• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penghitungan Persentase terhadap Kandungan Antioksidan Cu,Zn-SOD di Jaringan Ginjal Tikus Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Penghitungan Persentase terhadap Kandungan Antioksidan Cu,Zn-SOD di Jaringan Ginjal Tikus Percobaan

Profil kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD di jaringan ginjal tikus percobaan juga ditunjukkan dengan penghitungan persentase jumlah inti sel tubuli renalis yang memberikan reaksi positif dan negatif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD (Gambar 10).

Gambar 10 Persentase jumlah inti sel tubuli renalis yang bereaksi positif (+) dan negatif (-) terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD.

0 20 40 60 80 100 T1 A T1 B T1 C T1 D T1 E T1 F T2 A T2 B T2 C T2 D T2 E T2 F T3 A T3 B T3 C T3 D T3 E T3 F (+) (-) Kelompok Perlakuan

Terminasi hari ke-22 Terminasi hari ke-15

-14

Terminasi hari ke-8hari ke-7 % J u m l a h

Dari hasil penghitungan persentase jumlah inti sel tubuli renalis yang memberikan reaksi positif dan negatif terhadap kandungan antioksidan SOD, diketahui bahwa pada terminasi hari ke-8 kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD paling tinggi ditunjukkan oleh kelompok perlakuan L. fermentum + EPEC. Tingginya kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD pada kelompok perlakuan L.

fermentum + EPEC terlihat dari persentase jumlah inti sel yang bereaksi positif

terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD paling tinggi (96.4%) dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya. Tingginya kandungan Cu,Zn-SOD ini terlihat pula dari persentase jumlah inti sel yang bereaksi negatif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD paling rendah (3.6%) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kelompok perlakuan dengan kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD tertinggi kedua terlihat pada kelompok perlakuan L. fermentum. Kelompok perlakuan L. fermentum menunjukkan persentase jumlah inti sel yang bereaksi positif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD yaitu 95.3% dan persentase jumlah inti sel yang yang bereaksi negatif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD yaitu 4.7%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian L. fermentum selama satu minggu mampu meningkatkan kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD di jaringan ginjal tikus.

Pada terminasi hari ke-8 juga diketahui bahwa kelompok perlakuan L.

plantarum, L. plantarum + EPEC, kontrol positif, dan kontrol negatif

memperlihatkan kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD yang relatif sama. Persentase jumlah inti sel yang bereaksi positif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD pada kelompok perlakuan L. plantarum, L. plantarum + EPEC, kontrol positif dan kontrol negatif yaitu 95%, 94.4%, 91.6%, dan 89.2%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian L. plantarum selama satu minggu belum mampu meningkatkan kandungan antioksidan di jaringan ginjal tikus. Pada terminasi hari ke-8 ini kelompok perlakuan L. fermentum + EPEC, L. plantarum + EPEC, dan kontrol positif belum dipapar EPEC.

Pada terminasi hari ke-15, kelompok perlakuan L. fermentum menunjukkan kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD paling tinggi dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya. Sedangkan kelompok perlakuan L.

yang relatif sama dan lebih rendah dari kelompok perlakuan L. fermentum. Hal ini terlihat dari persentase jumlah inti sel yang bereaksi positif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD pada kelompok perlakuan L. fermentum paling tinggi (95.2%) dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya, sedangkan persentase jumlah inti sel yang bereaksi positif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD pada kelompok perlakuan L. plantarum dan kontrol negatif yaitu 90.3% dan 89.9%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian L. fermentum selama dua minggu mampu meningkatkan kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD di jaringan ginjal tikus, sedangkan pemberian L. plantarum selama dua minggu belum mampu meningkatkan kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD di jaringan ginjal tikus.

Pada terminasi hari ke-15 ini, juga dapat dilihat bahwa kelompok perlakuan L. fermentum + EPEC menunjukkan kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok perlakuan L. plantarum + EPEC. Sedangkan kelompok perlakuan L. plantarum + EPEC dan kontrol positif menunjukkan kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD yang relatif sama, dan lebih rendah dari kelompok perlakuan L. fermentum + EPEC. Persentase jumlah inti sel yang bereaksi positif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD pada kelompok perlakuan L. fermentum + EPEC yaitu 70.6%, sedangkan persentase jumlah inti sel yang bereaksi positif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD pada kelompok perlakuan L. plantarum + EPEC relatif sama dengan kelompok perlakuan kontrol positif yaitu 54.2% dan 52.2%. Kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD juga dapat dilihat dari persentase jumlah inti sel yang bereaksi negatif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD pada kelompok perlakuan L.

fermentum + EPEC yaitu 29.4% dan kelompok perlakuan L. plantarum + EPEC

yang relatif sama dengan kelompok perlakuan kontrol positif yaitu 45.8% dan 47.8%. Kelompok perlakuan L. fermentum + EPEC, L. plantarum + EPEC, dan kontrol positif merupakan kelompok perlakuan yang telah seminggu dipapar EPEC. Paparan EPEC menyebabkan peningkatan radikal bebas sehingga antioksidan yang digunakan untuk menetralisir radikal bebas tersebut lebih banyak. Oleh karena itu, kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD di jaringan ginjal menjadi rendah. Selain itu, kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD pada kelompok perlakuan L. fermentum + EPEC yang lebih tinggi dari kandungan antioksidan

Cu,Zn-SOD pada kelompok perlakuan L. plantarum + EPEC menunjukkan bahwa

L. fermentum lebih baik dari pada L. plantarum dalam hal kemampuan melawan

EPEC dan mempertahankan kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD di jaringan ginjal tikus.

Pada terminasi hari ke-22, kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD yang paling tinggi masih ditunjukkan oleh kelompok perlakuan L. fermentum, terlihat dari persentase jumlah inti sel yang bereaksi positif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD paling tinggi (96.6%) dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya. Kelompok perlakuan L. plantarum menunjukkan kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD yang relatif sama dengan kontrol negatif, terlihat dari persentase jumlah inti sel yang bereaksi positif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD pada kelompok perlakuan L. plantarum dan kontrol negatif yaitu 90.9% dan 90.6%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian L. fermentum selama tiga minggu masih mampu meningkatkan kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD di jaringan ginjal tikus, sedangkan pemberian L. plantarum selama tiga minggu belum mampu meningkatkan kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD di jaringan ginjal tikus. Kelompok perlakuan L. fermentum + EPEC menunjukkan kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok perlakuan L. plantarum + EPEC. Sedangkan kelompok perlakuan L. plantarum + EPEC dan kontrol positif menunjukkan kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD yang relatif sama, dan lebih rendah dari kelompok perlakuan L. fermentum + EPEC. Persentase jumlah inti sel yang bereaksi positif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD pada kelompok perlakuan L. fermentum + EPEC yaitu 88.9%, sedangkan persentase jumlah inti sel yang bereaksi positif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD pada kelompok perlakuan L. plantarum + EPEC relatif sama dengan kelompok perlakuan kontrol positif yaitu 74.8% dan 76.7%. Kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD juga dapat dilihat dari persentase jumlah inti sel yang bereaksi negatif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD pada kelompok perlakuan L. fermentum + EPEC yaitu 11.1% dan kelompok perlakuan

L. plantarum + EPEC yang relatif sama dengan kelompok perlakuan kontrol

positif yaitu 25.2% dan 23.3%. Hal ini menunjukkan bahwa satu minggu pasca pemberian EPEC, EPEC belum tereliminasi dari tubuh sehingga antioksidan

masih dibutuhkan untuk menetralisir radikal bebas yang dihasilkan EPEC. Oleh karena itu, kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD di jaringan ginjal masih rendah. Selain itu, kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD pada kelompok perlakuan L.

fermentum + EPEC yang lebih tinggi dari kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD

pada kelompok perlakuan L. plantarum + EPEC menunjukkan bahwa L.

fermentum lebih baik dari pada L. plantarum dalam hal kemampuan melawan

EPEC dan mempertahankan kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD di jaringan ginjal tikus.

Dari hasil penghitungan persentase jumlah inti sel tubuli renalis yang bereaksi positif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD dapat dilihat bahwa kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD pada kelompok perlakuan L. fermentum + EPEC, L. plantarum + EPEC dan kontrol positif terminasi hari ke-22 lebih tinggi dibandingkan dengan terminasi hari ke-15. Hal ini juga terlihat dari lebih rendahnya persentase jumlah inti sel yang bereaksi negatif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD pada kelompok perlakuan L. fermentum + EPEC, L.

plantarum + EPEC dan kontrol positif terminasi hari ke-22. Peningkatan

kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD ini mungkin terjadi karena walaupun pada terminasi hari ke-22 EPEC masih belum sepenuhnya tereliminasi dalam tubuh namun efek patogenisitasnya telah berkurang sehingga antioksidan yang dibutuhkan untuk menetralisir radikal bebas yang diakibatkan hadirnya EPEC tidak sebanyak pada terminasi hari ke-15.

BAB V