• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penghargaan Pegawai Negeri Sipil

Dalam dokumen MANAJEMEN KEPEGAWAIAN NEGARA12 (Halaman 42-46)

BAB III MANAJEMEN KEPEGAWAIAN NEGARA

H. Penghargaan Pegawai Negeri Sipil

Kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah menunjukkan kesetiaan atau berjasa terhadap negara atau yang telah menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya diberikan penghargaan yang berupa tanda jasa atau bentuk penghargaan lainnya. Perhargaan tersebut antara lain ditujukan untuk mendorong dan meningkatkan prestasi kerja serta untuk memupuk kesetiaan terhadap negara.

Penghargaan terhadap Pegawai Negeri Sipil dapat berupa tanda jasa, kenaikkan pangkat istimewa atau bentuk penghargaan lainnya seperti surat pujian, penghargaan yang berupa materiil dan lain-lain.

1. Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya

Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat, mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Oleh karena itu di dalam pemberian penghargaan terhadap setiap Pegawai Negeri Sipil atas kesetiaannya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah, serta pengabdian, kejujuran, kecakapan dan disiplin sehingga dapat dijadikan teladan bagi Pegawai Negeri Sipil lainnya. Penganugerahan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya

tidak dibedakan berdasarkan pangkat dan golongan, akan tetapi dibedakan menurut lamanya bekerja kepada Negara dan Pemerintah.

Ketentuan penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1994, dan ketentuan pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 02 Tahun 1995.

Satyalancana Karya Satya adalah Tanda Kehormatan yang dianugerahkan kepada Pegawai Negeri Sipil sebagai penghargaan atas jasa-jasanya terhadap negara. Dewan tanda-tanda kehormatan Republik Indonesia adalah Dewan yang mempunyai tugas memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam menetapkan penganugerahan dan pencabutan hak memakai tanda kehormatan.

Macam dan warna Satyalancana Karya Satya:

a. Satyalancana Karya Satya sepuluh tahun berwarna perunggu;

b. Satyalancana Karya Satya dua puluh tahun berwarna perak;

c. Satyalancana Karya Satya tiga puluh tahun berwarna emas.

Setiap penganugerahan Satyalancana Karya Satya ditetapkan dengan Keputusan Presiden setelah mendapat pertimbangan dari Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia,

dengan disertai Piagam Tanda Kehormatan yang ditandatangani oleh Presiden.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pegawai Negeri Sipil untuk mendapatkan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya adalah:

a. Dalam melaksanakan tugasnya telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran dan disiplin serta dapat dijadikan teladan;

b. Satyalancana Karya Satya sepuluh tahun, apabila telah bekerja secara terus menerus sekurangkurangnya 10 (sepuluh) tahun;

c. Satyalancana Karya Satya dua puluh tahun, apabila telah bekerja secara terus-menerus sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun;

d. Satyalancana Karya Satya tiga puluh tahun, apabila telah bekerja secara terus-menerus sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun;

e. Dalam masa bekerja secara terus-menerus Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Pencabutan Hak Memakai Satyalancana Karya Satya: a. Hak memakai Tanda Kehormatan Satyalancana Karya

Satya dicabut apabila Pegawai Negen Sipil yang

bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat berupa pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.

b. Pencabutan ditetapkan dengan Keputusan Presiden setelah mendapat pertimbangan dari Dewan Tanda-tanda Kehomatan Republik Indonesia, atas usul dari Pimpinan Intansi.

I.

Pendidikan dan Pelatihan PNS

Dalam rangka mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar- besarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil, dengan maksud agar terjamin keserasian pembinaan Pegawai Negeri Sipil. Pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jabatan meliputi kegiatan perencanaan, penganggaran, penentuan standar, pemberian akreditasi, penilaian dan pengawasan.

Pendidikan dan pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil, terutama untuk meningkatkan pengabdian, mutu keahlian, keterampilan, menciptakan pola pikir dan pengembangan metode kerja yang lebih baik serta dalam rangka pembinaan karier pegawai. Ketentuan tentang penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil, diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000. Sasaran penyelenggaraan

Pendidikan dan Pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil adalah untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan persyaratan masing-masing jabatan.

1. Tujuan Diklat Pegawai Negeri Sipil.

a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil dengan kebutuhan Instansi;

b. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai perubahan dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa; c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang

berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat;

d. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.

2. Jenis Diklat Pegawai Negeri Sipil.

a. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan (pre service training) adalah suatu pelatihan yang diberikan kepada Calon Pegawai Negeri Sipil dengan tujuan agar dapat terampil melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya;

b. Pendidikan dan Pelatihan dalam Jabatan (in service training) adalah suatu pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan dan keterampilan.

3. Jenjang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

a. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan merupakan syarat pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil menjadi Pegawai Negeri Sipil, yang terdiri dari:

1) Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan golongan I untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil golongan I;

2) Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil golongan II; 3) Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III

untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil golongan III. b. Pendidikan dan Pelatihan Dalam Jabatan yang selanjutnya

disebut sebagai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan dilaksanakan umtuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural, yang terdiri dari:

1) Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV, adalah untuk jabatan struktural eselon IV;

2) Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III, adalah untuk jabatan struktural eselon III;

3) Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II, adalah untuk jabatan struktural eselon II;

4) Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I, adalah untuk jabatan struktural eselon I.

c. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan yang sesuai dengan jenis dan janjang jabatan fungsional, yang ditetapkan oleh instansi pembina jabatan fungsional yang bersangkutan;

d. Pendidikan dan Pelatihan Tehnis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas Pegawai Negeri Sipil, dapat dilaksanakan secara berjenjang yang ditetapkan oleh instansi teknis yang bersangkutan.

4. Instansi Pengendali Pendidikan dan Pelatihan.

Adalah Badan Kepegawaian Negara yang secara fungsional bertanggungjawab atas pengembangan dan penetapan standar kompetensi jabatan dan pengawasan standar kompetensi serta pengendalian pemanfaatan lulusan pendidikan dan pelatihan. Pejabat pembina kepegawaian melakukan pemantauan dan penilaian secara periodik tertentu disesuaikan antara penempatan lulusan dengan jenis pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti serta melaporkan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara.

5. Instansi Pembina Pendidikan dan Pelatihan.

Adalah Lembaga Administrasi Negara yang secara fungsional bertanggungjawaban atas pengaturan, koordinasi dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang secara keseluruhan dilakukan melalui:

a. Penyusunan pedoman pendidikan dan pelatihan;

b. Bimbingan dan pengembangan kurikulum pendidikan dan pelatihan;

c. Bimbingan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;

d. Standardisasi dan akreditasi pendidikan dan pelatihan; e. Standarisasi dan akreditasi widyaiswara;

f. Pengembangan sistem informasi pendidikan dan pelatihan;

g. Pengawasan terhadap program penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.

h. Pemberian bantuan teknis melalui konsultasi, bimbingan ditempat kerja, kerjasama dalam pengembangan, penyelenggaraan dan evaluasi pendidikan dan pelatihan.

Pejabat pembina kepegawaian melakukan identifikasi jenis- jenis kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan instansinya, serta mengevaluasi penyelenggaraan dan kesesuaian pendidikan dan pelatihan dengan kompetensi jabatan serta melaporkan kepada Kepala Lembaga

Administrasi Negara.

Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dilakukan oleh instansi pembina jabatan fungsional dan berkoordinasi dengan instansi pembina, yang dilakukan melalui:

a. Penyusunan pedoman pendidikan dan pelatihan; b. Pengembangan kurikulum pendidikan dan pelatihan; c. Bimbingan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; d. Evaluasi pendidikan dan pelatihan.

Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Teknis dilakukan oleh instansi yang bersangkutan dan berkoordinasi dengan instansi pembina yang dilakukan melalui:

a. Penyusunan pedoman pendidikan dan pelatihan; b. Pengembangan kurikulum pendidikan dan pelatihan; c. Bimbingan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; d. Evaluasi pendidikan dan pelatihan.

Dalam dokumen MANAJEMEN KEPEGAWAIAN NEGARA12 (Halaman 42-46)

Dokumen terkait