Nurmaulidar, Asep Rusyana, Rizka Maqfirah
1Fakultas MIPA, Universitas Syiah Kuala, email: [email protected]
ABSTRAK
Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum BULOG melaksanakan penugasan dari pemerintah untuk menangani bahan pangan khususnya beras. untuk menjalankan fungsionalnya, badan ini dibantu oleh beberapa Divisi Regional atau Divre, salah satunya Divre Aceh. Perum BULOG Divre Aceh bertanggungjawab dalam menangani ketahanan pangan beras, menjaga stok dan stabilnya harga di pasar. Dalam memenuhi kebutuhan beras di Aceh perlu mengetahui banyak stok beras yang harus disediakan, supaya dapat mengetahui persediaan beras pada tahun mendatang. Meramalkan persediaan beras dapat menggunakan metode peramalan yaitu metode Winter’s Exponential Smoothing. Penelitian ini bertujuan untuk memilih model terbaik dalam meramalkan persediaan beras pada tahun 2015. Data yang digunakan adalah data persediaan beras dari tahun 2011 s/d 2014.
Pola data yang terbentuk adalah pola musiman karena persediaan beras tertinggi terjadi pada setiap bulan Mei, Juni dan Juli.Metode Winter’s Exponential Smoothing model multiplikatif menghasilkan nilai MAPE=27,9%, Winter’s Exponential Smoothing model aditif menghasilkan MAPE paling kecil, dengan nilai MAPE=26,4%, sehingga metode Winter’s Exponential Smoothing model aditif merupakan metode terbaik untuk meramalkan persediaan beras. Jumlah persediaan beras pada tahun 2015 lebih tinggi dari pada tahun 2014, kenaikan persediaan beras mencapai 13629013 kg.
Keywords: BULOG, Forecasting, Exponential Smoothing, Decomposition, Forecast error
1. PENDAHULUAN
Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum BULOG melaksanakan penugasan dari pemerintah untuk menangani bahan pangan khususnya beras. untuk menjalankan fungsionalnya, badan ini dibantu oleh beberapa Divisi Regional atau Divre, salah satunya Divre Aceh. Perum BULOG Divre Aceh bertanggungjawab dalam menangani ketahanan pangan beras, menjaga stok dan stabilnya harga di pasar. Dalam memenuhi kebutuhan beras di Aceh perlu mengetahui banyak stok beras yang harus disediakan, agar dapat mengetahui persediaan beras pada tahun mendatang. Meramalkan persediaan beras dapat menggunakan metode peramalan diantaranya metode Winter’s Exponential Smoothing. Metode Peramalan adalah suatu metode untuk memprediksi, memproyeksi atau mengestimasi tingkat kejadian yang tidak pasti di masa yang akan datang. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan salah satunya metode Exponential
Smoothing Winter’s. Metode peramalantersebut merupakan bagian dari metode
Exponential Smoothing yang bisa digunakanuntuk memprediksi banyaknya persediaan beras pada masa mendatang. Metode
Exponential Smoothing Winter’s memuluskan
secara keseluruhan yang mampu menangani data berpengaruh
trenddan musiman.
Keuntungan dari penggunaan metode
Exponential Smoothingyaitu tidak
memerlukan banyak data, sehingga tidak perlu
menyimpan semua data historis, tapi memadai
dengan pengamatan terakhir atau ramalan
terakhir. Metode ini memakai nilai parameter
pemulusan, pemilihan parameter dilakukan
dengan cara trial and error. Tingkat ketepatan
suatu peramalan dapat dihitung dengan
menggunakan metode MAPE (Mean Absolute
Percentage Error), Jika tingkat kesalahansemakin kecil, maka hasil peramalan akan
semakin mendekati data aktualnya
(Makridarkis, 1999). Paper ini bertujuan
menentukan estimasi persediaan beras pada
tahun 2015 dengan model terbaik. Data yang
digunakan mulai 2011 sampai 2014 dengan
persediaan berasnya pada gudang GBB Siron
di Lambaro Kabupaten Aceh Besar. Paper ini
menghasilkan peramalan banyaknya jumlah
persediaan beras di periode mendatang,
sehingga pihak BULOG bisa membuat
perencanaan persediaan beras yang efisien
untuk memenuhi banyaknya beras yang harus
disediakan di masa mendatang.
2. KAJIAN LITERATUR
2.1. Peramalan
peramalan (forecasting) adalah prediksi, proyeksi, atau estimasi tingkat kejadian yang tidak pasti dimasa yang akan datang.
Peramalan memerlukan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa depan dengan beberapa bentuk model matematis. Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya bidang ekonomi.
Peramalan pada umumnya digunakan untuk memprediksi pendapatan biaya, keuntungan, harga, dan berbagai variabel lainnya. Dalam lingkungan perusahaan, peramalan kebanyakan digunakan untuk memprediksi atau mengestimasi permintaan yang akan datang.
Secara umum metode peramalan dapat diklasifikasi dalam dua kategori utama, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif 2.2. Runtut waktu (Time Series)
Data berkala adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan suatu perkembangan atau kecenderungan peristiwa/kegiatan, biasanya jarak atau interval dari waktu ke waktu sama.
Data berkala disebut juga time series data atau disingkat time series. Data runtut waktu (time
series) merupakan data yang dikumpulkan,dicatat atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat berupa tahunan, kuartalan, bulanan, mingguan dan di beberapa kasus harian atau jam. Runtun waktu dianalisis untuk menemukan pola variasi masa lalu yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan nilai masa depan dan memenuhi permintaan di masa mendatang.
Empat komponen dalam data runtut waktu mempengaruhi suatu pola data masa lalu dan sekarang, yang cenderung akan berulang di masa mendatang. Empat komponen yang ditemukan dalam analisis runtun waktu adalah gerakan trend, gerakan siklis, gerakan musiman, gerakan acak.
2.3. Metode Peramalan Exponential smoothing
Exponential smoothingmerupakan sekelompok metode yang menunjukkan pembobotan menurun secara exponential terhadap nilai pengamatan yang lebih lama.
Metode exponential smoothing terdapat satu atau lebih parameter pemulusan yang
ditentukan secara eksplisit, dan hasil pilihan ini menentukan bobot yang dikenakan pada nilai observasi. Metode peramalan exponential
smoothing menggunakan bobot berbeda untukdata masa lalu, bobotnya berciri menurun secara eksponensial dari titik data yang terakhir sampai dengan yang terawal, jika bobotnya diplot, dapat dilihat bahwa bobot tersebut menurun secara eksponensial. Metode ini memerlukan penentuan parameter, dimana parameter ini berfungsi untuk menentukan besarnya bobot yang tidak sama untuk data masa lalu, nilai parameter ini terletak antara 0 dan 1. Persamaan berikut merupakan bentuk umum yang digunakan dalam menghitung ramalan dengan metode
exponential smoothing.+ (1-
Dengan :
=merupakan nilai ramalan untuk periode mendatang
= merupakan nilai konstanta pemulusan = merupakan nilai aktual dari data
= merupakan nilai ramalan periode yang sebelumnya
2.4. Exponential Smoothing Triple (Winter,s) Metode yang digunakan apabila data mengandung unsur stasioner adalah metode rata-rata bergerak atau exponential smoothing tunggal. Metode Holt digunakan apabila datanya menunjukkan suatu trend linier. Tetapi jika datanya musiman, metode Winter dapat menangani faktor musiman secara langsung.
Metode Winter’s model aditif digunakan untuk
time series yang menampilkan trend linear danvariasi musiman yang konstan, tingkat pertumbuhan dan pola musiman dapat bervariasi. Metode
Winter’smodel multiplikatif digunakan untuk time series yang mengandung trend linear serta meningkatnya variasi musiman, tingkat pertumbuhan dan pola musiman mungkin berubah. Metode
Winter’s terdiri dari tiga persamaan dasar yangmendefinisikan level komponen. Dua asumsi dapat dibuat dengan hal yang berhubungan dari komponen ini. Asumsi tersebut yaitu asumsi efek multiplikatif dan efek aditif.
Persamaan untuk efek multiplicative direpresentasikan sebagai berikut :
1. Pemulusan total
=
2. Pemulusan trend
= ) + (1 - )
3. Pemulusan musiman =
4. Peramalan metode Winter’s
+ m)
Persamaan additive direpresentasikan sebagai berikut:
1. Pemulusan total
2. Pemulusan trend
= ) + (1 - )
3. Pemulusan musiman =
4. Peramalan metode Winter’s
+ m+
Dengan :
= Nilai aktual yang meliputi musiman
= Nilai pemulusan tunggal = Pemulusan trend
= Pemulusan musiman
= Panjang musiman (misalkan jumlah bulan atau kuartal dalam suatu tahun)
, , = Konstanta dengan nilai antara 0 & 1 M = Periode masa mendatang
= Nilai ramalan
3. METODE PENELITIANData yang digunakan dalam paper ini adalah data sekunder atau data yang telah dikumpulkan pihak BULOG Divre Aceh. Data yang diperoleh berupa data time series bulanan yaitu data banyaknya persediaan beras setiap bulannya. Data yang digunakan adalah dari tahun 2011 sampai dengan 2014 yang berjumlah 48 bulan. Peramalan dalam paper ini bersifat kuantitatif menggunakan metode time
series. Sedangkan metode analisis yangdigunakan adalah metode peramalan dengan menggunakan metode Exponential Smoothing
Triple (metode Winter’s). Pengolahan datadilakukan dengan bantuan software Zaitun Time Series 0.2.1. Adapun tahapan untuk menganalisis data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membuat plot data time series jumlah persediaan beras pada tahun 2011-2014 untuk melihat data time series yang terbentuk serta mendeskripsikannya.
2. Membuat model peramalan dengan metode
Exponential Smoothing Triple (metode Winter’s).Langkah-langkah untuk membangun model peramalan dengan metode Winter’s (model aditif dan model multiplikatif) adalah
Menentukan taksiran nilai awal pemulusan
keseluruhan , pemulusan trend dan indeks musiman
Menentukan inisialisasi parameter α, β, secara trial and error (uji coba). Peletakan parameter tersebut yaitu Parameter α untuk pemulusan keseluruhan, β untuk pemulusan
trend danuntuk pemulusan musiman.
Nilai parameter yang digunakan yaitu 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, 0.9. Nilai parameter tersebut dikombinasikan sehingga mendapatkan nilai parameter yang meminimumkan kesalahan peramalan.
Menghitung nilai pemulusan keseluruhan
, pemulusan
trend ,pemulusan musiman dan nilai ramalan . Berturut-turut berdasarkan model multiplikatif dan model aditif.
Menghitung kesalahan ramalan untuk
meminimumkan MAPE.
Mengoptimalkan nilai parameter dengan
melacak nilai tersebut yang optimum dengan melihat nilai kesalahan yang paling kecil.
3. Membandingkan model multiplikatif dengan aditif dan memilih model terbaik untuk data persediaan beras. Ukuran-ukuran kesalahan atau MAPE yang minimum adalah model yang optimal.
4. Meramalkan jumlah persediaan beras pada BULOG Divre Aceh untuk 1 tahun mendatang dengan menggunakan model terbaik.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi data
Data yang digunakan adalah data
persediaan beras di perum BULOG Divre
Aceh dari tahun 2011 sampai 2014. Berikut merupakan plot data time series
Gambar 4.1. Plot data persediaan beras Januari 2011- Desember 2014
Berdasarkan Gambar 4.1. dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 persediaan beras tertinggi terjadi pada bulan April dan terendah pada bulan Februari. Di tahun 2012 persediaan beras tertinggi pada bulan Juni dan terendah pada bulan November. Pada tahun 2013 persediaan beras tertinggi pada bulan Juni dan terendah pada bulan Januari, sedangkan di tahun 2014 persediaan beras tertinggi pada bulan Juni dan terendah pada bulan April. Pola data yang terbentuk merupakan pola data yang musiman dimana terjadi fluktasi kenaikan jumlah persediaan beras pada bulan Mei, Juni, dan Juli pada setiap tahunnya. Penyebab dari tingginya persediaan beras pada bulan Mei, Juni dan Juli yaitu kemungkinan persiapan untuk menyambut bulan ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Kenaikan yang sangat signifikan pada bulan April 2011, karena pada bulan April 2011 ada pemasukan beras dari luar negeri. Impor dilakukan ketika beras dalam negeri tidak mencukupi. Beras mengalami penurunan pada bulan November 2012 disebabkan oleh tidak ada pemasukan beras pada bulan tersebut.
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa data persediaan beras pada gudang BULOG Divre Aceh mengalami trend yang menurun, selain itu persediaan beras mengalami fluktuasi musiman yang memperlihatkan pola berulang pada bulan-bulan tertentu, seperti bulan Mei, Juni dan Juli.Volume persediaan beras untuk data pertahun dari tahun 2011 sampai tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar 4.2
Gambar 4.2. Diagram batang persediaan beras pada 2011 s.d 2014 Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa persediaan beras pada BULOG Divre Aceh mengalami puncak tertinggi pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2012 persediaan beras menjadi yang terendah. Persediaan beras pada tahun 2013 merupakan persediaan beras yang tertinggi dibandingkan dengan tahun 2011, 2012 dan 2014, karena pada tahun tersebut mengalami pemasukan beras yang sangat tinggi namun pengeluarannya hanya sedikit.
Pada tahun 2011, 2012 dan 2014 lebih besar pengeluaran beras dibandingkan dengan pemasukannya. Persediaan beras terendah terjadi pada tahun 2012 yang dikarenakan pemasukan beras paling sedikit namun jumlah pengeluaran beras lebih besar. Secara keseluruhan tahun 2011 pada BULOG Divre Aceh menampung jumlah persediaan beras yang tinggi. Namun jumlah persediaan beras mengalami penurunan pada tahun 2012, setelah itu mengalami fluktasi kenaikan persediaan beras pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2014 persediaan beras kembali menurun.
4.2. Peramalan Persediaan Beras pada BULOG Divre Aceh dengan Menggunakan Metode Winter’s
Exponential SmoothingLangkah yang dilakukan untuk memperoleh persamaan Winter’s exponential
smoothing antara lain adalah sebagai berikut :a. Tahap inisialisasi nilai awal , dan
Winter’s exponential smoothingmembutuhkan nilai awal komponen untuk
memulai perhitungan. Untuk menginisialisasi
metode peramalan Winter’s, diperlukan nilai
awal untuk pemulusan keseluruhan ,
pemulusan trend dan indeks musiman
Untuk mendapatkan estimasi nilai awal dari indeks musiman, diperlukan data lengkap selama satu musim. Dengan demikian, nilai
trend dan pemulusan diinisialisasi padaperiode s. Nilai awal konstanta pemulusan didapatkan menggunakan persamaan (2.12) dengan nilai rata-rata musim pertama.
Data yang digunakan dimulai dari tahun 2011 sampai dengan 2014 sehingga musim pertama yaitu data pada tahun 2011 y merupakan nilai aktual data (dalam satuan Kg), diperoleh nilai :
y1= 8.349.209 y7 = 12.910.898 y2= 2.803.327 y8 = 10.778.584 y3= 6.618.010 y9 = 9.366.114 y4= 20.427.040 y10= 6.089.003 y5= 15.740.615 y11= 5.998.293 y6= 14.848.183 y12= 5.859.116 Sehingga didapat nilai awal pemulusan keseluruhan sebagai berikut :
y=y1+y2+y3+y4+y5+y6+y7+y8+y9+y10 =8.349.209 + 2.803.327 + 6.618.010 +
20.427.040 + 15.740.615+ 14.848.183 + 12.910.898+10.778.584 + 9.366.114 + 6.089.003 + 5.998.293 + 5.859.116 = 119.788.344
Selanjutnya untuk menginisialisasi trend dengan menggunakan data lengkap selama 2 musim (2 periode) yaitu data pada tahun 2011 dengan data pada tahun 2012.
merupakan nilai data aktual persediaan beras dari bulan Januari sampai Desember pada tahun 2011, sedangkan
merupakan nilai data aktual persediaan beras dari bulan Januari sampai Desember pada tahun 2012. Setelah perhitungan dilakukan didapat nilai = -321714.
Setelah itu menginisialisasi indeks musiman dengan menggunakan rasio dari data tahun pertama yaitu tahun 2011 dengan rata-rata data tahun pertama, dengan menggunakan persamaan (2.14). Nilai awal pemulusan musiman diperlukan saat perhitungan nilai pemulusan musiman, berikut merupakan nilai awal pemulusan musiman, dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Nilai awal pemulusan musiman
Bulan Nilai awal pemulusanmusiman
Januari 0,84
Februari 0,28
Maret 0,66
April 2,05
Mei 1,58
Juni 1,49
Juli 1,29
Agustus 1,08
September 0,94
Oktober 0,61
Nopember 0,6
Desember 0,59
Nilai awal pemulusan keseluruhan, pemulusan trend, dan pemulusan musiman yang telah didapatkan kemudian disubtitusi kedalam model multiplikatif dan model aditif.
b. Tahap inisialisasi parameter α, β dan Nilai setiap parameter berkisar antara 0 dan 1. Namun nilai parameter tersebut dibatasi pada nilai satu desimal, yaitu 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, 0.9 masing-masing untuk parameter α, β dan . Nilai-nilai parameter α, β dan dipilih nilai yang dapat meminimumkan kesalahan dalam peramalan yaitu nilai MAPE dan MSE. Menghitung nilai kesalahan dalam peramalan untuk melihat keakuratan dalam meramalkan. Nilai MSE dan MAPE didapatkan setelah melakukan peramalan. Nilai peramalan didapat dengan mensubtitusikan nilai parameter pada pemulusan keseluruhan, pemulusan trend dan pemulusan musiman, masing-masing sesuai model yaitu secara model aditif dan model multiplikatif. Kombinasi nilai parameter terus dilakukan hingga mendapatkan nilai kesalahan yang terkecil.
Pada Winter’s exponential smoothing model multiplikatif didapat nilai parameter α
= 0.4, β = 0.1, = 0.1, nilai konstanta pemulusan tersebut menghasilkan kesalahan yang minimum, dengan nilai MSE
=854079846 dan MAPE = 27,9 %. Sedangkan pada model aditif didapat nilai parameter α = 0.5, β = 0.1, = 0.1 dengan nilai MSE
=747881078 dan MAPE = 26,4 %. Nilai
parameter α dipilih nilai yang mendekati 0
supaya ramalan yang baru akan mencakup
penyesuain kesalahan yang kecil. Jika α
mempunyai nilai mendekati 1, maka ramalan
yang baru akan mencakup penyesuain
kesalahan yang besar pada ramalan
sebelumnya. Selain itu, dipilih nilai parameter α = 0.5 pada model aditif karena memiliki nilai MSE dan MAPE paling minimum diantara nilai parameter yang lain. Nilai kesalahan untuk setiap kombinasi konstanta parameter α, β dan pada model aditif dan model multiplikatif nilai kesalahan setiap parameter bisa dilihat pada tabel 4.2 dan tabel 4.3 berturut-turut sebagai berikut
Tabel 4.2. Nilai kesalahan untuk setiap kombinasi konstanta parameter α, β dan pada model aditif
WINTER ADITIF
α γ β MSE MAPE (%)
0.5 0.1 0.1 747.881.078 26.4
0.4 0.1 0.1 748.785.791 27.0
0.6 0.1 0.1 759.273.871 26.4
0.3 0.1 0.1 770.941.369 28.5
0.3 0.2 0.1 811.288.633 29.8
0.3 0.1 0.2 815.075.760 29.4
0.3 0.3 0.1 837.073.434 30.2
0.3 0.1 0.3 856.477.019 30.3
0.3 0.2 0.2 859.288.574 30.9
0.3 0.4 0.1 861.158.341 29.9
Tabel 4.3. Nilai kesalahan untuk setiap kombinasi konstanta parameter α, β dan pada model multiplikatif
WINTER MULTIPLIKATIF
α γ β MSE MAPE (%)
0.3 0.1 0.1 838.300.165 28.3
0.4 0.1 0.1 854.079.846 27.9
0.2 0.1 0.1 869.715.399 29.7
0.3 0.1 0.2 896.606.569 29.4
0.2 0.1 0.2 908.463.108 30.4
0.3 0.2 0.1 940.849.765 30.6
0.2 0.1 0.3 944.153.733 31.1
0.3 0.1 0.3 956.543.126 30.6
0.2 0.2 0.1 956.647.163 31.9
0.2 0.1 0.4 981.392.119 32.2