• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Analisis Data Dan Kesimpulan

C. Penggunaan Paket Konversi Berupa Gas

kelurahan Tempursari 10% dari 149 adalah 15 KK, dan kelurahan

Manjungan 10% dari 221 adalah 22 KK. Jumlah keseluruhan sampel yang diteliti adalah 233 KK dan 13 TL dari masing-masing kelurahan.

E. Variabel dan Indikator Penelitian, Definisi dan Pengukurannya

1. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek pengamatan atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti. Adapun variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

a. Kesesuaian proses pendataan penerima paket konversi b. Ketepatan proses penyaluran paket konversi

c. Penggunaan paket konversi 2. Definisi dan Pengukuran

a. Kesesuaian proses pendataan penerima paket konversi

Kesesuaian proses pendataan penerima paket konversi dapat diartikan jumlah penerima paket konversi, dengan cara menghitung kepala keluarga. Proses pendataan terdiri dari KK penerima paket konversi tersebut, yaitu: Rumah tangga, dengan kriteria: ibu rumah tangga, pengguna minyak tanah murni, kelas sosial C1 ke bawah dengan pengeluaran kurang dari Rp1,5 juta/bulan, penduduk legal setempat dengan dibuktikan dan melampirkan KTP atau kartu keluarga atau surat keterangan lain dari kelurahan. Usaha mikro,

dengan kriteria: usaha mikro yang menggunakan minyak tanah untuk bahan bakar memasak, penduduk legal dengan dibuktikan dengan KTP dan surat keterangan lain dari kelurahan setempat. Penduduk musiman, dengan kriteria: melampirkan surat keterangan dari kelurahan, surat keterangan RW/RT setempat dan foto kopi identitas. Dalam proses pendataan program konversi yang dilakukan di Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten apabila telah sesuai dengan kriteria penerima konversi, berarti proses pendataan konversi minyak tanah ke gas di Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten sudah sesuai.

b. Ketepatan proses penyaluran paket konversi

Ketepatan proses penyaluran merupakan ketepatan proses penyaluran paket konversi yang sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Proses penyaluran tersebut mulai dari: pemerintah berkoordinasi dengan Pemda setempat mengenai pelaksanaan pembagian paket konversi, pertamina melakukan sosialisasi dengan masyarakat, agen dan pangkalan elpiji 3 kg dibantu oleh konsultan di daerah yang akan dikonversi, agen elpiji 3 kg menyalurkan stok elpiji isi ulang ke pangkalan elpiji 3 kg, konsultan membagikan paket konversi untuk masyarakat melalui wilayah tertentu (kecamatan/kelurahan), dan masyarakat melakukan isi ulang elpiji 3 kg ke pangkalan elpiji 3 kg di daerah sekitar. Sebelum penyaluran paket konversi dilakukan kegiatan

29

mekanisme pengalihan minyak tanah ke gas terlebih dahulu dengan

jalan pemerintah membagikan gratis peralatan memasak kepada rumah tangga pengguna minyak tanah berupa 1 set kompor pit dan 1 tabung 3 kg dengan isi perdana. Pembagian peralatan memasak tersebut dilakukan untuk wilayah tertentu (kecamatan/kelurahan). Wilayah yang sudah dibagikan peralatan memasak dengan elpiji akan ditarik/dikurangi jatah minyak tanah yang disalurkan oleh pangkalan di daerah tersebut. Target pertamina dengan pengalihan ini adalah 9,9 juta keluarga pengguna minyak tanah menjadi elpiji selesai antara tahun 2007-2010. Jalur distribusi pengalihan dengan agen dan pangkalan minyak tanah dikonversi menjadi agen dan pangkalan elpiji 3 kg.

c. Penggunaan paket konversi

Penggunaan paket konversi ini merupakan penggunaan paket konversi yang berupa kompor gas dan tabung gas elpiji 3 kg ini benar-benar diterima dan digunakan KK yang menerima paket konversi ini sebagai substitusi dari minyak tanah. Dengan penggunaan paket konversi yang dilakukan oleh KK penerima paket konversi maka dapat terlihat jelas mengenai pelaksanaan kebijakan konversi yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan baik atau lebih lengkapnya semua KK penerima paket konversi menggunakan gas elpiji sebagai substitusi minyak tanah dan dapat merasakan manfaat dari penggunaan gas.

F. Data yang Dicari dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data yang Dicari

Berdasarkan variabel-variabel di atas tadi, maka data yang akan dicari sebagai berikut:

a. Data primer

Data primer yaitu data-data atau keterangan yang diperoleh dari hasil wawancara yang telah dilakukan. Data-data itu, antara lain: 1. Proses pendataan penerima paket konversi

2. Proses penyaluran paket konversi 3. Penggunaan paket konversi b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh pihak lain, yaitu data yang tersedia di kecamatan Ngawen kabupaten Klaten. Data tersebut yaitu jumlah KK penerima paket konversi di kecamatan Ngawen kabupaten Klaten.

2. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara berpedoman

Wawancara berpedoman yaitu teknik pengumpulan data dengan wawancara langsung dengan responden berdasarkan pedoman wawancara. Data yang ingin diperoleh dari wawancara adalah proses pendataan penerima paket konversi, proses penyaluran paket konversi dan penggunaan gas elpiji sebagai

31

substitusi minyak tanah. Pertanyaan wawancara ditujukan untuk

konsultan, team leader dan KK penerima paket konversi.

Berikut adalah kisi-kisi penyusunan pertanyaan wawancara yang digunakan dalam pengumpulan data tentang kesesuaian proses pendataan penerima paket konversi, ketepatan proses penyaluran paket konversi dan penggunaan paket konversi, antara lain:

Tabel III.1

Kisi-kisi Wawancara Untuk Supervisor Variabel Penelitian Indikator Butir Wawancara Kesesuaian proses pendataan penerima paket konversi

Ibu rumah tangga

• Ibu rumah tangga yang tidak mempunyai pekerjaan dan rumah tangga merupakan pengguna minyak tanah murni

• Kelas sosial C1 ke bawah (pengeluaran<Rp1,5juta/bln)

• Merupakan penduduk legal setempat dengan dibuktikan dan melampirkan KTP atau KK atau surat keterangan

Usaha mikro

• Usaha mikro merupakan

pengguna minyak tanah untuk bahan bakar usahanya

• Merupakan penduduk legal setempat dengan dibuktikan dan melampirkan KTP atau KK atau surat keterangan

• Melampirkan surat keterangan usaha

Penduduk musiman

• Melampirkan surat keterangan dari tingkat RT, RW dan kelurahan

• Terlampir dalam berita acara penyerahan paket konversi

1 2 3 4 5 6 7 8

Ketepatan proses penyaluran paket konversi

• Pertamina berkoordinasi dengan Pemda setempat mengenai pelaksanaan pembagian paket konversi

• Pertamina melakukan sosialisasi dengan masyarakat, agen dan pangkalan elpiji 3 kg dibantu konsultan di daerah yang akan dikonversi

• Agen elpiji 3 kg menyalurkan stok elpiji isi ulang 3 kg ke pangkalan elpiji 3 kg

• Konsultan membagikan paket konversi melalui wilayah tertentu (kecamatan/kelurahan)

• Masyarakat melakukan isi ulang elpiji 3 kg ke pangkalan elpiji 3 kg di daerah sekitar 9 10 11 12 13 Penggunaan paket konversi

• Paket konversi digunakan oleh penerima paket konversi

• Manfaat paket konversi bagi KK penerima paket konversi

14 15

Tabel III.2

Kisi-kisi Wawancara Untuk Team Leader Variabel Penelitian Indikator Butir Wawancara Kesesuaian proses pendataan penerima paket konversi

Ibu rumah tangga

• Ibu rumah tangga yang tidak mempunyai pekerjaan dan rumah tangga merupakan pengguna minyak tanah murni

• Kelas sosial C1 ke bawah (pengeluaran<Rp1,5jt/bln)

• Merupakan penduduk legal setempat dengan dibuktikan dan melampirkan KTP atau KK atau surat keterangan

Usaha mikro

• Usaha mikro merupakan pengguna minyak tanah untuk bahan bakar usahanya

• Merupakan penduduk legal setempat dengan dibuktikan dan melempirkan KTP atau KK atau

1

2 3

4

33

surat keterangan

• Melampirkan surat keterangan usaha

Penduduk musiman

• Melampirkan surat keterangan dari tingkat RT, RW dan kelurahan

• Terlampir dalam berita acara penyerahan paket konversi

6 7 8 Ketepatan proses penyaluran paket konversi

• Pertamina berkoordinasi dengan Pemda setempat mengenai pelaksanaan pembagian paket konversi

• Pertamina melakukan sosialisasi dengan masyarakat, agen dan pangkalan elpiji 3 kg dibantu konsultan di daerah yang akan dikonversi

• Agen elpiji 3 kg menyalurkan stok elpiji isi ulang 3 kg ke pangkalan elpiji 3 kg

• Konsultan membagikan paket konversi melalui wilayah tertentu (kecamatan/kelurahan)

• Masyarakat melakukan isi ulang elpiji 3 kg ke pangkalan elpiji 3 kg di daerah sekitar 9 10 11 12 13 Penggunaan paket konversi

• Paket konversi digunakan oleh penerima konversi

• Manfaat paket konversi bagi KK penerima paket konversi

14

15

Tabel III.3

Kisi-kisi Wawancara Untuk KK Penerima Paket Konversi Variabel Penelitian Indikator Butir Wawancara Kesesuaian proses pendataan penerima paket konversi

Ibu rumah tangga

• Ibu rumah tangga yang tidak mempunyai pekerjaan

• Ibu rumah tangga merupakan pengguna minyak tanah murni

• Kelas sosial C1 ke bawah (pengeluaran<Rp1,5jt/bln)

• Merupakan penduduk legal setempat dengan dibuktikan dan

1 2 3 4

melampirkan KTP atau KK atau surat keterangan

Usaha mikro

• Usaha mikro merupakan

pengguna minyak tanah untuk bahan bakar usahanya

• Merupakan penduduk legal setempat dengan dibuktikan dan melempirkan KTP atau KK atau surat keterangan

• Melampirkan surat keterangan usaha

Penduduk musiman

• Melampirkan surat keterangan dari tingkat RT, RW dan kelurahan

• Terlampir dalam berita acara penyerahan paket konversi

5 6 7 8 9 Ketepatan proses penyaluran paket konversi

• Sebelum pembagian paket konversi diberi sosialisasi

• Pembagian peralatan memasak dilakukan untuk wilayah tertentu (kecamatan atau kelurahan)

• Masyarakat melakukan isi ulang elpiji 3 kg ke pangkalan elpiji 3 kg di daerah sekitar 10 11 12 Penggunaan paket konversi

• Paket konversi digunakan oleh penerima konversi

• Penggunaan paket konversi dapat menggurangi pengeluaran rumah tangga

• Penggunaan paket konversi dapat mengurangi polusi udara di rumah (dapur)

• Penggunaan paket konversi dapat menghemat waktu memasak dan dapat merawat peralatan memasak

• Penggunaan paket konversi dapat mengalokasikan minyak tanah untuk bahan bakar lain

• Penggunaan paket konversi dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat 13 14 15 16 17 18

35

b. Teknik dokumentasi

Teknik Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari data-data yang telah ada. Data tersebut adalah data tentang jumlah KK yang menerima paket konversi di kecamatan Ngawen kabupaten Klaten. Dengan data tersebut maka dapat diketahui berapa KK yang menerima paket konversi dan apakah sudah sesuai dengan apa yang ditentukan pemerintah.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data yang diinginkan terkumpul, maka untuk selanjutnya dilakukan analisis data. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu melalui alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Miles & Huberman, 1992: 16). 1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, keabstrakan dan transformasi data kasar dari catatan-catatan tertulis yang terjadi di lapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung sampai laporan akhir tersusun. Proses reduksi dalam penelitian ini dapat dilakukan setelah wawancara kepada KK penerima paket konversi dan pihak terkait tentang proses pendataan penerima paket konversi, proses penyaluran paket konversi dan penggunaan paket konversi.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penerikan kesimpulan. Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk teks naratif. Hal ini ditujukan agar peneliti tidak kesulitan dalam penguasaan informasi baik secara keseluruhan maupun terpisah-pisah.

3. Kesimpulan

Data yang telah terkumpul kemudian diambil kesimpulan yang terus menerus selama penelitian berlangsung guna menjamin keabsahan dan objektivitas data sehingga kesimpulan terakhir dapat dipertanggungjawabkan. Analisis data saling berkaitan antara reduksi data, penyajian data dan penerikan kesimpulan.

37

BAB IV

GAMBARAN UMUM KECAMATAN NGAWEN

A. Letak Geografis

1. Peta Kecamatan Ngawen

Gambar IV. 1

Peta Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten

S u m b e r :

Kecamatan Ngawen Dalam Angka 2007

U

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Keadaan Geografi

Kecamatan Ngawen merupakan salah satu wilayah di kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah. Secara administratif, Kecamatan Ngawen mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kecamatan Jatinom dan Kecamatan Karanganom

b. Sebelah Timur : Kecamatan Ceper

c. Sebelah Selatan : Kecamatan Kebonarum dan Kecamatan Klaten Utara

d. Sebelah Barat : Kecamatan Karangnongko

Kecamatan Ngawen mempunyai suhu maksimum 32ºC dan suhu minimum 22ºC. Bentuk daratan adalah daratan berombak 100%. Kecamatan Ngawen terdiri dari 13 kelurahan/desa yaitu kelurahan Duwet, kelurahan Gatak, kelurahan Manjung, kelurahan Senden, kelurahan Ngawen, kelurahan Kahuman, kelurahan Kwaren, kelurahan Pepe, kelurahan Manjungan, kelurahan Tempursari, kelurahan Mayungan, kelurahan Candirejo dan kelurahan Drono.

3. Luas Wilayah

Luas wilayah kecamatan Ngawen adalah 1697,3 km². Perincian luas wilayah kecamatan Ngawen tampak dalam tabel sebagai berikut:

39

Tabel IV. 1

Luas Wilayah Kecamatan Ngawen

No. Desa Lahan sawah

(km²) Bukan lahan sawah (km²) Jumlah (km²) 1. Duwet 62,7 31,5 94,2 2. Gatak 71,1 35,3 107,0 3. Manjung 83,1 48,5 131,6 4. Senden 94,8 47,2 142,0 5. Ngawen 119,0 54,0 173,0 6. Kahuman 68,9 34,4 103,3 7. Kwaren 61,7 35,6 97,3 8. Pepe 99,0 40,2 139,2 9. Manjungan 82,9 26,9 109,8 10. Tempursari 105,5 39,0 144,5 11. Mayungan 77,9 50,3 128,2 12. Candirejo 120,2 59,8 180,0 13. Drono 106,6 40,6 147,2 Jumlah 1154,4 543,3 1697,7

Sumber: Kecamatan Ngawen Dalam Angka 2007

Dari keseluruhan wilayah kecamatan Ngawen, wilayah yang paling luas adalah wilayah/lahan persawahan yaitu seluas 1154,4 km². Lahan persawahaan tersebut ditanami padi dan jagung, sedangkan lahan bukan persawahaan terdiri dari bagunan dan halaman, tegal, kebun, dan ladang yaitu seluas 543,3 km². Dengan lahan persawahaan yang cukup luas menjadikan penduduk di kecamatan Ngawen sebagian besar hidup bergantung pada sektor pertanian, baik sebagai pemilik, penggarap maupun buruh tani. Jumlah pemilik lahan persawahaan, penggarap maupun buruh tani dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV.2

Status Petani Menurut Desa

No. Desa Pemilik

(orang) Penggarap (orang) Buruh tani (orang) Jumlah (orang) 1. Duwet 187 35 45 267 2. Gatak 248 46 62 356 3. Manjung 168 31 41 240 4. Senden 272 51 66 389 5. Ngawen 197 36 46 279 6. Kahuman 159 29 38 226 7. Kwaren 174 32 44 250 8. Pepe 195 36 47 278 9. Manjungan 109 20 27 156 10. Tempursari 214 40 51 305 11. Mayungan 262 49 64 375 12. Candirejo 164 30 40 234 13. Drono 188 35 47 270 Jumlah 2537 470 618 3625

Sumber: Kecamatan Ngawen Dalam Angka 2007

Dari tabel IV.2 dapat diketahui jumlah pemilik lahan persawahan di kecamatan Ngawen yaitu sebanyak 2537 orang, penggarap sebanyak 470 orang dan buruh tani sebanyak 618 orang.

B. Kelembagaan Desa dan Kependudukan

1. Kelembagaan Desa

Kelembagaan Desa merupakan lembaga yang berada di tingkat desa yang mengatur norma-norma dalam masyarakat dan membuat kumpulan masyarakat menjadi sebuah organisasi yang terstruktur. Di kecamatan Ngawen terdapat 4 jenis kelembagaan desa, diataranya adalah dukuh, RW, RT dan LKMD. Jumlah kelembagaan desa di kecamatan Ngawen dapat dilihat pada tabel berikut ini:

41

Tabel IV.3

Kelembagaan Desa

No. Desa Dukuh RW RT LKMD

1. Duwet 6 6 15 1 2. Gatak 6 6 17 1 3. Manjung 10 10 32 1 4. Senden 11 11 29 1 5. Ngawen 13 13 24 1 6. Kahuman 9 9 12 1 7. Kwaren 7 7 19 1 8. Pepe 10 10 17 1 9. Manjungan 8 8 26 1 10. Tempursari 11 11 22 1 11. Mayungan 10 10 35 1 12. Candirejo 13 13 31 1 13. Drono 8 8 47 1 Jumlah 122 122 326 13

Sumber: Kecamatan Ngawen Dalam Angka 2007

Dari tabel IV.3 dapat diketahui jumlah organisasi masyarakat/ kelembagaan desa terdapat 122 dukuh, 122 RW, 326 RT dan 13 LKMD.

2. Kependudukan

Jumlah penduduk di kecamatan Ngawen pada tahun 2007 tercatat sejumlah 44.338 jiwa, yang terdiri dari laki-laki berjumlah 21.956 jiwa dan perempuan berjumlah 22.382 jiwa dengan perincian sebagai berikut:

Tabel IV. 4

Jumlah Penduduk Menurut Desa dan Jenis Kelamin No. Desa Laki-laki

(jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa) 1. Duwet 994 1120 2114 2. Gatak 1161 1196 2357 3. Manjung 1579 1663 3242 4. Senden 1705 1890 3595 5. Ngawen 2326 2328 4654 6. Kahuman 1055 1029 2084 7. Kwaren 1365 1435 2800 8. Pepe 1694 1688 3382 9. Manjungan 1339 1266 2605 10. Tempursari 1686 1736 3422 11. Mayungan 2226 2299 4525 12. Candirejo 2370 2327 4697 13. Drono 2456 2405 4861 Jumlah 21956 22382 44338

43

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab V ini peneliti menguraikan pembahasan dari hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara. Wawancara dilakukan dengan pihak konsultan yaitu supervisor di tingkat kecamatan, team leader di tingkat desa/kelurahan dan KK penerima paket konversi. Wawancara tersebut berkaitan dengan kesesuaian proses pendataan penerima paket konversi, kesesuaian proses penyaluran paket konversi dan penggunaan paket konversi berupa gas sebagai substitusi minyak tanah di kecamatan Ngawen kabupaten Klaten.

A. Kesesuaian Proses Pendataan KK Penerima Paket Konversi

Proses pendataan KK penerima paket konversi dapat dikatakan sesuai apabila sesuai dengan petunjuk pelaksanaan (Juklak) konversi berkaitan dengan kriteria penerima paket konversi. Kriteria semua penerima paket konversi yaitu Ibu rumah tangga, usaha mikro dan penduduk musiman harus sesuai dengan kriteria penerima paket konversi yang ada pada petunjuk pelaksanaan konversi.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan supervisor, team leader dan penerima paket konversi berkaitan dengan kriteria penerima paket konversi di kecamatan Ngawen belum sesuai dengan petunjuk pelakasanaan konversi. Ketidaksesuaian ini dapat dilihat dari data yang diperoleh dari wawancara. Hasil wawancara tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel V. 1

Hasil Persentase Kesesuaian Proses Penerima Paket Konversi Untuk Ibu Rumah Tangga (164 KK)

Kesesuaian KK Penerima Paket Konversi No

Dalam Juklak Konversi Minyak Tanah Ke Gas Sesuai Dengan Juklak Konversi Tidak Sesuai Dengan Juklak Konversi

1. Penerima paket konversi adalah ibu rumah tangga yang tidak mempunyai pekerjaan

41,46% 58,53%

2. Penerima paket konversi mempunyai pengeluaran < Rp1.500.000,00/bulan

77,43% 22,56%

3. Penerima paket konversi adalah pengguna minyak tanah murni

80,48% 19,51% 4. Penerima paket konversi adalah

penduduk legal (mempunyai KTP dan KK)

100% 0

Jumlah (rata-rata) 74,84% 25,15%

Sumber: Hasil Penelitian Evaluasi Konversi, 2009

Pada tabel V.1 dapat diketahui bahwa 25,15% atau 41 ibu rumah tangga belum sesuai dengan kriteria penerima paket konversi dalam petunjuk pelaksanaan konversi dan 74,84% atau 123 ibu rumah tangga sudah sesuai dengan kriteria penerima paket konversi dalam petunjuk pelaksanaan konversi. Ibu rumah tangga yang berhak mendapatkan paket konversi sesuai dengan petunjuk pelaksanaan adalah ibu rumah tangga yang tidak mempunyai pekerjaan. Namun, dari hasil penelitian terdapat 58,53% atau 96 ibu rumah tangga mempunyai pekerjaan, sedangkan ibu rumah tangga yang benar-benar tidak mempunyai pekerjaan hanya sebanyak 41,46%. Team leader tetap memberikan paket konversi kepada ibu rumah tangga yang mempunyai pekerjaan karena ibu rumah tangga tersebut hanya bekerja sebagai buruh serabutan dan tidak tetap, yang bekerja hanya 2-4 hari dalam 1 minggu dan penghasilan yang didapatkan hanya sebagai

45

uang lelah saja yaitu antara Rp40.000,00 sampai Rp70.000,00 per minggu,

dengan penghasilan tersebut tentu hanya digunakan sebagai tambahan penghasilan ibu rumah tangga daripada tidak mempunyai penghasilan sama sekali. Sedangkan untuk ibu rumah tangga yang mempunyai pekerjaan adalah ibu rumah tangga yang bekerja penuh dan mempunyai penghasilan sesuai dengan UMR atau di atas UMR Klaten yaitu sebesar Rp607.000,00/bulan (Suara Merdeka, 2008).

Selanjutnya sesuai petunjuk pelaksanaan konversi pengeluaran ibu rumah tangga penerima paket konversi <Rp1.500.000,00/bulan. Dari hasil penelitian mendapatkan data 77,43% atau 127 ibu rumah tangga mempunyai pengeluaran <Rp1.500.000,00/bulan, ini menunjukkan sudah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan konversi, sedangkan masih terdapat 22,56% atau 37 ibu rumah tangga yang mempunyai pengeluaran >Rp1.500.000,00/bulan. Menurut team leader ibu rumah tangga yang mempunyai pengeluaran >Rp1.500.000,00/bulan tetap mendapatkan paket konversi karena ibu rumah tangga tersebut ada yang sudah tidak mempunyai suami dan ada ibu rumah tangga yang mempunyai banyak anak.

Kriteria ibu rumah tangga yang berhak mendapatkan paket konversi yang lain adalah pengguna minyak tanah murni. Terdapat 80,48% atau 132 ibu rumah tangga yang menggunakan minyak tanah murni untuk memasak dan 19,51% atau 32 ibu rumah tangga menyatakan tidak menggunakan minyak tanah murni untuk memasak. Ibu rumah tangga yang tidak menggunakan minyak tanah murni untuk memasak dikarenakan pada

saat tertentu ibu rumah tangga menggunakan kayu bakar dan serbuk gergaji untuk memasak. Kayu bakar tersebut tidak di beli tetapi diperoleh dari sekitar rumah, jadi dimanfaatkan. Menurut team leader ibu rumah tangga yang menggunakan kayu bakar dan serbuk gergaji juga berhak mendapatkan paket konversi dikarenakan ibu rumah tangga tidak dapat membeli minyak tanah yang harganya mahal.

Kriteria yang sesuai dengan petunjuk pelaksanaan konversi adalah ibu rumah tangga tersebut merupakan penduduk legal yang dibuktikan dengan KTP dan KK, kriteria ini sudah terpenuhi dari 164 ibu rumah tangga yang diteliti merupakan penduduk legal dengan KTP dan KK. Dari hasil wawancara dengan team leader dan KK penerima paket konversi menyatakan bahwa penduduk legal yang belum mempunyai KTP dan KK, disuruh membuat dengan dibantu oleh team leader.

Tabel V. 2

Hasil Persentase Kesesuaian Proses Penerima Paket Konversi Untuk Usaha Mikro (56 Usaha Mikro)

Kesesuaian Penerima Paket Konversi No.

Dalam Juklak Konversi Minyak Tanah Ke Gas

Sesuai Dengan Juklak Konversi

Tidak Sesuai Dengan Juklak Konversi

1. Usaha mikro merupakan pengguna minyak tanah murni

73,21% 26,78%

2. Usaha mikro merupakan penduduk legal (mempunyai KTP dan KK)

100% 0

3. Usaha mikro mempunyai surat keterangan usaha

0 100%

Jumlah (rata-rata) 57,14% 42,85%

47

Dari tabel V.2 dapat dilihat bahwa 42,85% atau 24 usaha mikro

belum memenuhi kriteria penerima paket konversi sesuai dengan petunjuk pelaksanaan konversi, tetapi 57,14% atau 32 usaha mikro sudah memenuhi kriteria penerima paket konversi sesuai dengan petunjuk pelaksanaan konversi. Usaha mikro yang ada di kecamatan Ngawen kabupaten Klaten antara lain, penjual nasi tumpang, penjual gorengan, penjual bakso, penjual soto, penjual mie ayam, penjual jamu dan penjual makanan ringan. Data yang didapat dari hasil wawancara akan diuraikan dibawah ini:

1. Usaha mikro merupakan pengguna minyak tanah

Usaha mikro yang memenuhi kriteria penerima paket konversi sesuai dengan petunjuk pelaksanaan konversi adalah usaha mikro yang menggunakan minyak tanah untuk melakukan usahanya. Data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 73,21% atau 41 usaha mikro menggunakan minyak tanah murni, sedangkan 26,78% atau 15 usaha mikro tidak menggunakan minyak tanah murni. Usaha mikro yang tidak menggunakan minyak tanah murni dikarenakan usaha mikro tersebut harus memasak macam-macam makanan jadi membutuhkan banyak kompor minyak tanah untuk memasak dan usaha mikro juga menggunakan kayu bakar serta arang untuk mempercepat proses memasak. Jadi, dalam pelaksanaannya team leader memberikan paket konversi kepada usaha mikro yang bukan pengguna minyak tanah murni, karena usaha mikro tersebut sebenarnya juga menggunakan minyak tanah jadi berhak mendapatkan paket konversi.

2. Usaha mikro merupakan penduduk legal

Usaha mikro harus memenuhi kriteria penerima paket konversi yang sesuai dengan petunjuk pelaksanaan konversi yaitu usaha mikro tersebut merupakan penduduk legal yang mempunyai KTP atau KK. Kriteria penerima paket konversi ini dapat dipenuhi semua, dari 56 usaha mikro tersebut merupakan penduduk legal yang mempunyai KTP dan KK.

3. Usaha mikro mempunyai surat keterangan usaha

Kriteria usaha mikro yang ketiga adalah usaha mikro harus mempunyai surat keterangan usaha. Dari hasil wawancara 100% usaha

Dokumen terkait