• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Simpulan Dan Saran

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep .1 Teori Signal (Signaling Teory)

2.1.3 Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)

(Anderson dalam Zein, 2008:50) menyatakan bahwa penghindaran pajak adalah cara mengurangi pajak yang masih dalam batas ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan dapat dibenarkan, terutama melalui perencanaan pajak. Adanya keinginan dari wajib pajak untuk tidak memenuhi peraturan perpajakan menimbulkan adanya perlawanan pajak dari wajib pajak tersebut. Perlawanan terhadap pajak dapat dibedakan menjadi dua yaitu, perlawanan pasif dan perlawanan aktif (Adelina, 2012 dalam Darmawan dan Sukartha, 2014). Perlawanan pasif berupa hambatan yang mempersulit pemungutan pajak dan mempunyai hubungan erat dengan struktur ekonomi, sedangkan perlawanan aktif adalah semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada pemerintah (fiskus) dengan tujuan untuk menghindari pajak, namun tetap mematuhi ketentuan peraturan perpajakan seperti memanfaatkan pengecualian dan potongan yang diperkenankan maupun menunda pajak yang belum diatur dalam peraturan perpajakan yang berlaku (Heru, 1997 dalam Budiman dan Setiyono, 2012).

Tindakan penghindaran pajak tidak bebas dari biaya, beberapa biaya yang harus ditanggung yaitu pengorbanan waktu dan tenaga untuk melakukan penghindaran pajak serta adanya risiko jika penghindaran pajak terungkap. Risiko ini mulai dari yang dapat dilihat, yaitu bunga dan denda kemudian yang tidak terlihat, yaitu kehilangan reputasi perusahaan yang berakibat buruk bagi kelangsungan usaha

15

jangka panjang perusahaan (Armstrong et al., 2013, dalam Puspita, 2014). Ada pula risiko penghindaran pajak yang lain yaitu timbulnya masalah agensi. Ini timbul jika manajer memanfaatkan posisinya untuk mengalihkan sumber daya perusahaan untuk pribadinya, dimana manajer yang menggerakkan jalannya perusahaan termasuk menentukan tingkat penghindaran pajak yang akan dilakukan perusahaan (Puspita, 2014).

Penghindaran pajak adalah rekayasa “tax affairs” yang masih tetap berada dalam bingkai ketentuan perpajakan (lawful). Penghindaran pajak dapat terjadi di dalam bunyi ketentuan atau tertulis dalam undang-undang dan berada dalam jiwa dari undang-undang atau dapat juga terjadi dalam bunyi ketentuan undang-undang tetapi berlawanan dengan jiwa undang-undang. Komite urusan fiskal dari Organization for Economic Coorporation and Develpoment (OECD) menyebutkan ada tiga karakter penghindaran pajak sebagai berikut.

a) Adanya unsur artifisial dimana berbagai pengaturan seolah-olah terdapat di dalamnya padahal tidak, dan ini dilakukan kerena ketiadaan faktor pajak.

b) Skema semacam ini sering memanfaatkan loopholes dari undang-undang atau menerapkan ketentuan-ketentuan legal untuk berbagai tujuan, padahal bukan itu yang sebetulnya dimaksudkan oleh pembuat undang-undang.

c) Kerahasiaan juga sebagai bentuk dari skema ini dimana umumnya para konsultan menunjukkan alat atau cara untuk melakukan penghindaran pajak dengan syarat Wajib Pajak menjaga serahasia mungkin (Council of Executive Secretaries of Tax Organizations, 1991 dalam Suandy, 2011:7).

16

Strategi penghindaran pajak dapat memberikan hasil tertentu (misalnya, pendapatan bunga bebas pajak yang diperoleh dari obligasi daerah) atau hasil yang tidak pasti (misalnya, skema transfer pricing yang dirancang untuk menggeser laba dari pajak tinggi ke tingkat pajak rendah) dan besarnya beban pajak dapat bervariasi secara substansial di seluruh perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak (Hutchens dan Rego, 2013). Manfaat yang paling jelas dari penghindaran pajak adalah penghematan kas dari penghindaran pajak. Penghematan kas menyebabkan arus kas perusahaan meningkat yang menawarkan peluang untuk investasi lebih lanjut sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Kekayaan pemegang saham juga akan meningkat dengan dividen yang tinggi serta peningkatan nilai saham (Annuar et al., 2014).

Berbagai kegiatan penghindaran pajak yang dapat diambil oleh perusahaan, sehingga terdapat dua pandangan yang saling bertentangan tentang bagaimana penghindaran pajak memengaruhi nilai perusahaan. Dari satu perspektif, pemegang saham harus positif menghargai penghindaran pajak karena pengurangan pajak dapat meningkatkan kekayaan pemegang saham (Arrif dan Hashim, 2013). Saat ini sudah banyak cara dalam pengukuran tax avoidance. Setidaknya terdapat dua belas cara yang dapat digunakan dalam mengukur tax avoidance yang umumnya digunakan, dimana disajikan dalam Tabel 2.1 berikut.

17

Tabel 2.1 Tabel Pengukuran Penghindaran Pajak

Pengukuran Cara Perhitungan Keterangan GAAP ETR Worldwide total income tax expense

Worldwide total pre-tax accounting income

Total tax expense per

dollar of pre-tax income

Current ETR Worldwide current income tax expense Worldwide total pre-tax accounting income

Current tax ecpense per dollar of pre-tax book income

Cash ETR Worldwide cash taxes paid

Worldwide total pre-tax accounting income

Cash taxes paid per dollar of pre-tax book

income Long-run

Cash ETR

Worldwide cash taxes paid

Worldwide total pre-tax accounting income

Sum of cash taxes paid over n years divided by the sum of

pre-tax earning over n years

ETR

Differential

Statutory ETR – GAAP ETR The difference of between the statutory ETR and firm’s

GAAP ETR DTAX Error term form the following

regression : ETR differential x Pre-tax book income = a+bx Conttrol +e

The unexplained portion of the ETR differential

Total BTD Pre-tax book income – ((U.S CTE + Fgn CTE)/U.S STR) – (NOLt – NOLt-1))

The total difference between book and taxable income Temporary

BTD

Deffered tax expense/U.S STR The total difference between book and taxable income Abnormal

total BTD

Residual from BTD/Tait = βTAit + βmi A measure of unexplained total book-tax differences Unrecognized

tax benfefits

Disclosed amount post-FIN 48 Tax liability accrued for taxes not yet paid on uncertain

18 Tax shelter

Activity

Indicator variable for firms accused of engaging in a tax shelter

Firms identified via firm disclosure, the press, or IRS confidental data Marginal tax

Rate

Simulated marginal tax rate Present value of taxes

on an additional dollar of income Sumber : (Hanlon dan Heitzman, 2010 dalam Simarmata, 2014)

Long-Run Cash ETR

Long Run Cash ETR adalah pengukuran tax avoidance dalam jangka panjang yang merupakan pengembangan dari pengukuran dengan Cash ETR yang dikembangkan oleh Dyreng et al. (2008), yang kemudian menjadi jawaban atas keterbatasan GAAP ETR dalam menghitung tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan (Martani dan Chasbiandani, 2012). Berdasarkan permasalahan tersebut, Dyreng et al. (2008) mengembangkan pengukuran Tax Avoidance dengan menggunakan ukuran Long Run Cash ETR. Pengukuran ini dilakukan dalam jangka waktu yang lebih panjang yaitu selama 10 tahun. Cara yang digunakan adalah dengan menjumlahkan total cash tax paid dalam waktu 10 tahun, kemudian dibagi dengan total pre tax income dalam jangka waktu yang sama, dengan demikian pengukuran tersebut dapat menggambarkan kondisi ETR yang lebih mendekati biaya pajak perusahaan dalam jangka panjang (Simarmata, 2014).

19 2.1.4 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan menurut Rika dan Islahudin (2008:7) dalam (Retno dan Priantinah, 2012) didefinisikan sebagai nilai pasar. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris. Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public (Retno dan Priantinah, 2012).

Menurut Rahayu (2010) dalam Muliani,dkk. (2014) menyatakan bahwa nilai perusahaan adalah sebuah nilai untuk mengukur tingkat kualitas perusahaan dan sebuah nilai yang menerangkan seberapa besar tingkat kepentingan sebuah perusahaan di mata pelanggannya. Nilai perusahaan dapat mencerminkan nilai aset yang dimiliki perusahaan seperti surat-surat berharga. Saham merupakan salah satu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan, tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh kondisi emiten. Salah satu faktor yang memengaruhi harga saham adalah kemampuan perusahaan membayar dividen. Nilai perusahaan merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan atau dapat dikatakan nilai perusahaan

20

merupakan harga yang dibayar oleh calon pembeli jika perusahaan tersebut dijual (Utami, 2011). Perusahaan selalu mempertimbangkan kebutuhan pemegang saham dan rencana jangka panjang perusahaan untuk investasi atau kebijakan lain, serta membuat keputusan yang diperlukan untuk pengungkapan informasi pajak yang berhubungan dengan masalah pajak dalam rangka melaksanakan kebijakan lain dan mengurangi beban pajak untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan (Suzan et al., 2012 dalam Tarazi dan Hamidian, 2015).

Proksi untuk nilai perusahaan dalam penelitian ini peneliti digunakan metode Rasio Tobin’s Q yang dikembangkan oleh James Tobin (1967). Rasio ini dinilai dapat memberikan informasi yang paling baik, karena dapat menjelaskan berbagai fenomena dalam kegiatan perusahaan seperti terjadinya perbedaan crossectional dalam pengambilan keputusan investasi dan diversifikasi, hubungan antar kepemilikan saham manajemen dan nilai perusahaan. Semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004 dalam Simarmata, 2014).

Sesuai pernyataan tersebut dengan menggunakan rasio-Q, dimana jika rasio-Q di atas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi sehingga akan menarik munculnya investasi baru, sedangkan jika rasio-Q dibawah satu

Dokumen terkait