair value of financial assets and financial liabilities has been disclosed in Note 17.

b. Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap b. Estimated Useful lives of Property and

Equipment Masa manfaat dari masing-masing aset tetap

Grup diestimasi berdasarkan jangka waktu aset tersebut diharapkan tersedia untuk digunakan. Estimasi tersebut didasarkan pada penilaian kolektif berdasarkan bidang usaha yang sama, evaluasi teknis internal dan pengalaman dengan aset sejenis. Estimasi masa manfaat setiap aset ditelaah secara berkala dan diperbarui jika estimasi berbeda dari perkiraan sebelumnya yang disebabkan karena pemakaian, usang, serta keterbatasan hak atau pembatasan lainnya terhadap penggunaan aset.

The useful lives of each of the item of the Group’s property and equipment are estimated based on the period over which the asset is expected to be available for use. Such estimation is based on a collective assessment of similar business, internal technical evaluation and experience with similar assets. The estimated useful live of each asset is reviewed periodically and updated if expectations differ from

previous estimates due usage,

obsolescence, and legal or other limits on the use of the asset.

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

b. Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap (lanjutan) b. Estimated Useful lives of Property and

Equipment (continued) Dengan demikian, hasil operasi di masa

mendatang mungkin dapat terpengaruh secara signifikan oleh perubahan dalam jumlah dan waktu terjadinya biaya karena perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang disebutkan di atas. Penurunan estimasi masa manfaat ekonomis setiap aset tetap akan menyebabkan kenaikan beban penyusutan dan penurunan nilai tercatat aset tetap.

It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in the amounts and timing of recorded expenses brought about by changes in the factors mentioned above. A reduction in the estimated useful live of any item of property and equipment would increase the recorded depreciation and decrease the carrying values of these assets.

Tidak terdapat perubahan dalam estimasi masa manfaat aset tetap selama tahun berjalan.

There is no change in the estimated useful lives of property and equipment during the year.

Estimasi masa manfaat aset tetap

diungkapkan pada Catatan 2l.

Estimated useful lives of property and equipment is disclosed in Note 2l.

c. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan c. Impairment of Non-Financial Assets

Penelaahan atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset

tertentu. Penentuan nilai wajar aset

membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut. Perubahan signifikan dalam

asumsi-asumsi yang digunakan untuk

menentukan nilai wajar dapat berdampak signifikan pada nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai yang terjadi mungkin berdampak material pada hasil operasi Grup.

Impairment review is performed when certain impairment indicators are present. Determining the fair value of assets requires the estimation of cash flows expected to be generated from the continued use and ultimate disposition of such assets. Any significant changes in the assumptions used in determining the fair value may materially affect the assessment of recoverable values and any resulting impairment loss could have a material impact on results of operations.

Nilai tercatat aset tetap pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing sebesar Rp687.204.790.615 dan Rp694.183.880.714 (Catatan 9).

The carrying value of property and equipment as of June 30, 2014 and December 31, 2013

amounted to Rp687,204,790,615 and

3. Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen (lanjutan)

3. Management Use of Estimates, Judgments

and Assumptions (continued)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

d. Imbalan Kerja d. Employee Benefits Liability

Penentuan liabilitas imbalan kerja

dipengaruhi oleh asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah tersebut. Asumsi-asumsi tersebut dijelaskan dalam Catatan 26 dan mencakup, antara lain, tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Hasil aktual yang berbeda dengan asumsi Grup diakumulasi dan diamortisasi ke masa depan dan oleh karena itu, secara umum berdampak pada beban yang diakui dan liabilitas yang tercatat pada

periode-periode mendatang. Manajemen

berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan adalah tepat dan wajar, namun demikian, perbedaan signifikan pada hasil aktual, atau perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan pada jumlah liabilitas imbalan kerja. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, liabilitas imbalan kerja masing-masing sebesar Rp29.472.167.998 dan Rp26.891.436.000 (Catatan 26).

The determination of the employee benefits liability is dependent on the selection of certain assumptions used by actuary in

calculating such amounts. Those

assumptions are described in

Note 26 and include, among others, discount rate and rate of salary increase. Actual results that differ from the Group’s

assumptions are accumulated and

amortized over future periods and therefore, generally affect the recognized expense and recorded obligation in such future periods. While it is believed that the Group’s

assumptions are reasonable and

appropriate, significant differences in actual experience or significant changes in assumptions may materially affect the amount of employee benefits liability. As of June 30, 2014 and December 31,

2013, employee benefits liability

amounted to Rp29,472,167,998 and

Rp26,891,436,000, respectively (Note 26).

e. Estimasi Cadangan dan Sumber Daya

Batubara

e. Coal Reserve and Resources Estimates

Cadangan batubara diestimasi berdasarkan nilai batubara yang secara ekonomis dan legal dapat dihasilkan dari pertambangan

Grup. Grup melakukan estimasi atas

cadangan batubara dan sumber daya mineral berdasarkan informasi tentang data geologis, kedalaman dan bentuk batubara, dan pertimbangan geologis yang kompleks yang dikumpulkan oleh orang-orang yang memiliki kualifikasi yang layak. Perubahan pada estimasi cadangan dan sumber daya akan mempengaruhi nilai tercatat dari aset pertambangan serta besarnya amortisasi.

Coal reserves are estimates of the amount of coal that can be economically and legally extracted from the Group’s mine properties. The Group estimates its coal reserves and mineral resources based on information compiled by appropriately qualified persons relating to the geological data on the size, depth and shape of the coal body, and requires complex geological judgments to interpret the data. Changes in the reserved or resource estimates may have impact on the carrying value of mines properties and amortization charges.

f. Aset Pajak Tangguhan f. Deferred Tax

Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas pada laporan keuangan dengan

dasar pengenaan pajak jika besar

kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal akan memadai untuk pemanfaatan perbedaan temporer yang diakui.

Deferred tax assets are recognized for all temporary differences between the financial statements’ carrying amounts of existing assets and liabilities and their respective taxes bases to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the temporary differences can be utilized.

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

f. Aset Pajak Tangguhan (lanjutan) f. Deferred Tax (continued)

Estimasi manajemen yang signifikan

diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang diakui berdasarkan

kemungkinan waktu terealisasinya dan

jumlah laba kena pajak pada masa

mendatang serta strategi perencanaan pajak masa depan. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 saldo aset pajak

tangguhan masing-masing sebesar

Rp56.857.428.344 dan Rp52.297.033.311 (Catatan 15). Aset pajak tangguhan yang

tidak diakui dari rugi fiskal sebesar

Rp13.184.070.729 dan Rp10.375.569.029 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013.

Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of future taxable profits together with future tax planning strategies. As of June 30, 2014 and December 31, 2013, deferred tax assets amounted to Rp56,857,428,344 and Rp52,297,033,311, respectively (Note 15). Unrecognized deferred tax assets on

unused fiscal losses amounted to

Rp13,184,070,729 and Rp10,375,569,029 as of June 30, 2014 and December 31, 2013, respectively.

4. Selisih Transaksi dengan Pihak Nonpengendali 4. Difference Arising from Transaction with

Non-controlling Interests

Rincian selisih transaksi dengan pihak

nonpengendali adalah sebagai berikut:

The details of difference arising from transactions with non-controlling interests are as follows:

30 Juni/ 31 Desember/

June 30, 2014 December 31 , 2013

Entitas anak Subsidiaries

RCI 13.608.448.824 13.608.448.824 RCI

BAS 13.264.765 - BAS

Jumlah 13.621.713.589 13.608.448.824 Total

RCI RCI

Berdasarkan Akta No. 47 tanggal 23 Februari 2009 dari Linda Herawati, S.H., notaris di Jakarta,

para pemegang saham RCI menyetujui

peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari

Rp72.534.000.000 menjadi Rp85.064.000.000

atau meningkat sebesar Rp12.530.000.000 yang diambil bagian seluruhnya oleh Perusahaan. Terdapat selisih lebih antara nilai setoran modal dengan nilai buku RCI pada tanggal akuisisi sebesar Rp1.808.196.657. Setelah peningkatan modal tersebut, kepemilikan Perusahaan pada RCI meningkat dari 50,000% menjadi 57,365%.

Based on Deed No. 47 dated February 23, 2009 of Linda Herawati, S.H., a public notary in Jakarta, the shareholders of RCI agreed to increase its authorized and paid-up capital from Rp72,534,000,000 to Rp85,064,000,000 or increase of Rp12,530,000,000 which were all acquired by the Company. The excess of the amount paid by the Company over the book value of the assets of RCI at transaction date amounted to Rp1,808,196,657. Accordingly, the Company’s ownership interest increased from 50.000% to 57.365%.

Berdasarkan Akta No. 58 tanggal 20 Juli 2010 dari Hannywati Gunawan, S.H., notaris di Jakarta,

para pemegang saham RCI menyetujui

peningkatan modal dasar dari Rp100.000.000.000

menjadi sebesar Rp700.000.000.000 serta

modal ditempatkan dan disetor dari

sebesar Rp85.064.000.000 menjadi sebesar

Rp185.064.000.000 atau meningkat sebesar

Based on Deed No. 58 dated July 20, 2010 of Hannywati Gunawan, S.H., a public notary in Jakarta, the shareholders of RCI agreed to

increase its authorized capital from

Rp100,000,000,000 to Rp 700,000,000,000, and

its issued and paid-up capital from

Rp85,064,000,000 to Rp185,064,000,000 or an increase of Rp 100,000,000,000 which were all

4. Selisih Transaksi dengan Pihak Nonpengendali